Jumat, 05 Oktober 2012

PERAWATAN NIFAS DI RUMAH


PERAWATAN NIFAS DI RUMAH
Syafrudin, SKM, M.Kes.

A.    Definisi
              Masa Nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula atau sebelum hamil yang berlansung selama kira-kira 6 minggu. (Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, bina pustaka sarwono prawirohardjo).
              Masa Nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil yang lamanya 6-8 minggu. (Buku synopsis obstetric, obstetric fisiologi-obstetri patologi edisi 2 Prof.Dr. Rustam Mochtar).
              Masa Nifas (Puerperium) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Buku obstetric fisiologi, bagian obstetric dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung).
              Masa Nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah persalinan selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. (Ilmu kebidanan Hanifa Wiknjosastro edisi 3 catatan ketujuh).
              Bahaya terbesar yang biasanya terjadi pada masa nifas adalah hemorrhagic atau perdarahan untuk itu pengkajian TTV, Syok hypopolemik, TFU (untuk mengetahui intensitas kontraksi), Distensi urine, sifat dan jumlah lockea, Hemostatis perineum, ketidak nyamanan bonding attachment dan status emosional sangat perlu dilakukan untuk mengurangi bahaya masa nifas.
              Di samping perdarahan ada juga bahaya lain yang mengancam ibu yaitu infeksi pada masa nifas intervensi di fokuskan untuk mencegah infeksi dan meningkatkan proses penyembuhan pada ibu dengan perawatan asepsis, kebersihan diri, perineal care, perawatan hemorragie, peningkatan eliminasi kemudian pengkajian involusi uteri, lochea, episiotomi da apterpain.
              Bidan juga mengajarkan tentang perawatan payudara, teknik menyusui. Bidan juga memberikan informasi tentang aktivitas, istirahat, latihan, makanan, cairan, perawatan kulit, hubungan sexual, fisiologi postpartum dan pelayanan kesehatan ibu, tanda-tanda bahaya dan kunjungan ulang 6 minggu postpartum.
       
        Hal-hal yang harus diketahui ibu selama menjalan masa nifas di rumah.
        1.   Aktivitas
              Aktivitas yang cukup beralasan sangat dianjurkan untuk dilakukan. Tidur siang harus dilakukan untuk memulihkan tenaga ibu.

        2.   Personal Hygiene
              Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi. Mandi setiap hari sangat dianjurkan. Setelah ibu cukup kuat beraktivitas untuk melakukan personal hygiene. Personal hygiene dilakukan untuk mengurangi ketidak nyamanan pada ibu misalnya mengganti pembalut kalau sudah penuh.

        3.   Hubungan Sexual
              Hubungan Sexual tidak boleh dilakukan segera karena involusi uteri belum kembali normal dan kemungkinan luka episiotomi belum putih. 70% wanita melakukan hubungan sexual padaminggu ke-8 postpartum. Banyak ibu yang masih takut untuk melakukan hubungan sexual karena trauma persalinan, ibu takut perdarahan dan lebih ke aspek psikologi. Lebih dari 90% primipara mengungkapkan bahwa mereka mulai aktif melakukan hubungan sexual. Wanita dianjutkan untuk menyusui bayinya karena denganmenyusuibayi akan menekan produksi estrogen yang tentu saja akan berpengaruh pada pemulihan alat-alat kandungan. Berikan ibu konseling tentang hubungan sexual setelah persalinan, yakni ibu bahwa tidak perlu takut untuk melakukan hubungan sexual setelah 6 minggu postpartum.

        4.   Istirahat
              Setelah bayi lahir kebanyakan wanita sangat emosional dan merasa letih. Umumnya mereka tertidur sejenak. Ketika bangun dia sangat ingin melihat dan menggendong bayinya. Ibu dapat bangkit dari tempat tidur tapi banyak wanita lebh suka ditempat tidur selama 24 jam pertama dan menikmati istirahatnya. Setelah itu sebaiknya dia bangkit dan berjalan ini akan meningkatkan nada otot-ototnya, meningkatkan aliran darah melalui jaringan tubuhnya, dan menambah pengeringan lochia.

1.      Lochia
Lochia adalah darah yang dibuang dari rahim yang kini telah mengerut kembali keukuran semula. Pada saat hamil rahim melindungi janin dari lingkungan luar, menyediakan gizi melalui uri, dan akhirnya dengan kontraksi ototnya mengeluarkan bayi ke dunia. Lochia terdiri dari darah tempat uri menempel dan luruhan dinding rahim yang berkembang sangat besar selama kehamilan. Dalam 5 hari pertama setelah kelahiran, lochia sebagian besar terdiri dari darah, sehingga berwarna merah. 5-10 hari berikutnya warnanya menjadi coklat kemerahan karena jumlah darah yang hilang lebih sedikit dan lebih banyak luruhan dinding rahim yang dikeluarkan. Pada hari Ke-12 warnanya pucat kekuning-kuningan atau putih, dan luruhan ini mungkin berlanjut dengan jumlah bervariasi selama 6 minggu. Pada kebanyakan kasus luruhan ini akan terhenti pada akhir minggu ke-3. Lama Lochia merah bervariasi kadang-kadang masih berlanjut 10 hari atau lebih, atau lochia merah mungkin muncul pada minggu berikutnya.

        6.   After Pain
              Jika perineum robek atau dilakukan episiotomi saat melahirkan maka akan terasa sakit diperineum dan mungkin akan berlanjut beberapa minggu atau kadang-kadang sampai beberapa bulan.
              Jika pasien mengalami sembelit dan merasa kurang nyaman, sebaiknya meminta pengobatan. Biasanya obat pencahar ringan seperti Senokot, atau obat pencahar lewat dubur, seperti Bisacodyl diberikan.
              Ambeien sering terjadi selama kehamilan kadang juga terjadi selama persalinan. Pada beberapa wanita menyebabkan rasa tidak nyaman. Pengobatannya mengunakan salep penahan rasa sakit dan berusaha mendorongnya ke dalam lubang anus setelah membuang kotoran.

        7.   Sakit Punggung
              Sakit punggung tampaknya lazim pada wanita yang memakai obat bius epidural atau menjalani tahap persalinan kedua yang panjang. Beberapa wanita juga melaporkan sakit di leher atau di bahu. Sakit punggung ini terjadi selama minggu atau kadang-kadang, bulan-bulan setelah melahirkan.

        8.   Eliminasi
              Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, kadang-kadang ibu merasa susah buang air kecil karena robekan selama melahirkan pada jaringan vagina dan jaringan sekeliling kandung kemih. Periksa dini di rumah sakit aka membantu masalah ini.
              Beberapa wanita mengalami kesulitan menahan keluarnya air kencing sehingga selalu basah dalam minggu-minggu atau bulan setelah melahirkan.

        9.   Depresi Postpartum
              Antara 8% sampai 12% wanita tidak dapat menyesuaikan peran sebagai orang tua dan menjadi sangat tertekan mencari bantuan dokter. Wanita yang lain berusaha melanjutkan hidupnya sendiri. Depresi yang terdeteksi secara klinis biasanya muncul pada 6 sampai 12 minggu pertama setelah kelahiran, tetapi mungkin tidak akan diketahui sampai jauh setelah itu. Karena alasan ini, dokter meminta ibu untuk mengisi sebuah kuesioner pendek (Skala Depresi Postpartum Edinburg) dalam kunjungan dokter setelah melahirkan. Selain itu dokter akan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui apakah ibu lebih mungkin terkena depresi, ibu itu adalah mereka yang :
ü  Mempunyai sejarah keluarga atau sejarah pribadi yang mengalami depresi.
ü  Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua di masa anak-anak atau remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk di rawat.
ü  Mempunyai keluarga yang tidak stabil atau kasar di masa anak-anak dan remaja.
ü  Tidak mempunyai dukungan positif dari suami atau pasangan selama dan setelah kelahiran.
ü  Pernah didiagnosa menderita depresi selama kehamilan.
ü  Terputus dari saudara dekat atau teman yang dapat merawat bayi dari waktu ke waktu.
ü  Mungkin mempunyai pengalaman negative dalam berhubungan dengan professional kesehatan selama kehamilan (misalnya tidak ada komunikasi dan informasi).

              Beberapa tanda depresi adalah kesedihan, sulit tidur, hilang selera makan, hilang konsentrasi, perasaan tidak dapat mengatasi suatu masalah, peka dan cemas. Wanita itu memerlukan bantuan dari dokter yang simpatik yang siap membantu, memberi dukungan dan dorongan, bukan obat, setidaknya pada awal pertemuan. Dalam kasus yang lebih parah, konsultasi psikiatris mungkin diperlukan. Penting mendapatkan bantuan secepatnya karena seorang wanita yang mengalami depresi lebih dari 4 bulan lebih mungkin menderita depresi dalam kehamilan berikutnya juga di saat lain.
        10. Kontrasepsi
              Pemberian ASI berarti memberi susu dari payudaranya secara teratur. Ia terlindung terhadap kehamilan dan tidak perlu menggunakan konstrasepsi. Jika ibu memilih menggunakan pengganti ASI, maka risiko kehamilan terjadi 6 minggu setelah melahirkan. Karena itu, sebaiknya bicarakan dengan dokter tentang kontrasepsi pada kunjungan minggu keenam.

B.    Keuntungan Potensial Rawat Inap Maternitas Singkat
        Anjuran pemulangan pasca partum dini memiliki keuntungan sebagai berikut :
ü  Memperkuat konsep kelahiran sebagai suatu peristiwa fisiologis yang normal.
ü  Mempersingkat masa pisah antara ibu dan anak yang lain.
ü  Memperluas kemampuan control dan partisipasi pasangan setelah kelahiran itu sendiri.
ü  Memberi rasa aman karena berada di lingkungan rumah selama masa awal menjadi orang tua yang diwarnai stressor-stresor.
ü  Mengurangi pejanan pathogen yang tidak perlu di lingkungan rumah sakit (Harrison, 1990).
ü  Membuat tempat tidur di layanan maternitas di pakai dengan lebih efektif (misalnya, pertukaran pasien yang cepat atau penyediaan tempat tidur untuk seseorang yang mengalami komplikasi).
ü  Meningkatkan jumlah kelahiran tanpa penggunaan obat.
ü  Membuat ibu/ayah/pasangan/bayi dan anggota keluarga lain memiliki lebih banyak waktu bersama.
ü  Menciptakan gangguan yang lebih sedikit dalam kehidupan sehari-hari keluarga.

        Keuntungan Potensial Rawat Inap Maternitas Singkat
              Hari ketika sepasang suami istri membawa bayi baru lahir pulang ke rumah untuk pertama kali biasanya penuh sukacita dan kenangan. Keadaan ini juga dapat merupakan suatu keadaan yang sangat tidak nyaman. Walaupun beberapa orang tua baru mengantisipasi pemulangan dini dengan antusias, ada juga yang merasa tidak siap menghadapi kenyataan yang sebenarnya. Ibu yang memiliki anak yang lain merasa tidak tenang, ingin cepat pulang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Tidak jarang, ibu baru terkejut terhadap nyeri yang dialaminya.
              Pada hari dan minggu pertama trimester keempat, orang tua akan mengalami transisi kehidupan yang utama : pulih dari peristiwa sekitar kelahiran, menyesuaikan kebutuhan bayi baru lahir, menjadi orang tua, menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari suatu kembali ke rumah, mengubah prioritas, dan mengatur kembali beberapa peran lama sambil memulai peran yang baru. Jika ada anak-anak lain, timbul tantangan tambahan membantu mereka untuk menyesuaikan diri berbagi rumah dan orang tua dengan bayi baru lahir. Stres yang terkandung dalam suatu trandisi besar seperti ini mengontribusi suatu kemungkinan krisis yang besar pada pengalaman di awal masa pascapartum.

C.    Kriteria Pemulangan Dini
        IBU
        -     Kehamilan, persalinan, kelahiran, dan masa pascapartum tanpa komplikasi.
        -     Tidak ada bukti ketuban pecah dini.
        -     Tekanan darah stabil, suhu tubuh <380 C.
        -     Mampu berjalan sendiri.
        -     Mampu buang air kecil tanpa kesulitan.
        -     Perineum utuh tanpa robekan perineum derajat ketiga atau keempat.

        -     Hemoglobin >10 g
        -     Tanda-tanda vital stabil
        -     Makan dengan baik (mengisap dan menelan dengan normal)
        -     Nilai Apgar > 7 pada menit pertama dan kelima.
        -     Berkemih dan defekasi normal.
        -     Tes skrining tiroid dan PKU telah dilakukan, tes PKU ulang dijadwalkan pada minggu kedua.
       
        UMUM
        -     Menghadiri kelas perawatan bayi dan ibu dengan menekankan masalah perawatan di rumah  pada minggu pertama
        -     Kehadiran seseorang yang mendukung di rumah untuk membantu perawatan.
        -     Ada strategi untuk tindak lanjut.
        -     Kehamilan, persalinan, kelahiran, dan masa pascapartum tanpa komplikasi, baik pada ibu maupun bayi.
        -     Ibu mendemonstrasikan keterampilan pemberian makan, merawat kulit dan tali pusat, mengukur temperature dengan thermometer, memeriksa keadaan bayi dan tanda penyakit serta memberi perawatan kedaruratan.

D.    Instruksi selama Jam atau hari Pertama di Rumah
              Semua pasangan, terutama mereka yang sedang mengantisipasi pulang dini, harus di Bantu untuk mengantisipasi akan seperti apa transisi dari rumah sakit ke rumah, sehingga keterkejutan menghadapi kenyataan tidak mengurangi kesenangan atau menyebabkan stress yang tidak perlu. Pedoman antipasti harus dipusatkan pada upaya tiba di rumah segera ; perjalan itu sendiri, menyediakan perawatan bayi yang esensial, menjamin ibu dapat tetap nyaman dan cukup tidur, mengatur tamu-tamu, dan meminta bantuan. Kadan-kadang strategi perawatan yang paling sederhana memberi dukungan yang sangat besar.

        Mengatur Aktivitas Kehidupan Sehari-hari.
              Hal kecil sekalipun dapat menimbulkan stress akibat tuntutan bayi baru lahir yang banyak atau akibat nyeri atau keletihan yang disebabkan kelahiran dan kesibukan saat kembali ke rumah. Merencanakan pulang segera setelah bayi mulai disusui membuat pasangan memiliki cukup waktu untuk tiba di rumah dan menerima tamu sebelum waktu menyusui berikutnya. Sampel susu formula tidak perlu diberikan kepada ibu yang menyusui karena akan membingungkan dan mengurangi keinginan untuk menyusui.

       

        Menerima Tamu
              Seorang bayi baru lahir di tengah-tengah keluarga seringkali menarik kedatangan tamu seperti suatu magnet. Bidan dapat membantu orang tua terlebih dahulu mencari jalan agar mereka dapat mengatasi keadaan ini. Mereka juga mungkin perlu menemukan suatu petunjuk untuk mengingatkan bahwa ibu yang baru sudah lelah dan perlu istirahat dan membiarkan suami mengajak tamu melihat-lihat bagian rumah yang lain.

E.    Tanda-tanda Komplikasi yang potensial.
        Tanda-tanda baya Pascapartum (Fisik)
        1.   Demam dengan atau tanpa mengigil.
        2.   Bau rabas vagina yang tidak enak atau mengiritasi.
        3.   Lokia atau rabas vagina keluar secara berlebihan
        4.   Lokia kembali berwarna terang setelah sebelumnya berwarna merah karat.
        5.   Daerah tungkai bawah membengkak, nyeri, kemerahan, atau panas jika disentuh.
        6.   Pembengkakan yang terlokalisasi atau rasa nyeri, panas di payudara.
        7.   Suatu sensasi terbakar selama berkemih atau tidak bisa berkemih.
        8.   Nyeri di pelvis atau perineum.

F.     Perawatan Pascapartum
        Kunjungan rumah
              Banyak program pulang dini memakai kunjungan rumah pascapartum sebagai suatu tindakan tambahan untuk pemeriksaan pascapartum lanjutan. Kunjungan rumah bisa menjadi bagian dari layanan rumah sakit, dokter pribadi, departemen kesehatan masyarakat, atau suatu badan pribadi yang khusus memberi pelayanan di rumah untuk pasien maternitas. Kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari ketiga setelah pulang ke rumah. Keputusan untuk memperpanjang kontrak kunjungan rumah setelah satu minggu akan dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga.

        Pengkajian
        Selama kunjungan rumah, bidan melakukan pengkajian yang sistematis terhadap ibu dan bayi yang baru lahir untuk menentukan penyesuaian fisiologis dan untuk mengindentifikasi setiap komplikasi yang potensial. Pengkajian juga difokuskan pada penyesuaian emosional ibu, termasuk factor-faktor keseimbangan (persepsi, koping, dan dukungan) dan mencegah krisis dan pengetahuan ibu tentang perawatan diri sendiri dan perawatan bayi. Mengobservasi orang tua baru, bayi baru lahir, dan anggota keluarga lain dan situasi yang alami ini memungkinkan perawat memperoleh data tentang lingkungan kehidupan mereka yang tidak bisa di dapat dengan cara lain.

        Keuntungan dan keterbatasan
              Kunjungan rumah memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam lingkungan yang alami dan aman.
              Bidan mampu mengkaji kecukupan sumber yang ada di rumah, demikian pula keamanan di rumah dan lingkungan sekitarnya. Misalnya, bidan dan ibu bersama-sama membahas hal-hal yang harus dipelajari sampai kunjungan berikutnya. Mempelajari perawatan bayi lebih mudah karena benda-benda yang dipakai untuk demonstrasi adalah benda-benda yang sebenarnya, yang digunakan sehari-hari di rumah. Oleh karena itu, kunjungan rumah lebih mudah dilakukan untuk mengindentifikasi penyesuaian psikologis dan fisik yang rumit ini.
              Ada beberapa keterbatasan kunjungan rumah sebagai suatu strategi tindak lanjut pascapartum.
        1.   Biaya untuk mengunjungi keluarga yang jaraknya jauh,
        2.   Terbatasnya jumlah perawat yang berpengalaman dalam memberi pelayanan maternitas dan perawatan bayi baru lahir, dan
        3.   Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi keluarga di daerah tertentu.

        PERAWATAN DI RUMAH
        Kriteria Hasil Akhir Pemulihan Fisiologis, Involusi, dan Pemulihan pada Ibu
        *    Menulis tanda-tanda masalah
        *    Menyebutkan pemahaman tentang temuan normal.
        *    Memastikan rasa nyeri semakin berkurang, dikontrol dengan upaya pemberian rasa nyaman yang diprogramkan.
        *    Memastikan pola yang mencerminkan istirahat adekuat.

        Payudara
        *    Kenakan bra yang menopang dengan baik.
        *    Tidak nyeri bila ditekan, tidak ada tanda-tanda peradangan.
        *    Putting susu utuh tanpa pecah-pecah atau nyeri jika menyusui
        *    Menjelaskan atau mendemonstrasikan teknik untuk meletakkan dan mengangkat bayi dari payudara, meletakkan bayi pada posisi yang bisa mengurangi stress di daerah putting susu.
              Jika tidak menyusui :
        *    Tidak terjadi pembengkakan payudara
        *    Memakai obat penekan laktasi dengan benar (jika diresepkan) dan mengetahui tanda-tanda bahaya yang harus dilaporkan.
        *    Bahas pentingnya tidak merangsang payudara.

        Rahim
        *    Fundus keras, turun lebih rendah dari umbilicus sekitar 1 cm / hari
              Usus dan Kandung Kemih
        *    Memulai kembali pola defekasi yang biasa.
        *    Memulai berkemih yang biasa, tidak ada rasa seperti terbakar atau kesukaran untuk mulai berkemih.
        Lokia.
        *    Menunjukkan kemajuan involusi normal : jumlah rubra, serosa, alba berkurang baud aging normal, tidak ada bekuan.
        Insisi : di perineum atau abdomen
        *    Episiotomi (jika ada) dalam keadaan baik. Tidak ada kemerahan, edema, ekimosis, nanah, atau nyeri bila ditekan.

        *    Insisi sesaria (jika ada) bersih, kering, baik ; staple kulit, jahitan, atau Steri-strips utuh (jika masih ada) ; bukti adanya proses pemulihan normal.
        Tungkai
        *    Tidak nyeri tekan, tanda Homan negative pada kedua sisi.
        Adaptasi Fisilogi Bayi
        *    Temperatur (36,50C – 37,20C) pada aksila
        Denyut Jantung
        *    120 sampai 160 kali/menit, kuat, regular, variasi normal jika melakukan aktivitas.
        Pernafasan
        *    30 sampai 60 kali/menit, bunyi pernafasan normal, ritme tidak regular, tidak ada retraksi atau rintihan; variasi normal saat melakukan aktivitas.
        Kulit
        *    Hangat, turgor baik ; tidak ada ruam
        Kepala
        *    Simetris, dengan fontanel datar; molase atau kaput berkurang ; tidak ada hematoma .
        Abdomen
        *    Lunak, tidak distensi, bunyi usus terdengar.
        Warna
        *    Konsisten dengan latar belakang ras : tidak ada ikterik.
        Aktivitas
        *    Sadar disertai tonus otot yang baik, menggerakkan semua gerak dengan normal.
        Tali Pusat
        *    Atrofi normal, dasar kering tanpa kemerahan; tidak ada bauyang tidak seharusnya.
        Sirkumsisi
        *    Beli terpasang (jika ada) ; bersih dan memulih; tidak ada darah; aliran urine norma.
        Eliminasi
        *    Mengompol setidaknya 6 sampai 10 popok/hari; warna, jumlah, dan konsistensi tinja sesuai makanan.
        Pola Tidur
        *    Tidur dengan baik.
        Pemberian Makan
        *    Mengisap dengan baik tanpa ada yang keluar
*    Bersendawa dengan baik.
*    Lama menyusui (jika dilakukan) sesuai rekomendasi.
*    Jumlah formula tiap kali makan sesuai rekomendasi.
        Penyesuaian Efektif Menjadi Orang Tua
        *    Orang tua berinteraksi dengan bayi baru lahir dengan penuh kasih sayang.
*    Perilaku orang tua mencerminkan apresiasi sensoris dan kapasitas perilaku bayi, misalnya; menyusui, mengganti popok, kebersihan, rangsangan sensoris.
*    Orang tua berespon terhadap tanda-tanda dari bayi.
*    Orang tua menyatakan percaya diri semakin terampil dalam merawat bayi, misalnya; menyusui, mengganti popok, kebersihan, rangsangan sensoris.
*    Orang tua mengidentifikasi penyimpangan dari keadaan normal pada bayi, yang harus segera mendapat perhatian dokter.
*    Orang tua tidak hanya menemukan faktor-faktor yang membuat stress dan menantang, tetapi juga yang positif atau yang menggembirakan.
*    Orang tua menjelaskan atau mendemonstrasikan prosedur dalam keadaan darurat dan menyebutkan tindakan untuk mengkaji keadaan kedaruratan.
*    Orang tua berinteraksi dengan cara yang suportif
*    Orang tua bekerjasama secara efektif satu sama lain dalam merawat bayi baru lahir dan anak-anak yang lain
*    Orang tua berhubungan secara efektif dengan keluarga bayi baru lahir

Protocol Kunjungan Rumah Pasca Partum
INTERVENSI DI RUMAH : BEKERJASAMA DENGAN KELUARGA
1.      Lakukan pengkajian sistematis ibu dan bayi baru lahir untuk menentukan penyesuaian fisiologis dan setiap komplikasi yang ada
2.      Selama kunjungan, kumpulkan data untuk mengkaji penyesuaian emosional setiap anggota keluarga terhadap bayi baru lahir dan perubahan gaya hidup. Catat bukti ikatan bayi baru lahir dengan keluarga dan bukti pertengkaran antar saudara (sibling rivalry). Catat hubungan antar ibu, ayah, anak-anak dan kakek-nenek.
3.      Tentukan keadukekuatan system pendukung
a.       Sampai sejauh manakah bantuan orang yang membantu memasak, membersihkan rumah dan melakukan tugas-tugas rumah tangga lain.
b.      Sejauh mana bantukan diberikan untuk merawat bayi baru lahir dan anak-anak lain.
c.       Apakah orang yang membantu ini mendorong ibu yang baru untuk merawat diri dan memperoleh cukup istirahat.
d.      Siapa yang memberi informasi yang membantu? Bantuan emosional
4.      Selama kunjungan, perhatikan lingkungan rumah tangga untuk menentukan apakah sumber-sumber yang ada cukup:
a.       Ruang: privasi, tempat yang aman untuk anak-anak bermain dan untuk tidur.
b.      Kebersihan umum dan perbaikan yang dilakukan
c.       Jumlah anak tangga yang harus dinaiki ibu baru
d.      Keadekuatan pengaturan masak
e.       Keadekuatan lemari es dan lemari makan
f.       Keadaan kamar mandi dan tempat mencuci baji
g.      Pengaturan rumah untuk bayi, tidur, mandi, persiapan formula, popok dan kebutuhan lain.
5.      Selama kunjungan, perhatikan lingkungan rumah secara umum: apakah ada perbaikan dan aspek pengamanan
              a.   Penyimpanan obat, pembersih rumah tangga, dan bahan-bahan lain yang berbahaya untuk anak-anak.
              b.   Cat terkelupas pada peralatan, tembok atau tiang.
              c.   Faktor yang membuat anak jatuh, misalnya: lampu kurang terang, anak tangga rapuh, karpet robek
              d.   Adanya vermin (binatang kecil, misalnya: kutu)
              e.   Pemakaian tempat tidur atau bermain bayi yang tidak memenuhi standar keamanan
              f.    Alat-alat darurat jika terjadi kebakaran, alarm tanda kebakaran, atau tabung pemadam kebakaran
6.      Beri perawatan untuk ibu dan bayi baru lahir sesuai program dokter keluarga atau protocol rumah sakit.
7.      Beri penyuluhan sesuai kebutuhan yang diidentifikasi
8.      Rujuk keluarga ke sumber masyarakat yang sesuai: sambungan telepon penting dan kelompok pendukung
9.      Pastikan ibu tahu masalah potensial yang  perlu diperhatikan dan siapa yang harus dihubungi bila terjadi
10.  Pastikan benda-benda sekali pakai bekas dibuang dengan benar dan benda yang dapat kembali dipakai dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam tas perawatan.

INTERVENSI DI RUMAH: AKHIR KUNJUNGAN
1.      Ulas secara ringkas aktivitas dan hal-hal penting kunjungan
2.      Klasifikasi harapan untuk masa yang akan datang, termasuk jadwal kunjungan berikutnya.
3.      Tinjau kembali rencana penyuluhan, buat kerangka tulisan
4.      Beri informasi cara mengunjungi perawat atau lembaga, jika diperlukan sebelum jadwal kunjungan berikutnya.

INTERVENSI PASCA KUNJUNGAN
1.      Dokumen kunjungan, gunakan formulir klinik sebagai catatan sah dan bukti penggantian biaya.
2.      Susun rencana pengajaran yang akan menjadi dasar pertemuan berikutnya dengan pasien/keluarga
3.      Komunikasi sesuai kebutuhan (melalui telepon, surat, catatan kemajuan, atau formulir kunjungan) dengan dokter, professional kesehatan lain, atau lembaga rujukan sebagai perwakilan pasien/keluarga.







DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk. Jensen Buku Ajaran Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC, 2004.

Derek Llewellyn-Jones setiap wanita Buku Panduan Lengkap Tentang Kesehatan Kebidanan, dan kandungan Delapratas. Jakarta 1997.

Prof.Dr. Rustam Mochtar MPH Sinopisis Obstetri Fisiologi –Obstetri Patologi Edisi 2 Jakarta EGC 1998.

Habifa wiknjosastro ilmu kebidanan edisi 3, cetakan ketujuh Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 2005.

Prof. Sulaiman Sastrawinata obstetric fisiologi bagian obstetric dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Bandung 1983.
Abdul Bari saifudin, george Adriaansz gulari Hanifa Wiknjosastro Djoko waspodo Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi 1, Cetakan 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar