INVESTIGASI WABAH
2.1
Sejarah Investigasi Wabah
Sejarah
dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan kuman
kolera oleh John Snow sehingga ia terkenanl dengan metode investigasi wabah
kolera di London (1854).
2.2
Pengertian Investigasi Wabah
Banyak
definisi yang diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para ahli
diantaranya
1.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989)
Wabah
berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar
orang di daerah yang luas.
2. Departemen Kesehatan RI Direktorat
Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman
(1981)
Wabah
adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara
cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit .
3.
Undang‑undang RI No 4 th. 1984
tentang wabah penyakit menular
Wabah
adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
4.
Benenson, 1985
Wabah
adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah, yang nyata‑nyata melebihi jumlah yang biasa .
5.
Last 1981
Wabah
adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita
penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang
berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa.
Selain
kata wabah dikenal pula dengan kata letusan ( outbreak) dan kejadian luar biasa
(KLB). Di Indonesia perntaan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan. Apabila peningkatan penderita penyakit yang memenuhi kriteria
definisi wabah diatas, akan dinyatakan sebagai suatu letusan penyakit bila
kejadian tersebut terbatas dan dapt ditanggulangi ki oleh pemerintah dan
dinyatakan sebagai KLB.
2.3
Alasan dilakukannya penyelidikan adanya kemungkinan wabah
Pengungkapan
adanya wabah yang sering dilakukan atau didapatkan adalah dengan deteksi dari
analisis data surveilans rutin atau adanya laporan petugas, pamong, atau warga
yang cukup peduli. Alasan dilakukannya penyelidikan adanya kemungkinan wabah
adalah :
1.
Mengadakan penanggulangan dan pencegahan
2.
Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan
3.
Pertimbangan Program
4.
Kepentingan Umum, Politik dan Hukum
2.4
Langkah Investigasi Wabah
Langkah
melakukan investigsi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang
sistemik yang terdiri dari :
1) Persiapan
Investigasi di Lapangan
Hal-hal
yang harus diperhatikan pada langkah ini adalah :
1. Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3
kategori yaitu investigasi, administrasi, dan konsultasi.
2. Dibutuhkan pengetahuan perlengkapan dan alat
yang sesuai.
3. Prosedur administrasi.
4. Peran masing- masing petugas yang terjun
2) Memastikan
adanya Wabah
Dalam
mementukan apakah wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Dengan membandingkan jumlah yang ada
saat itu dengan jumlah beberapa minggu atau bulan sebelumnya.
2.
Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang diharapkan.
3. Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya
a.
Catatan hasil surveilans
b.
Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian, register, dan lain-lain.
c. Bila data local tidak ada, dapat
digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau data nasional.
d. Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat
menentukan kondisi penyakit yang biasanya ada.
4.
Pseudo endemik :
a.
Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita
b.
Adanya cara diagnosis baru
c.
Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
d.
Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa
e.
Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan
3) Memastikan
diagnosis
Semua
temuan secara klinis harus dapat memastikan diagnosis wabah, hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Untuk memastikan bahwa masalah
tersebut telah didiagnosis dengan patut
b. Untuk menyingkirkan kesalahan
laboraturium yang menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkan
c. Semua temuan klinis harus disimpulakan dalam
distribusi frekuensi
d. Kunjungan terhadap satu atau dua penderita
4) Membuat
definisi kasus
Pembuatan
definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang
harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak.Kriteria klinis dibatasi oleh
waktu, tempat, dan orang. Penyelidikan sering membagi kasus menjadi pasti (compirmed),
mungkin ( probable), meragukan (
possible ), sensivitasdan spefsifitas.
5) Menemukan
dan menghitung Kasus
Metoda
untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan penyakit dan kejadian yang
diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu memberikan diagnosis. Informasi
berikut ini dikumpulakan dari setiap kasus :
1.
Data identifikasi ( nama, alamat, nomor telepon )
2.
Data demografi ( umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan )
3.
Data klinis
4.
Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit
5.
Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau member umpan balik
6) Epidemiologi
deskriptif (waktu, tempat, orang)
6.1
Gambaran waktu berdasarkan waktu
Perjalanan
wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik histogram yang berbentuk
kurva epidemic, gambaran ini membantu :
1. Member informasi samapai dimana
proses wabah itu dan bagaimana kemungkinan kelanjutannya
2. Memperkirakan kapan pemaparan terjadi
dan memusatkan penyelidikan pada periode tersebut, bila telah diketahui
penyakit dan masa inkubasinya.
3. Menarik kesimpulan tentang pola
kejadian, dengan demikian mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari
orang ke orang, atau campuran keduanya
Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan
:
1.
Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata
2. Menentukan puncak wabah atau kasus
mediannya, dan menghitung mundur satu masa inkubasi rata-rata
3.
Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi terpendek
Masa
inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai timbulnya
gejala pertama.Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa penyakit belum
diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dam memperikan periode
pemaparan. Cara menghitung median masa inkubasi :
a. Susunan teratur ( array) berdasarkan
waktu kejadiannya
b. Buat frekuensi kumulatifnya
c. Tentukan posisi kasus paling tengah
d. Tentukan kelas median
e. Median masa inkubasiditentukan dengan
menghitung jarak antara waktu pemaparan dan kasus median
6.2 Gambaran wabah berdasarkan tempat
Gambaran wabah berdasarkan tempat
menggunakan gambaran grafik berbentuk Spot map. Grafik ini menunjukkan kejadian
dengan titik/symbol tempat tertentu yang menggambarkan distribusi geografi
suatu kejadian menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi.
6.3
Gambaran wabah berdasarkan ciri orang
Variable
orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya
dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu penyakit.Misalnya
karakteristik inang ( umur, jenis kelamin, ras/suku, status kesehatan) atau
berdasarkan pemaparan ( pekerjaan, penggunaan obat-obatan)
7) Membuat
hipotesis
Dalam
pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas memformulasikan
hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan, dan pemaparan yang
mengakibatkan sakit.
1.
Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:
a.
Apa reservoir utama agen penyakitnya?
b.
Bagaimana cara penularannya?
c.
Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
d. Apa saja faktor yang meningkatkan
risiko tertular?
2.
Wawancara dengan beberapa penderita
3.
Mengumpulkan beberapa penderita è mencari kesamaan pemaparan.
4.
Kunjungan rumah penderita
5.
Wawancara dengan petugas kesehatan setempat
6.
Epidemiologi diskriptif
8) Menilai
hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-kontrol)
Dalam
penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua cara
ini:
1.
Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau
2. Dengan analisis epidemiologi untuk
mengkuantifikasikan hubungan dan menyelidiki peran kebetulan.
3.
Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat.
9) Memperbaiki
hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan
Dalam
hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini
1. Penelitian Epidemiologi
ü Epidemiologi
analitik
2. Penelitian Laboratorium dan Lingkungan
ü Pemeriksaan
serum
ü Pemeriksaan
tempat pembuangan tinja
10) Melaksanakan
pengendalian dan pencegahan
Pengendalian
seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah
sumber wabah diketahui Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata
rantai yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin
diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.
11) Menyampaikan
hasil penyelidikan
Penyampaian
hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan pada pejabat
setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas
mengadakan pengendalian dan pencegahan dan yang kedua laporan
tertulis.Penyamapin penyelidikan diantaranya
•
Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan
• Sampaikan hal-hal yang sudah
dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara
ilmiah
• Laporan lisan harus dilengkapi dengan
laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar
belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran)
•
Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
• Merupakan catatan
dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan rujukan apabila
terjadi hal yang sama di masa datang .
DAFTAR PUSTAKA
Rajab
Wahyudin, M,Epid . 2008 . Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan .
Jakarta: EGC .
http://epid-infokes.blogspot.com/2007/08/investigasi-wabah.html
http://www.google.com
permisi ngopy ya pak buat nambah referensi
BalasHapus