BOUNDING ATTACHMENT
Syafrudin, SKM, M.Kes.
Latar Belakang
Seorang bayi baru lahir, mempunyi kemampuan
yang banyak misalnya dapat mencium, merasa, mendengar dan melihat. Kulit mereka
sagat sensitive terhadap suhu dan sentuhan dan selama satu jam pertama setelah
melahirkan, mereka sangat waspada dan siap untuk mampeljari dunia baru mereka.
Adanya kontak kulit segera antara ibu dan bayi akan membantu agar bayi tetap
dalam keadaan hangat. Sejalan dengan perkembanngan bulan – bulan pertamam
kehidupan bayi dan ibunya saling mengadakan hubungan dan ikatan batin. Jika
seorang ibu konsisten dalam responnya terhadap kebutuhan bayi dan mampu
menafsirkan dengan tepat isyarat seorang bayi, perkembangan bayi akan terpacu
dan terbentuknya ikatan batin yang kokoh. Keberhasilan dalam hubungan ikatan
batin antara seorang bayi denngan ibunya dapat mempengaruhi hubungan sepanjang
masa.
A. PENGERTIAN BOUNDING ATTACHMENT
Secara harfiah kata Bounding dapat diartukan sebagai
ikatan dan attachment adalah sentuhan.
Attachment adalah proses penggabungan berdasarkan cinta
dan penerimaan yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberi dukungan
asuhan dalam perawatannya.
Bounding adalah masa sensitive pada menit pertama dan
beberapa jam setelah dan kelahiran dimana kontak ibu dan ayah ini akan
menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal.
Selain pengertian tersebut bounding attachment dapat di
artikan pula sebagai berikut :
1.
Bounding attachment
adalah interaksi orang tua dan bayi secara nyata baik fisik, emosi dan
sensorik pada menit – menit dan jam – jam pertama segara setalah bayi lahir, (
Klause dan Kennel,1983 ).
2.
Bounding menurut Nelson ( 1986 ) adalah dimulainya
interaksi emosi sensorik fisik antara ornag tua dan bayi segera setelah lahir,
sedangkan Attachment adalah ikatan yang terjalin diantara individu meliputi
pencurahan perhatian, hubunngan emosi dan fisik yang akrab.
3.
Menurut Bennet dan Brown ( 1999 ) pengertian Bounding
adalah terjadinya hubungan orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, sedangkan
attachment adalah pencurahan kasih sayang diantara individu.
4.
Bounding Attachment adalah permulaan saling
mengikat antara orang-orang seperti
antara orang tua dan anak pad pertemuan pertama, ( Brozelton dalam Bobak, 1995 ).
5.
Parmi ( 2000 ) mendefinisikan sebagai suatu usaha untuk
memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling menrespon antara orang tua
dan bayi lahir.
6.
Menurut Perry ( 2002 ) Bounding adalah proses pembentukan attachment atau bangunan ikatan,
dan Attachment adalah suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan denga
kualitas – kualitas khusus yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
7.
Bounding Attachment yaitu suatu peningkatan hubungan
kasih sayang dengan keterkaitan batin antara oranng tua dan bayi, ( subroto Cit
Lestari, 2002 ).
B. BOUNDING DAN ATTACHMENT DALAM PERKEMBANGAN
ANAK
Kesuksesan bounding dan attachment antara ibu – anak
selama periode awal masa anak ( usia 0 – 3 ), merupakan dasar untuk
terbentuknya hubungan yang sehat bagi anak dalam kehidupan selanjutnya.
Bagi anak usia 0 – 6 bulan, kurang interaksi dengan
ibunya dalam pembentukan ikatan akan menimbulkan penyimpangan pola perilaku
seperti : menarik diri, menyakiti diri sendiri atau orang lain dan sebagainya.
Jika keadaan ini tidak segera diatasi, maka akan memunculkan problem – problem
perilaku pada tahap perkembangan selanjutkan.
Menurut Steel dan Pollack : Dalam parenting proses
terdapat dua komponen yang mempengaruhi fungsi keibuan, dua komponen tersebut
adalah :
1.
Keterampilan kognitif – motorik meliputi aktivitas
perawatan anak seperti menyusui, menggendong, mengganti pakaian, memandikan dan
melindungi dari bahaya.
2.
Keterampilan – afektif meliputi perilaku – perilaku
kelembutan, perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan anak, disini emosional
ibu memegang peranan yang sangat besar. Kedua komponen tersebut berpengaruh
terhadap penyediaan lingkungan, dimana kebiasaan terhadap perawatan anak
dipraktekkan.
C. CARA MELAKUKAN BOUNDING ATTACHMENT
Salah satu cara melakukan bounding attachment adalah
bayi yang baru lahir dikeringkan kemudian diberikan pada ibu, diletakkan
diantara perut ibu dan dada ibu untuk didekap dan diberikan ASI untuk pertama kali.
Respon – respon berikut merupakan respon yang terjadi
antara ibu dan bayi sejak terjadi kontak awal hingga tahap perkembangan
selanjutnya, yaitu :
1. Touch ( sentuhan )
Sebuah penelitian menunjukan bahwa dalam kontak pertama
antara ibu dan bayinya, terjadi perilaku menyentuuh tanpa kecuali pada ibu muda
atau tua, primipara atau multipara, menikah atau tidak. Ibu memulai dengan
sebuah ujung jarinya memeriksa bagian kepala dan ekstermitas bayinya. Dalam
waktu singkat secara terbuka perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan
mungkin bayi akan dipeluk dilengan ibu, gerakan dilanjutkan sebagai usapan
lembut untuk menenangkan bayi, bayi akan merapat pada payudara ibu, menggenggam
satu jari atau seuntai ranbut dan terjadilah ikatan antara keduanya.
2. Eye to eye contact ( kotak mata )
Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakkukan kemudian
dengan segera, sebagian ibu berpendapat bahwa sesuatu dari bayinya terdapat
kemiripan dengan dirinya dan mereka sangat dekat sekali. Kontak mata mempunyai
efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya
sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya.
3. Odor ( bau badan )
Perilaku lain antara ibu dan bayi yang sangat
responsive adalah bau badan masing – masing diantara mereka. Para
ibu berpendapat terhadap bau badan bayi saat lahir dan dicatat bahwa tiap anak mempunyai
bau badan berasal darinya. Hal ini terjadi lebih awal, dimana bayi belajar
secara cepat untuk mengenal bau badan ibunya dari dari air susu ibunya sendiri.
4. Body warm ( kehangatan tubuh )
Ibu dan bayi tampak menikmati saat saling berbagi
kehangatan tubuh masing-masing. Peneliti telah membutikkan bahwa bayi tidak
kehilangan panas tubuhnya jika perlindungan yang layak diberikan, misalkan :
jika di keletakkan diatas perut ibunya setelah lahir dan di keringkan segera.
Bayi tampak nyaman bersentuhan dengan kehangatan tubuh ibunya.
5. Voice ( suara )
Hal lain yang menarik perhatian adalah respon antara
ibu – bayi yang berupa suara masing – masing. Yang dinantikan orang tua adalah
tangisan pertama bayi. Dari tangisan tersebut, ibu menjadi tenang karena merasa
bayinya baik-baik saja ( hidup ), dan selanjutnya dapat memulai tingkah laku
mengenali suara masing – masing. Bayi akan terjaga saat orang tua berbicara dengan suara yang tinggi dan menoleh kearah
mereka.
6. Entrainment ( logat )
Bayi yang baru lahir menemukan perubahan structur
pembicaraan dari orang dewasa ( Condon dan Sander, 1974 ). Artinya bahwa bayi
sudah berkembang yang ditentukan secara kultur dalam berbicara, jauh sebelum ia
menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu
yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara ( logat ).
7. Biorhythmicity ( irama kehidupan)
Janin dalam rahim dapat dikatakan meyesuaikan diri dengan
irama alamiah bayinya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugasnya
setelah lahir, sehingga dicatat lebih awal adalah untuk menyatakan irama
dirinya sendiri. Orang tua dapat mambantu proses ini dengan memberikan
perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda
keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan
untuk belajar.
D. PERILAKU ORANG TUA YANG MEMPENGARUHI ADANYA
IKATAN KASIH SAYANG
1. Perilaku yang mendukung :
o
Menatap, mencari cirri khas anak
o
Kontak mata
o
Memberikan perhatian
o
Menganggap anak sebagai individu yang unik
o
Menganggap anak senagi anggota keluarga
o
Memberikan senyuman
o
Berbicara / bernyanyi
o
Menunjukkan kebanggaan pada anak
o
Mengajak anak pada setiap acara keluarga
o
Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan
anak
o
Bereaksi positif terhadap perilaku anak
2. Perilaku yang menghambat :
©
Menjauh dari anak, tidak memperdulikan
kehadirannya, menghindar, menolak untuk menyentuh anak
©
Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga
yang lain, tidak memberikan nama
©
Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak
disukainya
©
Tidak menggenggap jarinya
©
Terburu – buru dalam menyususui
©
Menunjukkan kekecewaan pada anak tidak berusaha
untuk memenuhi segala kebutuhan anak
A. KESIMPULAN
Bounding Attachment adalah proses penggabungan
berdasarkan cinta, penerimaan yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan
kontak antara bayi, ibu dan ayah yang akan menentukan tumbuh kembang anak
menjadi optimal serta memberi dukungan asuhan dalam perawatannya. Salah satu
cara melakukan bounding attachment adalah dengan cara meletakkan bayi baru
lahir yang sudah dikeringkan diantara perut dan dada ibu untuk diberi ASI yang
pertama kali. Respon yang terjadi antara ibu dan bayi sejak terjadi kontak awal
hingga tahap perkembangan selanjutnya, yaitu : touch (sentuhan), eye to eye
contact (kontak mata), odor (bau badan), body warm (kehangatan tubuh), voice
(suara), entrainment (logat), biorhythmicity (irama kehidupan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar