Minggu, 13 Agustus 2023

KONSEP DAN PRINSIP PROMOSI KESEHATAN

 

KONSEP DAN PRINSIP PROMOSI KESEHATAN

Dr. Safrudin, SKM, M.Kes.

 

2.1 PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN  

Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu fase ketika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul secra rinci direncanakan. Perencanaan promosi kesehatan harus menggambarkan karakteristik sasaran, partisipasi masyarakat terhadap program, prilaku kesehatan masyarakat, penetapan plaksana promosi kesehatan yang di rencanakan, atisipasi reaksi dari para profesional kesehatan lainnya, dan perubahan perilaku akibat promosi kesehatan.

            Sebelum membahas perencanaan promosi kesehatan lebih lanjut, terlebih dahulu kita pahami pengertian promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan. Menurut Green & Ottoson (1998), promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk perubahan lingkungan dan prilaku yang menguntungkan kesehatan. Pendidikan kesehatan sendiri adalah suatu proses intelektual, psikologikal, dan sosial yang berhubungan dengan aktivitas yang dapat meningkatkan kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat, untuk hidup sehat (Ella Nurlaela Hadi dalam Notoatmodjo, 2005). Proses ini didasarkan pada prinsip ilmiah, fasilitas proses belajar, dan perubahan prilaku

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip- prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu  bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara  perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 1998).

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat . Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain,  bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).

Konsep kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan  pesan dan menanamkan keyakinan, dengan demikian masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang  berhubungan dengan kesehatan (Azwar, 1983 dalam Maulana, 2009)

 

Defining health promotion

Halth promotion is about improving the health status of individuals and the population as a whole. Key to the term ‘healt promotion’is the word ‘promotion’. This means placing the notion of the absence of disease and well-being at the forefront of you nursing pratice. This shift in emphasis will help you think about improving, advancing, encouraging and supporting your patients to achieve aptimum health. These activities are all part of a health-promoting perspective.

Artinya :

Mendefinisikan promosi kesehatan Promosi halth adalah tentang meningkatkan status kesehatan individu dan populasi secara keseluruhan. Kunci untuk istilah 'promosi kesehatan' adalah kata 'promosi'. Ini berarti menempatkan gagasan tentang tidak adanya penyakit dan kesejahteraan sebagai yang terdepan dalam praktik keperawatan Anda. Pergeseran dalam penekanan ini akan membantu Anda berpikir tentang meningkatkan, memajukan, mendorong dan mendukung pasien Anda untuk mencapai kesehatan yang maksimal. Semua kegiatan ini adalah bagian dari perspektif promosi kesehatan.

 

2.2. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi  perilaku hidup sehat (Munajaya, 2004)

Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk mewujudkannya, perubahan perilaku yang diharapkan setelah menerima  pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh karena itu, pencapaian target  penyuluhan dibagi menjadi tujuan jangka pendek yaitu tercapainya perubahan  pengetahuan, tujuan jangka menengah hasil yang diharapkan adalah adanya  peningkatan pengertian, sikap, dan keterampilan yang akan mengubah  perilaku ke arah perilaku sehat, dan tujuan jangka panjang adalah dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-harinya.

Menurut WHO (1954) tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah  perilaku perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tujuan  penyuluhan kesehatan pada hakekatnya sama dengan tujuan pendidikan kesehatan, menurut Effendy (1998) tujuan penyuluhan kesehatan adalah :

1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta  berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian

 

The fundamental aim of health promotion is to empower an individual or a community to take control of aspects of their lives that have a detrimental effecton their health. The WHO (1986) defines health promotion as a process of enabling people to increase control over and to improve, their health. This definition implies that you need to act as an enabler by strengthening knowledge, attitudes, skills and capabilities of your patients to overcome negative health. Additionally, governments are urged by the WHO to formulate health strategies to facilitate this enabling process

Artinya :

Tujuan mendasar dari promosi kesehatan adalah untuk memberdayakan individu atau komunitas untuk mengendalikan aspek kehidupan mereka yang berdampak buruk pada kesehatan mereka. WHO (1986) mendefinisikan promosi kesehatan sebagai proses memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas dan untuk meningkatkan, kesehatan mereka. Definisi ini menyiratkan bahwa Anda perlu bertindak sebagai enabler dengan memperkuat pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan pasien Anda untuk mengatasi kesehatan negatif. Selain itu, pemerintah didesak oleh WHO untuk merumuskan strategi kesehatan untuk memfasilitasi proses yang memungkinkan ini

 

2.3  SASARAN PROMOSI KESEHATAN

Dalam pelaksanaan promosi kesehatan dikenal adanya 3 (tiga) jenis sasaran, yaitu (1) sasaran primer, (2) sasaran sekunder dan (3) sasaran tersier.

1.     Sasaran Primer

Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat. Mereka ini diharapkan mengubah perilaku hidup mereka yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Akan tetapi disadari bahwa mengubah perilaku bukanlah sesuatu yang mudah. Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh:

a.      Sistem nilai dan norma-norma sosial serta norma-norma hukum yang dapat diciptakan/dikembangkan oleh para pemuka masyarakat, baik

b.     Keteladanan dari para pemuka masyarakat, baik pemuka informal maupun pemuka formal, dalam mempraktikkan PHBS.

c.      Suasana lingkungan sosial yang kondusif (social pressure) dari kelompok-kelompok masyarakat dan pendapat umum (public opinion).

d.     Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi terciptanya PHBS, yang dapat diupayakan atau dibantu penyediaannya oleh mereka yang bertanggung jawab dan berkepentingan (stakeholders), khususnya perangkat pemerintahan dan dunia usaha.

2.     Sasaran Sekunder

Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa. Mereka diharapkan dapat turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:

a. Berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan PHBS.

b. Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan menciptakan suasana yang kondusif bagi PHBS

c. Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya PHBS.

3. Sasaran Tersier

Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan perundang -undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:

a.      Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang- undangan yang tidak merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya PHBS dan kesehatan masyarakat.

b.     Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang dapat mempercepat terciptanya PHBS (di kalangan pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya

 

2.4  PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN

Sebagai seorang calon perawat profesional yang akan menjalani tugas-tugas kesehatan termasuk didalamnya adalah promosi kesehatan, maka anda akan berhasil mengatasi keadaan jika menguasai sub bidang keilmuan yang terkait berikut ini, diantaranya:

1.     Komunikasi

2.     Dinamika Kelompok

3.     Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM)

4.     Pengambangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)

5.     Pemasaran Sosial (Social Marketing)

6.     Pengembangan Organisasi

7.     Pendidikan dan Pelatihan

8.     Pengembangan Media (Teknologi Pendkes)

9.     Perencanaan dan evaluasi

10.  Antropologi Kesehatan

11.  Sosiologi Kesehatan

12.  Psikologi Kesehatan, Dll.

Selain itu, ada beberapa prinsip promosi kesehatan yang harus diperhatikan oleh kita sebagai calon/perawat profesional , seperti yang diuraikan berikut ini.

 

 

 

Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan dalam Kebidanan

Interaksi Perawat/petugas kesehatan dan Klien merupakan hubungan khusus yang ditandai dengan adanya saling berbagi pengalaman, serta memberi sokongan dan negosiasi saat memberikan pelayanan kesehatan.

Pembelajaran yang efektif terjadi ketika klien dan perawat/petugas kesehatan samasama berpartisipasi dalam Proses Belajar Mengajar yang terjadi.Agar hubungan pembelajaran memiliki kualitas positif, baik secara individual, kelompok maupun masyarakat, hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a.      Berfokus pada Klien

Klien mempunyai nilai, keyakinan, kemampuan kognitif dan gaya belajar yang unik, yang dapat berpengaruh terhadap pembelajaran. Klien dianjurkan untuk @n Promosi Kesehatan @n 28 mengekspresikan perasaan dan pengalamannya kepada perawat, sehingga perawat lebih mengerti tentang keunikan klien dan dalam memberikan pelayanan dapat memenuhi kebutuhan klien secara individual.

b.     Bersifat menyeluruh dan utuh (holistik)

 Dalam memberikan promosi kesehatan harus dipertimbangkan klien secara keseluruhan, tidak hanya berfokus pada muatan spesifik.

c.      Negosiasi

 Bidan/Petugas kesehatan dan klien bersama-sama menentukan apa yang telah diketahui dan apa yang penting untuk diketahui. Jika sudah ditentukan, buat perencanaan yang dikembangkan berdasarkan masukan tersebut. Jangan memutuskan sebelah pihak.

d.     Interaktif

Kegiatan dalam promosi kesehatan adalah suatu proses dinamis dan interaktif yang melibatkan partisipasi perawat/ petugas kesehatan dan klien. Keduanya saling belajar. Untuk itu, maka perlu diperhatikan dan dipelajari pula Prinsip-prinsip dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), yang mencakup :

·       Faktor-faktor pendukung (misalnya : Motivasi , Kesiapan , Pelibatan Aktif /Active Involvement, Umpan Balik / feedback, memulai dari hal yang sederhana sampai kompleks , adanya pengulangan materi / repetition, waktu/ timing dan lingkungan / environment)

·       penghambat belajar (seperti emosi, kejadian/keadaan fisik dan psikologis yang sedang terganggu atau budaya)

·       Fase-fase dalam PBM (mulai dari persiapan, pembuka, pelaksanaan dan penutup Topik), serta

·       Karakteristik perilaku belajar

Perhatikan adanya perubahan perilaku yang terjadi, terdiri dari tiga karakteristik, yaitu:

a.      Perubahan Intensional, yaitu perubahan yang terjadi berkat pengalaman/praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, bukan karena faktor kebetulan.

b.     Perubahan Positif dan aktif. Positif: jika perubahannya baik, bermanfaat dan sesuai harapan. Merupakan sesuatu yang baru dan lebih baik dari sebelumnya. Aktif : perubahan tersebut tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi karena usaha individu itu sendiri

c.       Perubahan Efektif dan Fungsional. Efektif : Perubahan tersebut berhasil guna dan membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi individu. Fungsional : perubahan tersebut relatif menetap dan setiap saat siap apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan dimanfaatkan.

 

2.5  MEDIA PROMOSI KESEHATAN

Media disebut juga sebagai alat peraga atau alat bantu dalam menyampaikan bahan pendidikan untuk menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Media pendidikan kesehatan disebut juga alat peraga pendidikan kesehatan karena memiliki fungsi yang sama,yaitu membantu dan digunakan untuk memeragakan sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran. Prinsip pembuatan alat peraga atau media adalah bahwa pengetahuan yang ada di setiap orang dapat diterima atau

ditangkap melalui panca indera.

Semakin banyak pancaindra yang digunakan,semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh.Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan alat peraga atau media bertujuan unuk mengarahkan indra sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga memudahkan pemahaman.Menurut penelitian para ahli,panca indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata (kurang lebih 75 sampai 87%),sedangkan 13 sampai 25% diperoleh atau disalurkan oleh indra yang lainnya.

Alat peraga atau media mempunyai intensitas yang berbeda dalam membantu

permasalahan seseorang.Elgar Dale menggambarkan intensitas setiap alat peraga dalam suatu

kerucut

Berdasarkan gambar diatas,alat peraga yang memiliki tingkat intensitas paling tinggi adalah benda asli dan alat peraga yang memiliki tingkat intensitas paling rendah adalah kata-kata.Hal ini berarti bahwa penyampaian materi jika hanya dengan kata-kata saja maka kurang efektif.Penggunaan lebih dari satu alat peraga dan gabungan dari beberapa media.

Berikut ini manfaat alat peraga :

1. Menimbulkan minat sasaran

2. Mencapai sasaran yang lebih banyak

3. Membantu mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman

4. Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan kepada orang lain

5. Memudahkan penyampaian informasi

6. Memudahkan penerimaan informasi kepada sasaran

7.Berdasarkan penelitian,organ yang paling banyak dapat menyalurkan pengetahuan adalah mata. Oleh sebab itu,dalam aplikasi pembuatan media,disarankan lebih banyak menggunakan alat-alat visual karena akan mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi oleh masyarakat.

8. Mendorong keinginan untuk mengetahui,mendalami,dan mendapat pengertian yang lebih

baik.

9. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh,yaitu menegakkan pengetahuan yang telah diterima sehingga apa yang diterima akan lebih lama tersimpan pada ingatan.

 

Pada garis besarnya,ada tiga macam alat bantu pendidikan (alat peraga),yaitu alat bantu liha,alat bantu dengar,alat bantu lihat-dengar.

1. Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi indra mata(penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan.Alat ini ada 2 bentuk:

a. Alat yang diproyeksikan (mis., slide,film,film strip)

b. Alat yang tidak diproyeksikan:

·       Dua dimensi (mis., gambar peta,bagan)

·       Tiga dimensi (mis., bola dunia,boneka)

2.     Alat bantu dengar (audio aids),yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasikan indra pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan atau pengajaran.

3.     Alat bantu lihat – dengar,seperti televisi dan video cassette.Alat –alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan audio visual aids (AVA).

Di samping pembagian tersebut,alat peraga juga dapat dibedakan menjadi 2 macam menurut pembuatan dan penggunaannya,yaitu alat peraga rumit dan sederhana.

1.     Alat peraga yang complicated (rumit),seperti film,film strip,slide,dan sebagainya yang memerlukan listrik dan proyektor.

2.     Alat peraga yang sederhana,yang mudah dibuat sendiri,dengan bahan setempat yang mudah diperoleh,seperti bambu,karton,kaleng bekas,kertas koran dan sebagainya.Contoh alat peraga sederhana di rumah tangga,seperti leaflet,model buku bergambar,benda yang nyata seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.

 

 

 

 

Alat peraga kesehatan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 4.

1.     Media cetak

a.      Buklet,media untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku,baik berupa tulisan maupun gambar.

b.     Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat.Isi informasi dapat berupa kalimat,gambar,atau kombinasi.

c.      Flyer (selebaran),bentuk seperti leaflet,tetapi tidak dilipat.

d.     Flip chart (Lembar balik),biasanya dalam bentuk buku,setiap lembar (halaman) berisigambar yang diinformasikan dan lembar baliknya (belakangnya) berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.

e.      Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan,atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.

f.      Poster adalah bentuk media yang berisi pesan atau informasi kesehatan yang biasanya ditempel di dinding,tempat umum,atau kendaraan umum.Biasanya isinys bersifat pemberitahuan dan propaganda

g.     Foto yang mengungkapkan tentang informasi kesehatan.

2.     Media Elektronik

a.      Televisi.Penyampaian pesan kesehatan melalui media televisi dapat berbentuk sandiwara,sinetron,forum diskusi,pidato (ceramah),TV spot,dan kuis atau cerdas cermat.

b.     Radio. Bentuk penyampaian informasi di radio dapat beruoa obrolan (tanya jawab),konsultasi kesehatan,sandiwara radio,dan radio spot.

c.      Video. Penyampaian informasi kesehatan melalui video.

d.     Slide. Slide dapat juga digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan.

e.      Film strip

3.     Media Papan (billboard). Media papan yang dipasang ditempat-tempat umum dapat diisi pesan atau informasi kesehatan.Media ini juga mencakup pesan yang ditulis pada lembaran seng dan ditempel di kendaraan umum (bus dan taksi)

4.     Media Hiburan. Penyampaian informasi kesehatan dapat dilakukan melalui media hiburan,baik di luar gedung (panggung terbuka) maupun di dalam gedung dalam bentuk dongeng ,sosiodrama,kesenian tradisional,dan pameran.

 

2.6  SEJARAH PROMOSI KESEHATAN

Pengalaman bertahun-bertahun pelaksanaan pendidikan di negara maju maupun berkembang mengalami berbagai hambatan dalam rangka mencapai tujuannya,yakni mewujudkan perilaku hidup sehat bagi masyarakatnya.Hambatan yang paling besar dirasakan adalah faktor pendukung (enabling factor).Dari berbagai penelitian yang terungkap dan dijelaskan,praktik tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat tetap rendah meskipun pengetahuan dan kesadaran masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan.Setelah dilakukan pengkajian oleh WHO terutama di negara berkembang,ternyata faktor pendukung atau faktor sarana dan prasarana tidak mendukung masyarakat untuk hidup sehat.Misalnya,meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi (mis., sanitasi lingkungan,gizi,imunisasi,dan pelayanan kesehatan) tetapi jika tidak didukung oleh fasilitas (mis.,tersedianya jamban sehat,air bersih,makanan yang bergizi,fasilitas imunisasi,pelayanan kesehatan) maka masyarakat sulit untuk mewujudkan perilaku hidup sehat.

Pada awal tahun 1980,WHO menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tidak mampu mencapai tujuannya,jika hanya memfokuskan pada upaya perubahan perilaku.Promosi kesehatan juga harus mencakup upaya perubahan lingkungan yang meliputi fisik,sosial budaya,politik,dan ekonomi sebagai penunjang atau pendukung perubahan perilaku tersebut.Sebagai perwujudan dari perubahan konsep promosi kesehatan ini secara organisasi struktural,pada tahun 1984,divisi pendidikan kesehatan (Health education) dalam WHO diubah menjadi divisi promosi dan pendidikan kesehatan (Division on Health Promotion and Education).Pada awal tahun 2000,Departemen Kesehatan Republik Indonesia baru dapat menyelesaikan konsep WHO dengan mengubah konsep Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) menjadi direktorat promosi kesehatan.Kemudian pada akhir tahun 2001 menjadi reorganisasi kembali menjadi Pusat Promosi Kesehatan yang ditetapkan oleh SK Menkes No.1277/Menkes/SK/XI/2001 tertanggal 27 November 2001.Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu.Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan,tetapi juga disertai upaya memfasilitasi perubahan perilaku masyarakat tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta. Buku Kedokteran EGC

Maryam,Siti.2015. Promosi. Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta EGC

Kemenkes RI. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermaslah Kesehatan. Jakarta. Kemenkes RI

Safrudin, 2009, Pengantar Promosi Kesehatan Bagi Mahasiswa Kebidanan, Trans Info Media, Jakarta

Susilowati, Dwi.2016. Modul/Bahan Ajar Cetak Keperawatan Promosi Kesehatan. Jakarta. Pusdik SDM Kesehatan

Evans, dkk.( 2011 ). Health Promotion and Public Health for Nursing Students. Exeter Great Britain; Learning Matters Ltd.

https://www.academia.edu/36356244/MAKALAH_PROMOSI_KESEHATAN