PERAWATAN NIFAS DI RUMAH
Syafrudin, SKM,
M.Kes.
A. Definisi
Masa Nifas (puerperium) adalah dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan semula atau sebelum hamil yang berlansung selama kira-kira 6 minggu.
(Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, bina pustaka
sarwono prawirohardjo).
Masa Nifas (puerperium) adalah
masa pulih kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pra hamil yang lamanya 6-8 minggu. (Buku synopsis
obstetric, obstetric fisiologi-obstetri patologi edisi 2 Prof.Dr. Rustam
Mochtar).
Masa Nifas (Puerperium) adalah
masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan
yang lamanya 6 minggu (Buku obstetric fisiologi, bagian obstetric dan
ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung).
Masa Nifas (Puerperium) adalah
dimulai setelah persalinan selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
(Ilmu kebidanan Hanifa Wiknjosastro edisi 3 catatan ketujuh).
Bahaya terbesar yang biasanya
terjadi pada masa nifas adalah hemorrhagic atau perdarahan untuk itu pengkajian
TTV, Syok hypopolemik, TFU (untuk mengetahui intensitas kontraksi), Distensi
urine, sifat dan jumlah lockea, Hemostatis perineum, ketidak nyamanan bonding
attachment dan status emosional sangat perlu dilakukan untuk mengurangi bahaya
masa nifas.
Di samping perdarahan ada juga
bahaya lain yang mengancam ibu yaitu infeksi pada masa nifas intervensi di
fokuskan untuk mencegah infeksi dan meningkatkan proses penyembuhan pada ibu
dengan perawatan asepsis, kebersihan diri, perineal care, perawatan hemorragie,
peningkatan eliminasi kemudian pengkajian involusi uteri, lochea, episiotomi da
apterpain.
Bidan juga mengajarkan tentang
perawatan payudara, teknik menyusui. Bidan juga memberikan informasi tentang
aktivitas, istirahat, latihan, makanan, cairan, perawatan kulit, hubungan
sexual, fisiologi postpartum dan pelayanan kesehatan ibu, tanda-tanda bahaya
dan kunjungan ulang 6 minggu postpartum.
Hal-hal yang harus diketahui ibu selama
menjalan masa nifas di rumah.
1. Aktivitas
Aktivitas yang cukup beralasan
sangat dianjurkan untuk dilakukan. Tidur siang harus dilakukan untuk memulihkan
tenaga ibu.
2. Personal
Hygiene
Kebersihan diri ibu membantu
mengurangi sumber infeksi. Mandi setiap hari sangat dianjurkan. Setelah ibu cukup
kuat beraktivitas untuk melakukan personal hygiene. Personal hygiene dilakukan
untuk mengurangi ketidak nyamanan pada ibu misalnya mengganti pembalut kalau
sudah penuh.
3. Hubungan
Sexual
Hubungan Sexual tidak boleh
dilakukan segera karena involusi uteri belum kembali normal dan kemungkinan
luka episiotomi belum putih. 70% wanita melakukan hubungan sexual padaminggu
ke-8 postpartum. Banyak ibu yang masih takut untuk melakukan hubungan sexual
karena trauma persalinan, ibu takut perdarahan dan lebih ke aspek psikologi.
Lebih dari 90% primipara mengungkapkan bahwa mereka mulai aktif melakukan
hubungan sexual. Wanita dianjutkan untuk menyusui bayinya karena
denganmenyusuibayi akan menekan produksi estrogen yang tentu saja akan
berpengaruh pada pemulihan alat-alat kandungan. Berikan ibu konseling tentang
hubungan sexual setelah persalinan, yakni ibu bahwa tidak perlu takut untuk
melakukan hubungan sexual setelah 6 minggu postpartum.
4. Istirahat
Setelah bayi lahir kebanyakan
wanita sangat emosional dan merasa letih. Umumnya mereka tertidur sejenak.
Ketika bangun dia sangat ingin melihat dan menggendong bayinya. Ibu dapat
bangkit dari tempat tidur tapi banyak wanita lebh suka ditempat tidur selama 24
jam pertama dan menikmati istirahatnya. Setelah itu sebaiknya dia bangkit dan
berjalan ini akan meningkatkan nada otot-ototnya, meningkatkan aliran darah
melalui jaringan tubuhnya, dan menambah pengeringan lochia.
1.
Lochia
Lochia
adalah darah yang dibuang dari rahim yang kini telah mengerut kembali keukuran
semula. Pada saat hamil rahim melindungi janin dari lingkungan luar,
menyediakan gizi melalui uri, dan akhirnya dengan kontraksi ototnya
mengeluarkan bayi ke dunia. Lochia terdiri dari darah tempat uri menempel dan
luruhan dinding rahim yang berkembang sangat besar selama kehamilan. Dalam 5
hari pertama setelah kelahiran, lochia sebagian besar terdiri dari darah,
sehingga berwarna merah. 5-10 hari berikutnya warnanya menjadi coklat kemerahan
karena jumlah darah yang hilang lebih sedikit dan lebih banyak luruhan dinding
rahim yang dikeluarkan. Pada hari Ke-12 warnanya pucat kekuning-kuningan atau
putih, dan luruhan ini mungkin berlanjut dengan jumlah bervariasi selama 6
minggu. Pada kebanyakan kasus luruhan ini akan terhenti pada akhir minggu ke-3.
Lama Lochia merah bervariasi kadang-kadang masih berlanjut 10 hari atau lebih,
atau lochia merah mungkin muncul pada minggu berikutnya.
6. After Pain
Jika perineum robek atau dilakukan
episiotomi saat melahirkan maka akan terasa sakit diperineum dan mungkin akan
berlanjut beberapa minggu atau kadang-kadang sampai beberapa bulan.
Jika pasien mengalami sembelit dan
merasa kurang nyaman, sebaiknya meminta pengobatan. Biasanya obat pencahar
ringan seperti Senokot, atau obat pencahar lewat dubur, seperti Bisacodyl
diberikan.
Ambeien sering terjadi selama
kehamilan kadang juga terjadi selama persalinan. Pada beberapa wanita
menyebabkan rasa tidak nyaman. Pengobatannya mengunakan salep penahan rasa
sakit dan berusaha mendorongnya ke dalam lubang anus setelah membuang kotoran.
7. Sakit
Punggung
Sakit punggung tampaknya lazim
pada wanita yang memakai obat bius epidural atau menjalani tahap persalinan
kedua yang panjang. Beberapa wanita juga melaporkan sakit di leher atau di
bahu. Sakit punggung ini terjadi selama minggu atau kadang-kadang, bulan-bulan
setelah melahirkan.
8. Eliminasi
Dalam 24 jam pertama setelah
melahirkan, kadang-kadang ibu merasa susah buang air kecil karena robekan
selama melahirkan pada jaringan vagina dan jaringan sekeliling kandung kemih.
Periksa dini di rumah sakit aka membantu masalah ini.
Beberapa wanita mengalami
kesulitan menahan keluarnya air kencing sehingga selalu basah dalam
minggu-minggu atau bulan setelah melahirkan.
9. Depresi
Postpartum
Antara 8% sampai 12% wanita tidak
dapat menyesuaikan peran sebagai orang tua dan menjadi sangat tertekan mencari
bantuan dokter. Wanita yang lain berusaha melanjutkan hidupnya sendiri. Depresi
yang terdeteksi secara klinis biasanya muncul pada 6 sampai 12 minggu pertama
setelah kelahiran, tetapi mungkin tidak akan diketahui sampai jauh setelah itu.
Karena alasan ini, dokter meminta ibu untuk mengisi sebuah kuesioner pendek
(Skala Depresi Postpartum Edinburg) dalam kunjungan dokter setelah melahirkan.
Selain itu dokter akan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui apakah ibu lebih
mungkin terkena depresi, ibu itu adalah mereka yang :
ü
Mempunyai sejarah keluarga atau sejarah pribadi
yang mengalami depresi.
ü
Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua di
masa anak-anak atau remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk di
rawat.
ü
Mempunyai keluarga yang tidak stabil atau kasar
di masa anak-anak dan remaja.
ü
Tidak mempunyai dukungan positif dari suami atau
pasangan selama dan setelah kelahiran.
ü
Pernah didiagnosa menderita depresi selama kehamilan.
ü
Terputus dari saudara dekat atau teman yang
dapat merawat bayi dari waktu ke waktu.
ü
Mungkin mempunyai pengalaman negative dalam
berhubungan dengan professional kesehatan selama kehamilan (misalnya tidak ada
komunikasi dan informasi).
Beberapa tanda depresi adalah
kesedihan, sulit tidur, hilang selera makan, hilang konsentrasi, perasaan tidak
dapat mengatasi suatu masalah, peka dan cemas. Wanita itu memerlukan bantuan
dari dokter yang simpatik yang siap membantu, memberi dukungan dan dorongan, bukan
obat, setidaknya pada awal pertemuan. Dalam kasus yang lebih parah, konsultasi
psikiatris mungkin diperlukan. Penting mendapatkan bantuan secepatnya karena
seorang wanita yang mengalami depresi lebih dari 4 bulan lebih mungkin
menderita depresi dalam kehamilan berikutnya juga di saat lain.
10. Kontrasepsi
Pemberian ASI berarti memberi susu
dari payudaranya secara teratur. Ia terlindung terhadap kehamilan dan tidak
perlu menggunakan konstrasepsi. Jika ibu memilih menggunakan pengganti ASI,
maka risiko kehamilan terjadi 6 minggu setelah melahirkan. Karena itu,
sebaiknya bicarakan dengan dokter tentang kontrasepsi pada kunjungan minggu
keenam.
B. Keuntungan
Potensial Rawat Inap Maternitas Singkat
Anjuran pemulangan pasca partum dini
memiliki keuntungan sebagai berikut :
ü
Memperkuat konsep kelahiran sebagai suatu
peristiwa fisiologis yang normal.
ü
Mempersingkat masa pisah antara ibu dan anak
yang lain.
ü
Memperluas kemampuan control dan partisipasi
pasangan setelah kelahiran itu sendiri.
ü
Memberi rasa aman karena berada di lingkungan
rumah selama masa awal menjadi orang tua yang diwarnai stressor-stresor.
ü
Mengurangi pejanan pathogen yang tidak perlu di
lingkungan rumah sakit (Harrison , 1990).
ü
Membuat tempat tidur di layanan maternitas di
pakai dengan lebih efektif (misalnya, pertukaran pasien yang cepat atau
penyediaan tempat tidur untuk seseorang yang mengalami komplikasi).
ü
Meningkatkan jumlah kelahiran tanpa penggunaan
obat.
ü
Membuat ibu/ayah/pasangan/bayi dan anggota
keluarga lain memiliki lebih banyak waktu bersama.
ü
Menciptakan gangguan yang lebih sedikit dalam
kehidupan sehari-hari keluarga.
Keuntungan
Potensial Rawat Inap Maternitas Singkat
Hari
ketika sepasang suami istri membawa bayi baru lahir pulang ke rumah untuk
pertama kali biasanya penuh sukacita dan kenangan. Keadaan ini juga dapat
merupakan suatu keadaan yang sangat tidak nyaman. Walaupun beberapa orang tua
baru mengantisipasi pemulangan dini dengan antusias, ada juga yang merasa tidak
siap menghadapi kenyataan yang sebenarnya. Ibu yang memiliki anak yang lain
merasa tidak tenang, ingin cepat pulang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Tidak
jarang, ibu baru terkejut terhadap nyeri yang dialaminya.
Pada hari dan minggu pertama
trimester keempat, orang tua akan mengalami transisi kehidupan yang utama :
pulih dari peristiwa sekitar kelahiran, menyesuaikan kebutuhan bayi baru lahir,
menjadi orang tua, menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari
suatu kembali ke rumah, mengubah prioritas, dan mengatur kembali beberapa peran
lama sambil memulai peran yang baru. Jika ada anak-anak lain, timbul tantangan
tambahan membantu mereka untuk menyesuaikan diri berbagi rumah dan orang tua
dengan bayi baru lahir. Stres yang terkandung dalam suatu trandisi besar
seperti ini mengontribusi suatu kemungkinan krisis yang besar pada pengalaman
di awal masa pascapartum.
C. Kriteria
Pemulangan Dini
IBU
- Kehamilan,
persalinan, kelahiran, dan masa pascapartum tanpa komplikasi.
- Tidak
ada bukti ketuban pecah dini.
- Tekanan
darah stabil, suhu tubuh <380 C.
- Mampu
berjalan sendiri.
- Mampu
buang air kecil tanpa kesulitan.
- Perineum
utuh tanpa robekan perineum derajat ketiga atau keempat.
- Hemoglobin
>10 g
- Tanda-tanda
vital stabil
- Makan
dengan baik (mengisap dan menelan dengan normal)
- Nilai
Apgar > 7 pada menit pertama dan kelima.
- Berkemih
dan defekasi normal.
- Tes
skrining tiroid dan PKU telah dilakukan, tes PKU ulang dijadwalkan pada minggu
kedua.
UMUM
- Menghadiri
kelas perawatan bayi dan ibu dengan menekankan masalah perawatan di rumah pada minggu pertama
- Kehadiran
seseorang yang mendukung di rumah untuk membantu perawatan.
- Ada strategi untuk tindak
lanjut.
- Kehamilan,
persalinan, kelahiran, dan masa pascapartum tanpa komplikasi, baik pada ibu
maupun bayi.
- Ibu
mendemonstrasikan keterampilan pemberian makan, merawat kulit dan tali pusat,
mengukur temperature dengan thermometer, memeriksa keadaan bayi dan tanda
penyakit serta memberi perawatan kedaruratan.
D. Instruksi
selama Jam atau hari Pertama di Rumah
Semua pasangan, terutama mereka
yang sedang mengantisipasi pulang dini, harus di Bantu untuk mengantisipasi
akan seperti apa transisi dari rumah sakit ke rumah, sehingga keterkejutan
menghadapi kenyataan tidak mengurangi kesenangan atau menyebabkan stress yang
tidak perlu. Pedoman antipasti harus dipusatkan pada upaya tiba di rumah segera
; perjalan itu sendiri, menyediakan perawatan bayi yang esensial, menjamin ibu
dapat tetap nyaman dan cukup tidur, mengatur tamu-tamu, dan meminta bantuan.
Kadan-kadang strategi perawatan yang paling sederhana memberi dukungan yang
sangat besar.
Mengatur
Aktivitas Kehidupan Sehari-hari.
Hal kecil sekalipun dapat
menimbulkan stress akibat tuntutan bayi baru lahir yang banyak atau akibat
nyeri atau keletihan yang disebabkan kelahiran dan kesibukan saat kembali ke
rumah. Merencanakan pulang segera setelah bayi mulai disusui membuat pasangan
memiliki cukup waktu untuk tiba di rumah dan menerima tamu sebelum waktu
menyusui berikutnya. Sampel susu formula tidak perlu diberikan kepada ibu yang
menyusui karena akan membingungkan dan mengurangi keinginan untuk menyusui.
Menerima
Tamu
Seorang
bayi baru lahir di tengah-tengah keluarga seringkali menarik kedatangan tamu
seperti suatu magnet. Bidan dapat membantu orang tua terlebih dahulu mencari
jalan agar mereka dapat mengatasi keadaan ini. Mereka juga mungkin perlu
menemukan suatu petunjuk untuk mengingatkan bahwa ibu yang baru sudah lelah dan
perlu istirahat dan membiarkan suami mengajak tamu melihat-lihat bagian rumah
yang lain.
E. Tanda-tanda
Komplikasi yang potensial.
Tanda-tanda baya Pascapartum (Fisik)
1. Demam
dengan atau tanpa mengigil.
2. Bau
rabas vagina yang tidak enak atau mengiritasi.
3. Lokia
atau rabas vagina keluar secara berlebihan
4. Lokia
kembali berwarna terang setelah sebelumnya berwarna merah karat.
5. Daerah
tungkai bawah membengkak, nyeri, kemerahan, atau panas jika disentuh.
6. Pembengkakan
yang terlokalisasi atau rasa nyeri, panas di payudara.
7. Suatu
sensasi terbakar selama berkemih atau tidak bisa berkemih.
8. Nyeri
di pelvis atau perineum.
F. Perawatan
Pascapartum
Kunjungan rumah
Banyak program pulang dini memakai
kunjungan rumah pascapartum sebagai suatu tindakan tambahan untuk pemeriksaan
pascapartum lanjutan. Kunjungan rumah bisa menjadi bagian dari layanan rumah
sakit, dokter pribadi, departemen kesehatan masyarakat, atau suatu badan
pribadi yang khusus memberi pelayanan di rumah untuk pasien maternitas.
Kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali suatu
kunjungan rumah ditunda sampai hari ketiga setelah pulang ke rumah. Keputusan
untuk memperpanjang kontrak kunjungan rumah setelah satu minggu akan dibuat
sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga.
Pengkajian
Selama kunjungan rumah, bidan melakukan
pengkajian yang sistematis terhadap ibu dan bayi yang baru lahir untuk
menentukan penyesuaian fisiologis dan untuk mengindentifikasi setiap komplikasi
yang potensial. Pengkajian juga difokuskan pada penyesuaian emosional ibu,
termasuk factor-faktor keseimbangan (persepsi, koping, dan dukungan) dan
mencegah krisis dan pengetahuan ibu tentang perawatan diri sendiri dan
perawatan bayi. Mengobservasi orang tua baru, bayi baru lahir, dan anggota
keluarga lain dan situasi yang alami ini memungkinkan perawat memperoleh data tentang
lingkungan kehidupan mereka yang tidak bisa di dapat dengan cara lain.
Keuntungan
dan keterbatasan
Kunjungan rumah memiliki
keuntungan yang sangat jelas karena membuat bidan dapat melihat dan
berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam lingkungan yang alami dan aman.
Bidan mampu mengkaji kecukupan
sumber yang ada di rumah, demikian pula keamanan di rumah dan lingkungan
sekitarnya. Misalnya, bidan dan ibu bersama-sama membahas hal-hal yang harus
dipelajari sampai kunjungan berikutnya. Mempelajari perawatan bayi lebih mudah
karena benda-benda yang dipakai untuk demonstrasi adalah benda-benda yang
sebenarnya, yang digunakan sehari-hari di rumah. Oleh karena itu, kunjungan
rumah lebih mudah dilakukan untuk mengindentifikasi penyesuaian psikologis dan
fisik yang rumit ini.
1. Biaya
untuk mengunjungi keluarga yang jaraknya jauh,
2. Terbatasnya
jumlah perawat yang berpengalaman dalam memberi pelayanan maternitas dan
perawatan bayi baru lahir, dan
3. Kekhawatiran
tentang keamanan untuk mendatangi keluarga di daerah tertentu.
PERAWATAN
DI RUMAH
Kriteria Hasil Akhir Pemulihan
Fisiologis, Involusi, dan Pemulihan pada Ibu
* Menulis
tanda-tanda masalah
* Menyebutkan
pemahaman tentang temuan normal.
* Memastikan
rasa nyeri semakin berkurang, dikontrol dengan upaya pemberian rasa nyaman yang
diprogramkan.
* Memastikan
pola yang mencerminkan istirahat adekuat.
Payudara
* Kenakan
bra yang menopang dengan baik.
* Tidak
nyeri bila ditekan, tidak ada tanda-tanda peradangan.
* Putting
susu utuh tanpa pecah-pecah atau nyeri jika menyusui
* Menjelaskan
atau mendemonstrasikan teknik untuk meletakkan dan mengangkat bayi dari
payudara, meletakkan bayi pada posisi yang bisa mengurangi stress di daerah
putting susu.
Jika tidak menyusui :
* Tidak
terjadi pembengkakan payudara
* Memakai
obat penekan laktasi dengan benar (jika diresepkan) dan mengetahui tanda-tanda
bahaya yang harus dilaporkan.
* Bahas
pentingnya tidak merangsang payudara.
Rahim
* Fundus
keras, turun lebih rendah dari umbilicus sekitar 1 cm / hari
Usus dan Kandung Kemih
* Memulai
kembali pola defekasi yang biasa.
* Memulai
berkemih yang biasa, tidak ada rasa seperti terbakar atau kesukaran untuk mulai
berkemih.
Lokia.
* Menunjukkan
kemajuan involusi normal : jumlah rubra, serosa, alba berkurang baud aging
normal, tidak ada bekuan.
Insisi
: di perineum atau abdomen
* Episiotomi
(jika ada) dalam keadaan baik. Tidak ada kemerahan, edema, ekimosis, nanah,
atau nyeri bila ditekan.
* Insisi
sesaria (jika ada) bersih, kering, baik ; staple kulit, jahitan, atau
Steri-strips utuh (jika masih ada) ; bukti adanya proses pemulihan normal.
Tungkai
* Tidak
nyeri tekan, tanda Homan negative pada kedua sisi.
Adaptasi
Fisilogi Bayi
* Temperatur
(36,50C – 37,20C) pada aksila
Denyut
Jantung
* 120
sampai 160 kali/menit, kuat, regular, variasi normal jika melakukan aktivitas.
Pernafasan
* 30
sampai 60 kali/menit, bunyi pernafasan normal, ritme tidak regular, tidak ada
retraksi atau rintihan; variasi normal saat melakukan aktivitas.
Kulit
* Hangat,
turgor baik ; tidak ada ruam
Kepala
* Simetris,
dengan fontanel datar; molase atau kaput berkurang ; tidak ada hematoma .
Abdomen
* Lunak,
tidak distensi, bunyi usus terdengar.
Warna
* Konsisten
dengan latar belakang ras : tidak ada ikterik.
Aktivitas
* Sadar
disertai tonus otot yang baik, menggerakkan semua gerak dengan normal.
Tali
Pusat
* Atrofi
normal, dasar kering tanpa kemerahan; tidak ada bauyang tidak seharusnya.
Sirkumsisi
* Beli
terpasang (jika ada) ; bersih dan memulih; tidak ada darah; aliran urine norma.
Eliminasi
* Mengompol
setidaknya 6 sampai 10 popok/hari; warna, jumlah, dan konsistensi tinja sesuai
makanan.
Pola
Tidur
* Tidur
dengan baik.
Pemberian
Makan
* Mengisap
dengan baik tanpa ada yang keluar
* Bersendawa dengan baik.
* Lama menyusui (jika dilakukan) sesuai
rekomendasi.
* Jumlah formula tiap kali makan sesuai
rekomendasi.
Penyesuaian
Efektif Menjadi Orang Tua
* Orang
tua berinteraksi dengan bayi baru lahir dengan penuh kasih sayang.
* Perilaku orang tua mencerminkan apresiasi
sensoris dan kapasitas perilaku bayi, misalnya; menyusui, mengganti popok,
kebersihan, rangsangan sensoris.
* Orang tua berespon terhadap tanda-tanda dari
bayi.
* Orang tua menyatakan percaya diri semakin
terampil dalam merawat bayi, misalnya; menyusui, mengganti popok, kebersihan,
rangsangan sensoris.
* Orang tua mengidentifikasi penyimpangan dari
keadaan normal pada bayi, yang harus segera mendapat perhatian dokter.
* Orang tua tidak hanya menemukan
faktor-faktor yang membuat stress dan menantang, tetapi juga yang positif atau
yang menggembirakan.
* Orang tua menjelaskan atau mendemonstrasikan
prosedur dalam keadaan darurat dan menyebutkan tindakan untuk mengkaji keadaan
kedaruratan.
* Orang tua berinteraksi dengan cara yang
suportif
* Orang tua bekerjasama secara efektif satu
sama lain dalam merawat bayi baru lahir dan anak-anak yang lain
* Orang tua berhubungan secara efektif dengan
keluarga bayi baru lahir
Protocol Kunjungan Rumah Pasca Partum
INTERVENSI DI RUMAH : BEKERJASAMA DENGAN
KELUARGA
1.
Lakukan pengkajian sistematis ibu dan bayi baru lahir
untuk menentukan penyesuaian fisiologis dan setiap komplikasi yang ada
2.
Selama kunjungan, kumpulkan data untuk mengkaji
penyesuaian emosional setiap anggota keluarga terhadap bayi baru lahir dan
perubahan gaya
hidup. Catat bukti ikatan bayi baru lahir dengan keluarga dan bukti
pertengkaran antar saudara (sibling rivalry). Catat hubungan antar ibu, ayah,
anak-anak dan kakek-nenek.
3.
Tentukan keadukekuatan system pendukung
a.
Sampai sejauh manakah bantuan orang yang membantu
memasak, membersihkan rumah dan melakukan tugas-tugas rumah tangga lain.
b.
Sejauh mana bantukan diberikan untuk merawat bayi baru
lahir dan anak-anak lain.
c.
Apakah orang yang membantu ini mendorong ibu yang baru
untuk merawat diri dan memperoleh cukup istirahat.
d.
Siapa yang memberi informasi yang membantu? Bantuan
emosional
4.
Selama kunjungan, perhatikan lingkungan rumah tangga
untuk menentukan apakah sumber-sumber yang ada cukup:
a.
Ruang: privasi, tempat yang aman untuk anak-anak
bermain dan untuk tidur.
b.
Kebersihan umum dan perbaikan yang dilakukan
c.
Jumlah anak tangga yang harus dinaiki ibu baru
d.
Keadekuatan pengaturan masak
e.
Keadekuatan lemari es dan lemari makan
f.
Keadaan kamar mandi dan tempat mencuci baji
g.
Pengaturan rumah untuk bayi, tidur, mandi, persiapan
formula, popok dan kebutuhan lain.
5.
Selama kunjungan, perhatikan lingkungan rumah secara
umum: apakah ada perbaikan dan aspek pengamanan
a. Penyimpanan obat, pembersih rumah tangga, dan bahan-bahan lain yang
berbahaya untuk anak-anak.
b. Cat
terkelupas pada peralatan, tembok atau tiang.
c. Faktor
yang membuat anak jatuh, misalnya: lampu kurang terang, anak tangga rapuh,
karpet robek
d. Adanya
vermin (binatang kecil, misalnya: kutu)
e. Pemakaian
tempat tidur atau bermain bayi yang tidak memenuhi standar keamanan
f. Alat-alat
darurat jika terjadi kebakaran, alarm tanda kebakaran, atau tabung pemadam
kebakaran
6.
Beri perawatan untuk ibu dan bayi baru lahir sesuai
program dokter keluarga atau protocol rumah sakit.
7.
Beri penyuluhan sesuai kebutuhan yang diidentifikasi
8.
Rujuk keluarga ke sumber masyarakat yang sesuai:
sambungan telepon penting dan kelompok pendukung
9.
Pastikan ibu tahu masalah potensial yang perlu diperhatikan dan siapa yang harus
dihubungi bila terjadi
10. Pastikan
benda-benda sekali pakai bekas dibuang dengan benar dan benda yang dapat
kembali dipakai dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam tas perawatan.
INTERVENSI DI RUMAH: AKHIR KUNJUNGAN
1.
Ulas secara ringkas aktivitas dan hal-hal penting
kunjungan
2.
Klasifikasi harapan untuk masa yang akan datang,
termasuk jadwal kunjungan berikutnya.
3.
Tinjau kembali rencana penyuluhan, buat kerangka
tulisan
4.
Beri informasi cara mengunjungi perawat atau lembaga,
jika diperlukan sebelum jadwal kunjungan berikutnya.
INTERVENSI PASCA KUNJUNGAN
1.
Dokumen kunjungan, gunakan formulir klinik sebagai
catatan sah dan bukti penggantian biaya.
2.
Susun rencana pengajaran yang akan menjadi dasar pertemuan
berikutnya dengan pasien/keluarga
3.
Komunikasi sesuai kebutuhan (melalui telepon, surat , catatan kemajuan,
atau formulir kunjungan) dengan dokter, professional kesehatan lain, atau
lembaga rujukan sebagai perwakilan pasien/keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk. Jensen
Buku Ajaran Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC, 2004.
Derek Llewellyn-Jones
setiap wanita Buku Panduan Lengkap Tentang Kesehatan Kebidanan, dan kandungan
Delapratas. Jakarta
1997.
Prof.Dr. Rustam Mochtar MPH
Sinopisis Obstetri Fisiologi –Obstetri Patologi Edisi 2 Jakarta EGC 1998.
Habifa wiknjosastro ilmu
kebidanan edisi 3, cetakan ketujuh Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 2005.
Prof. Sulaiman Sastrawinata
obstetric fisiologi bagian obstetric dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Bandung. Bandung
1983.
Abdul Bari saifudin, george Adriaansz gulari Hanifa
Wiknjosastro Djoko waspodo Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Edisi 1, Cetakan 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar