Sabtu, 06 Agustus 2022

ADVOKASI KESEHATAN

ADVOKASI KESEHATAN

Dr. Safrudin, SKM, M.Kes.

 

 

A.   Pengertian

Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau pengadilan. Mengacu kepada istilah advokasi di bidang hukum tersebut, maka advokasi dalam kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh pembelaan, bantuan, atau dukungan terhadap program kesehatan. Istilah advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global Pendidikan atau Promosi Kesehatan.

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan para penentu kebijakan atau para pembuat keputusan sehingga mereka memberikan dukungan, baik kebijakan, fasilitas, maupun dana terhadap program yang ditawarkan. Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan (approaches) terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan.

Menurut Webster Encyclopedia advokasi adalah “act of pleading for supporting or recommending active espousal” atau tindakan pembelaan, dukungan, atau rekomendasi: dukungan aktif. Menurut ahli teoritika (Foss dan Foss, et al:  1980) advokasi diartikan sebagai upaya persuasi yang mencangkup kegiatan: penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan trekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu hal. Menurut Johns Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif. Dari beberapa catatan tersebut, dapat disimpulkan secara ringkas, bahwa advokasi adalah upaya atau proses untuk memperoleh komitmen, yang dilakukan secara persuasif dengan menggunakan informasi yang akurat dan tepat.

 

Advokasi atau advocacy  adalah kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat dengan membuat keputusan ( Decision makers ) dan penentu kebijakan (Policy makers) dalam bidang kesehatan maupun sektor lain diluar kesehatan yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat.   Dengan demikian, para pembuat keputusan akan mengadakan atau mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan, undang-undang, instruksi yang diharapkan menguntungkan bagi kesehatan masyarakat umum.

Srategi ini akan berhasil jika sasarannya tepat dan sasaran advokasi ini adalah para pejabat eksekutif dan legislatif, para pejabat pemerintah, swasta, pengusaha, partai politik dan organisasi atau LSM dari tingkat pusat sampai daerah. Bentuk dari advokasi berupa lobbying melalui pendekatan atau pembicaraan-pembicaraan formal atau informal terhadap para pembuat keputusan, penyajian isu-isu atau masalah-masalah kesehatan yang mempengarui kesehatan masyarakat setempat, dan seminar-seminar kesehatan. (Wahid Iqbal Mubarak, Nurul Chayantin2009).

Advokasi Kesehatan, yaitu pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil kebijakan agar dapat memberikan dukungan masksimal, kemudahan perlindungan pada upaya kesehatan. Menurut para ahli retorika Foss dan Foss et. All 1980, Toulmin 1981 (Fatma Saleh 2004), advokasi suatu upaya persuasif yang mencakup kegiatan-kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi tindak lanjut mngenai sesuatu.

Organisasi non pemerintah (Ornop) mendefensisikan Advokasi sebagai upaya penyadaran kelompok masyarakat marjinal yang sering dilanggar hak-haknya (hukum dan azasi). Yang dilakukan dengan kampanye guna membentuk opini public dan pendidikan massa lewat aksi kelas (class action) atau unjuk rasa.

 

B.   Tujuan Advokasi

Tujuan umum advokasi adalah untuk mendorong dan memperkuat   suatu perubahan dalam kebijakan, program atau legislasi, dengan memperkuat basis dukungan sebanyak mungkin.

 

C.   Fungsi Advokasi

Advokasi berfungsi untuk mempromosikan suatu perubahan dalam kebijakan program atau peraturan dan mendapatkan dukungan dari pihak-pihak lain.

 

D.   Persyaratan untuk Advokasi

1.  Dipercaya (Credible), dimana program yang ditwarkan harus dapat meyakinkan para penentu kebijakan atau pembuat keputusan , oleh karena itu harus didukung akurasi data dan masalah.

2.  Layak (Feasible), program yang ditawarkan harus mampu dilaksanakan secara tejhnik prolitik maupun sosial.

3.  Memenuhi Kebutuhan Masyarakat (Relevant)

4.  Penting dan mendesak (Urgent), program yang ditawarkan harus mempunyai prioritas tinggi.

 

 

E.   Pendekatan Advokasi

Dengan pendekatan persuasive, secara dewasa, dan bijak, sesuai keadaan yang memungkinkan  tukar fikiran secara baik (free choice). Menurut UNFPA dan BKKBN 2002, terdapat lima pendekatan utama dalam advokasi , yaitu melibatkan para pemimpin, bekerja dengan media massa , membangun kemitraan, mobilisasi massa dan membangun kapasitas. Strategi advokasi dapat dilakukan melalui pembentukan koalisi , pengembangan jaringan kerja, pembangunan institusi , pembuatan forum, dan kerjasama bilateral.

a.    Melibatkan para pemimpin

Para pembuat undang-undang, mereka yang terlibat dalam penyusunan hukum, peraturan maupun pemimpin politik, yaitu mereka yang menetapkan kebijakan publik sangat berpengaruh dalam menciptakan perubahan yang terkait dengan masalah sosial termasuk kesehatan dan kependudukan. Oleh karena itu sangat penting melibatkan meraka semaksimum mungkin dalam isu yang akan diadvokasikan.

b.    Bekerja dengan media massa

Media massa sangat penting berperan dalam membentuk opini publik. Media juga sangat kuat dalam mempengaruhi persepsi publik atas isu atau masalah tertentu. Mengenal, membangun dan menjaga kemitraan dengan media massa sangat penting dalam proses advokasi.

c.    Membangun kemitraan

Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan upaya jaringan, kemitraan yang berkelanjutan dengan individu, organisasi-organisasi dan sektor lain yang bergerak dalam isu yang sama. Kemitraan ini dibentuk oleh individu, kelompok yang bekerja sama yang bertujuan untuk mencapai tujuan umum yang sama/hampir sama.

d.    Memobilisasi massa

Memobilisasi massa merupakam suatu proses mengorganisasikan individu yang telah termotivasi ke dalam kelompok-kelompok atau mengorganisasikan kelompok yang sudah ada. Dengan mobilisasi dimaksudkan agar termotivasi individu dapat diubah menjadi tindakan kolektif

e.    Membangun kapasitas

Membangu kapasitas disini di maksudkan melembagakan kemampuan untuk mengembangakan dan mengelola program yang komprehensif dan membangun critical mass pendukung yang memiliki keterampilan advokasi. Kelompok ini dapat diidentifikasi dari LSM tertentu, kelompok profesi serta kelompok lain.

 

 

F.  Langkah-Langkah Advokasi

1.  Tahap Persiapan

Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan/materi atau instrumen advokasi. Bahan advokasi adalah: data informasi bukti yang dikemas dalam bentuk tabel, grafik atau diagram yang menjelaskan besarnya masalah kesehatan, akibat atau dampak masalah, dampak ekonomi, dan program yang diusulkan/proposal program.

2.  Tahap pelaksanaan.

Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi.

3.  Tahap Penilaian

Mengevaluasi hasil kerja dari keberhasilan pelaksanaan advokasi.

 

G. Adapun proses advokasi yang baik yaitu sebagai berikut:

1.  Memilih isu yang tepat untuk di advokasikan. Sebelum memulai penelusuran advokasi, kita harus tau kasus/isu apa yang hendak kita advokasikan, karena dengan memilih isu yang tepat itu merupakan langkah awal kita untuk memulai pekerjaan. Menentukan tujuan dan target yang akan kita advokasikan. Ini penting untuk memandu pelaku advokasi dalam melaksanakan kegiatannya.

2.  Melakukan analisis dan mengkaji kasus / isu yang ada. Fokuskan kasus apa yang akan kita advokasikan, analisis kasus dengan baik, riset kembali apabila ada isu/kasus yang bisa memicu/ menimbulkan propaganda arti.

3.  Bangunkan opini public mempengaruhi orang banyak dapat dilakukan melalui seminar, media cetak, media elektronik, brosur, spanduk, karena tujuannya adalah agar mendapatkan banyak dukungan oleh orang lain, itu merupakan hal yang penting.

4.  Membangun jaringan dan koalisi. Jaringan dan koalisi dalam gerakan advokasi sangat penting dalam membangun legitimasi publik. Bahwa isu yang diperjuangkan haruslah didukung oleh orang banyak. Carilah organisasi yang memiliki visi perjuangan yang sama. Kalau perlu hubungi tokoh-tokoh masyarakat setempat.

5.  Melakukan loby, mempengaruhi dan mendesak kebijakan lakukan lobby dengan orang orang yang terkait dengan kasus/isu yang akan diadvokasikan, pengaruhi mereka untuk mendukung kasus yang akan kita teliti.

6.  Refleksi
Lakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan karena advokasi sering memberikan hasil yang lain dari apa yang kita perkirakan. Suatu tim diperlukan untuk mengevalusi apa yang telah dicapai dan apa yang tetap harus dikerjakan secara teratur. Refleksi hendaknya digunakan sebagai langkah pertama dalam menganalisa kembali yang nantinya akan membawa kita pada siklus pekerjaan advokasi dan evaluasi yang terus menerus.

                       

H.   Sasaran Advokasi

Sasran advokasi seperti yang kita ketahui adalah sebagian besar yaitu masyarakat sendiri yang kurang tetntang pengetahuan kesehatannya. Selain masyarakat, terkadang juga adalah konsumen, sebagai contoh : konsumen rokok, kita memberikan penyaluhan tentang bahaya dan akibat merokok dan kita dapat memberitahukan tentang zat – zat penyusun rokok sebenarnya merupakan zat yang berbahaya dan sifatnya keras sehingga dapa menimbulkan kerusakan pada tubuh kita sendiri. Disamping kita memberikan penyaluhan tentang akibatnya, kiita juga dapat meluruskan pandangan mereka yang menganggap rokok itu merupakan alat untuk mengusir masalah mereka.

Selain masyrakat secara umum, secara khusus kita dapat melakukan advokasi terhadap intansi – intansi yang terkait, misalnya pabrik atau perusahannya langsung yang memproduksi hal – hal yang berbahaya yang dapat menimbulkan masalah kesehatan di mansyarakat. Selain produksinya yang berbahaya, kita juga dapat melakukan advokasi pada perusahaan itu terkait tentang limbah industri yang berbahaya yang dapat menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat sekitarnya. Kita juga dapat melakukan advokasi kepada pemerintah jika menyangkut keberadaan undang – undang yang berhubungan dengan lingkungan.

 

I.    Saluran Advokasi

Semua ide dapat dikomunikasikan melalui berbagai cara misalnya dengan menulis surat, menelepon, berkunjung, buletin, demonstrasi, laporan di media baik media cetak atau elektronik dan sebagainya.6 Badan legislatif/legislator dapat merupakan saluran apabila tujuan akhir yang diinginkan adalah perbaikan situasi yang memerlukan adanya pemberlakuan undang-undang. Jadi selain dapat berfungsi sebagai sasaran, ia juga dapat berperan sebagai saluran advokasi. Saluran apa yang akan dipakai tentunya bergantung pada lingkup masalah, siapa yang melakukan advokasi, siapa yang diwakili serta siapa yang akan menjadi sasaran advokasi tersebut. Semakin kuat posisi oposisi, tentu dibutuhkan saluran yang bervariasi, yang tentunya membutuhkan dana yang cukup besar.

Dibandingkan dengan saluran advokasi lainnya, media merupakan saluran yang sangat efektif dalam advokasi karena media menjangkau lebih banyak sasaran advokasi, dan juga orang-orang atau instansi yang bisa menjadi saluran, bahkan masyarakat yang diwakili. Ada beberapa bentuk pemanfaatan media untuk advokasi, antara lain media advisory, press release, surat kepada editor, the op-ed, editorial dan memberikan wawancara.

Media advisory digunakan untuk mengingatkan atau memberikan informasi kepada media tentang kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kita. Media advisory harus ringkas, sederhana, mencakup beberapa hal antara lain: Apa, siapa, kapan, di mana, dan sponsor bila ada. Selain itu yang paling penting harus berisi informasi mengapa kegiatan tersebut sangat penting dan perlu diliput oleh media.

Dalam advokasi peran komunikasi sangat penting,sehingga komunikasi dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus  agar komunikasi efektif.Kiat-kiatnya antara lain sebagai berikut :

1.    Jelas ( clear )

2.    Benar ( correct )

3.    Konkret ( concrete )

4.    Lengkap ( complete )

5.     Ringkas ( concise )

6.    Meyakinkan ( Convince )

7.    Konstekstual ( contexual )

8.    Berani ( courage )

9.    Hati –hati ( coutious )

10.  Sopan ( courteous )

Prinsip dasar Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik,tetapi mencakup kegiatan persuasif ,memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi.

 

J.  Ruang Lingkup Advokasi

Ruang lingkup advokasi sangat bervariasi. Bisa bersifat lokal, nasional bahkan internasional. Kasus yang sebenarnya bersifat lokal kadang menjadi kasus nasional karena pada kenyataannya pihak oposisi melibatkan instansi yang bersifat nasional. Sebaliknya kasus yang bersifat nasional, dapat ditarik oleh seorang pemerhati menjadi kasus lokal atau bahkan dalam dimensi yang lebih sempit misalnya ke dalam lingkup instansi. Pada kasus flu burung, setelah ditemukannya beberapa kasus di Indonesia pada 2005 serta ditemukannya virus H5N1 pada populasi unggas di beberapa negara di Eropa, kasus yang tadinya bersifat regional berkembang menjadi kasus internasional. Dampaknya adanya antisipasi alokasi penyediaan dana yang lebih besar dari negara donor serta kesiapan tiap-tiap negara dalam mengantisipasi pandemi flu burung. 

Senin, 30 Mei 2022

ALAT PERAGA PROMOSI KESEHATAN

 

ALAT PERAGA PROMOSI KESEHATAN

Dr. Safrudin, SKM, M.Kes.

 

 

 

 

A.   Pengertian Alat Peraga

Alat bantu promosi kesehatan adalah alat-alat yang digunakan oleh penyuluh dalam menyampaikan. Alat bantu ini sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses promosi kesehatan. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi (Notoatmodjo, 2014).

B.   Kegunaan Alat Peraga

Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan photo dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :

        Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran

        Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran

Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan :

        Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir dengan contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari.

        Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.

        Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.

        Dapat menarik serta memusatkan perhatian.

        Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.

 

C.   Pembagian Alat Peraga

1)    Berdasarkan Pembuatan

Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam:

1.    Media sederhana

Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

2.    Media komplek

Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit di peroleh serta mahal harganya, sulit membuatntya, dan penggunaannya memerlukan ketrampilan yang memadai.

2)    Berdasarkan Fungsi

1.    Media Cetak

a)    Booklet

Media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar. Sasaran buklet adalah masyarakat yang dapat membaca.

Kelebihan :

·         Keunggulan dari booklet itu adalah bahwa booklet ini menggunakan media cetak sehingga biaya yang dikeluarkannya itu bisa lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan media audio dan visual serta juga audio visual.

·         Proses booklet agar sampai kepada obyek atau masyarakat bisa dilakukan sewaktu-waktu

·         Proses penyampaiannya juga bisa disesuaikan dengan kondisi yang ada

·         Lebih terperinci dan jelas, karena lebih banyak bisa mengulas tentang pesan yang disampaikannya

Kekurangan :

·         Booklet ini tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat, karena disebabkan keterbatasan penyebaran booklet

·         Tidak langsungnya proses penyampaiannya, sehingga umpan balik dari obyek kepada penyampai pesan tidak secara langsung (tertunda)

·         Memerlukan banyak tenaga dalam penyebarannya

b)    Leaflet

Bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan yang terdiri dari 200-400 kata dengan tulisan cetak melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat berupa kalimat, gambar, atau kombinasi. Biasanya leaflet diberikan kepada sasaran setalah selesai kuliah atau ceramah agar dapat digunakan sebagai pengingat pesan atau dapat juga diberikan sewaktu ceramah untuk memperkuat pesan yang sedang disampaikan.

Kelebihan :

·         Menarik untuk dilihat

·         Mudah untuk dimengerti

·         Merangsang imajinasi dalam pemahaman isi leaflet.

·         Lebih ringkas dalam penyampaian informasi.

Kekurangan :

·         Salah dalam desain tidak akan menarik pembaca

·         Leaflet hanya untuk dibagikan, tidak bisa dipajang/ ditempel

c)    Flyer (Selebaran)

Flyer memiliki bentuk seperti leaflet, tetapi tidak dilipat.

Kelebihan :

·         Dari segi biaya relatif murah. Media ini berisi informasi yang lengkap, serta mudah dibawa.

·         Dapat memberi gambaran yang ditawarkan perusahaan

·         Dapat mengatur tempo dalam membaca.

·         Karena sifatnya yang tercetak pesan-pesannya bersifat permanen dan kekuatan utamanya adalah dapat dijadikan bukti.

·         Penyerapan informasi lebih menyeluruh, karena ada kesempatan bagi komunikan untuk mempertimbangkan secara kritis apa makna informasi yang dibaca

 

Kekurangan :

·         Untuk menikmatinya diperlukan kemampuan membaca dan attensi atau perhatian

·         Karena tidak bersifat auditif dan visual, ia memintakan pula kemampuan imajinasi pembaca untuk menikmati dan memahaminya

·         Membutuhkan proses penyusunan dan penyabaran yang kompleks serta membutuhkan waktu yang cukup lama.

·         Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek

·         Orang cenderung mengabaikan informasi yang diberikan apabila bentuk flyer kurang menarik

d)    Flip chart (Lembar balik)

Flip chart biasanya dalam bentuk buku (menyerupai kalender), setiap lembar (halaman) berisi gambar yang diinformasikan dan lembar baliknya (belakangnya) berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut. Lembar balik ini biasanya digunakan untuk pertemuan kelompok dengan jumlah maksimal peserta 30 orang. Flip chart biasanya digunakan untuk pendidikan individu atau kelompok yang lebih kecil (kurang dari 5 orang).

Kelebihan :

·         Mampu menyajikan pesan secara ringkas

·         Pada umumnya berukuran lebih kecil dari ukuran white board maka pesan pembelajaran yang disajikan harus ringkas hanya mencakup pokok-pokok pembelajaran

·         Dapat digunakan di dalam ruangan atau luar ruangan

·         Penggunaan media flip chart adalah cara yang paling mudah untuk pengajaran

·         Merupakan suatu cara lain agar siswa tidak bosan sehingga siswa lebih berimajinasi dalam mengembangkan ide-idenya dalam belajar

·         Menghemat waktu pendidik untuk tidak menulis di papan tulis

Kekurangan :

·         Membutuhkan waktu untuk mempersiapkan media dalam melaksanakan pembelajaran

·         Media ini menggunakan penyangga dari kayu sehingga sulit untuk dibawa kemana-mana

e)    Rubik

Rubik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.

Kelebihan :

·         Tahan lama

·         Mencakup banyak orang

·         Biaya tidak tinggi

·         Tidak perlu listrik

·         Dapat di bawa kemana-mana

·         Dapat mengungkit efek keindahan

Kekurangan :

·         Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak

·         Mudah terlipat

f)     Poster

Bentuk media yang berisi pesan-pesan atau informasi kesehatan yang biasanya ditempel didinding, tempat-tempat umum, atau kendaraan umum. Biasanya isinya bersifat pemberitahuan dan propaganda. Biasanya isinya bersifat pemberitahuan atau propaganda. Poster sesuai untuk tindak lanjut dari pesan yang sudah disampaikan pada waktu lalu. Jadi tujuan poster adalah untuk megingatkan kembali dan mengarahkan pembaca kearah tindakan tertentu atau sebagai bahan diskusi kelompok.

Kelebihan :

·         Poster dapat dibuat dikertas,kain, kayu, seng dan sebagainya.

·         Ukurannya terserah tergantung kebutuhan.

·         Dapat di pasang dimana saja terutama di tempat-tempat strategis dan ramai baik di dalam kelas, di luar kelas ataupun di jalan-jalan.

·         Dengan bahasa yang simpel, adat dan menarik, memudahkan pemahaman peseerta terhadap suatu pesan.

·         Dapat disimpan dan digunakan lagi pada kesempatan lain.

·         Dapat membantu daya ingat peserta didik.

Kekurangan :

·         Media ini tetap.

·         Sulit untuk dipindahkan.

·         Diperlukan keahlian dalam bahasa dan ilustrasi dalam membuat poster.

·         Dapat menimbulkan salah tafsir dari kata-kata atau simbol yang singkat.

·         Membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama.

g)    Foto yang mengungkap informasi kesehatan

2.    Media Elektronik

Jenis-jenis media elektronik yang dapat digunakan sebagai media pendidikan kesehatan, antara lain adalah sebagai berikut :

a)    Televisi

Penyampaian pesan kesehatan melalui media televisi dapat berbentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi, pidato (ceramah), TV sport, dan kuis atau cerdas cermat.

Kelebihan :

·         Dapat dinikmati siapa saja.

·         Dapat menjangka daerah yang luas.

·         Waktu siarannya sudah tertentu.

·         Memiliki daya penyampaian dan pengaruh yang kuat karena dapat memberikan kombinasi antara suara dengan gambar yang bergerak.

·         Memudahkan para audiensnya untuk memahami yang diiklankan.

·         Tidak memerlukan keahlian dan kemampuan membaca seperti pada media cetak. Dengan gambar-gambar semua orang sudah cukup mengerti maknanya.

Kekurangan :

·         Biaya relatif tinggi.

·         Hanya dapat dinikmati sebentar (pesan berlalu sangat cepat).

·         Khalayak yang selektif (tidak setajam media lainnya kemungkinan menjangkau segmen tidak tepat karena pemborosan geografis).

·         Kesulitan teknis.

·         Tidak semua tempat dapat dicapai gelombang penyiaran televisi.

·         Tidak semua orang memiliki pesawat televisi melihta harganya yang relatif mahal.

b)    Radio

Bentuk penyampaian informasi diradio dapat berupa obrolan (tanya jawab), konsultasi kesehatan, sandiwara radio, dan radio spot.

Kelebihan :

·         Dalam hal penyampaian informasi atau berita lebih cepat bahkan bisa saat itu juga.

·         Biasanya media ini bisa dinikmati sambil melakukan aktifitas yang lainnya. Jadi pendengar tidak harus memantau di depan radio, tetapi bisa menemani aktifitas pendengarnya di mana pun.

·         Biaya produksi ataupun biaya yang diperlukan khalayak untuk mendengarkan radio relatif murah, bahkan bisa didengar tanpa menggunakan listrik tetapi menggunakan baterai. Hal inilah mengapa sampai sekarang radio masih digemari oleh khalayak apalagi yang ada di pedesaan.

·         Pendengar yang buta huruf pun bisa memahami apa yang disampaikan oleh siaran radio. Jadi khalayak yang tidak berpendidikan pun bisa menikmati media ini, berbeda dengan koran yang memang khalayaknya harus bisa membaca.

·         Bahasa yang digunakan bersifat bahasa tutur, jadi mudah dimengerti oleh pendengarnya.

·         Pendengar tidak terbatas baik dari segi umur, pendidikan, wilayah dan sebagainya. Meskipun sekarang sudah banyak radio yang tersegmentasi.

Kekurangan :

·         Informasi yang disampaikan hanya sekilas dan tidak bisa diulang, jadi pendengar tidak bisa mengerti secara detail tentang berita yang disampaikan, karena memang bahasanya sederhana dan tidak didukung oleh visualisasi. Pendengar hanya bisa membayangkan saja.

·         Jumlah berita yang disampaikan oleh radio terbatas, tidak sebanyak media cetak (koran). Dalam waktu satu jam mungkin hanya tersaji 2 atau 3 berita, itu pun berita yang paling penting dan sensasional.

·         Karena radio penyebarannya melalui alat pemancar, maka khalayak pun juga hanya bisa menikmati radio selama terjangkau oleh daya pancar radio tersebut. Apalagi kalau cuaca yang kurang baik biasanya radio agak melemah daya pancarnya. Sehingga khalayak yang jauh tidak bisa menikmati siaran radio.

·         Saat mendengarkan berita di radio kita harus mengikuti jadwal atau waktu dimana radio tersebut akan menyajikan siaran berita.

c)    Video

Penyampaian informasi kesehatan melalui video.

Kelebihan :

·         Dapat menarik perhatian untuk periode-periode singkat dari rangsangan luar lainnya.

·         Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli atau spesialis.

·         Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga dalam waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajinya.

·         Kamera TV bisa mengamati lebi dekat objek yang lagi bergerak / objek yang berbahaya seperti harimau.

·         Kontrol sepenuhnya ditangan guru.

·         Ruangan tak perlu digelapkan

·         Menghemat waktu dan rekaman dapat direkam secara berulang-ulnag

·         Keras lemah suara yang bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengarkan.

Kekurangan :

·         Seabagaimana media audio visual yang lain, video juga terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut.

·         Pemanfaatan media ini juga terkesan memakan biaya yang tidak murah.

·         Penangannya juga terkait peralatan lainnya seperti video player, layar bagi kelas besar bserta LCD nya.

d)    Slide

Slide dapat juga digunakan untuk menyampaikan informasi-informasi kesehatan.

Kelebihan :

·         Urutan gambar dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan.

·         Isi pelajaran yang sama terdapat dalam gambar-gambar film bingkai dapat disebarkan dan digunakan tempat secara bersamaan.

·         Gambar pada film bingkai tertentu dapat ditayangkan lebih lama dan dapat menarik perhatian dan membangun persepsi siswa yang sama terhadap konsep/ pesan ynag ingin disampaikan.

·         Film bingkai dapat digunakan sendidri atau digabung dengan suara atau rekaman.

·         Film bingkai dapat ditayangkan pada ruangan yang masih terang. Jika tidak terdapat layar khusus dinding pun dapat digunakan sabagai proyeksi gambar.

Kekurangan :

·         Gambar dan grafik visual yang disajikan tidak bergerak sehingga daya tariknya tidak sekuat TV atau film.

·         Film bingkai terlepas-lepas dan ini merupakan suartu titik keunggulan sekaligus kelemahannya karena memerlukan perhatian untuk penyimpanannya agar film-film itu tidak hilang atau tercecer.

·         Meskipun biaya reproduksinya tidak mahal, film bingkai masih memerlukan baiaya lebih besar daripada pembuatan media foto, gambar, grafik, yang tidk diproyeksikan.

e)    Film strip

Film strip dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

Kelebihan :

·         Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.

·         Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.

·         Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

·         Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.

·         Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.

 

Kekurangan :

·         Harga produksinya cukup mahal.

·         Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.

·         Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya.

3.    Media Papan

Media papan yang dipasang ditempat-tempat umum dapat diisi pesan-pesan atau informasi kesehatan. Media ini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng dan ditempel di kendaraan umum (bus dan taksi).

Media hiburan Penyampaian informasi kesehatan dapat dilakukan melalui media hiburan, baik di luar gedung (panggung terbuka) maupun dalam gedung, biasanya dalam bentuk dongeng, sosiodrama, kesenian tradisional, dan pemeran.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Lestari, Heni Eka Puji. (2015). Pengenalan Alat Bantu, Media, dan Desain Produk Promosi Kesehatan. INFOBIDAN.

Asep. (2009). Alat Bantu dan Media Pendidikan Kesehatan. Weblog, https://chevichenko.wordpress.com/2009/11/26/alat-bantu-dan-media-pendidikan-kesehatan/, diakses pada 21 Agustus 2021 pukul 17.40.

Gamelia, Elviera. (2013). Alat Bantu atau Media Promosi Kesehatan. Purwokerto: FKIK Universitas Jenderal Soedirman.