EPIDEMOLOGI
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Epidemiologi berasal dari kata Yunani, dan secara harfiah
berarti :
-
Epi
= di atas/ di antara/ yang ada diantara
-
Demos
= populasi, orang, masyarakat
-
Logos
= ilmu
Jadi epidemiologi secara bebas diartikan sebagai : Ilmu yang
mempelajari sesuatu (penyakit) yang ada di antara (yang melanda)
masyarakat/populasi. Atau :
Ilmu yang mempelajari epidemi/wabah dengan tujuan
mengendalikannya dan mencegah terulangnya kembali. (Slamet, 2005)
Epidemiologi dalam layanan kebidanan mengkaji distribusi
serta determinan peristiwa morbiditas dan mortalitas yang terjadi dalam layanan
kebidanan.
Tujuan
Tujuan epidemiologi dalam kebidanan adalah mengenali
faktor-faktor resiko terhadap ibu selama periode kehamilan, persalinan dan masa
nifas ( 40 hari setelah berakhirnya kehamilan) beserta hasil konsepsinya dan
mempelajari cara-cara pencegahannya.
Menurut Lilienfeld ada tiga tujuan
umum studi epidemiologi, yaitu :
1. Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom, atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/perilaku.
2. Untuk menentukan apakah data epidemiologi yanga ada memang konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu biomedis yang terbaru.
3.
Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah – langkah pengendalian dan
prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berisiko, dan untuk
pengembangan langkah – langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang
dipelukan, yang kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan
langkah – langkah , kegiatan, dan program entervensi. (Timmreck, 2004)
Manfaat
1.
Untuk mempelajari
riwayat penyakit
a. Epidemiologi mempelajari
tren penyakit untuk memprediksi tren penyakit yang mungkin akan terjadi.
b. Hasil penelitian
epidemiologi dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan kesehatan dan
kesehatan masyarakat.
2. Diagnosis masyarakat
a.
Penyakit, kondisi,
cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa sajakah yang menyebabkan
kesakitan, masalah kesehatan, atau kematian di dalam suatu komunitas atau
wilayah
3. Mengkaji risiko yang ada
pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi kelompok maupun populasi
a.
Faktor risiko, masalah,
dan perilaku apa sajakah yang dapat mempengaruhi kelompok atau populasi
b. Setiap kelompok dikaji
dengan melakukan pengkajian terhadap faktor risiko dan menggunakan tekhnik
pemeriksaan kesehatan, misalnya risiko kesehatan, pemeriksaan , skrining
kesehatan, tes kesehatan, dll.
4.
Pengkajian, evaluasi,
dan penelitian
a.
Sebaik apa pelayanan
kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dalam mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhan populasi atau kelompok.
b. Untuk mengkaji
keefektifan, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses, ketersediaan layanan untuk
mengobati, mengendalikan atau mencegah penyakit, cedera, ketidakmampuan atau
kematian.
5. Melengkapi gambaran
klinis
a.
Proses identifikasi dan
diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi memang ada atau bahwa seseorang
memang menderita penyakit tertentu
b.
Menentukan hubungan
sebab akibat misalnya radang tenggorokan dapat menyebabkan demam rematik.
6. Identifikasi sindrom
a.
Membantu menyusun dan
menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom, misalnya sindrom down, fetal
alcohol, kematian mendadak pada bayi.
7.
Menentukan penyebab dan
sumber penyakit
a.
Temuan epidemiologi
memungkinkan dilakukannya pengendalian, pencegahan, dan pemusnahan penyebab
penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan atau kematian. (Timmreck, 2004)
Terjadinya Penyakit/Masalah Kesehatan
Beberapa konsep epidemiologi tentang penularan penyakit yang
berhubungan atau mempengaruhi segitiga epidemiologi antara lain :
1.
Benda
tak hidup (fomite) adalah benda yang mempunyai peran dalam penularan penyakit.
Fomite dapat berupa pensil, pulpen, gelas, gagang pintu, pakaian, dan benda
mati lainnya yang menghantarkan infeksi akibat terkontaminasi organisme
penyebab penyakit yang kemudian disentuh orang lain.
2.
Vektor
adalah serangga misalnya lalat, kutu, nyamuk, hewan kecil seperti mencit, tikus
tau hewan pengerat lainnya. Vektor adalah setiap makhluk hidup selain manusia
yang membawa penyakit yang menyebar dan menjalani proses penularan penyakit.
3. Reservoir adalah manusia, hewan,
tumbuhan, tanah, atau zat organik (seperti tinja dan makanan) yang menjadi
tempat tumbuh dan berkembang biak organisme infeksius.
4. Carier adalah tempat persinggahan
organisme penyebab infeksi.
Cara penularan penyakit
Beberapa
cara penularan penyakit telah diidentifikasikan, ada dua cara umum penularan
penyakit, Yaitu :
1.
Penularan Langsung
Atau dikenal sebagai penularan dari
orang ke orang adalah perpindahan patogen atau agens secara langsung dan segera
dari pejamu/reservoir ke pejamu yang rentan. Contohnya seperti sentuhan kulit
degan kulit, berciuman, atau hubungan seksual.
2.
Penularan tidak langsung
Terjadi ketika patogen atau agens
berpindah atau terbawa melalui beberapa item, organisme, benda atau proses perantara
menuju pejamu yang rentan sehingga menimbulkan penyakit. Penularan tidak
langsung melalui beberapa penularan berikut :
a. Penularan airborne (melalui
droplet atau partikel debu)
Terjadi ketika seseorang bersin,
batuk atau berbicara, memercikkan patogen mikroskopik yang terbawa dalam
droplet ke udara dan dihirup oeh seseorang yanmg rentan yang berada di
dekatnya.
b. Penularan penyakit Vektorborne
Memiliki proses mekanisme yang
sederhana seperti ketika patogen menggunakan pejamu (lalat, nyamuk, kutu,
tikus) sebagai mekanisme untuk menumpang, untuk memperoleh makanan, atau
sebagai proses perpindahan fisik untuk menyebar.
Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Masalah
Kesehatan
Dengan menggunakan paradigma epidemiologi klasik yang menganggap
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan sebagai hasil akhir interakis antara
penjamu, agen dan lingkungan:
1. Penjamu ( Ibu Hamil )
Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak
macamnya, antara lain :
a.
Faktor keturunan
Dalam dunia kebidanan
dikenal berbagai penyakit yang dapat diturunkan seperti penyakit alergis,
kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan darah.
b. Mekanisme pertahanan
tubuh
Jika pertahanan tubuh
baik maka dalam batas – batas tertentu beberapa jenis menyakit akan dapat
diatasi.
c.
Umur
Pada ibu hamilm yang
primigravida dibawah umur 20 tahun rentan terjadi abortus, ini di sebabkan
karena sistem reproduksinya yang belum matang.
d.
Jenis kelamin
Beberapa penyakit
tertentu ditemukan hanya pada jenis kelamin tertentu saja misalnya tumor leher
rahim ditemukan pada wanita.
e.
Ras
Beberapa ras tertentu
diduga lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu misalnya penyakit
hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat.
f.
Status perkawinan
g.
Pekerjaan
Para manajer yang
memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyakit ketegangan jiwa
daripada bawahan.
h. Kebiasaan hidup
Seseorang yang biasa hidup kurang bersih
tentunya lebih mudah terkena penyakit infeksi.
2. Agen ( hasil konsepsi)
Yaitu
janin atau fetus yang ada dalam kandungan ibu hamil.
3. Lingkungan
Adalah lingkungan sosial budaya
serta pelayanan kesehatan yang diterima oleh ibu hamil.
Faktor-Faktor
Resiko Dalam Pelayanan Kebidanan
Faktor-faktor
resiko bagi kematian ibu hamil dapat di klasifikasikan menjadi 4 kategori :
1. Faktor-faktor Reproduksi
a) Usia
Umumnya usia wanita untuk hamil normal adalah 20-35 tahun.
b) Paritas
Semakin banyak paritas dari seorang
wanita, maka semakin tinggi resikonya untuk mengalami komplikasi.
c) Kehamilan tak di inginkan
KTD atau kehamilan tak dinginkan,
dalam hal ini sangat beresiko tinggi. Karena bisa saja calon orang tua,
terutama calon ibu akan berusaha untuk melakukan terminasi kehamilan, yang
selanjutnya akan menimbulkan komplikasi-komplikasi lain.
2. Faktor-faktor resiko kehamilan
a) Perdarahan pada abortus spontan
Dimana terjadi perdarahan ringan
atau bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan.
Dimana sebagian atau keseluruhan hasil konsepsi telah keluar melalui kavum
uteri melalui kanalis servikalis.
b) Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik ialah kehamilan
dimana setelah fertilisasi, implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri.
Hampir 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba uterina.kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptura apabila masa kehamilan berkembang melebihi
kapasitas ruang implantasi (misalnya : tuba).
c)
Perdarahan pada trimester III
kehamilan
Untuk menurunkan angka kematian ibu
di indonesia, departemen kesehatan melakukan strategi agar semua asuhan
antenatal dan sekitar 60% dari keseluruhan persalinan dilayani oleh tenaga
kesehatan terlatih. Strategi ini dilaksanakan untuk dapat mengenali dan
menaggulangi gangguan kehamilan dan persalina sedini mungkin. Penyiapan sarana
pertolongan gawat darurat merupakan langkah antisipasi terhadap komplikasi yang
mungkin keselamatan ibu. Adapun masalah yang sering ditemukan dalam trimester
III kehamilan adalah. Perdarahan apada kehamilan diatas 22 minggu hingga
menjelang persalinan, perdarahan intrapartum, dan prematuritas serta mortalitas
perinatal.
d) Perdarahan post partum
Adalah perdarahan yang melebihi 500
ml. Ditandai dengan perubahan tanda vital pasien mengeluh lemah, berekeringat
dingin, mengigil, hiperpnea, sistolik kurang dari 90 mm hg, nadi lebih dari 100
x/menit, kadar HB kurang dari 8 gr % .
e) Infeksi nifas
Infeksi Puerperalis, dalah infeksi
pada traktus genetalia setelah persalinan, biasanya dari endometrium bekas
insersi plasenta.
f) Gestosis
g)
Distosia bahu
Adalah suatu keadaan diperlukannya
tambahan manoper obstertrik oleh karena dengan tarikan biasa ke arah belakang
pada kepala bayi tidak berhasil untuk melahirkan bayi.
h) Abortus Provokatus
yang terjadi dengan sengaja.
3. Faktor-faktor Pelayanan Kesehatan
a) Kesukaran untuk memperoleh pelayanan
kesehatan maternal
b) Asuhan medis yang kurang baik
c) Kekurangan tenaga terlatih dan
obat-obat esensial
4. Faktor-faktor sosial budaya
a) Kemiskinan dan ketidakmampuan
membayar pelayanan yang baik
b) Ketidaktahuan dan kebodohan
c) Status wanita yang rendah
d) Pantangan makan tertentu pada wanita hamil.
Ukuran epidemiologi
Secara subtantif menurut peristiwa yang dipelajari, ukuran
epidemiologi dibedakan atas ukuran fertilitas ( peristiwa kelahiran), ukuran
mordibitas, dan ukuran mortalitas, sedangkan berdasarkan aspek statistik yang
akan dievaluasi, ukuran epidemiologi dibedakan atas ukuran frekuensi, ukuran
asosiasi, dan ukuran dampak.
1. Kasus insidens dan prevalens
Kasus insidens adalah jumlah kasus
baru yang didapatkan selama periode tertentu, sedangkan kasus prevalens adalah
jumlah kasus (lama) yang ada pada suatu titik waktu pengamatan tertentu
2. Mortalitas
Death risk dan death rate menyatakan
tingkat kematian secara umum tanpa memandang sebab kematian, biasanya digunakan
untuk populasi atau kelompok berukuran besar.
Surveilans Epidemiologi
Surveilans adalah proses pengumpulan, analisis,
interpretasi, dan penyebaran informasi deskriptif secara kontinu dan sistimatik
untuk pemantauan masalah kesehatan . sistem surveilans adalah jaringan orang
dan kegiatan yang memelihara proses ini dan dapat berfungsi pada berbagai
tingkatan, dari yang lokal sampai dengan internasional.
Tujuan
surveilans dapat berupa :
1. Epidemiologi deskriptif masalah
kesehatan.
Sasaran utama disini adalah
pemantauan trend. Adanya peningkatan kejadian kesehatan yang tak dinginkan akan
mewaspadakan petugas kesehatan untuk melkukan penyelidikan lebih lanjut
2.
Kaitan dengan pelayan kesehatan:
Ditingkat komunitas, surveilans acap
kali merupakan bagian integral penyampaian pelayanan preventif dan terapeutik
atau pun profilaksisnya dapat diberikan. Intervensi demikian dilaksanakan
berdasarkan laporan kasus dari surveilans.
3. Kaitan dengan penelitian:
Data surveilans saja umumnya tidak
cukup rinci bagi kebutuhan penelitian, namun dapat memberi arahan bagi peneliti
untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut
4. Evaluasi intervensi
Evaluasi efek intervensi bersifat
kompleks, namun evaluasi berskala penuh sering tidak layak untuk dikerjakan.
Pemantauan trend dengan surveilans disini dapat menghasilkan penilaian dampak
intervensi yang memadai dengan biaya yang relatif murah.
5. Proyeksi:
Data pemantauan trend dibutuhkan
oleh perencana untuk mengantisipasi kebutuhan pelayanan kesehatan diwaktu
mendatang
6.
Pendidikan dan kebijakan kesehatan
Dengan penyebarluasan secara
efektif, data surveilans dapat dimanfaatkan pula oleh pablik, media, dan
pemimpin politik. Informasi demikian bersifat mendidik bagi mereka yang secara
langsung bertanggung jawab atas pemberian pelayan kesehatan dan mereka yang
mengendalikan atau mempengaruhi alokasi sumberdaya kesehatan.
Daftar Pustaka
http://noormaawaddahworld.blogspot.com/2011/04/epidemiologi-dalam-layanan-kebidanan.html
Varney,
Helen. et all, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, ed 4. EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar