MASTITIS DALAM
MASA MENYUSUI
1.
Pendahuluan
Kehamilan,
persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan oleh
wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan aman. Selama masa
kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Kesehatan ibu
hamil dan menyusui adalah persyaratan penting untuk fungsi optimal dan
perkembangan kedua bagian unit itu. Dalam menanti kelahiran bayi, si Ibu harus
menyiapkan terlebih dahulu keadaan psikologinya dalam menghadapi bayinya nanti,
terutama dalam hal menyusui bayi.
2. MASTITIS
atau BENGKAK PAYUDARA
a. Pengertian
Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat
disertai atau tidak disertai infeksi. Mastitis ditandai dengan peningkatan
jumlah sel di dalam air susu, perubahan fisik maupun susunan air susu dan
disertai atau tanpa disertai perubahan patologis atau kelenjarnya sendiri
(Subronto, 2003). Di Indonesia, kasus mastitis masih banyak terjadi, terutama
pada peternakan kecil yang kurang memperhatikan kondisi kandang maupun tingkat
kebersihannya.
Mastitis
adalah infeksi peradangan pada mamma atau payudara, terutama pada primipara
yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui
luka pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran
darah (Prawirohadjo, 2005 : 701). Mastitis adalah reaksi sistematik seperti
demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan
saluran air susu (Masjoer, 2001 : 324). Pada kasus mastitis ini biasanya tidak
segera ditangani, jika mastitis tidak segera ditangani menyebabkan abses
payudara yang biasa pecah kepermukaan kulit dan akan menimbulkan borok yang
besar.
Pada
mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras,
nyeri, kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi
borok disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan
suhu badan naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka
pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
b.
Tanda
dan Gejala
Tanda dan gejala yang dirasakan
adalah sebagai berikut :
- Payudara
bengkak, nyeri pada seluruh payudara, terlihat membesar
- Kemerahan
pada seluruh payudara
- Payudara
teraba keras dan benjol-benjol
- Merasa
lesu dan suhu badan meningkat lebih dari 38°C
c.
Penyebab
Penyebab terjadinya mastitis adalah
sebagai berikut :
- Bayi
tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan
menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
- Lecet
pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk
menyebabkan infeksi mastitis
- Personal
higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
- Bra yang terlalu ketat.
- Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi
anemia akan mudah terkena infeksi.
d. Pencegahan
Tips untuk
mencegah dan menangani mastitis atau bengkak payudara
Cara
mencegah mastitis atau bengkak payudara :
- Keluarkan kelebihan ASI dengan
segera. ASI yang tidak dikeluarkan akan menumpuk dan menimbulkan
penyumbatan di dalam payudara yang dapat berujung peradangan.
- Susui bayi sesering mungkin dan
jangan memperpanjang jarak antar tiap waktu menyusui.
- Jika payudara sudah terasa
penuh ASI, bujuklah bayi untuk menyusui. Anda tidak perlu menunggu sampai
si kecil merasa lapar.
Cara mengatasi mastitis atau bengkak payudara:
- Istirahat. Istirahat akan
menghilangkan stres dan meningkatkan kekebalan tubuh Anda kembali.
- Kompres payudara. Secara
bergantian, kompres payudara Anda dengan kompres hangat dan dingin.
Kompres dingin menghilangkan rasa nyeri, sedangkan kompres panas membantu
memerangi peradangan.
- Pijat daerah yang sakit.
Pemijatan akan meningkatkan sirkulasi, mengurangi penyumbatan payudara
serta membantu meningkatkan faktor imunitas di payudara. Pijatlah payudara
Anda sambil mandi air hangat atau berendam air hangat.
- Jangan berhenti menyusui
meskipun payudara meradang. Penghentian ini dapat menyebabkan terjadinya
infeksi kuman penyakit pada payudara yang dapat berlanjut menjadi abses
payudara (payudara bernanah).
- Susuilah lebih sering di payudara
yang meradang .
- Susuilah payudara yang
meradang sampai kosong, karena apabila ada yang tersisa akan lebih mudah
terinfeksi lagi.
- Sebaiknya langsung susui bayi
(jangan dipompa), kecuali jika terpaksa karena bayi menolak menyusu,
keluarkan ASI dengan tangan atau dipompa.
- Mulailah menyusui dengan
payudara yang sehat, setelah itu baru ganti ke payudara yang sakit. Cara
ini akan mengurangi nyeri saat menyusu.
- Apabila bayi Anda menolak untuk
menyusu pada payudara yang meradang, ini dapat disebabkan karena
peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar sodium (garam) pada ASI
sehingga rasanya jadi asin. Kebanyakan bayi tidak menyadari rasa asin ini,
tetapi ada bayi yang menolak untuk meminumnya. Apabila bayi Anda menolak,
mulailah menyusui dari payudara yang sehat, baru selanjutnya tukar ke
payudara yang meradang.
- Apabila peradangan terus
berlanjut, segeralah periksa ke dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar