Kamis, 09 Agustus 2012

MASTITIS DALAM MASA MENYUSUI


MASTITIS DALAM MASA MENYUSUI

1.      Pendahuluan
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Kesehatan ibu hamil dan menyusui adalah persyaratan penting untuk fungsi optimal dan perkembangan kedua bagian unit itu. Dalam menanti kelahiran bayi, si Ibu harus menyiapkan terlebih dahulu keadaan psikologinya dalam menghadapi bayinya nanti, terutama dalam hal menyusui bayi.
2.      MASTITIS atau BENGKAK PAYUDARA
a.       Pengertian
 Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Mastitis ditandai dengan peningkatan jumlah sel di dalam air susu, perubahan fisik maupun susunan air susu dan disertai atau tanpa disertai perubahan patologis atau kelenjarnya sendiri (Subronto, 2003). Di Indonesia, kasus mastitis masih banyak terjadi, terutama pada peternakan kecil yang kurang memperhatikan kondisi kandang maupun tingkat kebersihannya.
Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma atau payudara, terutama pada primipara yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah (Prawirohadjo, 2005 : 701). Mastitis adalah reaksi sistematik seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu (Masjoer, 2001 : 324). Pada kasus mastitis ini biasanya tidak segera ditangani, jika mastitis tidak segera ditangani menyebabkan abses payudara yang biasa pecah kepermukaan kulit dan akan menimbulkan borok yang besar.
Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
b.      Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang dirasakan adalah sebagai berikut :
  1. Payudara bengkak, nyeri pada seluruh payudara, terlihat membesar
  2. Kemerahan pada seluruh payudara
  3. Payudara teraba keras dan benjol-benjol
  4. Merasa lesu dan suhu badan meningkat lebih dari 38°C
c.       Penyebab
Penyebab terjadinya mastitis adalah sebagai berikut :
  1. Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
  2. Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk menyebabkan infeksi mastitis
  3. Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
  4. Bra yang terlalu ketat.
  5. Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi anemia akan mudah terkena infeksi.

d.      Pencegahan
Tips untuk mencegah dan menangani mastitis atau bengkak payudara
Cara mencegah mastitis atau bengkak payudara :
  1. Keluarkan kelebihan ASI dengan segera. ASI yang tidak dikeluarkan akan menumpuk dan menimbulkan penyumbatan di dalam payudara yang dapat berujung peradangan.
  2. Susui bayi sesering mungkin dan jangan memperpanjang jarak antar tiap waktu menyusui.
  3. Jika payudara sudah terasa penuh ASI, bujuklah bayi untuk menyusui. Anda tidak perlu menunggu sampai si kecil merasa lapar.
Cara mengatasi mastitis atau bengkak payudara:
  1. Istirahat. Istirahat akan menghilangkan stres dan meningkatkan kekebalan tubuh Anda kembali.
  2. Kompres payudara. Secara bergantian, kompres payudara Anda dengan kompres hangat dan dingin. Kompres dingin menghilangkan rasa nyeri, sedangkan kompres panas membantu memerangi peradangan.
  3. Pijat daerah yang sakit. Pemijatan akan meningkatkan sirkulasi, mengurangi penyumbatan payudara serta membantu meningkatkan faktor imunitas di payudara. Pijatlah payudara Anda sambil mandi air hangat atau berendam air hangat.
  4. Jangan berhenti menyusui meskipun payudara meradang. Penghentian ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi kuman penyakit pada payudara yang dapat berlanjut menjadi abses payudara (payudara bernanah).
  5. Susuilah lebih sering di payudara yang meradang .
    • Susuilah payudara yang meradang sampai kosong, karena apabila ada yang tersisa akan lebih mudah terinfeksi lagi.
    • Sebaiknya langsung susui bayi (jangan dipompa), kecuali jika terpaksa karena bayi menolak menyusu, keluarkan ASI dengan tangan atau dipompa.
    • Mulailah menyusui dengan payudara yang sehat, setelah itu baru ganti ke payudara yang sakit. Cara ini akan mengurangi nyeri saat menyusu.
  1. Apabila bayi Anda menolak untuk menyusu pada payudara yang meradang, ini dapat disebabkan karena peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar sodium (garam) pada ASI sehingga rasanya jadi asin. Kebanyakan bayi tidak menyadari rasa asin ini, tetapi ada bayi yang menolak untuk meminumnya. Apabila bayi Anda menolak, mulailah menyusui dari payudara yang sehat, baru selanjutnya tukar ke payudara yang meradang.
  2. Apabila peradangan terus berlanjut, segeralah periksa ke dokter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar