Rabu, 25 Maret 2020

METODE DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN

METODE DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN
DR. Safrudin, SKM, M.Kes.

A.  MEDIA PROMOSI KESEHATAN DAN JENIS-JENISNYA
Kata “media” berasal dari Bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara, atau pengantar. Secara harfiah dalam Bahasa Arab, media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa, atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi. Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku kearah positif terhadap kesehatan (Soekidjo, 2005).
Penyuluhan adalah proses penyebarluasan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi maupun seni. Sehingga media penyuluhan memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut :
1.       Media penyuluhan adalah semua sarana dan alat yang digunakan dalam proses penyampaian pesan.
2.       Media penyuluhan adalah wahana untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian/minat.
3.       Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan.

Berdasarkan definisi diatas dapat dipahami bahwa media sangat penting peranannya dalam pelaksanaan penyuluhan kesehatan, karena:
1.       Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
2.       Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
3.       Media dapat memperjelas informasi.
4.       Media dapat mempermudah pengertian
5.       Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
6.       Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
7.       Media dapat memperlancar komunikasi.

2.1.1 Penggolongan Media Kesehatan
Media dapat digolongkan menjadi dua, berdasarkan bentuk umum penggunaan dan berdasarkan produksi.
1.      Berdasarkan Bentuk Umum Penggunaan :
a.       Bahan Bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, leaflet majalah, bulletin, tabloid, dan lain-lain.
b.      Bahan Peragaan: Poster tunggal, poster seri, flip chart, transparasi, slide, film, dan lain-lain.
2.      Berdasarkan Cara Produksi :
a.       Media Cetak
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet,brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamphlet. Fungsi utamanya adalah memberi informasi dan menghibur.
Kelebihan yang dimiliki media cetak Antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energy listrik, dapat dibawa, mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat menstimulasi efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat.
b.      Media Elektronik
Media elektronik yaitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat, didengar, dan dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contohnya televise, radio, film, kaset, CD, VCD, DVD, slide show, CD interaktif, dan lain-lain.
Kelebihan media elektronik antara lain sudah dikenal masyarakat, melibatkan semua pancaindera, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relative lebih besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat diskusi. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, memerlukan energy listrik, diperlukan alat canggih dalam proses produksi, perlu persiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu keterampilan dalam pengoperasian.
c.       Media Luar Ruangan
Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar ruang secara umum melalui medua cetak dan elektronik secara statis. Contohnya papan reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar, dan lain-lain.
Kelebihan media luar ruang di antaranya sebagai informasi umum dan hiburan, melibatkan semua pancaindera, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relative lebih luas. Kelemahannya yaitu biaya atau alat canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan.
Image result for contoh promosi kesehatan dalam bentuk modul
Contoh Modul
Image result for buku rujukan promkesImage result for buku rujukan promkes
Contoh Buku Rujukan / Bacaan
Image result for leaflet promkes
Contoh Leaflet
Image result for bulletin prmkes
Contoh Bulletin
Image result for tabloid promkes
Contoh Tabloid
Image result for poster seri tentang asihttp://promkes.kemkes.go.id/imagex/content/22-poster_ayo-bergerak_70x100cm.png
Contoh Poster
Image result for flip chart promkes
Contoh Flip Chart
Image result for reklame prmkes
Contoh Papan Reklame
Related image
Contoh Bill Board
2.1.2 Jenis atau Macam Media
Dalam penyuluhan kesehatan dikenal beberapa alat bantu peraga yang sering digunakan atau disebut juga AVA (Audio Visual Aids). Alat peraga ini kegunaannya tak lain adalah untuk lebih memudahkan kedua belah pihak dalam kegiatan penyuluhan, yakni pihak yang meyuluh dan pihak yang disuluh. Alat-alat peraga dapat dibagi dalam empat kelompok besar :
1.      Benda asli
Benda asli adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis ini merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal serta mempunyai bentuk atau ukuran yang tepat.
Kelamahan alat peraga ini tidak selalu mudah dibawa kemana-mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam alat peraga, Antara lain benda sesungguhnya (tinja di kebun, lalat diatas tinja, dan lain-lain), specimen (benda yang telah diawetkan seperti cacing dalam botol pengawet dan lain-lain), sampel (contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit, dan lain-lain).
2.      Benda tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan bida digunakan sebaga media atau alat peraga dalam promosi kesehatan karena benda asli mungkin digunakan (missal, ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain.
Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastic, dan lain-lain).
3.      Gambar/media grafis
Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Gambar grafis adalah penyajian visual (menenkankan persepsi indera pengelihatan) dengan penyajian dua dimensi. Media grafis tidak termasuk media elektronik. Yang termasuk dalam media grafis Antara lain poster, leaflet, reklame, billboard, spanduk, gambar karikatur, lukisan, dan lain-lain.



2.2  CARA PEMBUATAN MEDIA
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan foto dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu ide atau gagasan yang tergantung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran. Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan, antara lain:
1.      Dapat menghindari kesalahan pengertian/pemahaman atau salah tafsir
2.      Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap
3.      Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan
4.      Dapat menarik serta memusatkan perhatian
5.      Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan

2.2.1 Langkah-Langkah Penetapan Media
Langkah–langkah dalam merancang pengembangan media promosi kesehatan adalah sebagai berikut:
1.      Menetapkan Tujuan.
Tujuan harus realistis, jelas, dan dapat diukur. Berapa banyak sasaran, sebarapa banyak perubahan, berapa lama dan dimana pengukuran dilakukan. Penetapan tujuan merupakan dasar untuk merancang media promosi dan merancang evaluasi.
2.      Menetapkan Segmentasi Sasaran.
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan dianggap sagat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya Antara lain memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, memberikan kepuasan pada masing-masing segmen, menentukan ketersediaan jumlah dan jangkauan produk, serta menghitung jenis dan penempatan media.
3.      Memposisikan Pesan (Positioning).
Memposisikan pesan adalah proses atau upaya menempatkan suatu produk perusahaan, individu atau apa saja ke dalam alam pikiran sasaran atau konsumennya. Positioning membentuk citra.  
4.      Menentukan Strategi Positioning.
Identifikasi para pesaing, termasuk persepsi konsumen, menentukan posisi pesaing, menganalisis preferensi khalayak sasaran, menentukan posisi merek produk sendiri, serta mengikuti perkembangan posisi.
5.      Memilih Media Promosi Kesehatan.
Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran. Media yang dipilih harus memberikan harus memberikan dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan yang berbeda. Penggunaan beberapa media secara serempak akan meningkatkan cakupan, frekuensi, dan efektivitas pesan.

2.2.2 Pesan dalam Media
Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang sesuai untuj sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif. Oleh karena itu, pesan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1.      Memfokuskan Perhatian pada Pesan (Command Attention)
Ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan dikembangkan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan sasaran dan mereka akan mudah melupakan pesan tersebut.
2.      Mengklarifikasi Pesan (Clarify The Message)
Pesan haruslah mudah, sederhana, dan jelas. Pesan yang efektif harus memberikan informasi yang relevan dan baru bagi sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan tersebut gagal.
3.      Menciptakan Kepercayaan (Create Trust)
Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Misalnya, masyarakat percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun terjngkau atau mudah didapat didekat tempat tinggalnya.
4.      Mengkomunikasikan Keuntungan (Communicate A Benefit)
Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Misalnya, sasaran termotivasi membuat jamban karena mereka akan memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak akan kena penyakit diare.
5.      Memastikan Konsistensi (Consistency)
Pesan harus konsisten, artinya bahwa makna pesan akan tetap sama walaupun disampaikan melalui media yang berbeda secara berulang. Misalnya, poster, stiker, dan lain-lain.
6.      Cater to The Heart and Head
Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif tidak hanya sekadar memberi alasa teknis semata, tetapi juga harus menyentuh nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan nyata.
7.      Call to Action
Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak sesuatu bisa dalam bentuk motivasi ke arah suatu tujuan. Contohnya, “Ayo, buang aie besar di jamban agar tetap sehat”.

2.2.3 Imbauan dalam Pesan
Dalam media promosi, pesan dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain atau menghimbau sasaran agar mereka menerima dan melaksanaan gagasan kita.
1.      Imbauan Rasional
Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk rasional. Contoh pesan, “Datanglah ke posyandu untuk imunisasi anak Anda. Imunisasi melindungi anak dari penyakit berbahaya”. Para ibu mengerti isi pesan tersebut, namun kadang tidak bertindak karena keraguan.
2.      Imbauan Emosional
Kebanyakan perilaku manusia, terutama kaum ibu, lebih berdasar pada emosi daripada hasil pemikiran rasional. Beberapa hal menunjukkan bahwa pesan dengan menggunakan imbauan emosional lebih berhasil disbanding dengan imbauan dengan Bahasa rasional. Contoh: “Diare penyakit berbahaya, merupakan penyebab kematian bayi. Cegahlah engan STOP BAB sembarangan:. Kombinasi hubungan gagasan dengan unsur visual dan nonverbal dalam poster, misalnya dengan gambar anak balita sakit, kemudia tertera pesan, “Lindungi anak Anda”.
3.      Imbauan Ketakutan
Hati-hati dengan menggunakan imbauan dengan pesan yang menimbulkan ketakutan. Pesan ini akan efektif bila digunakan pada orang yang memiliki tingkat kecemasan tinggi. Namun, sebagian orang yang mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut dengan imbauan semacam ini.
4.      Imbauan Ganjaran
Pesan dengan imbauan ganjaran dimaksudkan menjadikan sesuatu yang diperlukan dan diinginkan oleh para penerima pesan. Teknik semacam ini cukup masuk akal karena pada kenyataannya orang akan lebih banyak mengubah perilakunya bila akan memperoleh imbauan (terutana mater) yang cukup.
5.      Imbauan Motivasional
Pesan ini dengan menggunakan Bahasa imbauan motivasi yang menyentuh sisi internal penerima pesan. Manusia dapat digerakkan, lewat dorongan kebutuhan biologis seperti lapar, haus, keselamatan, tetapi juga lewat dorongan psikologis seperti kasi sayang, keagamaan, prestasi, dan lain-lain.

2.2.4 Beberapa Media Grafis
Media grafis adalah penyajian visua dimensi yang dibuat berdasarkan unsur dan prinsip rancangan gambar dan sangat bermanfaat. Media grafis sangat efektif sebagai media penyampai pesan.
1.      Poster
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit kata-ata. Poster merupakan pesan singkat dalam bentukgambar dengan tujuan mempengaruhi seseorang agar tertarik atau bertindak pada sesuatu. Makna kata-kata dalam poster harus jelas dan tepat serta dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih enam meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau foto.
Berdasarkan isi pesan, poster dapat disebut sebagai thematic poster, tactical poster, dan practical poster. Thematic poster yaitu poster yang menerangkan apa dan mengapa, tactical poster menjawab kapan dan dimana, sedangkan practical poster menerangkan siapa, untuk siapa, apa, mengapa, dan dimana.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poster :
1.      Dibuat dalam letak tata letak yang menarik, misal besarnya huruf, gambar, dan warna yang mencolok;
2.      Dapat dibaca (eye catcher) orang yang lewat;
3.      Kata-kata tidak lebih dari tujuh kata;
4.      Menggunakan kata yang provokatif, sehingga menarik perhatian;
5.      Dapat dibaca dari jarak enam meter;
6.      Harus dapat menggugah emosi, missal dengan menggunakan factor iri, bangga, dan lain-lain;
7.      Ukuran yang besar: 50x70 cm, kecil: 35x50 cm.
Dimana tempat pemasangan poster :
1.      Poster biasanya dipasang di tempat-tempat umum dimana orang sering berkumpul, seperti halte bus, dekat pasar , dekat warung/toko;
2.      Persimpangan jalan desa, kantor keluraha, balai desa, posyandu, dan lain-lain.
Kegunaan poster :
1.      Memberikan peringatan, misalnya tentang selalu mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum makan;
2.      Memberikan informasi, misalnya tentang pengolahan air di rumah tangga;
3.      Memberikan anjuran, misalnya pentingnya mencuci makanan mentah dan buah-buahan dengan air bersih sebelum dimakan;
4.      Mengingatkan kembali, misalnya cara mencuci tangan yang benar;
5.      Memberikan informasi tentang dampak, misalnya informasi tentang dampak dari buang air besar (BAB) di jamban.
Keuntungan poster :
1.      Mudah dibuat;
2.      Singkat waktu dalam pembuatannya;
3.      Murah;
4.      Dapat menjangkau orang banyak;
5.      Mudah menggugah oaring banyak untuk berpartisipasi;
6.      Bisa dibawa kemana-mana;
7.      Banyak variasi.
Cara pembuatan poster :
1.      Pilih subjek yang akan dijadikan topik, missal kesehatan lingkungan, sanitasi, PHBS, dan lain-lain;
2.      Pilih satu pesan kesehatan yang terkait, missal keluarga yang menggunakan jamban untuk BAB;
3.      Gambarkan pesan tersebut dalam gambar;
4.      Pesan dibuat mencolok, singkat, cukup besar, dan dapat dilihat pada jarak enam meter, misalnya: “Srop buang air besar sembarangan!”;
5.      Buat dalam warna yang kontras sehingga jelas terbaca, missal kombinasi warna yang tidak bertabrakan yaitu biru tua-merah, hitam-kuning, merah-kuning, biru tua-biru muda;
6.      Hindarkan tambahan-tambahanyang tidak perlu;
7.      Gambar dapat sederhana;
8.      Perhatikan jarak huruf, bentuk, dan ukuran;
9.      Tes/uji poster pada teman, apakah poster sudah bisa mencapai maksudnya atau tidak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain poster. Poster secara umum terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
1.      Judul (head line);
2.      Subjudul (sub head line);
3.      Body copy/copy writing; dan
4.      Logo dan identitas.
Judul harus dapat dibaca jelas dari jarak enam meter, mudah dimengerti, mudah diingat. Subjudul harus menjelaskan, melengkapi, dan menerangkan judul secara sinkat. Poster juga memerlukan adanya ilustrasi. Ilustrasi ini harus antraktif berhubungan dengan warna, bentuk, format, jenis gambar, dan ilustrasi harus berhubungan erat dengan judul dan terpadu dengan penampilan secara keseluruhan.
2.      Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet atau sering juga disebut pamphlet merupakan selember kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20x30 cm yang berisi tulisan ukuran 200-400 kata. Ada beberapa leaflet yang disajikan secara berlipat.
Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare serta pencegahannya, dan lain-lain. Isi harus bisa ditangkap dengan sekali baca. Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat oertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan Focus Group Discussion (FGD), pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.
Hal-hal yang harus perhatikan dalam membuat leaflet :
1.      Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai;
2.      Tuliskan apa tujuannya;
3.      Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet;
4.      Kumpulkan tentang subjek yang akan disampaikan;
5.      Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk di dalamnya bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya;
6.      Buatkan konsepnya. Konsep di tes terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hamper sama dengan kelompok sasaran, perbaiki konsep, dan buat ilustrasi yang sesuai dengan isi.
Kegunaan leaflet :
1.      Mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan;
2.      Diberikan sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang telah disampaikan;
3.      Untuk memperkenalkan ide-ide baru kepada orang banyak.
Keuntungan leaflet :
1.      Dapat disimpan lama;
2.      Sebagai referensi;
3.      Jangkauan dapat jauh;
4.      Membantu media lain;
5.      Isi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi.
3.      Papan Pengumuman
Papan pengumuman biasanya dibuat dari papan dengan ukuran 90x120 cm, biasa dipasang di dinding atau tempat tertentu seperti balai desa, posyandu, masjid, puskesmas, sekolah, dan lain-lain. Pada papan tersebut ditempelkan gambar-gambar atau tulisan-tulisan dari suatu topik tertentu.
Bahan yang diperlukan adalah tripleks ukuran 90x120 cm, kertas berwarna, gunting, paku paying, huruf-huruf atau tulisan serta koleksi gambar-gambar dalam segala ukuran. Cara membuat papan pengumuman:
1.      Ambil kay tripleks (polywood);
2.      Warnai biala diperlukan;
3.      Beri bingkai pada sekeliling papan;
4.      Paku di dinding Gedung atau di tempat yang memungkinkan;
5.      Letakkan pada tempat atau lokasi yang mudah dilihat;
6.      Tuliskan judul yang menarik
Cara menggunakan papan pengumuman :
1.      Tentukan jangka waktu pemasangan sehinga tidak membosankan, missal 1-2 minggu;
2.      Gunakan pada peristiwa-peristiwa tertentu saja, missal pada waktu pertemuan besar atau hari libur;
3.      Cari sumber untuk melengkapi tampilan, missal dari perpustakaan, kantor humas, dan lain-lain.
Kuntungan papan pengumuman :
1.      Dapat dikerjakan dengan mudah;
2.      Merangsang perhatian orang;
3.      Menghemat waktu dan membiarkan pembaca untuk belajar masalah yang ada;
4.      Merangsang partisipasi;
5.      Sebagai review atau pengingat terhadap bahan yang pernah diajarkan.
4.      Gambar Optik
Gambar optic mencakup foto, slide, film, dan lain-lain
1.      Foto
Foto sebagai bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk album ataupun dokumentasi lepasan. Album merupakan foto-foto yang isinya berurutan, mengambarkan suatu cerita, kegiatan, dan lain-lain. Album ini bisa dibawa dan ditunjukkan kepada masyarakat sesuai dengan topik yangs edang didiskusikan. Misalnya album foto yang berisi kegiatan-kegiatan di suatu desa untuk mengubah kebiasaan buang air besarnya menjadi di jamban. Dokumentasi lepasan yaitu foto-foto yang berdiri sendiri dan tidak disimpang dalam bentuk album. Menggambarkan satu bahan brosue, leaflet, dan lain-lain.
2.      Slide
Slide pada umunya digunakan untuk sasaran kelompok. Penggunaan slide cukup efektif karena gambar atau setiap materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Slide sangat menarik, terutama bagi kelompok anak sekolah disbanding dengan gambar, leaflet, dan lain-lain.
3.      Film
Film merupakan media yang bersifat menghibur, disamping dapat menyisipkan pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah kelompok besar dan kolosial.


2.3  METODE PROMOSI KESEHATAN DAN JENIS-JENISNYA
Metode diartikan sebagai cara atau pendekatan tertentu. Pendidik harus dapat memilih dan menggunakan metode mengajar yang cocok atau relevan di dalam proses belajar, sesuai dengan kondisi setempat. Meskipun berlaku pedoman umum bahwa tidak ada satu pun metode belajar yang beridir sendiri. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang cukup tentang penerapan metode yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan waktu yang berbeda. Pemberian promosi kesehatan pada sasaran yang sama, tetapi karena waktu dan tempat berbeda, maka pelaksanaannya memerlukan metode yang juga berbeda. Demikian juga sebaliknya, pada sasaran yang berbeda dengan tempat yang sama, membutuhkan metode yang mungkin berbeda atau bahkan metode yang sama. Kecermatan pemiliham metode sangat diperlukan dalam mencapai tujuan Pendidikan kesehatan itu sendiri.
2.3.1        Aspek Pemilihan Metode
Pemilihan metode belajar yang efektif dan efisien harus memertimbangkan kesesuaian dengan tujuan Pendidikannya, bergantung pada besarnya kelompok sasaran atau kelas. Metode Pendidikan harus disesuaiakan dengan waktu pemberian atau penyampaian pesan tersebut dan hendaknya mempertimbangkan fasilitas-fasilitas yang ada.
2.3.2        Metode dan Tujuan Penggunaannya
Berikut ini merupakan contoh menentukan metode promosi kesehatan yang digunakan sesuai dengan tujuan pelaksanaan promosi kesehatannya:
1.      Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan : Ceramah, kerja kelompok, mass media, seminar, kampanye.
2.      Menambah pengetahuan dan menyediakan informasi : One-to-one teaching (mengajar per-seorangan / private), seminar, media massa, kampanye, group teaching.
3.      Self-empowering (meningkatkan kemampuan diri), dan mengambil keputusan : Kerja kelompok, latihan (training), simulasi, metode pemecahan masalah, peer teaching method.
4.      Mengubah kebiasaan dan mengubah gaya hidup : Individu, kerja kelompok, latihan keterampilan, training, metode debat.
5.      Mengubah lingkungan, bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat kebijakan berkaitan dengan kesehatan.

2.3.3        Jenis atau Macam Metode
Pemikiran Dasar Promosi Kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Suatu proses promosi kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan kesehatan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu metode. Metode harus berbeda antara sasaran massa, kelompok atau sasaran individual.
1.       Metode Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi Tetanus Toxoid (TT) karena baru saja memperoleh/ mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil segera minta imunisasi, ia harus didekati secara perorangan. Perorangan disini tidak berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat bagaimana cara membantunya maka perlu menggunakan bentuk pendekatan (metode) berikut ini, yaitu :
a.       Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)
Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat digali dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).
b.      Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk mengetahui apakah klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat tentang informasi yang diberikan (perubahan perilaku yang diharapkan), juga untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan yang disampaikan. Jika belum berubah, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2.       Metode Kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.
a.       Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
1)      Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Merupakan metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan. Metode ini mudah dilaksanakan tetapi penerima informasi menjadi pasif dan kegiatan menjadi membosankan jika terlalu lama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metoda ceramah:
·         Persiapan:
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri.
1.      Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.
2.      Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound system, dan sebagainya.
·         Pelaksanaan:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.      Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap raguragu dan gelisah.
2.      Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
3.      Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
4.      Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.
5.      Menggunakan alat-alat bantu lihat-dengar (AVA) semaksimal mungkin
2)      Seminar
Metode ini hanya cocok untuk pendidikan formal menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
b.      Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain:
1)      Diskusi Kelompok
Metode yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan penerima informasi, biasanya untuk mengatasi masalah. Metode ini mendorong penerima informasi berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya secara bebas, menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan/ keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta. Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
·         Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
·         Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
·         Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
·         Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2)      Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok, yang diawali dengan pemberian kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari peserta. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
3)      Bola Salju (Snow Balling)
Metode dimana kesepakatan akan didapat dari pemecahan menjadi kelompok yang lebih kecil, kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih besar. Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya, demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
4)      Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain, Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
5)      Role Play (Memainkan Peranan)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6)      Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
3.      Metode Massa
Metode pendidikan kesehatan secara massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesanpesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.
Oleh karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness (kesadaran) masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan (metode) massa ini tidak langsung. Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa.
Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini, antara lain:
a.    Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan massa.
b.    Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
c.    Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa.
d.   Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.
e.    Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh : Billboard Ayo ke Posyandu.
Metode-metode yang disebutkan di atas hanyalah beberapa dari banyak metode lainnya. Metode-metode tersebut dapat digabung atau dimodifikasi oleh tim promosi kesehatan disesuaikan dengan penerima pesan dan sarananya. Selain itu, metode yang digunakan juga disesuaikan dengan tujuan dari promosi kesehatan yang dilaksanakan.


DAFTAR PUSTAKA

          Syafrudin dan Yudhia F. 2013. Promosi Kesehatan untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
          Mubarak, Wahit Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
          Novita, Nesi dan Yunetra F. 2013. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
          Susilowati, Dwi. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Promosi Kesehatan. Jakarta.
          Pender, Nola J. 1996. Health Promotion in Nursing Practice. US: Appleton & Lange.

GAMBAR :
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiq3MDv_qvlAhXWfisKHcUNDrAQjhx6BAgBEAI&url=http%3A%2F%2Fpromkes.kemkes.go.id%2Fdownload%2Fhog%2FPROSIDING%2520KONAS.pdf&psig=AOvVaw3vpFqhhmdPfxgIihje6LMd&ust=1571700488500772, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Modul
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjG3i2_6vlAhWBwI8KHTPnC9UQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fpromkes.net%2F2019%2F04%2F07%2Fpanduan-kampung-kbpercontohan%2F&psig=AOvVaw3eGjDCC29mFATsXA6agTJ&ust=1571700624315925, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Buku Rujukan / Bacaan
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi__sGdgKzlAhWEso8KHcKWC5AQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fwww.republiknews.id%2F2019%2F06%2F02%2Finformasi-mudik-sehat-darituban%2F&psig=AOvVaw2bLJx0esv3xm5qBnHoODJG&ust=1571700834572205, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Leaflet
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiI7vq6gKzlAhUTTo8KHdUzBbsQjhx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Fwww.slideshare.net%2FKlinikInpromkesdikli%2Ftabloid-dinas kesehatan&psig=AOvVaw1IAbW3iMbhEnV9_cwZ1hMp&ust=1571700951937915, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Bulletin

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjYkf2mgazlAhUEXisKHQI5Cp8QjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fpromkeskaltim.wordpress.com%2F&psig=AOvVaw2ejFUovgwNypWbv7eWUMhO&ust=1571701017527845, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Tabloid
http://promkes.kemkes.go.id/category/poster, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Poster
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiIzKbsgqzlAhXZdn0KHYnhDTsQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fbikinflipchart.wordpress.com%2Ftag%2Fflipchart%2F&psig=AOvVaw24gB0bReY8pZ5_uTsDwo78&ust=1571701561161323, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Flip Chart
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjo5O6Rg6zlAhXOXSsKHSGWALQQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fwww.slideshare.net%2FEmzetLombok%2Fmedia-informasi-dan-promoskesehatan&psig=AOvVaw3Pcy8L_tFFaEd8CvPRCaiw&ust=1571701666622126, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Papan Reklame
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjo5puqhKzlAhUHOSsKHcZKA3YQjB16BAgBEAM&url=http%3A%2F%2Fbalitribune.co.id%2Fcontent%2Fwaspada-demam-berdarah-sosialisasi-