KONSEP DASAR TIMBULNYA
PENYAKIT
Konsep
penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang dari
rantai sebab akibat kesuatu proses kejadian penyakit yakni proses interaksi
antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, Fisiologis,
Psikologis, Sosiologis dan antropologis) dengan penyebab (agent) serta dengan
lingkungan (Enviroment). (Nur nasry noor,2000.Dasar epidemiologi,Rineka
cipta.Jakarta)
Menurut
John Bordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga komponen
penyakit yaitu Manusia (Host), penyebab (Agent) dan lingkungan (Enviromet).
Untuk memprediksi penyakit, model ini menekankan perlunya analis dan pemahaman
masing-masing komponen. Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan
antar ketiga komponen tersebut. Model ini lebih di kenal dengan model triangle
epidemiologi atau triad epidemilogi dan cocok untuk menerangkan penyebab
penyakit infeksi sebab peran agent (yakni mikroba) mudah di isolasikan dengan
jelas dari lingkungan.
Pejamu (Host) :
hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia, antara lain :
1. Umur, jenis
kelamin, ras, kelompok etnik (suku) hubungan keluarga
2. Bentuk anatomis
tubuh
3. Fungsi
fisiologis atau faal tubuh
4. Status
kesehatan, termasuk status gizi
5. Keadaan
kuantitas dan respon monitors
6. Kebiasaan hidup
dan kehidupan sosial
7. Pekerjaan, dll.
(Heru subari,dkk,2004.Manajemen epidemiologi,Media presindo,Yogyakarta.
Hal.15-16)
Menurut
Hari Purnomo yang paling berkepentingan dan berperan untuk membuat terjadinya
suatu penyakit atau tidak justru manusia. Mengapa? karena dia yang diberi
rahmat untuk mengendalikan, katanya jelas. Dalam manusia juga memiliki
karakteristik yang sangat berpengaruh seperti jenis kelamin (laki-laki dan
perempuan), usia (tua, muda,anak-anak), dll. Semua itu berpengaruh terhadap
timbulnya penyakit. Contoh kongkrit wanita lebih rentan terhadap serangan
berbagai penyakit, usia pun demikian karena usia yang amat tua dan amat muda
akan mudah jatuh sakit. Kemudian faktor keturunan juga berpengaruh. Misalnya
penyakit keturunan talasemia. Jika ada plasmodium melawan ditukarkan pada orang
tersebar oleh nyamuk, penyakit itu tidak akan terjangkit pada penderita
talasemia, karena sel darah merah yang ada tidak menguntungkan untuk
pertumbuhan plasmodium. Dan faktor yang sangat penting orang perilaku kebiasaan
untuk faktor perilaku dan kebiasaan menurut hari, secara dan kebiasaan
tertentu, memang bisa menimbulkan resiko memberikan proteksi dan perlindungan.
Dan semata-mata karya menyoroti kebiasaan hidup. Tetapi kebiasaan hidup yang
mana, yang bisa dikatakan memberikan perlindungan atau memberikan kecenderungan
terjadi penyakit.
Unsur pejamu secara
umum dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu :
1. Manusia sebagai
makhluk biologis memiliki sifat biologis tertentu seperti
*. Umur, jenis
kelamin, ras dan keturunan
*. Bentuk anatomis
tubuh
2. Manusia sebagai
makhluk sosial mempunyai berbagai sifat khusus seperti
*. Kelompok etnik
termasuk adat, kebiasaan, agama dan hubungan keluarga sehubungan sosial
kemasyarakatan.
*. Kebiasaan hidup
dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasaan hidup sehat. (Nur nasry
noor,2002.Epidemiologi.Universitas Hasanuddin.Makassar.Hal.27)
pada dasarnya,
tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya di sebabkan oleh satu faktor
tunggal semata, pada umumnya kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai unsur
yang secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit, namun demikian, secara
dasar, unsur penyebab penyakit dapat di bagi dalam dua bagian utama yakni :
1. Penyebab kausal
primer, dan
2. Penyebab kausal
sekunder.
Penyebab kausal
primer
Unsur ini dianggap
sebagai faktor kausal Terjadinya penyakit, dengan ketentuan bahwa walaupun
unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya, Pada penyakit
tertentu, unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab
kausal ini dapat dibagi dalam 5 kelompok yaitu :
1. Unsur penyebab
biologis yakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk hidup termasuk
kelompok mikro organisme seperti Virus, bakteri, protozoa, jamur, kelompok
cacing, dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya di jumpai pada penyakit
infeksi menular
2. Unsur penyebab
nutrisi yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat nutrisi dan dapat
menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun kelebihan zat nutrisi
tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
3. unsur penyebab
kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk senyawaan kimia yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada umumnya berasal dari luar
tubuh termasuk berbagai jenis zat, racun, obat-obatan keras, berbagai senyawaan
kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap, maupun gas. Ada pula senyawaan
kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari dalam) yang dapat menimbulkan penyakit
tertentu seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain
4. unsur penyebab
fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit melalui proses fisika
umpamanya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan (rudapaksa), radiasi dan
lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini terutama melalui proses
fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan gangguan kesehatan.
5. Unsur penyebab
psikis yakni semua unsur yang pertaliandengan kejadian penyakit gangguan jiwa
serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini belum jelas proses dan
mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkansekelompok ahli lebih menitik
beratkan kejadian penyakit pada unsur penyebab genetika. Dalam hal ini kita
harus berhati-0hati terhadap faktor kehidupan sosial yang bersifat non kausal
serta lebih menampakkan diri dalam hubungannya dengan proses kejadian penyakit
maupun gangguan kejiawaan.
Penyebab non
kausal (sekunder)
Penyebab sekunder
merupakan unsur pembantu/penambah dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam
hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian, maka dalam setiap
analis penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat terjadinya penyakit, kita
tidak hanya berpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus
memperhatikan semua unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer. Hal ini
didasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya kejadian setiap penyakit sangat di pengaruhi oleh berbagai unsur yang
berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut dalam proses sebab akibat. Sebagai
contoh pada penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas, dan
lain sebagainya. Kejadiannya tidak di batasi hanya pada penyebab kausal saja,
tetapi harus di analisis dalam bentuk suatu rantai sebab akibat di mana peranan
unsur penyebab sekunder sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal primer
untuk dapat secara bersama-sama menimbulkan penyakit. (Nur nasry noor,2000.Dasar
epidemiologi,Rineka cipta,Jakarta. Hal.25-27)
Dan penyebab agent
menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis.
Biotis khususnya
pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan
1. Protozoa :
misalnya Plasmodum, amodea
2. Metazoa :
misalnya arthopoda , helminthes
3. Bakteri misalnya
Salmonella, meningitis
4. Virus misalnya
dengue, polio, measies, lorona
5. Jamur Misalnya :
candida, tinia algae, hystoples osis
Abiotis, terdiri
dari
1. Nutrient Agent,
misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lemak, mineral, protein dan
vitamin)
2. Chemical Agent,
misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
3. Physical Agent,
misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan.
4. Mechanical Agent
misalnya pukulan tangan kecelakaan,benturan, gesekan, dan getaran
5. Psychis Agent,
misalnya gangguan phisikologis stress depresi
6. Physilogigis
Agent, misalnya gangguan genetik.
Kebiasaan hidup dan
kehidupan sosial sehari-hari termasuk kehidupan sehat.(Heru
subari,dkk,2004.Manajemen epidemiologi,Media pressindo,Yogyakarta. Hal.16-17.)
Unsur lingkungan
(Enviroment)
Unsur lingkungan
memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat
karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam proses
kejadian penyakit.
1. Lingkungan
Biologis
Segala flora dan
fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain meliputi :
*. Beberapa
mikroorganisme patogen dan tidak patogen;
*. Vektor pembawa
infeksi
*. Berbagai
binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik sebagai
sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan),maupun sebagai
reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host intermedia) ; dan
*. Fauna sekitar
manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit
menular.
Lingkungan biologis
tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam interaksi
antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan
yang menguntungkan manusia (sebagai sumber kehidupan) maupun yang mengancam
kehidupan / kesehatan manusia (Nur nasri noor.2002,Epidemiologi,Univesutas
Hasanuddin Makassar.Hal.28-29)
2. Lingkungan fisik
Keadaan fisik
sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun
terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik
(termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
*. Udara keadaan
cuaca, geografis, dan golongan
*. Air, baik
sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air, dan
*. Unsur kimiawi
lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik
ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat
manusia sendiri(Nur nasri noor,2000,Dasar epidemiologi,Rinika cipta,Jakarta.
Hal.28.)
3. Lingkungan
sosial
Semua bentuk
kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta
instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk
masyarakattersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
*. Sistem hukum,
administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku;
*. Bentuk
organisasi masyarakat yang berlaku setempat
*. Sistem pelayanan
kesehatanserta kebiasaan hidup sehatmasyarakat setempat, dan
*. Kebiasaan hidup
masyarakat
*. Kepadatan
penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial
lainnya.
Dari keseluruhan
unsur tersebut di atas, di mana hubungan interaksi antara satu dengan yang
lainnya akan menentukan proses dan arah dari proses kejadian penyakit, baik
pada perorangan, maupun dalam masyarakat. Dengan demikian maka terjadinya suatu
penyakit tidak hanya ditentukan oleh unsur penyebab semata, tetapi yang utama
adalah bagaimana rantai penyebab dan hubungan sebab akibat di pengaruhi oleh
berbagai faktor maupun unsur lainnya. Oleh sebab itu, maka dalam setiap proses
terjadinya penyakit, selalu kita memikirkan adanya penyebab jamak (multiple
causational). Hal ini sangat mempengaruhi dalam menetapkan program pencegahan
maupun penanggulangan penyakit tertentu. Karena usaha tersebut hanya akan
memberikan hasil yang di harapkan bila dalam perencanaannya memperhitungkan
berbagai unsur di atas. (Nur nasry noor.2002.Epidemiologi.Universitas
Hasanuddin,Makassar.Hal.29)
Dari model segitiga
epidemiologi sangat berhubungan erat dan saling terkait, dan keseimbangan itulah
yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu penyakit. Dan pertimbangan ini
menerapkan pertimbangan mendasar yang sangat terpisah, tetapi itu tidak cukup
sebab masih ada beberapa pertimbangan penting lainnya yakni pertimbangan
perjalanan alamiah penyakit
Menyadari bahwa
mencegah berbagai penyakit lebih baik dan lebih ekonomis dari pada mengobati
penyakit, maka faktor-faktor penentu terjadinya suatu penyakit perlu kita
kenali dan pahami.
Di tengah
kecenderungan meningkatnya penyakit akibat pola perilaku gaya hidup yang tidak
sehat instabilities lingkungan yang tidak ramah, tuntutan masyarakat atas
layanan kesehatan yang layak terus meningkat. Hal ini berjalan seiring dengan
berjalannya daya dukung, kebijakan , dan berkepihakan pemerintah terhadap
kepentingan masyarakat.
Menurut peran
pakar, perilaku manusia dan pencemaran lingkungan merupakan dua faktor penyebab
tidak langsung berbagai penyakit yang perlu di atasi penanggulangannya. Selain
itu untuk pencegahan dini, faktor gizi terhadap proses terjadi penyakit seiring
dengan bertambahnya perlu mendapat perhatian. Dengan dukungan gizi yang
seimbang, proses terjadinya penyakit dapat di hambat, di hentikan, bahkan di
sembuhkan. Namun satu hal yang lebih penting adalah pencegahan terjadinya
penyakit yang dapat dilakukan dengan dukungan gizi yang optimal.
Sejak 1950-an kita
mengenal pedoman empat sehat lima sempurna yang masih sering di gunakan sampai
saat ini. Dengan pengembangan dan penyempurnaan 4 sehat 5 sempurna yang di
sesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi gizi serta masalah gizi yang
ada saat ini, maka sejak 1995 Departemen kesehatan bersama dengan sektor
terkait mengeluarkan pedoman. Aman gizi seimbang (PUGS) yang berisi pesan Dasar
Gizi seimbang.
KETERPAPARAN DAN
KERENTANAN
Dari proses
terjadinya penyakit, kita harus menentukan batas-batas antara sehat dan tidak
sehat (sakit). Menurut WHO, sehat adalah keadaan kesempurnaan fisik, mental dan
keadaan sosial dan bukan berarti hanya bebas dari penyakit atau kelainan/cacat.
Dengan demikian maka sakit dapat diartikan sebagai, suatu penyimpangan dari
suatu penampilan yang optimal. Sedangkan penyakit merupakan suatu proses
gangguan fisiologis (faal tubuh), serta/atau gangguan psikologis /mental maupun
suatu gangguan tingkah laku (behaviour).
Pada umunya peralihan
dari suatu keadaan sehat, ke keadaan sakit hanya pada batas yang tidak jelas,
tetapi melalui suatu proses yang pada umumnya didahului dengan kondisi
keterpaduan (Exporused) terhadap unsur tertentu untuk menjadi sakit.
Kondisi Keterpaparan
|
Keadaan Kekebalan
|
|
Rentan
|
Kebal
|
|
Positif
|
Sakit
|
Tidak sakit
|
Negatif
|
Tidak sakit
|
Tidak sakit
|
Hubungan antara
derajat keterpaparan dengan kondisi kerentanan dalam proses terjadinya penyakit
Dengan
memperhatikan gambar di atas maka jelas baik kita bahwa, seorang dapat menjadi
sakit apabila orang tersebut mengalami keterpaparan terhadap unsur penyebab
tertentu. (primer maupun sekunder) dan dilain pihak orang tersebut sekaligus
berada pada tingkat kerentangan tertentu. Kedua faktor keterpaparan dan kerentangan
sangat dipengaruhi pula oleh berbagai unsur terutama unsur lingkungan dan unsur
pejamu. Oleh sebab itu, dalam epidemiologi terapan, keadaan ini harus
betul-betul disadari, terutama tingkat kuantitas maupun kualitas/derajat serta
sifat dan bentuk dari unsur yang menimbulkan keterpaparan. (Nur nasry
noor,2000.Dasar epidemiologi,Rineka cipta,Jakarta.)
Kejadian penyakit,
tidak terkecuali penyakit akibat (mendadak) mempunyai masa perlangsungan
tersendiri. Bagaimanapun mendadaknya, perlu waktu, yang memang mungkin singkat,
untuk tercetusnya suatu penyakit. Dalam mengetahui keberadaan (diagnosis)
penyakit, diperlukan perhatian dan perhitungan terhadap faktor waktu
perlangsungan penyakit. Untuk setiap penyakit, diinginkan untuk melakukan
diagnosis benar, tepat waktu ataupun secepatnya.
Untuk membuat
diagnosis, salah satu hal yang perlu diketahui adalah riwayat alamiah penyakit
(natural history of disease). Riwayat alamiah suatu penyakit adalah
perkembangan penyakit itu tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi
lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara alamiah (Fletcher,22)
(Bustam,2006,Pengantar epidemiologi,Rinika cipta,Jakarta.)
Riwayat alamiah
suatu penyakit pada umumnya melalui tahap sebagai berikut:
1. Tahap
prepatogensis
2. Tahap Patogenesi
Uraian
masing-masing tahap itu adalah sebagai berikut :
a. Tahap
Prepatogensis
Pada tahap ini
individu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada dasarnya peka
terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of suseptibility).
Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara
penjamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar
tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para
kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang penjamu. Pada tahap
ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh penjamu masih
kuat. Namun begitu penjamunva ‘lengah’ ataupun memang bibit penyakit menjadi
lebih ganas ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan
pejamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan
perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap patogenesis.
b. Tahap
Patogenesis
Tahap ini meliputi
4 sub-tahap yaitu:- Tahap Inkubasi, - Tahap Dini, - Tahap Lanjut, dan -Tahap
Akhir.
*. Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi
merupakan tenggang diwaktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang
peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit. Masa
inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan
pengetahuan tentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar
sebagai pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi diagnosis.
Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi tersendiri, dan pengetahuan masa inkubasi
dapat dipakai untuk identifikasi jenis penyakitnya.
*. Tahap Dini
Tahap ini mulai
dengan munculnya gejala penyakit yang Kelihatannya ringan. Tahap ini sudah
mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan patologis (pathologic
changes), walaupun penyakit masih dalam masa subklinik (stage of subclinical
disease ). Seandainya memungkinkan, pada tahap ini sudah diharapkan diagnosis
dapat ditegakkan secara dini.
*. Tahap Lanjut
Merupakan tahap di
mana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah berat dengan segala kelainan
patologis dan gejalanya (stage of clinical disease). Pada tahap ini penyakit
sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik yang jelas,sehingga diagnosis
sudah relatif mudah ditegakkan. Saatnya pula, setelah diagnosis ditegakkan, diperlukan
pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik,
*. Tahap Akhir/
pasca patogenesis.
Berakhirnya
perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu:
1. Sembuh sempurna,
yakni bibit penyakit menghilang dan
tubuh menjadi
pulih, sehat kembali.
2. Sembuh dengan
cacat, yakn ibibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada, tetapi tubuh
tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa cacat.
3. Karier, di mana
tubuh penderita pulih kembali, namun
penyakit masih
tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
4. Penyakit tetap
berlangsung secara kronik.
5. Berakhir dengan
kematian.(Bustam,2002,Pengantar epidemiologi,Rinika cipta,Jakarta.)
POLA PENYEBAB
PENYAKIT
Suatu penyakit (menular)
tidak hanya selesai setelah membuat seseorang sakit, tetapi cenderung untuk
menyebar setelah menyelesaikan riwayat pada suatu rangkaian. Kejadian sehingga
seseorang jatuh sakit, pada saat yang sama penyakit bersama dengan kumannva
dapat berpindah dan menyebar kepada orang lain/masyarakat.
Dalam proses
perjalanan penyakit, kuman memulai aksinya dengan memasuki pintu masuk tertentu
(portal of entry) calon penderita baru dan kemudian jika ingin berpindah ke
penderita baru lagi akan ke luar melalui pintu tertentu (portal of exit).
Kuman penyakit
tidak masuk dan ke luar begitu saja tetapi harus melalui “pintu” tubuh tertentu
sesuai dengan jenis masing-masing penyakit misalnya melalui: kulit, saluran
pernapasan, saluran pencernaan, atau saluran kemih. Dalam memilih pintu
masuk-keluar ini setiap jenis kuman mempunyai jalan masuk dan ke luar
tersendiri dan tubuh manusia. Ada yang masuk melalui mulut (oral) dan ke luar
melalui dubur (sistem pencernaan), seperti yang dilakukan oleh kebanyakan
cacing. Namun ada pula yang masuk melalui kulit tetapi ke luar melalui dubur,
misalnya cacing Ankylostoma.
Pengetahuan tentang
jalan masuk ini penting untuk epidemiologi karena dengan pengetahuan itu dapat
dilakukan ‘penghadangan’ perjalanan kuman masuk ke dalam tubuh manusia. Cacing yang
ingin masuk melalui mulut dicegah dengan upaya cuci tangan sebelum makan.
Sedangkan pengetahuan tentang jalan keluar bermanfaat untuk menemukan kuman itu
untuk tujuan identifikasi atau diagnosis. Misalnya kuman TBC keluar melalui
batuk maka penemuan kuman TBC dilakukan dengan penangkapan kumannya
dibatuk/dahak.
PENYEBAB TIMBULNYA PENYAKIT SEKARANG INI
Pencemaran
makanan
1. Sisa-sisa
pestisida dan pupuk pada buah-buahan, sayur-sayuran-sayuran makanan lainnya
2. Bahan tambahan.
zat pewarna. dan penyedap rasa pada makanan dibekukan;
3. Zat penawar
racun. hormon,dsb., pada makanan hewan;
4. Kerusakan bahan
gizi selama proses memasak.
Pencemaran
lingkungan dan udara
1) Gas limbah
industri;
2) Pencemaran rumah
tempat tinggal sebagai akibat dan berbagai interior;
Pencemaran sumber
air
1) Air limbah
industri;
2) Penimbunan mikroorganisme
dalam air:
3) Pupuk.
pestisida, sampah putih:
4) Pencemaran pada
proses pemanasan air ledeng:
5) Air minum yang
tidak diproses menurut aturan.
Pencemaran yang
disebabkan oleh fasilitas modern
Televisi, radio.
kabel tegangan tinggi, microwave. komputer, pemantul cahaya yang kuat, dan
radiasi frekuensi rendah, semua berpengaruh.
Polusi suara
Suara yang
ditimbulkan oleh mobil, mesin, sepeda motor. suara orang seseorang menjadi
cepat marah dan sukar untuk berkonsentrasi.
Standar
Kesehatan
Kesehatan
memerlukan diet yang seimbang, tidur yang cukup, latihan memiliki jiwa yang
sehat. Orang sehat memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Berbadan yang
kuat, memiliki kemampuan untuk dengan mudah menangani tekanan dan kehidupan
sehari-hari tanpa mengalami stress, dan mampu untuk melakukan segala sesuatu
yang dibutuhkan.
2. Memiliki rasa
optimis dengan sikap yang positif, kebersediaan untuk bertanggung jawab atas
tindakan yang telah dilakukan, bersikap ketat terhadap din sendiri namunlembut
terhadap orang lain.
3. Kemampuan untuk
menangani berbagai keadaan yang bersifat darurat dan mampu untuk beradaptasi
terhadap adanya perubahan.
4. Kemampuan untuk
bertahan terhadap cuaca dingin yang normal dan penyakit menular.
5. Memiliki berat
badan yang normal dan bentuk tubuh yang sebanding terhadap semua bagian dan
tubuh ketika berada pada posisi berdiri yang layak.
6. Mata bersinar,
cekatan dalam bertindak, dan tanpaadanya iritasi
7. Memiliki rambut
yang bercahaya dengan sedikit atau tanpa adanya ketombe.
8. Memiliki gigi
yang bersih tanpa adanya gigi berlubang atau yang terasa sakit, dan dengan gusi
yangsehat.
9. Kondisi otot dan
kulit yang elastis. bila berjalan denganlangkah yang gesit.
10. Memiliki
kemampuan untuk beristirahat dan tidur dengan baik.
Konsep dasar
mengenai gizi
Gizi: dengan gizi,
tubuh melakukan proses asimilasi dan mengambil manfaat dan makanan atau bahan
gizi, dan juga proses fisiologi dengan memanfaatkan makanan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologi dan organisme.
Gizi yang layak:
dengan melakukan diet yang wajar dan memasak serta memproses makanan secara
sehat dapat memberikan jumlah yang cukup berkenaandengan tenaga panas dan
berbagai bahan gizi untuk tubuh manusia, sambil menjaga keseimbangan antara
semua bahan gizi sehingga dapat memenuhi kebutuhan fisiologi yang normal dan
tubuh dan menjaga badan tetap sehat.
Bahan gizi: Untuk
menjaga fungsi phisiologi yang normaldan dapat memenuhi kebutuhan tubuh untuk
keperluan pertumbuhan, metabolisme dan bekerja. orang harus mengkonsumsi
bahan-bahan gizi yang diperlukan sehari-hari. Bahan gizi ini dapat dibagi
menjadi tujuh kategori : protein. vitamin, mineral. lemak. gula.air. dan
selulosa (senyawa karbon. hidrogen dan oksigen).
Gizi dan kesehatan
Orang menganggap
bahwa makanan adalah sebagai kepentingan yang sangat vital. Pada sepanjang
kehidupan kita, gizi adalah sebagai unsur dasar yang dapat mempertahankan
kehidupan dan menyediakan tenaga yang dibutuhkan oleh sel-sel sehingga berbagai
jaringan dan organ-organ tubuh dapat melakukan berbagai tindakan yang
terkoordinasi. Kehidupan manusia dapat diibaratkan sebagai sebuah pohon kayu
yang kecil yang memerlukan siraman air secara terus menerus. pemupukan dan
pemeliharaan agar menjadi mampu untuk melakukan pertumbuhan secara kuat.
Demikianlah pentingnya gizi untuk kehidupan manusia. Selama masa penambahan
gizi, hanya ii yang seimbang yang dapat mencegah tubuh dan keadaan yang tidak
seimbang antara Yin dan Yang selanjutnya dapat mengarah kepada timbulnya
penyakit Pemberian tambahan gizi hendaklah secara wajar dan menurut ilmu
pengetahuan ilmiah. Bilaseseorang jatuh sakit, maka diperlukan untuk memperoleh
pengobatan;bila seseorang berada dalam keadaan sehat. maka perlu untuk
melakukan penjagaan terhadap penyakit. Oleh sebab itu, dilakukan pencegahan
terhadap penyakit adalah sebagai masalah yang sangat mendasar dalam huhungannya
dengan pemeliharaan kesehatan. Gizi yang sehat dan seimbang dangaya hidup yang
diperbaiki akan dapat mengatur dan meningkatkan ketubuh “Buatlah hidup ini
menjadi bahagia dengan memelihara kesehatan” dengan melakukan diet secara aktif
untuk perawatan kesehatan dalam rangka melakukan pencegahan terhadap penyakit
maka akan dapat diperoleh kondisi kesehatan dan gizi
PENYEBAB MAJEMUK
Telah banyak bukti
empirik dan keyakinan teoritik bahwa pada umumnya penyakit memiliki Lebih dan
satu penyebab, bukan bersifat tunggal. Faktor-faktor penyebab mi dikelompokkan
dalam 4 kelompok, yaitu :
1. Faktor
Predisposisi, seperti: umur, jenis kelamin, Riwayat penyakit terdahulu,dlL
2. Faktor Pencetus,
seperti: pemaparan oleh agen penyakit yang spesifiK,
3. Faktor
Pendorong, seperti: paparan yang berulang, beban kerja yang berat,
4. Faktor Pemberat,
seperti: pendapatan rendah, status gizi, kondisi perumahan, dlL.
Peran faktor-faktor
penyebabdalam model kualitas majemuk dicontohkan pada penyakit TBC bersifat
kumulatif, di mana keadaan yang mencukupi terjadinya TBC klinik hanya bisa
diciptakan secara bersama-sama. jadi, masing-masing faktor merupakan necessary
couse, tetapi tidak sufficient (keadaan yang dibutuhkan untuk terjadinya
penyakit di sebut necessary condition sedangkan keadaan yang cukup membuat
terjadinya penyakit di sebut sufficient condition).(Heru subaris
dkk,2004,manajemen epidemiologi,Media presindo,Yogyakarta.Hal.12-13.)
Manfaat riwayat
alamiah dari penyakit diperoleh beberapa informasi penting yaitu :
1. Masa inkubasi
atau masa latent, masa atau waktu yang diperlukan selama perjalanan suatu
penyakit untuk menyebabkan seseorang jatuh sakit.
2. Kelengkapan
keluhan (symptom) yang menjadi bahan informasi dalam menegakkan diagnosis.
3. Lamanya dan
beratnya keluhan dialami oleh penderita.
4. Kejadian
penyakit menurut musim (season) kapan penyakit itu Lebih frekuan kejadiannya.
5. Kecenderungan
lokasi geografis serangan penyakitsehingga dapat dengan mudah di deteksi lokasi
kejadian penyakit.
6. Sifat-sifat
biologis kuman patogen sehingga menjadi bahan informasi untuk pencegahan
penyakit, khususnya untuk pembunuhan kuman penyebab.
Pengetahuan tentang
riwayatalamiah penyakit merupakan langkah awal yang perlu dilakukan untuk
mengetahui aspek-aspek lain yang terkait dengan penyakit. Dengan mengetahui
riwayat alamiah dapat ditarik beberapa manfaat seperti:
1. Untuk diagnostik
: masa inkubasi dapat dipakai sebagai pedoman penentuan jenis penyakit,
misalnya jika terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).
2. Untuk pencegahan
: denganmengetahui kuman patogen penyebab dan rantai perjalanan penyakit dapat
dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.
Dengan mengetahui riwayat penyakit dapat terlihat apakah penyakit itu
perlangsungannya akut ataukah kronik. Tentu berbeda upaya pencegahan yang
diperlukan untuk penyakit yang akut dibanding dengan kronik.
3. Untuk terapi:
intervensi atau terapi hendaknya biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada
tahap perjalanan awal penyakit itu terapi tepat sudah perlu diberikan. Lebih
awal terapi akan lebih baik hasil yang diharapkan. Keterlambatan diagnosa akan
berkaitan dengan keterlambatan terapi.(Bustam,2006,Pengantar
epidemiologi,Rineka Cipta,Jakarta.Hal.41-42).
Karakteristik
Segitiga Utama
Ketiga faktor dalam
trias epidemiologi terus menerus dalam keadaan berinterkasi satu sama lain.
Jika interaksinya seimbang, terciptalah keadaan sehat. Begitu terjadi gangguan
keseimbangan, muncul penyakit. Terjadinya gangguan keseimbangan bermula dan
perubahan unsur-unsur trias itu. Perubahan unsur trias yang potensial
menyebabkan kesakitan tergantung pada karakteristik dan ketiganya dan interaksi
antara ketiganya.
1. Karakteristik
Penjamu
Manusia mempunyai
karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit, yang bisa berupa:
a) Resistensi.: kemampuan dan penjamu untuk bertahan terhadap suatu
infeksi. Terhadap suatu infeksi kuman tertentu, manusia mempunyai mekanisme
pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.
b) Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis,
dapat secara alamiah maupun perolehan (non-alamiah), sehingga tubuh kebal
terhadap suatu penyakit tertentu. Selain mempertahankan diri, padajenis-jenis
penyakit tertentumekanisme pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan
tersendiri. Misalnya campak, manusia mempunyai kekebalan seumur hidup, mendapat
munitas yang tinggi setelahterserang campak, sehingga seusai kena campak sekali
maka akan kebal seumur hidup.
c) lnfektifnes (infectiousness): potensi penjamu yang terinfeksi untuk
menularkanpenyakit kepada orang lain. Pada keadaan sakit maupunsehat, kuman
yang berada dalam tubuh manusia dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya.
2. Karakteristik
Agen
a) Infektivitas: kesanggupan dan organisma untuk beradaptasi sendiri
terhadap lingkungan dan penjamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak
(multiply) dalam jaringan penjamu. Umumnya diperlukan jumlah tertentu dan suatu
mikroorganisma untuk mampu menimbukan infeksi terhadap penjamunya. Dosis
infektivitas minimum (minimum infectious dose) adalah jumlah minimal organisma
yang dibutuhkanuntuk menyebabkan infeksi.jumlah ini berbeda antara berbagai
spesies mikroba dan antara individu.
b) Patogenesitas: kesanggupan organisma untuk menimbulkan suatu reaksi
klinik khusus yang patologis setelah terjadinyainfeksi pada penjamu yang
diserang. Dengan perkataanlain, jumlah penderita dibagi dengan jumlah orang
yang terinfeksi, Hampir semua orang yang terinfeksi dengan virus smallpox
menderita penyakit (high pathogenicthy), sedangkan orang yang terinfeksi
poliovirus tidak semua jatuh sakit (low pathogenicity).
c) Virulensi: kesanggupan organisma tertentu untuk menghasilkan reaksi
patologis yang berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian. Virulensi
kuman menunjukkan beratnya (severity) penyakit.
d) Toksisitas: kesanggupan organisma untuk memproduksi reaksi kimia yang
toksis dan substansi kimia yang dibuatnya. Dalam upaya merusak jaringan untuk
menyebabkan penyakit berbagai kuman mengeluarkan zat toksis.
e) Invasitas: kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan menyebar
setelah memasuki jaringan
f) Antigenisitas: kesanggupan organisma untuk merangsang reaksi imunologis
dalam penjamu.Beberapa organisma mempunyai antigenisitas Iebih kuat dibanding
yang lain. Jika menyerang pada aliran darah (virus measles)akan lebih
merangsang immunoresponse dan yang hanya menyerang permukaan membrane
(gonococcus).
3. Karakteristik
Lingkungan
a) Topografi: situasi lokasi tertentu, baik yang natural maupun buatan
manusia yang mungkin mempengaruhi terjadinya dan penyebaran suatu penyakit
tertentu.
b) Geograuis: keadaan yang berhubungan dengan struktur geologi dan bumi
yang berhubungan dengan kejadian penyakit.
Perkembangan Teori
Terjadinya Penyakit
1. Penyakit timbul
karena gangguan makhluk halus.
2. Teori
Hypocrates, bahwa penyakit timbul karena pengaruh Iingkungan terutama: air,
udara, tanah, cuaca (tidak dijeIaskan kedudukan manusia dalam Iingkungan).
3. Teori Humoral,
dimana dikatakan bahwa penyakit timbul karena gangguan keseimbangan cairan
dalamtubuh.
4. Teori Miasma,
penyakit timbul karena sisa dari mahkluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan
pengotoran udara dan Iingkungan.
5. Teori jasad
renik (teori Germ), terutama setelah ditemukannya mikroskop dan dilengkapi
teori imunitas.
6. Teori nutrisi
dan Resistensi, hasil pengamatan pelbagai pengamatan epidemiologis.
Teori Ekologi
lingkungan, bahwa manusia berinteraksi dengan penyebab dalam Iingkungan
tertentu dapat menimbulkan penyakit.
KONSEP DASAR
TIMBULNYA PENYAKIT (ringkas)
Kronologis Konsep
Sakit
· Konsep terjadinya
penyakit/sakit didasarkan pada adanya gangguan makluk halus atau karena
kemurkaan dari yang maha pencipta
· Hipocrates:
timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air,
udara, tanah, cuaca
· Teori masyarakat
Cina, timbulnya penyakit karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh
manusia (teori humoral).
· Dalam teori ini
dikatakan bahwa dalam tubuh manusia ada empat macam cairan yaitu cairan putih,
kuning, merah dan hitam, bila terjadi gangguan keseimbangan akan menimbulkan
penyakit.
· Terjadinya
penyakit akibat terjadinya pembusukan sisa makluk hidup sehingga menimbulkan
pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya
· Setelah ada mikroskop,
terjadinya penyakit diketahui disebabkan jasad renik, gangguan hormonal,
imunitas dan sebagainya
· Pengertian
penyebab penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat ke
suatu proses kejadian penyakit, yaitu proses interaksi antara manusia (Host)
dengan berbagai sifatnya (biologis, filosofis, psikologis, sosiologis,
antropologis) dengan penyebab (Agent) serta dengan lingkungan (Environment).
· Dalam teori
keseimbangan, maka interaksi antara ketiga unsur tersebut harus dipertahankan
keadaan keseimbanganya, dan bila terjadi gangguan keseimbangan antara
ketiganya, akan menyebabkan timbulnya penyakit tertentu/ masalah kesehatan
Unsur Penyebab
Sakit (Agent)
Unsur penyebab
penyakit dapat dibedakan menjadi 2 bagian utama:
1. Penyebab/ kausal
primer: Agent penyebab langsung terjadinya penyakit
2. Penyebab/ kausal
skunder:Agent penyebab tidak langsung terjadinya penyakit, namun ikut
memperparah sakit
Agent Causal Primer
· Biologis: virus,
bakteri, jamur, cacing, insekta
· Nutrisi: protein,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air
· Kimiawi: obat,
racun, zat pengawet, zat warna
· Fisika: panas,
iris, tikam
· Psikis: stress,
depresi
Agent Causal
Scunder
· Merupakan unsur
pembantu/penambah parah dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam proses
kejadian sebab akibat terjadinya penyakit.
· Misal penyakit TB penyebab primer M. tuberkulosa, penyebab
skundernya, kurang gizi, sanitasi jelek, kepadatan penduduk
Apa Causa-nya?
1. Diabetes
mellitus
2. Mastitis
3. Pneumonia
4. Asfiksia
5. Tetanus neonatorum
6. Genoblenoroe
7. Bumil KEK
Unsur Penjamu
(Host)
Unsur penjamu
(host) terutama manusia dapat dibagi dalam dua kelompok sifat utama:
1. Sifat biologis
2. Sifat sosial
Sifat Biologis Host
- Umur, jenis
kelamin, ras danketurunan
- Bentuk anatomis tubuh
- Fungsi fisiologis
tubuh
- Imunitas tubuh
- Kemampuan
interaksi antara host dan agent secara biologis
- Status gizi dan
status kesehatan
Sifat Sosial Host
· Kelompok etnik,
adat, kebiasaan, agama, hubungan keluarga, hubungan sosial
· Kebiasaan hidup,
pola hidup
Unsur Lingkungan
Environment
dibedakan 3 macam:
1. Lingkungan
Biologi
2. Lingkungan
Fisika
3. Lingkungan
Sosial
Lingkungan Biologi
* Segala flora dan
fauna yangada disekitar kita, sangat berpengaruh dan memegang peranan penting
dalam interaksi antara host dan agent
* Pengaruh
lingkungan biologi dapat mendukung Host atau agent maupun merusak
Lingkungan Fisika
- Udara, keadaan
cuaca, geografis dan geologis
- Air, baik sebagai
sumber kehidupan, pencemar
- Unsur kimia,
radiasi, yang mencemari udara, air, tanah
Lingkungan Sosial
· Sistem hukum,
administrasi, politik, ekonomi
· Organisasi
masyarakat
· Sistem pelayanan
kesehatan,kebiasaan hidup
· Kepadatatan
penduduk, kepadatan rumah tangga
Interaksi Host,
Agent dan Environment
· Antara ketiga
komponen (host, agent dan environment) terdapat keseimbangan yang disebut
keseimbangan ekologi.
· Mengingat
kompleknya interaksi antara hospes, penyebab dan lingkungan tadi, maka tidak
ada satupun jenis penyakit yang hanya disebabkan oleh satu faktor saja, selalu ada
beberapa faktor yang saling berinteraksi dan akhirnya menimbulkan penyakit
(mulitiple causation of disease).
Tiga Konsep Model
Sakit
1. Segitiga
Epidemiologi (The Epidemiologic Triangle)
2. Jaring-jaring
sebab akibat (The web of causation)
3. Roda (The Wheel)
Daftar Pustaka
Nur nasry noor,
2000. Dasar epidemiologi, Rineka cipta. Jakarta
Heru subari,dkk,
2004. Manajemen epidemiologi, Media presindo.Yogyakarta
Nur nasry noor,
2002. Epidemiologi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Bustam, 2006. Pengantar epidemiologi, Rineka cipta. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar