Minggu, 01 Juli 2012

MANAGEMEN KESEHATAN IBU DAN ANAK


MANAGEMEN  KESEHATAN IBU DAN ANAK
Syafrudin, SKM, Mkes.
Pengertian Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan,jiwa,dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi.Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) yang paling baru ini,memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang mengatakan,bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna,baik fisik,mental,maupun social,dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat.Pada batasan yang terdahulu,kesehatan ibu hanya mencakup tiga aspek,yakni:fisik,mental,dan social,tetapi menurut Undang-Undang No.23/1992,kesehatan itu mecakup empat aspek yakni fisik(badan),mental(jiwa),social,dan ekonomi.

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah suatu upaya di bidang kesehatan yang mempunyai tujuan sebagai berikut:
  1. Menurunkan kematian(mortality) dan kejadian sakit(morbility) di kalangan ibu.Upaya ini ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan,pada saat bersalin dan ibu menyusui
  2. Meningkatkan derajat kesehatan anak melalui pemantauan status gizi sedini mungkin berbagai penyakit menular yang bias dicegah dengan imunisasi dasar sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Sasaran:ibu hamil,ibu bersalin dan anak-anak s/d usia lima tahun

Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut:
  1. Peningkatan pelayanan antenatal disemua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setingi-tingginya
  2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga profesional secara berangsur.
  3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyrakat oleh kader dan dukun bayi,serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
  4. Peningkatan pelayanan neonatal(bayi berumur kurang dari 1 bulan) dengan mutu yang baik dan jankauan yang setingi-tingginya.

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu isu krusial dalam pencapaian pembangunan kesehatan diseluruh dunia.Pelayanan kesehtan ibu dan anak tidak hanya sensitive dalam menentukan pembangunan kesehatan suatu Negara,namun juga merupakan investasi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di masa mendatang.

Memang saat ini beberapa Negara telah menunjukan perkembangan dalam upaya mewujudkan kesehatan ibu dan anak secara optimal,namun pada saat yang bersamaan  ironisnya,secara rata-rata,dunia tidak sedang berada dalam jalur untuk mencapai MDGs dalam bidang kesehatan ibu dan anak.

Demikian pernyataan yang dilansir situs resmi organisasi kesehatan dunia WHO.Menurut temuan lapangan WHO,tiap tahun,lebih dari setengah juta wanita meninggal dalam keadaan hamil atau melahirkan,bahkan hamper 11 juta anak balita meninggal,sedangkan hal ini seharusnya dapat dicegah.Sebagai wujud upaya tindak lanjut terhadap permasalahan tersebut Negara-negara dan organisasi yang berperan dalam bidang kesehatan ibu dan anak telah mendeklarasikan kerjasama di New York 12 September 2005 lalu.Untuk pertama kalinya pada pakar kesehatan ibu dan anak serta tenaga profesional anak secara formal bekerja sama dalam meningkatkan upaya mencapai tujuan pembangunanan global (MDGs) yang salah satunya adalah bidang kesehatan ibu dan anak.Bentuk kerja sama ini menandai telah lahirnya upaya intensif yang diharapkan dapat berkembang dengan cepat menuju terciptanya kesehatan dengan cepat  menuju terciptanya kesehatan wanita dan anak-anak yang optimal.


Pelayanan Antenatal

Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi petugas puskesmas.Walaupun pelayanan antenatal selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis,pemeriksaan fisik(umum dan kebidanan),pemeriksaan laboratorium atas indikasi,serta intervensi dasar dan khusus(sesuai resiko yang ada),namun ada penerapan operasionalnya dikenal standar minimal “5 T” untuk pelayanan antenatal,yang terdiri atas:
  1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
  2. Ukur tekanan darah
  3. Pemberian imunisasi tetanus toxoid secara lengkap
  4. Pengukuran tinggi fundus uteri
  5. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

Dengan demikian maka,secara operasional pelayanan antenatal yang tidak memenuhi standar minimal “ 5 T” tersebut belum dianggap suatu pelayanan antenatal.Selain itu pelayanan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional dan tidak dapat dilakukan oleh dukun bayi.

Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan,dengan ketentuan waktu sebagai berikut:
  • Minimal 1 kali pada triwulan pertama
  • Minimal 1 kali pada triwulan kedua
  • Minimal 2 kali pada triwulan ketiga

Standar waktu pelayanan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan, khususnya dalam memberi kesempatan yang cukup dalam menangani kasus resiko tinggi yang ditentukan.

Cakupan K1 dan K4
Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama,sekali pada triwulan dua dan dua kali pada triwulan ketiga (K4)
Cakupan K1 pada tahun 1996 secara nasional adalah 84,11% dengan kisaran antara 63,58% (di propinsi Irian Jaya) dan 105,34%( di propinsi Timor-Timor).Bila dibandingkan dengan sasaran Pelita VI tahun 1996/1997 secara nasional yaitu 85 %,rata-rata cakupan tersebut masih belum memenuhi target.
Cakupan K4 pada tahun 1996 secara nasional adalah 65,72% dengan kisaran antara 29,4% (di propinsi Irian Jaya) dan 90% (di propinsi Lampung).Bila dibandingkan dengan Pelita VI tahun 1996/1997 secara nasional yaitu 75%,cakupan tersebut masih belum memenuhi sasaran.

Cakupan Fe1 dan Fe3
Pemberian tablet besi pada ibu hamil dapat dibedakan menjadi Fe1 yaitu yang mendapat 30 tablet dan Fe3 yaitu yang mendapat 90 tablet selama masa kehamilan.Cakupan Fe1 pada tahun 1996 secara  nasional adalah 69,67% dengan kisaran antara 22,74% (di Propinsi Sumatera Utara) dan 91,63% (di propinsi Sulawesi Utara).Sedangkan cakupan Fe3 secara nasional adalah 61,78% dengan kisaran antara 22,74 ( di propinsi DKI Jakarta) dan 88,42% (di propinsi Sulawesi Tenggara)
Ada kecenderungan kenaikan cakupan pemberian tablet besi bagi ibu hamil dan tahun 1994 sampai dengan 1996.Jika dibandingkan dengan sasaran akhir Pelita VI pemberian tablet besi pada ibu hamil sebesar 85%,memang baik cakupan Fe1 dan Fe3 masih berada di bawah sasaran tersebut.





Pertolongan Persalinan

Dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak dikenal beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat.Jenis tenaga tersebut adalah:
  1. Tenaga profesional: dokter spesialis kebidanan,dokter umum,bidan,pembantu bidan (PKE) dan perawat bidan.
  2. Dukun bayi:
    • Dukun bayi terlatih ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan oleh tenaga kesehatan dan telah dinyatakan lulus
    • Dukun bayi tidak terlatih ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih oleh tenaga kesehatan dan belum dinyatakan lulus.

Pertolongan persalinan oleh dukun bayi diharapkan memenuhi standar minimal “ 3 bersih”,yang meliputi bersih tangan penolong,bersih alat pemotongan tali pusat dan bersih alas tempat ibu berbaring serta linbgkungannya.

Selain itu masih ada penolong persalinan yang berasal dari anggota keluarga dalam masyarakat terpencil,seperti yang banyak ditemukan di Propinsi Irian Jaya.Namun,penolong persalinan seperti ini umumnya tidak tercatat dan sulit untuk diidentifikasi.
Pada prinsipnya,penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  • Sterilitas
  • Metode pertolongan persalinan yang memenuhi persyaratan teknis medis.
  • Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi

Dengan penempatan bidan di desa, diharapkan secara bertahap jangkauan persalinan oleh tenaga profesional terus meningkat dan masyrakat semakin menyadari pentingnya persalinan yang bersih dan aman.


Deteksi Dini Ibu Hamil Beresiko

Untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna, kegiatan deteksi dini ibu hamil beresiko perlu lebih digalakkan baik difasilitas pelayanan KIA maupun dimasyarakat.Dalam rangka itulah deteksi ibu hamil beresiko perlu difokuskan kepada keadaan yang menyebabkan kematian ibu bersalin di rumah dengan pertolongan oleh dukun bayi.
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal,tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat.Karena itu kehamilan yang normal pun mempunyai resiko, walaupun ringan.Ada beberapa keadaan yang menambah resiko kehamilan,namun tidak secara langsung meningkatkan resiko kematian ibu.Keadaan-keadaan tersebut dinamakan factor resiko.
Factor resiko pada ibu hamil diantaranya adalah:
  1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih 35 tahun
  2. Anak lebih dari 4
  3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun
  4. Tinggi badan kurang dari 145 cm.
  5. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
  6. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis,hipertensi dan riwayat cacat congenital.
  7. Kelaianan bentuk tubuh,misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.

Semakin banyak ditemukan factor resiko pada ibu hamil, maka semakin tinggi resiko kehamilannya.
Resiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dari normal,yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayinya.




Resiko tinggi pada kehamilan meliputi:
  1. Hb kurang dari 8 gr %
  2. Tekanan darah tinggi (sistol lebih dari 140 mmHg dan diastol lebih dari 90 mmHg)
  3. Oedema yang nyata
  4. Eklampsia
  5. Perdarahan pervaginam
  6. Ketuban pecah dini
  7. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
  8. Letak sungsang pada primigravida
  9. Infeksi berat/sepsis
  10. Persalinan premature
  11. Kehamilan ganda
  12. Janin yang besar
  13. Penyakit kronis pada ibu :jantung,paru,ginjal,dll.
  14. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan

Tingginya AKI di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke fasikitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.Faktor waktu dan transportasi merupakan hal yang sangat menentukan dalam merujuk kasus resiko tinggi.Penempatan bidan di desa memungkinkan penanganan dan rujukan ibu hamil beresiko sejak dini,serta identifikasi tempat persalinan yang tepat bagi ibu hamil sesuai dengan resiko kehamilan yang disandangnya.

Pelayanan Kesehatan Neonatal
Dewasa ini 45 % kematian bayi terjadi pada usia kurang dari satu bulan.Penyebab utama kematian neonatal adalah tetanus neonatorum, gangguan yang timbul pada bayi berat lahir rendah ( BBLR) dan asfiksia.Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin,pertolongan persalinan” 3 bersih” (bersih tangan penolong,alat pemotong tali pusat dan alas tempat tidur ibu) dan perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk perawatan tali pusat yang higienis.
Selain hal tersebut diatas,dilakukan pula upaya deteksi dini neonatal resiko tinggi agar segera dapat diberikan pelayanan yang diperlukan.

Resiko tinggi pada neonatal meliputi:
  1. BBLR (berat lahir kurang dari 2500 gram )
  2. Bayi dengan tetanus neonatorum
  3. Bayi baru lahir dengan asfiksia
  4. Bayi dengan ikterus neonatorum (ikterus > 10 hari setelah lahir )
  5. Bayi baru lahir dengan sepsis
  6. Bayi lahir dengan berat > 4000 gram
  7. Bayi pre term dan post term
  8. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
  9. Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.

Tujuan Manajemen kesehatan ibu dan anak

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi keluarga dan masyarakat tentang kesehatan reproduksi, terutama kesehatan ibu dan anak dan untuk menumbuhkan sikap dan perilaku yang bertanggungjawab, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan dan gizi seluruh anggota keluarga (khususnya ibu dan anak). Mendukung kegiatan pendidikan yang memadai bagi anak-anak, pengetahuan bagi ibu dan anggota keluarga lainnya agar dapat menerapkan perilaku hidup sehat dalam keluarga.

Area Kegiatan :

1
Membantu menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan angka kematian balita melalui kegiatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2
Mengembangkan program yang "integratif" antara pendidikan, pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi, peningkatan status gizi dan kesehatan ibu dan anak balita serta keluarga.
3
Meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan anak jalanan.
4
Membantu perlindungan pekerja anak dalam mendapatkan hak-haknya melalui program yang komrehensif.
5
Membentuk jaringan kerjasama dengan pihak yang berkompeten, khususnya dalam program perlindungan dan pencegahan anak dari menjadi pekerja seks dan penggunaan obat.
6
Mendirikan fasilitas untuk mendukung program pelayanan bagi anak.

Program untuk kesehatan anak
Tanda-tanda bayi dan anak bayi tetap sehat:
  • Setiap bulan berat badan anak bertambah mengikuti pita hijau pada KMS
  • Perkembangan dan kepandaian anak betambah sesuai umur
  • Anak jarang sakit,gembura,ceria,aktif,lincah,dan cerdas.

Cara ibu menjaga kesehatan bayi dan anak:
    1. Amati pertumbuhan anak secara teratur
§  Timbang berat badan anak sebulan sekali mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu
§  Tanya hasil penimbangan dan minta kepada kader mencatat di KMS
§  Jika anak tumbuh kurang sehat,minta nasihat gizi ke petugas kesehatan
§  Bermain dan bercakap-cakap dengan anak,sangat penting bagi perkembangan anak
    1. Minta imunisasi sesuai jadwal di Posyandu,Puskesmas,Rumah Sakit atau praktek swasta
§  Anak harus diimunisasi lengkap sebelum berumur 1 tahun
§  Imunisasi mencegah penyakit TBC,Hepatitis (sakit kuning),Polio,Difteri,Batuk 100 hari,Tetanus,Campak.
§  Sakit ringan seperti batuk pilek,diare dan sakit kulit bukan halangan untuk imunisasi.

Jadwal Imunisasi
Umur
Jenis Imunisasi
0-7 hari
Hepatitis B 1
1 bulan
BCG
2 bulan
Hepatitis B2,DPT1,Polio 1
3 bulan
Hepatitis B3,DPT2,Polio 2
4 bulan
DPT 3,Polio 3
9 bulan
Campak, Polio 4

3 komentar:

  1. MANAGEMEN KESEHATAN IBU DAN ANAK
    Pengertian Kesehatan
    Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan,jiwa,dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi.

    Upaya kesehatan ibu dan anak adalah suatu upaya di bidang kesehatan yang mempunyai tujuan sebagai berikut:

    1. Menurunkan kematian(mortality) dan kejadian sakit(morbility) di kalangan ibu.untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan,pada saat bersalin dan ibu menyusui
    2. Meningkatkan derajat kesehatan anak melalui pemantauan status gizi sedini mungkin berbagai penyakit menular yang bias dicegah dengan imunisasi dasar sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

    kegiatan pokok Pemantapan pelayanan KIA dewasa sebagai berikut:
    1. Peningkatan pelayanan antenatal
    2. Peningkatan pertolongan persalinan
    3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyrakat
    4. Peningkatan pelayanan neonatal

    Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu isu krusial dalam pencapaian pembangunan kesehatan diseluruh dunia.Pelayanan kesehtan ibu dan anak tidak hanya sensitive dalam menentukan pembangunan kesehatan suatu Negara,namun juga merupakan investasi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di masa mendatang.

    Pelayanan Antenatal

    Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi petugas puskesmas.

    5T untuk pelayanan antenatal terdiri dari:
    1. Timbang BB dan ukur TB
    2. Pemberian imunisasi TT lengkap
    3. Ukur tekanan darah
    4. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

    Pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan:
    1. 1 kali pada triwulan pertama
    2. 1 kali pada triwulan kedua
    3. 2 kali pada triwulan ketiga

    Tujuan Manajemen kesehatan ibu dan anak

    Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi keluarga dan masyarakat tentang kesehatan reproduksi, terutama kesehatan ibu dan anak dan untuk menumbuhkan sikap dan perilaku yang bertanggungjawab, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan dan gizi seluruh anggota keluarga (khususnya ibu dan anak).

    Area Kegiatan

    1. Membantu menurunkan aki,akb,dan akb
    2. Mengembangkan program yang "integratif" antara pendidikan, pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi,
    3. Meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan anak jalanan.
    4. Membantu perlindungan pekerja anak dalam mendapatkan hak-haknya
    5. Membentuk jaringan kerjasama dengan pihak yang berkompeten, khususnya dalam program perlindungan dan pencegahan anak dari menjadi pekerja seks dan penggunaan obat.
    6. Mendirikan fasilitas untuk mendukung program pelayanan bagi anak.

    nama: mega putri
    akbid bunda auni

    BalasHapus
  2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu isu krusial dalam pencapaian pembangunan kesehatan diseluruh dunia. Pelayanan KIA tidak hanya sensitif dalam menentukan pembangunan kesehatan suatu negara, namun juga merupakan investasi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di masa mendatang. Manajemen pelayanan KIA terdiri atas pelayanan antenatal (ANC) dan pelayanan kesehatan neonatal.

    BalasHapus
  3. MANAJEMEN KESEHATAN IBU & ANAK
    🪻🪻🪻🪻🪻🪻🪻🪻🪻

    Upaya Kesehatan Ibu & Anak adalah Suatu Upaya Dibidang Kesehatan yg Mempunyai Tujuan untuk Menurunkan Mortality & Morbility dikalangan ibu serta meningkatkan derajat kesehatan anak melalui pemantauan status gizi sedini mungkin.

    •> SASARAN : Ibu Hamil, Bersalin & Anak²- Usia 5 tahun

    •> PELAYANAN ANTENATAL

    ada penerapan operasional dikenal standar minimal " 5 T " Yaitu :
    1. Timbang BB & Ukur TB
    2. Ukur TD
    3. Pemberian Imunisasi TT secara lengkap
    4. Ukur TFU
    5. Pemberian Tablet Zat Besi Minimal 90 Tablet selama kehamilan

    •> PERTOLONGAN PERSALINAN
    Jenis tenaga pertolongan persalinan kepada masyarakat yaitu :

    1. Tenaga profesional
    2. Dukun bayi

    Prinsip Pertolongan Persalinan Adalah :
    1. Sterilitas
    2. Metode persalinan yang memenuhi persyaratan teknis medis
    3. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi

    •> DETEKSI DINI IBU HAMIL BERESIKO :

    1. Primigrasida < dari 20 tahun / > 35 tahun
    2. Anak > dari 4
    3. Jarak persalinan terakhir & kehamilan sekarang < dari 2 tahun
    4. Tinggi badannya < dari 145 cm
    5. BB nya < dari 38 kg / lingkar lengan atasnya < dari 23,5 cm
    6. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis,hipertensi, dan riwayat cacat kongenital
    7. Kelainan bentuk tubuh.

    •> PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL :

    1. BBLR ( berat lahir < dari 2500 gram )
    2. Bayi dengan tetanus neonatorum
    3. Bayi baru lahir dengan asfiksia
    4. Bayi dengan Ikterus neonatorum atau Ikterus > 10 hari setelah lahir
    5. Bayi baru lahir dengan sepsis
    6. Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram
    7. Bayi pre term dan post term
    8. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
    9. Bayi lahir dengan persalinan dan tindakan

    •> TUJUAN MANAJEMEN KESEHATAN IBU & ANAK :
    1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi keluarga serta masyarakat tentang kesehatan reproduksi
    2. Untuk menumbuhkan sikap dan perilaku yang bertanggung jawab tentang status kesehatan dan gizi seluruh anggota keluarganya
    3. Mendukung kegiatan pendidikan yang memadai bagi anak-anak dan ibu serta anggota keluarga lainnya agar dapat menerapkan perilaku hidup sehat dalam keluarga

    •> CARA IBU MENJAGA KESEHATAN BAYI & ANAK :

    1. Amati pertumbuhan anak secara teratur
    2. Meminta imunisasi sesuai jadwal di Posyandu,Puskesmas ,rumah sakit & praktek swasta

    BalasHapus