PERLAKUAN SALAH PADA ANAK (CHILD ABUSE )
I. Pendahuluan
Sangat sukar dipercaya, bahwa ada orang tua yang melakukan penganiayaan terhadap anaknya sampai perlu dirawat di Rumah Sakit atau bahkan sampai meninggal dunia. Hal ini disebabkan karena orang tua tersebut kurang dewasa dalam mengontrol dirinya saat bertindak pada anaknya. Tetapi untunglah di beberapa negara telah mempunyai hukum yang dibuat untuk melindungi anak-anak, walaupun masih terdapat kelemahan-kelemahan. Ketidakmatangan fisik dan mental anak membuat kita wajib memberikan perlindungan dan perawatan khusus, termasuk perlindungan hukum yang layak, sebelum dan sesudah kelahiran.
“Child Abuse” adalah perlakuan salah terhadap fisik dan emosi seorang anak, termasuk menelantarkan pendidikan dan kesehatannya, dan juga penyalahgunaan seksual akibat perilaku manusia yang keliru terhadap anak.
II. Materi penyuluhan
Perlakuan salah pada anak dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
1. Dalam keluarga
· Penganiayaan fisik
Yaitu cedera fisik akibat hukuman badan diluar batas, kekejaman atau pemberian racun.
· Kelalaian / penelantaran anak
Kelalaian ini selain tidak sengaja, juga akibat dari ketidaktahuan atau kesulitan ekonomi. Bentuk kelalaian ini termasuk pemeliharaan yang kurang memadai, yang dapat mengakibatkan gagal tumbuh, anak merasa kekurangan kasih sayang, gangguan kejiwaan, dan keterlambatan perkembangan. Pengawasan yang kurang dapat menyebabkan anak mengalami risiko terjadinya trauma fisik dan jiwa. Kelalaian dalam mendapatkan pengobatan meliputi kegagalan merwat anak dengan baik misalnya imunisasi, atau kelalaian dalam mencari pengobatan sehingga memperburuk penyakit anak. Kelalaian dalam pendidikan meliputi kegagalan dalam mendidik anak untuk mampu berinteraksi dengan llingkungannya, gagal menyekolahkannya atau menyuruh anak mencari nafkah untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah.
· Penganiayaan emosional
Ditandai dengan kecaman kata-kata yang merendahkan anak, atau tidak mengakuinya sebagai anak. Keadaan ini seringkali berlanjut dengan melalaikan anak, mengisolasikan anak dari lingkungannya / hubungan sosialnya, atau menyalahkan anak secara terus menerus. Penganiayaan emosi seperti ini umumnya selalu diikuti bentuk penganiayaan lain.
· Penganiayaan seksual
Mengajak anak untuk melakukan aktivitas seksual yang melaggar norma-norma sosial yang berlaku di maasyarakat, dimana anak tidak memahami / tidak bersedia. Aktivitas sosial dapat berupa semua bentuk urogenital, genital, anal atau sodomi. Penganiayaan seksual ini juga termasuk incest yaitu penganiayaan seksual oleh orang yang masih ada hubungan keluarga.
· Sindrom Munchausen
Sindrom ini merupakan permintaan pengobatan terhadap penyakit yang dibuat-buat dan pemberian keterangan palsu untuk menyokong tuntutan.
2. Diluar keluarga :
· Dalam institusi / keluarga
· Di tempat kerja
· Di jalan
· Di medan perang
Akibat perlakuan salah pada anak
1. Akibat pada fisik anak
· Lecet, hematom, luka bekas gigitan, luka bakar, patah tulang, perdarahan retina akibat dari adanya subdural hematom, dan adanya kerusakan organ dalam lainnya.
· Sekuele/cacat sebagai akibat trauma, misalnya jaringan parut, kerusakan saraf, gangguan pendengaran, kerusakan mata, dan cacat lainnya.
· Kematian
Di Amerika diperkirakan 1000 anak tiap tahunnya meninggal akibat perlakuan salah dari orang tuanya atau orang yang mengasuhnya. 1 dari 1000 anak tiap tahunnya mengalami perlakuan fisik yang mematikan dengan menggunakan pisau atau pistol.
2. Akibat pada tumbuh kembang anak
· Pertumbuhan fisik anak pada umumnya kurang dari anak-anak sebayanya yang tidak mendapat perlakuan salah. Tetapi tidak ada perbedaan yang spesifik dalam tinggi badan dan berat badan dengn anak yang normal.
· Perkembangan kejiwaan juga mengalami gangguan yaitu :
a. Kecerdasan
Terdapat keterlambatan dalam perkembangan kognitif, bahasa, membaca dan motorik. Retardasi mental dapat diakibatkan trauma langsung pada kepala, juga karena malnutrisi. Pada beberapa kasus keterlambatan ini diperkuat oleh lingkungan anak, dimana tidak adanya stimulasi yang adekuat atau karena gangguan emosi.
b. Emosi
Untuk mengetahui akibat emosional pada anak yang mendapat perlakuan salah, perlu anamnesis yang lengkap dari keluarga, termasuk informasi berapa orang dewasa yang ada dirumah, bagaimana hubungan masing-masing dengan anak tersebut, rencana perawatan anak, kejadian terakhir yang menimpa orang tua yang memelihara anak tersebut.
Terdapat gangguan emosi pada perkembangan konsep diri yang positif, dalam mengatasi sifat agresif, perkembangan hubungan sosial dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk percaya diri.
Terjadi pseudomaturitas emosi. Beberapa anak menjadi agresif atau bermusuhan dengan orang dewasa, sedang yang lainnya menjadi menarik diri / menjauhi pergaulan. Anak suka ngompol, hiperaktif, perilaku aneh, kesulitan belajar, gagal sekolah, sulit tidur, temperamen dan sebagainya.
c. Konsep diri
Anak yang mendapat perlakuan salah merasa dirinya jelek, tidak dicintai, tidak dikehendaki, muram dan tidak bahagia, tidak mampu menyenangi aktivitas dan bahkan ada yang sampai bunuh diri.
d. Agresif
Anak yang mendapat perlakuan salah secara badani, lebih agresif terhadap teman sebayanya. Sering tindakan agresif tersebut meniru tindakan orang tua mereka atau mengalihkan perasaan agresif kepada teman sebayanya sebagai hasil miskinnya konsep diri.
e. Hubungan sosial
Pada anak ini sering kurang dapat bergaul dengan teman sebayanya atau dengan orang dewasa. Mereka mempunyai sedikit teman, dan suka mengganggu orang dewasa. Misalnya melempar batu, atau perbuatan-perbuatan kriminal lainnya.
3. Akibat dari penganiayaan seksual
Tanda-tanda penganiayaan seksual antara lain adalah :
· Tanda akibat trauma atau infeksi lokal, misalnya nyeri perineal, sekret vagina, nyeri dan perdarahan anus.
· Tanda gangguan emosi, misalnya konsentrasi berkurang, enuresis, enkopresis, anoreksia, atau perubahan tingkah laku.
· Tingkah laku atau pengetahuan seksual anak yang tidak sesuai dengan umurnya. Pemeriksaan alat kelamin dilakukan dengan memperhatikan vulva, himen dan anus anak.
4. Sindrom Munchausen
Gambaran sindrom ini terdiri dari gejala :
· Gejala yang tidak biasa / tidak spesifik
· Gejala terlihat hanya kalau ada orang tuanya
· Cara pengobatan oleh orang tuanya yang luar biasa
· Tingkah laku orang tua yang berlebihan
· Adanya penyakit yang sama tetapi tidak biasa pada saudara atau orang tuanya.
5. Akibat lain dari perlakuan salah tersebut, anak akan melakukan hal yang sama dikemudian hari terhadap anaknya.
Penatalaksanaan perlakuan salah pada anak adalah secara khusus ditujukan untuk menyelamatkan anak dan secara umum untuk mencegah terulangnya kembali perlakuan salah tersebut.
Anak yang mengalami lesi pada susunan saraf pusat yang berulang dapat mengakibatkan retardasi mental, sindrom otak organik, kejang, hidrosefalus, atau ataksia. Akibat itu perlakuan salah tersebut dapat mengakibatkan usaha bunuh diri pada usai remaja, peminum alkohol, pengisap rokok, pecandu obat-obatan. Sedangkan yang riwat dengan perlakuanseksual yang salah, sering terlibat prostitusi atau untuk usaha bunuh diri. Pada anak gagal tumbuh, dapat terjadi kematian akiat dari kelaparan.
Dengan penatalaksanaan secara multidisiplin, maka sebagian besar keluarga yang terlibat perlakuan salah tersebut dapat direhabilitasi untuk memberikan perawatan yang baik pada anaknya. Hanya sebagian kecil yang masih diperlukan pengawasan sampai anak mencapai usia dewasa atau yang terpaksa diputuskan hak mengasuh anaknya dan anaknya ditempatkan di panti asuhan atau di keluarga lain.
Evaluasi
1. Sebutkan dan jelaskan apa saja sih dua perilaku yang salah pada anak?
a. Dalam keluarga
· Penganiayaan fisik
· Kelalaian / penelantaran anak
· Penganiayaan emosional
· Penganiayaan seksual
· Sindrom Munchausen
b. Diluar keluarga :
· Dalam institusi / keluarga
· Di tempat kerja
· Di jalan
· Di medan perang
2. Gangguan apa saja yang disebabkan oleh perkembangan kejiwaan ?
a. Kecerdasan
b. Emosi
c. Konsep diri
d. Agresif
e. Hubungan sosial
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar