OBESITAS PADA ANAK
PENDAHULUAN
Angka kejadian obesitas pada
masa kanak-kanak meningkat secara cepat di seluruh dunia. Rata-rata penyebabnya
adalah karena anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di depan TV, komputer
atau perangkat video game daripada bermain di luar ruangan. Ditambah dengan
tipikal keluarga masa kini yang sangat sibuk dan biasanya hanya punya sedikit
waktu untuk menyiapkan makanan sehari-hari. Asumsi (yang salah) bahwa untuk
menyiapkan makanan buatan sendiri yang penuh gizi membutuhkan waktu lama membuat
makanan cepat saji yang biasanya tinggi kalori dan rendah nilai gizinya menjadi
pilihan banyak keluarga. Kecepatan dan kemudahan merupakan kebutuhan yang
dianggap penting oleh banyak orang, baik tua maupun muda, di milenium ini.
Lebih dari sembilan juta anak di dunia berusia enam tahun ke atas
mengalami obesitas, lapor Dennis Bier dari Pediatric Academic Society (PAS). Sejak
tahun 1970, obesitas kerap meningkat di kalangan anak, hingga kini angkanya
terus melonjak dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun dan usia 12-19 tahun,
bahkan meningkat tiga kali lipat pada anak usia 6-11 tahun. Dr. Damayanti R.
Syarif, Sp.A(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta bertutur senada, dari penelitian yang dilakukan di empat
belas kota besar di Indonesia, angka kejadian obesitas pada anak tergolong
relatif tinggi, antara 10-20% dengan nilai yang terus meningkat hingga kini.
Edukasi nutrisi anak pada orang tua terus digencarkan, mengingat negeri
Indonesia masih memiliki fenomena paradoks pediatrik yang unik, jutaan anak
mengalami malnutrisi, sementara di lain sisi jutaan anak pula yang mengalami
obesitas. Faktor makanan ringan selain makanan rumah (jajan) diduga sebagai
kambing hitam.
Saat
ini kegemukan (overweight) dan obesitas menjadi salah satu masalah
kesehatan yang mendunia bagi anak-anak dan orang dewasa. Tahun 1998, WHO
menyatakan obesitas sudah dalam dalam tingkat epidemik yang kalau dibiarkan
akan menjadi obesitas global. Menurut data WHO pada awal tahun 2000, sekitar 1
miliar orang mengalami kegemukan dan 30% diantaranya megalami kegemukan
berlebihan atau obesitas.
Di Amerika Serikat,
menurut Asosiasi Obesitas Amerika, angka obesitas pada anak-anak dan remaja
terus meningkat. Di Indonesia, prevalensi obesitas pada anak-anak sudah
meningkat menjadi 20% pada tahun 2003 dari sekitar 5-6% pada tahun 1989.
Menurut WHO, obesitas sudah merupakan epidemi global dan menjadi problem
kesehatan yang harus segera diatasi. Di Indonesia, perubahan gaya hidup yang
menjurus ke westernisasi dan sedentary mengakibatkan perubahan pola
makan masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan
kolesterol, sehingga berdampak meningkatkan risiko obesitas. Prevalensi
obesitas pada anak meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara maju maupun
negara yang sedang berkembang. Disamping itu, obesitas pada anak berisiko
tinggi menjadi obesitas di masa dewasa dan berpotensi menderita penyakit
metabolik dan penyakit degeneratif di kemudian hari.
Anak-anak, tidak seperti orang dewasa, membutuhkan
nutrisi dan kalori tambahan untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Jadi
bila mereka mengkonsumsi kolori dalam jumlah yang cukup untuk aktivitas
sehari-hari, pertumbuhan dan metabolisme mereka, maka pertambahan berat badan
mereka akan seimbang dengan pertambahan tinggi badannya. Akan tetapi, anak-anak
yang makan lebih banyak kalori daripada yang mereka butuhkan, akan menambah
lebih banyak berat daripada tinggi badan mereka. Pada kasus-kasus seperti ini, pertambahan
berat akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas dan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan berat badan.
Obesitas pada anak-anak secara
khusus akan menjadi masalah karena berat ekstra yang dimilik anak tersebut pada
akhirnya akan mengantarkannya pada masalah kesehatan yang biasanya dialami oleh
orang dewasa, seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Salah satu strategi untuk memerangi kelebihan berat pada anak-anak adalah
dengan memperbaiki pola makan dan membuat program olahraga untuk seluruh
keluarga. Hal ini akan membantu melindungi kesehatan anak-anak anda sekarang
dan di masa yang akan datang.
MATERI PENYULUHAN
v
Pengertian Obesitas
Obesitas merupakan keadaan patologis dengan
terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk
fungsi tubuh. (Mayer, 1973)
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang
ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. (Hartono,
2004)
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), obesitas merupakan keadaan
indeks massa tubuh (IMT) anak yang berada di atas persentil ke-95 pada grafik
tumbuh kembang anak sesuai jenis kelaminnya. Definisi ini relatif sama dengan Institute
of Medicine (IOM) di AS, sementara Center for Disease
Control (CDC) AS mengkategorikan anak tersebut sebagai
‘overweight’. CDC berargumen bahwa seorang anak dikategorikan obesitas jika
mengalami kelebihan berat badan di atas persentil ke-95 dengan proporsi lemak
tubuh yang lebih besar dibanding komponen tubuh lainnya.
Obesitas atau kegemukan diartikan juga sebagai penimbunan jaringan
lemak tubuh secara berlebihan. Secara klinis obesitas secara mudah dapat
dikenali karena mempunyai tanda dan gejala yang khas antara lain wajah
membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada yang menggembung
dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak, perut membuncit dan
dinding perut berlipat-lipat serta kedua tungkai umumnya berbentuk X dengan
kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan menyebabkan lecet.
v
Penyebab Obesitas
Meskipun masalah genetik dan hormonal
juga dapat menjadi penyebab terjadinya obesitas pada anak-anak, kebanyakan
kasus kelebihan berat badan disebabkan karena anak-anak makan terlalu banyak
dan terlalu sedikit bergerak. Bila anak-anak mengkonsumsi lebih banyak kalori
daripada kalori yang mereka buang melalui olah gerak dan perkembangan fisik
yang normal, mereka akan mendapatkan kelebihan berat.
Penyebab lain selain gaya hidup adalah
penyakit genetik yang dapat menyebabkan seorang anak mengalami obesitas. Penyakit-penyakit seperti ini, misalnya
sindrom Prader-Willi dan sindrom Bardel-Biedl hanya terjadi pada
sebagian kecil anak-anak. Pada populasi umum, pola makan dan kebiasaan
berolahraga memainkan peran yang lebih besar atas terjadinya obesitas.
Peningkatan kasus obesitas pada
anak-anak disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, diantaranya :
1.
Faktor
Keturunan
Kecenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu telah lama diketahui. Mungkin saja keadaan ini disebabkan oleh kebiasaan keluarga makan banyak dan berkali-kali tiap harinya, susunan makanannya mengandung banyak lemak, sering jajan, dan sebagainya. Dengan demikian masukan energy tiap hari melebihi kebutuhannya. Akan tetapi adanya faktor keturunan dapat dibuktikan misalnya dengan observasi pada anak kembar yang dibesarkan terpisah akan tetapi menunjukkan berat badan yang sangat berkolerasi satu sama lain. Penyelidikan lain memberi hasil sebagai berikut: anak kembar monozigot walaupun dibesarkan terpisah mempunyai berat badan yang lebih mendekati dibandingkan dengan anak kembar dizigot walaupun dibesarkan bersama. Lagipula tidak terdapat korelasi antara berat badan anak pungut dan orangtua yang memungutnya, akan tetapi ada korelasi antara anak kandung dengan orangtuanya (McLaren, 1973). Namun, faktor genetik saja tidak menyebabkan obesitas. Obesitas baru terjadi jika si anak makan lebih banyak kalori daripada yang bisa dihabiskan oleh tubuhnya.
2. Kebiasaan makan
Anak-anak jaman sekarang lebih banyak makan makanan instan, makanan cepat saji, minuman yang mengandung tinggi gula serta makanan cemilan yang sudah diproses yang tinggi kalori dan lemak namun rendah vitamin lainnya dibandingkan makanan sehat dan segar seperti sayur dan buah-buahan. Pola makan yang menyebabkan obesitas adalah makan tidak pada saat lapar dan makan sambil menonton TV atau mengerjakan sesuatu seperti pekerjaan rumah atau membaca. Mengkonsumsi makanan berkalori tinggi, seperti makanan cepat saji, makanan yang dibakar dan kudapan memiliki andil dalam peningkatan berat badan. Makanan tinggi lemak biasanya tinggi kalori. Minuman bersoda, kudapan, permen dan makanan penutup dapat juga menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan. Makanan dan minuman seperti ini biasanya memiliki kandungan kalori dan gula atau garam yang tinggi.
3. Status Sosial Ekonomi
Berkaitan dengan gaya hidup, sikap, dan perilaku. Di Indonesia, orang cenderung salah kaprah mengasosiasikan gemuk adalah baik. Anak harus gemuk, montok, baru dibilang anak yang sehat. Kalau anak tidak gemuk, seolah-olah hal tersebut merupakan kegagalan dari si ibu yang notabene penyandang tugas pengasuhan anak. Jadi tujuan makan bergeser dari memenuhi kebutuhan anak ke menjadikan anak gemuk. Timbullah cara-cara instan seperti mengkonsumsi susu khusus bahkan mengkonsumsi makanan cair sebagai pengganti susu atau sarapan.
4. Penurunan Aktivitas Fisik
Kecanggihan tekonologi seperti televisi dan komputer menyebabkan banyak anak-anak terpaku di depannya sehingga kurang melakukan permainan yang melibatkan kegiatan fisik seperti bermain sepeda. Menonton televisi bukan hanya menghabiskan kalori yang sangat sedikit, tetapi bahkan menambah kalori karena makan cemilan selagi nonton. Kondisi keamanan yang kurang menjamin sehingga banyak orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya bermain keluar rumah melakukan kegiatan olahraga atau bermain di lapangan. Ruang yang terbatas di sekolah menyebabkan banyak sekolah yang tidak memiliki lapangan bermain yang memadai bagi murid-muridnya untuk melakukan kegiatan fisik. Kegemukan sering muncul di masa pubertas, nafsu makan di usia remaja ini memang meningkat. Kegemukan ini bisa menjadi lingkaran setan. Makin gemuk anak, makin malas ia berolahraga. Makin sedikit ia bergerak makin banyak lemak ditimbun di tubuhnya. Kalau anak kegemukan, ia sering tidak bisa ikut bermain dengan teman-temannya. Akibatnya ia akan makin kesepian, dan makannya akan semakin banyak. Begitulah seterusnya.
5. Bangsa atau Suku
Pada
bangsa atau suku tertentu kadang-kadang terlihat lebih banyak anggotanya yang
menderita obesitas. Dalam hal ini sukar untuk menentukan faktor yang lebih
menonjol, keturunan atau latar belakang kebudayaannya seperti biasa makan
makanan yang mengandung banyak energy, tidak berolahraga, dan sebagainya.
1. Gangguan Emosi
Gangguan emosi merupakan sebab
terpenting obesitas anak besar dan remaja. Pada anak yang sedang bersedih hati
dan memisahkan diri dari lingkungannya timbul rasa lapar yang berlebihan
sebagai kompensasi terhadap masalahnya. Adakalanya kebiasaan makan yang
terlampau banyak ini akan menghilang dengan menyembuhnya gangguan emosi yang
dideritanya.
2. Gangguan Hormon
Walaupun sangat jarang,
adakalanya obesitas disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antar hormon,
seperti pada Sindroma Cushing, hiperaktivitas adrenocortikal, hipogonadisme,
dan penyakit hormon lain.
v
Gejala Klinis Penderita Obesitas
¯ Anak terlihat sangat gemuk
¯ Wajah membulat
¯ Pipi tembem
¯ Leher relatif pendek
¯ Dada membusung, dengan payudara
yang membesar karena mengandung jaringan lemak
¯ Sering terlihat dagu yang berganda (double chin)
¯ Perut membuncit disertai dinding
perut yang berlipat-lipat
¯ Pada umumnya anak demikian lebih tinggi daripada
anak normal seumur
¯ Perut menggantung ke bawah
¯ Penis pada anak laki-laki terlihat kecil, oleh
karena sebagian organ tersebut tersembunyi dalam jaringan lemak pubis (burried
penis)
v
Pemeriksaan dan Diagnostik
Sebagai
bagian dari perawatan anak sehat, dokter akan menghitung index massa tubuh (Body
Mass Index = BMI) dan menentukan dimana posisinya pada tabel pertumbuhan
sesuai usia. Indeks masa tubuh
menunjukkan bila anak mengalami kelebihan berat untuk usia dan tinggi badannya.
Untuk
menghitung index massa tubuh anak, bagi beratnya dengan tinggi badannya yang
dipangkat 2, atau BB/TB2 (Penting: untuk menggunakan formula
penghitungan indeks massa tubuh ini, berat badan harus dihitung dalam kilogram
dan tinggi badan harus dihitung dalam meter. Bila anda menggunakan
ukuran pound dan inci, kalikan hasil penghitungan dengan faktor
konversi 703). Cara yang lebih
mudah untuk mendapatkan indeks massa tubuh adalah dengan menggunakan kalkulator
indeks massa tubuh.
Dengan
menggunakan tabel pertumbuhan, dokter dapat menentukan persentil anak, artinya bagaimana
perkembangan anak dibandingkan dengan anak lain dengan usia dan jenis kelamin
yang sama. Jadi, misalnya, diberitahu bahwa anak berada dalam persentil 80. Ini
artinya, dibandingkan dengan anak-anak lain dengan jenis kelamin dan usia yang
sama, 80 persennya memiliki indeks massa tubuh yang lebih rendah dari anak.
Penghitungan
dalam tabel pertumbuhan ini, dibuat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit di Amerika (Center for Disease Control and Prevention = CDC). Anak anda akan dimasukkan dalam salah satu
dari 4 kategori berikut :
BMI – berdasarkan usia dibawah
persentil 5 – kekurangan berat
BMI – berdasarkan usia antara
persentil 5-85 – berat normal
BMI – berdasarkan usia antara
persentil 85-95 – memiliki risiko kelebihan berat
BMI – berdasarkan usia di atas
persentil 95 – kelebihan berat
BMI
bukanlah pengukuran lemak tubuh yang paling sempurna karena ada beberapa
keadaan dimana penghitungan BMI dapat menimbulkan kesan yang salah. Contohnya,
orang yang sangat berotot seringkali memiliki angka BMI yang tinggi walaupun
tidak mengalami kelebihan berat (karena otot tambahan dapat menambah berat
badan seseorang tapi tidak menambah lemak). Sebagai tambahan, BMI seringkali
sulit untuk dijelaskan masa pubertas dimana seorang anak mengalami periode
pertumbuhan yang sangat cepat. Penting
untuk diingat bahwa BMI biasanya adalah indikator yang baik (tapi bukan
pengukuran secara langsung) kadar lemak dalam tubuh. Dokter juga akan
memperhitungkan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam penilaian berat secara
keseluruhan. Ini akan membantu untuk menentukan apakan berat badan anak
membutuhkan perhatian medis.
Sebagai
tambahan selain BMI dan memposisikan berat badan pada tabel pertumbuhan, dokter
juga akan mengevaluasi :
Sejarah obesitas dalam keluarga
dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan berat badan, seperti diabetes
Kebiasaan makan dan asupan
kalori anak
Tingkat aktivitas anak
Kondisi kesehatan lain yang
mungkin dimiliki oleh anak
Bila
khawatir anak atau anak usia remaja mengalami kelebihan berat, buat perjanjian
dengan dokter anak. Bila anak kelebihan berat, dokter akan menanyakan mengenai
kebiasaan makan dan aktivitas sehari-hari anak dan akan memberikan saran-saran
mengenai bagaimana membuat perubahan ke arah yang positif. Ia mungkin juga akan memutuskan untuk
melakukan pemeriksaan atas beberapa kondisi medis yang dapat diasosiasikan
dengan obesitas. Tergantung dari nilai
BMI, umur dan kondisi kesehatan, dokter mungkin akan merujuk pada seorang ahli
gizi untuk saran-saran tambahan. Untuk
anak-anak tertentu yang memiliki kelebihan berat, dokter juga akan
merekomendasikan program penurunan berat badan yang komprehensif.
v
Komplikasi
Anak yang
kelebihan berat badan dapat menderita masalah kesehatan yang cukup serius,
seperti diabetes dan penyakit jantung, dan sering kali juga membawa kondisi ini
sampai ke masa dewasanya. Anak yang
kelebihan berat badan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita:
³ Diabetes tipe 2, resisten terhadap insulin
³ Sindrom metabolisme: kegemukan terutama di daerah perut,
kadar lemak yang tinggi, tekanan darah tinggi, resistensi terhadap insulin,
kerentanan terhadap terbentuknya sumbatan pembuluh darah, dan kerentanan
terhadap proses peradangan (American Heart Association).
³ Tekanan darah tinggi, kolesterol
tinggi dan tingkat blood lipid yang abnormal
³ Asma dan masalah saluran
pernapasan lainnya (misalnya, napas pendek yang dapat membuat olah raga, senam
atau aktivitas fisik lainnya sulit untuk dilakukan)
³ Masalah tidur
³ Penyakit liver dan kantong empedu
³ Pubertas atau menarche dini: anak yang kelebihan berat
badan dapat tumbuh lebih tinggi dan secara seksual lebih matang dari anak-anak
sebayanya, membuat orang-orang berharap mereka dapat berlaku sesuai dengan
ukuran tubuh mereka, bukan sesuai dengan usia mereka; gadis-gadis yang
mengalami kelebihan berat badan seringkali mengalami siklus menstruasi yang
tidak teratur dan menghadapi masalah fertilitas pada usia dewasanya.
³ Masalah makan
³ Infeksi kulit
³ Masalah pada tulang dan persendian
Faktor risiko yang ada pada masa
kanak-kanak (termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes)
dapat menyebabkan terjadinya masalah medis saat mereka beranjak dewasa seperti
penyakit jantung, gagal jantung, dan stroke. Mencegah atau menangani obesitas
pada anak-anak dapat mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan seperti ini
saat mereka dewasa.
Kelebihan
berat juga dapat menyebabkan terjadinya masalah yang menyangkut perkembangan
sosial dan emosional anak seperti:
° Percaya diri rendah dan rawan
diganggu anak lain. Anak-anak
seringkali mengganggu atau mencela kawan mereka yang kelebihan berat badan,
yang seringkali mengakibatkan anak tersebut kehilangan rasa percaya diri dan
meningkatkan risiko terjadinya depresi.
° Problem pada pola tingkah laku
dan pola belajar. Anak-anak yang kelebihan berat badan
cenderung lebih sering merasa cemas dan memiliki kemampuan bersosialisasi yang
lebih rendah daripada anak-anak dengan berat normal. Pada satu sisi yang ekstrim, masalah-masalah
ini akan menyebabkan anak tersebut meledak dan mengganggu ruang kelas. Pada sisi ekstrim yang lain, anak tersebut
akan menarik diri dari pergaulan sosial.
Stress dan kecemasan juga akan mengganggu proses belajar. Kecemasan yang berhubungan dengan masalah
sekolah dapat menimbulkan lingkaran setan dimana didalamnya rasa khawatir yang
terus meningkat akan menyebabkan menurunnya pencapaian akademis.
° Depresi.
Isolasi sosial dan rendahnya rasa percaya diri menimbulkan rasa perasaan
tidak berdaya pada sebagian anak yang kelebihan berat. Bila anak-anak kehilangan harapan bahwa hidup
mereka akan menjadi lebih baik, pada akhirnya mereka akan mengalami
depresi. Seorang anak yang mengalami
depresi akan kehilangan rasa tertarik pada aktivitas normal, lebih banyak tidur
dari biasanya atau seringkali menangis. Pada beberapa anak yang mengalami
depresi, mereka dapat menyembunyikan kesedihan mereka sehingga emosi mereka
justru kelihatan datar saja. Bagaimanapun, depresi adalah masalah yang serius baik
pada anak-anak maupun pada orang dewasa.
v Penanganan
Anak-anak,
tidak seperti orang dewasa, membutuhkan nutrisi dan kalori untuk perkembangan
dan pertumbuhan mereka. Meskipun demikian, berat badan merupakan suatu
keseimbangan antara kalori yang masuk dengan kalori yang dibuang. Anak-anak
yang makan sejumlah kalori yang mereka butuhkan untuk aktivitas sehari-hari dan
pertumbuhan yang normal, akan mengalami penambahan berat badan yang sesuai
dengan pertambahan tinggi badan mereka.
Akan tetapi anak-anak yang makan lebih banyak kalori daripada yang
mereka butuhkan, akan mendapatkan penambahan berat badan lebih banyak daripada
yang dibutuhkan untuk menopang penambahan postur tubuh mereka. Pada kasus-kasus
seperti ini, penambahan indeks massa tubuh sesuai umur akan berbanding lurus
dengan bertambahnya risiko obesitas dan timbulnya masalah kesehatan yang
berhubungan dengan berat badan.
Untuk
anak-anak di bawah usia 7 tahun yang tidak memiliki masalah kesehatan lainnya,
tujuan penanganan ini adalah untuk menjaga berat badan bukan mengurangi berat
badan. Strategi ini menyebabkan
anak-anak tetap menambah tinggi badan mereka tanpa harus menambah berat badan,
sehingga indeks massa tubuh akan terus menurun seiring dengan bertambahnya
waktu sampai pada kisaran normal. Meskipun demikian, untuk anak yang mengalami
obesitas, menjaga berat badan sambil menunggu pertambahan tinggi badan dapat
menjadi sama sulitnya dengan menurunkan berat badan pada orang-orang dewasa.
Penurunan
berat badan biasanya direkomendasikan untuk anak-anak berusia di atas 7 tahun
atau untuk anak-anak dengan usia yang lebih muda yang memiliki masalah
kesehatan. Penurunan berat badan harus
dilakukan secara teratur dan sedikit demi sedikit. Biasanya dengan kisaran
antara 1 pound (0,45 kg) dalam seminggu sampai dengan 1 pound dalam sebulan,
tergantung pada kondisi anak anda.
Metode-metode
yang dilakukan untuk menjaga berat badan atau menurunkan berat badan adalah
sama yaitu anak anda harus makan dengan pola makan yang sehat dan meningkatkan
aktivitas fisiknya. Kesuksesan metode ini sangat bergantung pada komitmen
orangtua untuk membantu anak anda melakukan perubahan ini. Orangtua harus
memikirkan pola makan dan pola olahraga sebagai satu koin dengan dua sisi yang
berbeda.
ø
Makan dengan Pola Makan yang Sehat
Makanan
selalu dibeli oleh para orangtua, mereka juga memasak makanan dan mereka juga
yang menentukan makanan mana yang akan dimakan.
Bahkan perubahan sekecil apapun dapat menyebabkan perubahan besar pada
kesehatan anak.
Bila sedang berbelanja untuk
sehari-hari, pilihlah buah dan sayuran dibandingkan makanan cepat saji. Selalu
sediakan kudapan yang sehat. Dan jangan pernah menggunakan makan sebagai hadiah
atau hukuman.
Batasi pembelian minuman yang manis,
termasuk juga minuman yang memiliki rasa buah. Minuman seperti ini hanya
memberikan sedikit nutrisi dibandingkan dengan kalori tinggi yang mereka
miliki. Minuman ini juga dapat membuat anak anda merasa terlalu kenyang untuk
makan makanan yang lebih sehat.
Pilih resep dan metode memasak
yang menggunakan lemak sesedikit mungkin.
Contohnya, memanggang ayam bukan menggorengnya.
Sajikan makanan berwarna-warni di atas
meja: sayuran hijau dan kuning, buah aneka warna, dan roti yang terbuat dari whole-grain.
Batasi sajian karbohidrat berwarna putih: beras, pasta, roti putih dan gula
(sebagai makanan penutup).
Duduk bersama untuk menikmati makanan
sekeluarga. Buat makan bersama sebagai kebiasaan – saat untuk berbagi berita
dan cerita. Jangan makan di depan
televisi atau komputer, yang akan menyebabkan anak mengunyah tanpa berpikir.
Batasi kebiasaan makan di luar rumah,
terutama di restoran cepat saji. Banyak pilihan menu pada restoran seperti ini
yang tinggi lemak dan kalori.
Jangan biasakan makan di depan layar,
seperti televisi, komputer atau video game. Kebiasaan ini akan menyebabkan anak makan
secara terburu-buru dan menurunkan kesadaran akan berapa banyak makanan yang
telah dimakan.
Jangan
sampai jatuh ke dalam perangkap kebiasaan makan yang kurang baik:
Jangan berikan permen atau
jajanan sebagai hadiah bagi anak yang berkelakuan baik atau untuk menghentikan
kelakuan buruk. Cari solusi lain untuk mengubah perilaku mereka.
Jangan biasakan anak untuk selalu
menghabiskan isi piringnya. Anda harus
menyadari seberapa lapar anak anda. Bayipun akan menolak botol susu atau ASI
sebagai tanda bahwa mereka sudah kenyang.
Bila anak-anak sudah cukup kenyang, jangan paksa mereka untuk
melanjutkan makan. Orangtua harus menguatkan pikirannya, bahwa anak hanya akan
makan bila mereka lapar.
Jangan berbicara soal “makanan yang
jelek” atau sama sekali melarang adanya permen dan makanan favorit dari menu
makanan anak yang mengalami kelebihan berat badan. Anak-anak bisa berontak dan
mengkonsumsi makanan terlarang tersebut dalam jumlah banyak di luar rumah atau
menyelundupkan makanan tersebut ke dalam rumah.
ø
Meningkatkan Aktivitas Fisik
Satu
komponen yang sangat penting dalam penurunan berat badan, terutama pada
anak-anak, adalah aktivitas fisik. Kegiatan ini tidak hanya akan membakar kalori,
tapi juga dapat memperkuat tulang dan otot dan membantu anak-anak tidur dengan
nyenyak di malam hari dan terjaga di siang hari. Kebiasaan seperti ini yang
dibangun sejak masa kanak-kanak akan membantu mereka menjaga berat badan pada
kisaran yang sehat pada masa dewasanya, meskipun mereka mengalami pertumbuhan
yang pesat, perubahan hormon dan mengalami perubahan sosial yang seringkali
menyebabkan mereka terlalu banyak makan. Dan anak-anak yang aktif akan
cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat.
Untuk
meningkatkan tingkat aktivitas anak:
Batasi waktu santai di depan layar
menjadi hanya dua jam dalam sehari. Satu cara yang jitu untuk meningkatkan aktivitas anak
adalah dengan membatasi waktu mereka untuk menonton televisi setiap harinya.
Aktivitas diam lainnya (main video games dan komputer atau bicara di telepon)
juga harus dibatasi.
Tekankan pada aktivitas bukan olahraga. Aktivitas anak tidak harus
berupa program olahraga yang terstruktur, tujuannya hanya agar mereka tetap
bergerak. Aktivitas bermain bebas
seperti bermain petak-umpet, tarik tambang atau lompat tali dapat menjadi cara
yang jitu untuk membakar kalori dan meningkatkan stamina.
Temukan aktivitas yang disukai oleh anak. Contohnya, bila anak cenderung
berjiwa seni, ajaklah pergi ke alam untuk jalan-jalan dan mengumpulkan daun dan
batu-batuan yang dapat dikoleksi oleh anak-anak. Bila anak suka memanjat, bisa pergi ke
mencari tempat bermain disektiar rumah, dimana anak-anak dapat melewatkan waktu
dengan memanjat alat permainan atau tembok. Bila anak suka membaca, bisa
mengajaknya jalan kaki atau naik sepeda ke perpustakaan disekitar rumah.
Bila ingin memiliki anak yang aktif,
orangtua harus aktif. Gunakan
tangga bukan lift atau eskalator dan parkir mobil di tempat yang agak jauh dari
toko. Jangan buat kegiatan olah gerak
sebagai hukuman atau kewajiban. Temukan aktivitas yang menyenangkan yang dapat
dilakukan oleh seluruh anggota keluarga.
Buat pekerjaan rumah tangga sebagai
kegiatan keluarga. Siapa yang
banyak mencabut rumput dari kebun sayuran? Siapa yang paling banyak
mengumpulkan sampah?
Buat aktivitas yang bervariasi. Biarkan anak-anak secara
bergantian memilih aktivitas apa yang akan mereka lakukan hari atau minggu ini.
Latihan memukul, boling, dan renang, semua ikut dihitung.
ø Buat sebagai Komitmen Keluarga
Anak-anak
tidak dapat mengubah sendiri pola makan dan pola aktivitas mereka. Mereka
membutuhkan dukungan dan dorongan dari keluarga dan pengasuh mereka. Untuk
meningkatkan tingkat kesuksesan anak anda:
Buat komitmen untuk melakukan kebiasaan sehat dalam
keluarga, di mana semua anggota keluarga harus tetap mengikuti pola yang sudah
ditentukan. Bila tidak, anak akan merasa disisihkan, direndahkan atau dibenci.
Bersiaplah untuk melakukan perubahan. Perubahan yang kecil
tapi berkesinambungan akan lebih mudah untuk diikuti dan dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari.
Fokus pada program perubahan pola makan dan aktivitas
untuk jangka panjang, jangan gunakan pola diet yang sudah ditentukan atau pola
diet yang sedang tren yang bertujuan untuk mengurangi berat badan secara cepat.
Tujuan yang harus dicapai adalah pola makan sehat dan perubahan gaya hidup,
bukan jumlah kilogram yang sudah bisa dihilangkan.
Tentukan sasaran yang dapat dicapai oleh anak dan juga
seluruh anggota keluarga. Contohnya, sasaran untuk anak adalah mengurangi
konsumsi minuman yang mengandung gula. Sasaran keluarga adalah makan bersama di
meja setiap malam bukan di depan
televisi.
ø Pembedahan dan Penggunaan Obat
Bila
anak telah bergelut dengan masalah berat badannya untuk waktu yang cukup lama,
orangtua mungkin berpikir pembedahan atau penggunaan obat mungkin dapat
membantu masalahnya. Akan tetapi penggunaan obat
jarang sekali dilakukan pada anak-anak.
Pembedahan
untuk Mengurangi Berat Badan
Karena
faktor risiko dan adanya kemungkinan terjadinya komplikasi jangka panjang,
operasi untuk mengurangi berat badan (bariatic) jarang sekali dilakukan
pada remaja. Efek dilakukannya
pembedahan pada pemikiran dan tubuh remaja yang sedang berkembang secara garis
besar memang belum diketahui. Meskipun demikian, pada kasus di mana berat badan
anak sangat berlebihan dan menimbulkan lebih banyak ancaman pada kesehatannya
dibandingkan risiko potensial dilakukannya pembedahan, dokter mungkin akan
mempertimbangkan dilakukannya pembedahan untuk mengurangi berat badan sebagai
satu pilihan.
Meskipun
demikian, pembedahan bukanlah jawaban termudah untuk menghilangkan masalah
kelebihan berat badan. Pembedahan tidak menjamin anak anda akan kehilangan
semua kelebihan beratnya atau bahwa anak anda dapat menjaga agar tubuhnya tidak
kelebihan berat badan untuk jangka waktu yang lama. Pembedahan juga tidak
menggantikan kebutuhan akan pola makan yang sehat dan program aktivitas fisik yang
harus dilakukan secara reguler.
Penggunaan Obat-obatan
Ada dua jenis obat untuk mengurangi berat badan yang dapat
digunakan oleh para remaja: sibutramine (Meridia) dan orlistat
(Xenical). Sibutramine yang sudah disetujui untuk pengobatan bagi
para remaja berusia di atas 16 tahun, berfungsi mengubah susunan kimiawi di
otak sehingga membuat tubuh merasa lebih cepat kenyang. Orlistat, yang sudah disetujui untuk
digunakan pada para remaja berusia diatas 12 tahun, mencegah penyerapan lemak
di dalam usus.
Meskipun ada, obat-obatan seperti itu jarang sekali digunakan
untuk para remaja. Risiko penggunaan
obat-obatan seperti dalam jangka panjang masih tidak diketahui, dan efek yang
ditimbulkannya pada pengurangan berat badan dan untuk menjaga berat badan pada
anak-anak usia remaja masih dipertanyakan. Dan, sekali lagi, obat untuk
mengurangi berat badan tidak menggantikan kebutuhan akan pola makan yang sehat
dan program aktivitas fisik yang harus dilakukan secara reguler.
v Pencegahan
Tanpa
melihat apakah anak memiliki risiko mengalami kelebihan berat badan atau saat
ini anak memiliki berat badan yang ideal, orangtua tetap dapat mengambil
langkah proaktif untuk mendapatkan atau untuk menjaga agar semua tetap berada
pada jalur yang benar. Mulailah
memberikan contoh yang baik dengan cara memperhatikan makanan yang keluarga
makan sehingga anak dapat tetap konsisten menjaga berat badan ideal. Kemudian,
orangtua harus aktif dan mengundang anak untuk bergabung menjalankan kebiasaan
yang sehat bersama-sama.
Cobalah
untuk tidak beradu otot mengenai masalah makanan dengan anak. Orangtua mungkin secara tidak sengaja telah
meletakkan dasar untuk hal tersebut dengan menyediakan atau melarang makanan
tertentu, contohnya permen, sebagai hadiah atau hukuman bagi anak. Umumnya,
makanan bukanlah suatu hal yang direkomendasikan sebagai pengubah perilaku pada
anak-anak.
Cobalah
untuk selalu mengingat bahwa banyak anak yang kelebihan berat badan yang
menjadi gemuk saat mereka bertambah tinggi. Orangtua juga harus menyadari,
bahwa tekanan yang terlalu besar pada kebiasaan makan dan berat badan anak
dapat memberi efek terbalik dimana si anak makan terlalu banyak, atau mungkin
membuat mereka rawan terjangkit kelainan pada pola makan.
Orangtua tidak perlu menjadi terlalu kritis, hanya perlu
menekankan pada apa yang baik, seperti senangnya bisa bermain di luar rumah,
berbagai variasi buah segar yang bisa didapatkan sepanjang tahun. Tekankan juga
keuntungan dari banyak beraktivitas selain dari membantu mereka untuk menjaga
berat badan, contohnya, banyak bergerak membuat jantung, paru-paru dan otot-otot
lain menjadi lebih kuat. Bila orangtua
terus memupuk kebiasaan alami anak-anak anda untuk berlari, menjelajah dan
hanya makan saat mereka lapar, bukan karena bosan, secara otomatis mereka akan
mendapatkan berat badan yang sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar