KONSEP
DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS
Syafrudin,
SKM, MKes
A. Konsep
dasar masyarakat
1. Pengertian
Saunders (1991) mendefinisikan komunitas
sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau system social. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa komunitas terdiri dari sekelompok individu yang tinggal
pada wilayah tertentu, yang memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat relative
sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Selain itu, komunitas juga dipandang
sebagai target pelayanan kesehatan yang bertujuan mencapai kesehatan komunitas
sebagai suatu peningkatan kesehatan dan kerjasama suatu mekanisme untuk
mempermudah pencapaian tujuan yang berarti serta masyarakat / komunitas
tersebut dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujuan tersebut.
Kebidanan kesehatan komunitas adalah
pelayanan kebidanan professional yang ditujukan pada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya mencapai derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencana, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Kebidanan komunitas memberikan perhatian
terhadap pengaruh factor lingkungan meliputi fisik, biologis, psikologis,
social dan cultural dan spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan memberi
prioritas pada strategi pencegahan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan,
dalam upaya mencapai tujuan.
2. Ciri-ciri
masyarakat
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa masyarakat itu memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
·
Interaksi diantara sesame anggota masyarakat
·
Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
·
Saling tergantung satu sama lain.
·
Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan
·
Memiliki identitas bersama
3.
Tipe Masyarakat :
Menurut Gil4in & Gilin dalam Effendy
(1998) lembaga masyarakat dapat diklasifikasi sebagai berikut :
a. Ditinjau dari sudut perkembangannya,
dibedakan menjadi dua, yaitu cresive insititusion dan Enacted institusion.
b. Ditinjau dari sudut system nilai yang
diterima masyarakat, dibedakan menjadi tipe basic institution dan subsidiary
institution
c. Dari sudut penerimaan masyarakat, dibedakan
menjadi approved atau social sanctioned institution dan unsactioned
institusion.
d. Dari sudut penyebaran, dibedakan menjadi
general institusion dan restrictred intitusion.
e. Dari sudut fungsi, dibedakan menjadi
operative institusion dan regulative institusion.
4. Ciri-ciri
masyarakat sehat
Adapun cirri-ciri masyarakat sehat diantaranya
adalah sebagai berikut :
a.
Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
b.
Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama
untuk ibu dan anak.
c.
Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama
penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup.
d.
Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan
peningkatan status social ekonomi masyarakat.
e.
Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai
sebab dan penyakit.
5. Indikator
Ciri Masyarakat sehat
Menurut WHO beberapa indicator
dari masyarakat sehat adalah :
a. Keadaan
yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat yang melipuiti indicator
komprehensif, seperti angka kematian kasar menurun, Rasio angka mortalitas
proporsional rendah dan umur harapan hidup meningkat. Sedangkan indicator
spesifik adalah angka kematian ibu dan anak menurun, angka kematian penyakit
menular menurun dan angka kelahiran
menurun.
b. Indikator
pelayanan kesehatan, meliputi :
·
Rasio antara tenaga kesehatan dengan jumlah
penduduk seimbang.
·
Distribusi tenaga kesehatan merata.
·
Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di
rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya.
·
Informasi tentang jumlah sarana pelayanan
kesehatan diantaranya rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin dan sebagainya.
6. Masalah
kesehatan di Indonesia
Adapun masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia ,
diantaranya adalah :
·
Tingginya angka pertumbuhan penduduk (1,98%)
·
Tingginya angka kematian ibu dan anak (AKI
420/100.000 penduduk, AKB 57/1000 kelahiran hidup, dan angka kematian balita
84/1000.
·
Tingginya angka kesakitan karena penyakit
menular, diantaranya TB paru, demam berdarah dan ISPA.
·
Meningkatkan angka kesakitan penyakit tidak
menular, seperti penyakit jantung, neoplasnya, penyakit karena cedera, dan
penyakit gangguan mental.
·
Masalah kesehatan lingkungan, meliputi masalah
lingkungan fisik dan biologis yang belum memadai, Baru sebagaian kecil penduduk
yang menikmati air bersih.
Faktor penyebab kondisi diatas, diantaranya adalah
factor social ekonomi, gaya
hidup dan perilaku masyarakat, dan system pelayanan kesehatan.
B. Asumsi
1. Asumsi dasar
Kebidanan komunitas didasarkan asumsi berikut :
a.
Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks.
b.
Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier
merupakan komponen system pelayanan kesehatan.
c.
Kebidanan merupakan subsistem pelayanan kesehatan,
nimana hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
d.
Fokus utama adalah pelayanan kesehatan primer sehingga
kebidanan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan utama.
Demikian kebidanan komunitas perlu dikembangkan
ditatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif,
sesuai keyakinan keperawatan komunitas.
2. Keyakinan
Beberapa keyakinan yang mendasari praktek kebidanan
komunitas, yaitu :
a.
Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau
dan dapat diterima semua orang.
b.
Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima
pelayanan, dalam hal ini komunitas.
c.
Bidan sebagai pemberi pelayanan dank lien sebagai
penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik.
d.
Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik
bersifat mendukung maupun menghambat, untuk itu perlu diantisipasi.
e.
Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan
kesehatan.
f.
Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
Dari asumsi dan keyakinan yang mendasar
tersebut dikembangkan falsafah kebidanan komunitas, yang akan menjadi landasan
praktek keperawatan komunitas.
3.
Falsafah
Kebidanan Komunitas
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang
menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup.
Kebidanan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap
pengaruh lingkungan (bio, psiko, sosio, cultural dan spiritual) terhadap
kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi kebidanan komunitas mengacu
pada falsafah atau paradigma kebidanan secara umum, yaitu manusia yang
merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah
atau paradigma kebidanan komunitas yang terdiri dari empat komponen dasar,
sebagai berikut :
1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti
sekumpulan individu / klien yang berada pada lokasi atau baas geografis
tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat relative sama serta
adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas merupakan
sumber dan lingkungan bagi keluarga. Komunitas sebagai klien yang dimaksud
termasuk kelompok risiko tinggi, antara lain: daerah terpencil, daerah rawan,
daerah kumuh, dll.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi
terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien/komunitas. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengenai
stressor.
3. Lingkungan
Semua factor internal dan
eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat biologis, psikologis,
social cultural dan spiritual.
4. Kebidanan
Intervensi/tindakan yang
bertujuan untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan klien/komunitas
menghadapi stressor, melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Berdasarkan falsafah tersebut dikembangkan pengertian, tujuan, sasaran dan
strategi intervensi kebidanan komunitas.
C. Tujuan Kebidanan Komunitas
Tujuan umum kebidanan komunitas adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat menjalankan fungsinya secara
optimal. Adapun tujuan khusus kebidanan komunitas adalah :
1. Meningkatnya
kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam pemahaman tentang
pengertian sehat dan sakit.
2. Meningkatnya
kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan.
3. Terciptanya
dukungan bagi individu yang terkait.
4. Terkendali
dan bertanggulanginya keadaan lingkungan fisik dan social untuk menuju keadaan sehat
yang optimal.
5. Berkembangnya
ilmu serta pelaksanaan kebidanan kesehatan masyarakat.
Untuk mencegah dan meningkatkan
kesehatan masyarakat dilakukan melalui :
·
Pelayanan keperawatan langsung (direct care)
terhadap individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.
·
Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh
masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan
masyarakat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
D. Sasaran
Kebidanan Komunitas
Sasaran kebidanan kesehatan masyarakat
adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
1.
Individu, diutamakan pada individu yang ditemukan di
klinik, rumah tempat lain dengan masalah kesehatan.
2.
Keluarga, dengan mengutamakan keluarga dengan risiko
tinggi terhadap masalah kesehatan tertentu.
3.
Kelompok penduduk, diutamakan pada kelompok penduduk
daerah kumuh, daerah terisolasi dan darah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil, panti dsb.
4.
Masyarakat, yaitu dari satuan masyarakat yang terkecil
sampai dengan masyarakat secara keseluruhan.
E. Strategi
Kebidanan Komunitas
Adapun strategi intervensi kebidanan
komunitas yaitu proses kelompok, pendidikan kesehatan dan kerjasama
(partnership).
F. Lingkup bidang wewenang dan
tanggung jawab
Keperawatan komunitas merupakan bentuk
pelayanan/asuhan langsung yang berfokus pada kebutuhan dasar komunitas, yang
berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat,
ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan internal dan
eksternal.
Intervensi kebidanan yang
dilakukan mencakup : pendidikan kesehatan / keperawatan (health education),
mendemontrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan oleh komunitas,
melakukan intervensi kebidanan yang memerlukan keahlian bidan, misalnya
konseling pasangan yang akan menikah; melakukan kerjasama lintas program dan
lintas sektoral untuk mengatasi masalah komunitas serta melakukan rujukan
kebidanan dan non kebidanan bila perlu.
Intervensi kebidanan tersebut
difokuskan pada tiga level pencegahan, yaitu sebagai berikut :
1. Prevensi
primer
Yang dimaksud dengan prevensi
primer adalah pencegahan dalam arti yang sebenarnya, dimana diidentifikasi
factor risiko dimasyarakat. Pencegahan primer mencakup peningkatan kesehatan
pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit. Prevensi primer
meliputi : health promotion, health education, specific protection dan
environmental protection.
Contoh : kegiatan dibidang
prevensi primer antara lain :
·
Immunisasi
·
Penyuluhan tentang gizi
·
Penyuluhan untuk mencegah keracunan
2. Prevensi
sekunder
Pencegahan sekunder menekankan
pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologik,
sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan / keseriusan penyakit.
Prevensi sekunder meliputi : early detection and promptreatment, emergency
care, acute dan critical care, dan collaborate diagnosis and treatment.
Contoh : kegiatan dibidang
prevensi sekunder antara lain :
·
Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang seorang
anak/balita.
·
Memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala termasuk pemeriksaan gigi dan mata secara berkala.
3. Prevensi
tersier
Pencegahan tersier dilakukan
pada kasus-kasus kecacatan atau ketidakmampuan atau tidak dapat diperbaiki
(irreversible). Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan primer lebih dari upaya
menghambat proses penyakitnya sendiri,
yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya. Prevensi tersier meliputi : rehabilitasi, longterm care, dan
care of the dying.
Contoh : kegiatan dibidang
prevensi tersier antara lain :
·
Perawat mengajarkan kepada keluarga untuk
melakukan perawatan anak dengan kolostomi di rumah.
·
Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan
kelumpuhan anggota gerak untuk latihan secara teratur di rumah.
Pada praktek kebidanan komunitas
prinsip-prinsip kesehatan komunitas, beberapa hal yang harus menjadi
pertimbangan adalah :
1.
Kemanfaatan
Intervensi yang dilakukan harus
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan
antara manfaat dan kerugian.
2.
Autonomi
Komunitas diberi kebebasan untuk
melakukan atau memilih alternative yang terbaik yang disediakan untuk
komunitas.
3.
Keadilan
Melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas.
G. Peran
Bidan di Komunitas
1. Pemberi
pelayanan kesehatan (Provider)
Memberikan pelayanan kebidanan
secara langsung dan tidak langsung kepada klien dengan menggunakan asuhan
kebidanan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2.
Pendidik
Memberikan pendidikan kesehatan kepada
kelompok keluarga yang berisiko tinggi, kader kesehatan, dll.
3.
Pengelola
Mengelola (merencanakan, mengorganisasi,
menggerakkan, dan mengevaluasi) pelayanan kebidanan, baik secara langsung
maupun tidak langsung dan menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam
kegiatan komunitas.
4.
Konselor
Memberikan konseling/bimbingan kepada
kader, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan komunitas sesuai
prioritas.
5.
Pembela klien (advocat)
Peran bidan sebagai penasehat telah didefinisikan
oleh Kohnke (1980) adalah kegiatan memberikan informasi dan sokongan kepada
seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi
dirinya. Sokongan dapat berupa dorongan secara verbal atau keterlibatan
berdiskusi dengan petugas kesehatan lain, instansi atau anggota keluarga dalam
melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan kebidanan
komunitas.
6.
Kolaborator / coordinator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain,
baik lintas program maupun sektoral.
7.
Perencana
Peranan bidan di komunitas sebagai
perencana yaitu dalam bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan
keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan program-program di masyarakat
luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan.
8.
Peneliti
Melakukan penelitian untuk mengembangkan
kebidanan komunitas.
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS
BalasHapus🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
•> PENGERTIAN : Kebidanan Komunitas adalah memberikan perhatian terhadap pengaruh faktor lingkungan meliputi fisik,biologis,psikologis,sosial,kultural & spiritual terhadap kesehatan masyarakat serta memberi prioritas pada strategi pencegahan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan dalam upaya mencapai tujuan.
•> CIRI² MASYARAKAT SEHAT :
1 peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehatkematia.
2 mengatasi masalah kesehatan sederhana.
3 peningkatan upaya kesehatan lingkungan.
4 peningkatan status gizi masyarakat.
5 penurunan angka kesakitan dan kematian.
•> INDIKATOR CIRI MASYARAKAT SEHAT ( WHO ) :
1 indikator komprehensif ( angka kematian kasar menurun, rasio angka mortalitas proporsional rendah, umur harapan hidup meningkat )
2 indikator spesifik ( angka kematian ibu dan anak menurun, angka kematian penyakit menular menurun, angka kelahiran menurun )
•> FALSAFAH / PARADIGMA KEBIDANAN KOMUNITAS YG TERDIRI :
1. manusia
2. kesehatan
3. lingkungan
4. kebidanan
•> TUJUAN KEBIDANAN KOMUNITAS :
🌸 UMUM ( meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat menjalankan fungsinya secara optimal )
🌸 KHUSUS :
1 meningkatkan meningkatnya kemampuan individu dan masyarakat dalam pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit
2 meningkatnya kemampuan individu dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
3 terciptanya dukungan bagi individu yang terkait
4 terkendali dan bertanggulanginya keadaan lingkungan fisik dan sosial
5 berkembangnya ilmu serta pelaksanaan kebidanan kesehatan masyarakat
•> SASARAN KEBIDANAN KOMUNITAS :
1. Individu
2. Keluarga
3. Kelompok Penduduk
4. Masyarakat
•> PERAN BIDAN KOMUNITAS :
1 pemberi pelayanan kesehatan ( provider )
2 pendidik
3 pengelola
4 konselor
5 pembelaan klient ( advokat )
6 kolaborasi ( koordinator )
7 perencanaan
8 peneliti