HIPOTERMI PADA BAYIDAN PENCEGAHANNYA
Syafrudin, SKM, M.Kes.
A.
HIPOTERMI
Suhu Tubuh Abnormal dalam hal ini rendah dapat
disebabkan oleh karena terpapar dengan lingkungan yang dingin ( suhu lingkungan
yang rendah, permukaan yang dingin atau basah)
Hipotermi dapat terjadi secara cepat pada bayi sangat
kecil karena pada bayi kecil memiliki simpanan lemak yang sangat sedikit dalam
tubuhnya atau bayi yang diresusuitasi atau dipisahkan dari ibu. Dalam kasus
ini, suhu dapat cepat turun < 35 derajat celcius. Hipotermi juga mudah
terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera
dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif
hangat. Hipotermi merupakan salah
satu dari sepsis.
B.
MEKANISME KEHILANGAN PANAS
Bayi
baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :
Evaporasi adalah jalan utama bayi
kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan
ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah
lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan dan diselimuti
Konduksi adalah kehilangan panas tubuh
melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja,
tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh
bayi melalui mekanisme kondusi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda
tersebut.
Konveksi adalah kehilangan panas yang
tejadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan
atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan
panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari
kipas angain, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
Radiasi adalah kehilangan panas yang
terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh
lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini
karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi ( walaupun tidak bersentuhan
secara langsung. ).
C.
MENCEGAH KEHILANGAN PANAS
Cegah terjadinya kehilangan
panas melalui upaya sebagai berikut:
Keringkan bayi dengan seksama
Pastikan tubuh bayi
dikeringkan segera lahir untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh
evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau
kain yang telah disiapkan di atas perut ibu. Mengeringkan dengan cara menyeka
tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai
pernapasannya
Selimuti bayi dengan selimut atau kan
bersih dan hangat
Segera setelah mengeringkan
tubuh bayi dan memotong tali pusat, ganti handuk atau kain yang dibasahi oleh
cairan ketuban kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang
hangat, kering dan bersih. Ganti handuk, selimut atau kain yang basah telah
diganti dengan selimut atau kan yang baru ( hangat, bersih, dan kering )
Selimuti bagian kepala bayi
Pastikan bagian kepala bayi
ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas
permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika
bagian tersebut tidak tertutup.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui
bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi
dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu
untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian asi harus
dimulai pada satu jam pertama kelahiran
Jangan segera menimbang atau memandikan
bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat
dan mudah kehilangan panas tubuhnya ( terutama jika tidak berpakaian ), sebelum
melakukan penimbangan terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut
bersih dan kering. Berat badan bayi yang dinilai dari selisih berat bayi pada
saat berpakaian dikurangi dengan berat pakaian. Bayi sebaiknya dimandikan
sedikitnya enam jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam
pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan
kesehatan bayi baru lahir
Tempatkan Bayi di lingkungan yang hangat
Tempatkan bayi di lingkungan
yang hangat. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama
dengan ibunya di tempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah
cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu
segera menyusukan bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi
D.
JENIS-JENIS HIPOTERMI
Menurut suhunya Hipotermi
dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
Hipotermi Berat
Suhu bayi mencapai < 35
derajat Celcius karena bayi terpapar oleh suhu lingkungan yang rendah, waktu
timbulnya kurang dari 2 hari. Tanda-tanda dari hipotermi berat adalah Bayi
mengalami gangguan nafas bahkan sudah pelan dan dalam, Denyut Jantung kurang
dari 100 kali/ menit, malas minum, letargi, kulit teraba keras, kulit berwarna
biru, bila disentuh dingin
Hipotermi Sedang
Suhu bayi antara 35 derjat celcius
– 36,4 derajat celcius karena bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah, waktu
timbulnya kurang dari 2 hari. Tanda-tanda dari hipotermi sedang adalah Bayi
mengalami gangguan nafas, denyut jantung kurang 100 kali/menit, malas minum dan
letargi, kulit bayi berwarna biru bila disentuh terasa dingin
E.
ASUHAN PADA BAYI HIPOTERMI
Jika bayi tersebut mengalami Hipotermi
Berat, maka asuhan yang diberikan adalah :
·
Segera
hangatkan bayi dibawah pemancar panas yang telah dinyalakan sebelumnya, bila
mungkin. Gunakan inkubator atau ruangan hangat bila perlu. Jika tidak ada
pemancar gunakan botol air hangat, pastikan kulit bayi tidak menyentuh langsung
karena bisa meneyebabkan luka bakar. Pastikan juga sumber panas sudah diganti
sebelum mulai dingin
·
Ganti
baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri pakaian yang hangat, pakai topi dan
selimut dengan selimut hangat
·
Hindari
paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi sering diubah
·
Bila
bayi dengan gangguan nafas ( frekwensi napas lebih dari 60 atau kurang 30
kali/menit, tarikan dada, merintih saat ekspirasi, maka segera bawa ke dokter
·
Nilai
tanda kegawatan pada bayi seperti adanya gangguan napas, kejang atau tidak
sadar setiap jam dan nilai juga kemampuan minum setiap 4 jam sampai suhu tubuh
kembali dalam batas normal
·
Anjurkan
ibu untuk menyusui
·
Periksa
suhu tubuh bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak 0.5 derajat Celcius/jam
berarti upaya menghangatkan bayi berhasil, kemudian lanjutkan dengan memeriksa
suhu bayi setiap 2 jam
·
Setelah
suhu bayi normal maka lanjutkan perawatan untuk bayi dan pantau bayi selama 12
jam kemudian, dan ukur suhunya setiap 3 jam
Jika bayi tersebut mengalami Hipotermi
Sedang, maka asuhan yang diberikan adalah
·
Ganti
pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangt, memakai topi dan selimuti
dengan selimut hangat
·
Bila
ada ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit
atau metode Kanguru yaitu taruh bayi diatas tubuh bayi dan rawat bayi seperti
kanguru, metode ini tidak bisa dilakukan jika bayi mengalami sepsis, atau
gangguan napas serta ibu yang memiliki penyakit berat.
·
Sesering
mungkin ubah posis bayi
·
Anjurkan
ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusui berikan asi
peras menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum
·
Beritahu
ibu untuk mengamati tanda kegawatan pada bayi misalnya gangguan napas, kejang
dan tidak sadar. Dan segera mencari pertolingan atau bawa ke dokter jika
terjadi hal tersebut
·
Periksa
suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik minimal 0.5 derajat celcius/jam
berarti usaha menghangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa suhu tiap 2 jam
KESIMPULAN
Hipotermi
terjadi bila suhu bayi kurang dari 36 derajat celcius. Hipotermi dapat terjadi
dengan cepat pada bayi kecil atau bayi yang diresusitasi atau dipisahkan dari
ibunya. Hipotermi dapat dibagi menjadi 2 yaitu Hipotermi sedang dan berat,
keduanya memiliki penanganan yang berbeda-beda.
Hipotermi atau kehilangan panas juga dapat
disebabkan melalui cara-cara Evaporasi, Konduksi, Konveksi, dan Radiasi. Cara mencegah
kehilangan panas yaitu:
·
Mengeringkan
bayi dengan seksama
·
Slimuti
bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
·
Selimuti
bagian kepala bayi
·
Anjurkan
ibu untu menyusui dan memeluk bayinya
·
Jangan
segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
·
Tempatkan
bayi di lingkungan yang hangat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar