Rabu, 25 Maret 2020

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN


LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN
DR. Safrudin, SKM, M.Kes.

Pengertian Promkes
Defining Health Promotion
Health Promotion is about improving the health status of individuals and the population as a whole. Key to the term ‘Health Promotion” is the world “Promotion “ . The means placing the notion of the absence of disease and well-being at the forefront of your practice. This shift in emphasis will help you think about improving,advancing,despite a constant increase in financial investment.
Health Promotion emerged as a process to shift health care provision away from a hospital setting centered on the medicalization of health towards a community setting informed by the pronciples of public health. This transition was facilitated as the holistic and wellness models of health started to gain momentum and dominant medical model started to be eroded.
The WHO has been instrumental in the development of health promotion. Its commitment to using health promotion to improve global health is seen in a number of international characters and declarations. The most significant are the Ottawa charter,the Adelaide conference and the Bangkok character.
A.    Langkah-Langkah Promosi kesehatan di Puskesmas
Pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas pada dasarnya adalah penerapan strategi promosi kesehatan,yaitu pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi di tatanan sarana kesehatan, khususnya Puskesmas. Oleh Karena itu, langkah awalnya adalah berupa penggerakan dan pengorganisasian untuk memberdayakan para petugas Puskesmas agar mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang disandang pasien/klien Puskesmas dan menyusun rencana untuk menanggulanginya darisisi promosi kesehatan. Setelah itu, barulah dilaksanakan promosi kesehatan sesuai dengan peluang-peluang yang ada, yaitu peluang-peluang di dalam gedung Puskesmas dan peluang-peluang di luargedung Puskesmas.Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan kabupaten/kota . Oleh karena itu, keberhasilan pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas juga merupakan tanggung jawab dari dinas kesehatan kabupaten/kota. Dengan demikian, sangat diperlukan keterlibatan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas, khususnya dalam langkah penggerakan dan pengorganisasian untuk memberdayakan para petugas Puskesmas. Petugas Puskesmas harus mendapat pendampingan oleh fasilitator dari dinas kesehatan kabupaten/kotaagar mampu melaksanakan:
(1) Pengenalan Kondisi Puskesmas,
(2) Identifikasi Masalah Kesehatan dan PHBS di Puskesmas,
(3) Musyawarah Kerja,
(4) Perencanaan Partisipatif,
(5) PelaksanaanKegiatan dan
(6) Pembinaan Kelestarian.
PENGENALAN KONDISI PUSKESMAS
Sebelum memulai promosi kesehatan di Puskesmas, perlu dilakukan pengenalan kondisi institusi kesehatan untuk memperoleh data daninformasi tentang PHBS di Puskesmas tersebut, sebagai data dasar(baseline data). Yang digunakan sebagai standar adalah persyaratan Puskesmas yang Ber-PHBS (8 indikator proksi). Pengenalan kondisi Puskesmas ini dilakukan oleh fasilitator dengan dukungan dari Kepala dan seluruh petugas Puskesmas Pengenalan kondisi Puskesmas dilakukan melalui pengamatan(observasi), penggunaan daftar periksa (check list), wawancara,pemeriksaan lapangan atau pengkajian terhadap dokumen-dokumen yang ada.

IDENTIFIKASI MASALAH DAN KESEHATAN PHBS
Pengenalan kondisi Puskesmas dilanjutkan dengan identifikasimasalah, yaitu masalah-masalah kesehatan yang saat ini dideritaoleh pasien/pengunjung dan masalah-masalah kesehatan yangmungkin akan terjadi (potensial terjadi) jika tidak diambil tindakanpencegahan.Masalah-masalah kesehatan yang sudah diidentifikasi kemudiandiurutkan berdasarkan prioritas untuk penanganannya.
Identifikasi masalah dilanjutkan dengan Survai Mawas Diri, yaitusebuah survai sederhana oleh petugas-petugas kesehatan di Puskesmas yang dibimbing oleh fasilitator. Dalam survai ini akan diidentifikasi dan dibahas:
·         Hal-hal yang menyebabkan terjadinya masalah-masalah kesehatan, baik dari sisi teknis kesehatan maupun dari sisiperilaku. Dari segi PHBS harus digali lebih lanjut data/informasi tentang latar belakang perilaku.
·         Potensi yang dimiliki Puskesmas untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan tersebut.
·         Kelompok-kelompok Kerja (Pokja) apa saja yang sudah ada (jikaada) dan atau harus diaktifkan kembali/dibentuk baru dalam rangka mengatasi masalah-masalah kesehatan tersebut, jika perlu.
·         Bantuan/dukungan yang diharapkan: apa bentuknya, berapabanyak, dari mana kemungkinan didapat (sumber) dan bila mana dibutuhkan
Selain untuk menggali latar belakang perilaku pasien/pengunjung,survai ini juga bermanfaat untuk menciptakan kesadaran dan kepedulian para petugas Puskesmas terhadap masalah kesehatan(termasuk infeksi nosokomial) khususnya dari segi PHBS

MUSYAWARAH KERJA
Musyawarah Kerja yang diikuti oleh seluruh petugas/karyawanPuskesmas, diselenggarakan sebagai tindak lanjut Survai MawasDiri, sehingga masih menjadi tugas fasilitator untuk mengawalnya.
Dalam rangka pembinaan PHBS di Puskesmas, Musyawarah Kerjabertujuan:
·         Menyosialisasikan tentang adanya masalah-masalah kesehatan yang masih dan kemungkinan akan diderita/dihadapi pasien/pengunjung serta langkah-langkah untuk mengatasi dan mencegahnya.
·         Mencapai kesepakatan tentang urutan prioritas masalah-masalah kesehatan yang hendak ditangani.
·         Mencapai kesepakatan tentang pokja-pokja yang hendak dibentuk baru atau diaktifkan kembali, jika diperlukan.
·         Memantapkan data/informasi tentang potensi Puskesmas serta bantuan/dukungan yang diperlukan dan alternatif sumber bantuan/dukungan tersebut.
·         Menggalang semangat dan partisipasi seluruh petugas/karyawan untuk mendukung pembinaan PHBS di Puskesmas

PERENCANAAN PARTISIPATIF
Setelah diperolehnya kesepakatan, fasilitator mengadakan pertemuan-pertemuan secara intensif dengan petugas kesehatan guna menyusun rencana pemberdayaan pasien dalam tugas masing-masing.
Pembuatan rencana dengan menggunakan tabel berikut:
No
PERILAKU YANG ADA
PHBS YANG DIHARAPKAN
PESAN
PELUANG METODE DAN MEDIA






Di luar itu, fasilitator juga menyusun rencana bina suasana yang akan dilakukannya di Puskesmas, baik dengan pemanfaatan mediamaupun dengan memanfaatkan pemuka/tokoh.

Untuk bina suasana dengan memanfaatkan pemuka/tokoh digunakan tabel berikut.
No
DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN
PIHAK YANG AKAN DIADVOKASI
PESAN ADVOKASO YANG DISAMPAIKAN





PELAKSANAAN KEGIATAN
Segera setelah itu, kegiatan-kegiatan yang tidak memerlukan biaya operasional seperti pemberdayaan pasien/pengunjung dan advokasi dapat dilaksanakan. Sedangkan kegiatan-kegiatan lain yangmemerlukan dana dilakukan jika sudah tersedia dana, apakah itudana dari Puskesmas, dari pihak donatur atau dari pemerintah.Pembinaan PHBS di Puskesmas dilaksanakan dengan pemberdayaan,yang didukung oleh bina suasana dan advokasi.
PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan dilaksanakan oleh para petugas kesehatan yang melayani pasien/pengunjung (dokterkecil, perawat, bidan, laboran, penata rontgen, apoteker, dan lain-lain).Pemberdayaan dilaksanakan di berbagai kesempatan, terintegrasi dalam pelayanan masing-masing petugas kesehatan kepada pasien/pengunjung.
BINA SUASANA
Bina suasana di Puskesmas selain dilakukan oleh fasilitator, juga oleh pemuka/tokoh yang diundang untuk menyampaikan pesan-pesan. Para pemuka/tokoh berperan sebagai motivator/kelompokpendorong (pressure group) dan juga panutan dalam mempraktikkan PHBS di Puskesmas.Bina suasana juga dapat dilakukan dengan pemanfaatan media seperti billboard di halaman,poster di dinding ruangan, pertunjukan filem,pemuatan makalah/berita di majalah dinding, serta penyelenggaraan diskusi, mengundang pakar ataualim-ulama atau figur publik untuk berceramah,pemanfaatan halaman untuk taman obat/taman gizidan lain-lain.



ADVOKASI
Advokasi dilakukan oleh fasilitator dan Kepala Puskesmas terhadap pembuat kebijakan dan pemuka/tokoh masyarakat agar mereka berperanserta dalam kegiatan pembinaan PHBS di Puskesmas.
Para pembuat kebijakan misalnya, harusmemberikan dukungan kebijakan/pengaturandan menyediakan sarana agar PHBS di Puskesmas dapat dipraktikkan. Para pemuka/tokoh masyarakat diharapkan untuk ikut serta melakukan motivasi terhadap pasien/pengunjung institusi kesehatan,berperan sebagai kelompok pendorong dan berperilaku sebagai panutan dalam hal PHBS di Puskesmas.Advokasi juga dilakukan terhadap para penyandang dana, termasuk pengusaha, agar mereka membantu upaya pembinaan PHBS di Puskesmas.Kegiatan-kegiatan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi di Puskesmas tersebut di atas harus didukung oleh kegiatan-kegiatan (1) bina suasana PHBS di Puskesmas dalam lingkup yang lebih luas (kabupaten/kota dan provinsi) dengan memanfaatkan media massa berjangkauan luasseperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet;serta (2) advokasi secara berjenjang dari dari tingkat provinsike tingkat kabupaten/kota dan dari tingkat kabupaten/kotake kecamatan.
EVALUASI DAN PEMBINAAN KELESTARIAN
Evaluasi dan pembinaan kelestarian PHBS di Puskesmas terintegrasi dengan manajemen Puskesmas. Dengan demikian, evaluasi dan pembinaan kelestarian PHBS di Puskesmas pada dasarnya juga merupakan tugas dariKepala Puskesmas, dengan dukungan dari berbagai pihak,utamanya pemerintah daerah (dinas kesehatan kabupaten/kota) dan pemerintah. Kehadiran fasilitator di Puskesmas sudah sangat minimal, karena perannya sudah dapat sepenuhnya digantikan oleh Kepala Puskesmas dengan supervisi dari dinas kesehatan kabupaten/kota.Perencanaan partisipatif dalam rangka pembinaan PHBS diPuskesmas, sudah berjalan baik dan rutin serta terintegrasi dalam proses perencanaan Puskesmas.Pada tahap ini, selain pertemuan-pertemuan berkala sertakursus-kursus penyegar bagi para petugas kesehatan,juga dikembangkan cara-cara lain untuk memelihara dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petugas kesehatan tersebut.
B.     Langkah-Langkah Promosi kesehatan di Masyarakat
Langkah-langkah promosi kesehatan di masyarakat mencakup:
 (1) Pengenalan Kondisi Wilayah,
 (2) Identifikasi Masalah Kesehatan,
 (3) Survai Mawas Diri,
 (4) Musyawarah Desa atau Kelurahan
,(5) Perencanaan Partisipatif,
 (6) Pelaksanaan Kegiatan dan
 (7) Pembinaan Kelestarian.
PENGENALAN KONDISI WILAYAH
Pengenalan kondisi wilayah dilakukan oleh fasilitator dan petugas Puskesmas dengan mengkaji data Profil Desa atau Profil Kelurahan dan hasil analisis situasi perkembangan desa/kelurahan. Data dasar yang perlu dikaji berkaitan dengan pengenalan kondisi wilayah,sebagai berikut:
DATA GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI :Peta wilayah dan batas-batas wilayah, jumlah desa/kelurahan,jumlah RW, jumlah RT, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga,tingkat pendidikan, mata pencaharian/jenis pekerjaan.
DATA KESEHATAN :Jumlah kejadian sakit akibat berbagai penyakit (Diare,Malaria, ISPA, Kecacingan, Pneumonia, TB, penyakitJantung, Hipertensi, dan penyakit lain yang umum dijumpaidi Puskesmas).Jumlah kematian (kematian ibu, kematian bayi, dankematian balita).Jumlah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi baru lahir dan balita.Cakupan upaya kesehatan (cakupan pemeriksaan kehamilan,persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, cakupanPosyandu, imunisasi dasar lengkap, sarana air bersih danjamban).Jumlah dan jenis fasilitas kesehatan yang tersedia(Poskesdes, Puskesmas Pembantu, klinik).Jumlah dan jenis Upaya Kesehatan BersumberdayaMasyarakat (UKBM) yang ada seperti Posyandu,
Kelompok pemakai air, kelompok arisan jamban, tabulin, dasolin.Jumlah kader kesehatan/kader

SURVAI MAWAS DIRI
Sebagai langkah pertama dalam upaya membina peransertamasyarakat, perlu diselenggarakan Survai Mawas Diri, yaitu sebuah survai sederhana oleh para pemuka masyarakat dan perangkat desa/kelurahan, yang dibimbing oleh fasilitator dan petugas Puskesmas.Selain untuk mendata ulang masalah kesehatan, mendiagnosis penyebabnya dari segi perilaku dan menggali latar belakang perilaku masyarakat, survai ini juga bermanfaat untuk menciptakan kesadaran dan kepedulian para pemuka masyarakat terhadap kesehatan masyarakat desa/kelurahan, khususnya dari segi PHBS.
Dalam survai ini akan diidentifikasi dan dirumuskan bersama hal-halsebagai berikut:
·         Masalah-masalah kesehatan yang masih diderita/dihadapi danmungkin (potensial) dihadapi masyarakat serta urutan prioritaspenanganannya.
·         Hal-hal yang menyebabkan terjadinya masalah-masalahkesehatan, baik dari sisi teknis kesehatan maupun dari sis PKK, ormas/LSM yang ada. perilaku masyarakat. Dari sisi perilaku, setiap perilaku digali faktor-faktor yang menjadi latar belakang timbulnya perilaku tersebut
Tabel berikut dapat digunakan sebagai panduan untuk menggali latar belakang setiap perilaku.
No
PERILAKU PENYEBAB MASALAH KESEHATAN
PENGETA-HUAN
SIKAP
NILAI NORMA
TELA-DAN
SARANA















MUSYAWARAH DESA/KELURAHAN
Musyawarah Desa/Kelurahan diselenggarakan sebagai tindaklanjut Survai Mawas Diri, sehingga masih menjadi tugas fasilitatordan petugas Puskesmas untuk mengawalnya. Musyawarah Desa/Kelurahan bertujuan:
·         Menyosialisasikan tentang adanya masalah-masalah kesehatanyang masih diderita/dihadapi masyarakat
·         .Mencapai kesepakatan tentang urutan prioritas masalah-masalah kesehatan yang hendak ditangani.
·         Mencapai kesepakatan tentang UKBM-UKBM yang hendakdibentuk baru atau diaktifkan kembali.
·         Memantapkan data/informasi potensi desa atau potensikelurahan serta bantuan/dukungan yang diperlukan danalternatif sumber bantuan/dukungan tersebut
·         .Menggalang semangat dan partisipasi warga desa ataukelurahan untuk mendukung pengembangan kesehatanmasyarakat desa/kelurahan.
·         Musyawarah Desa/Kelurahan diakhiri dengan dibentuknya
·         Forum Desa, yaitu sebuah lembaga kemasyarakatan di manapara pemuka masyarakat desa/kelurahan berkumpul secara rutinuntuk membahas perkembangan dan pengembangan kesehatanmasyarakat desa/kelurahan.
·         Dari segi PHBS, Musyawarah Desa/Kelurahan bertujuan untukmenjadikan masyarakat desa/kelurahan menyadari adanyasejumlah perilaku yang menyebabkan terjadinya berbagaimasalah kesehatan yang saat ini dan yang mungkin (potensial)mereka hadapi

PERENCANAAN PARTISIPATIF
Setelah diperolehnya kesepakatan dari warga desa atau kelurahan,Forum Desa mengadakan pertemuan-pertemuan secara intensifguna menyusun rencana pengembangan kesehatan masyarakatdesa/kelurahan untuk dimasukkan ke dalam Rencana PembangunanDesa/Kelurahan. Rencana Pengembangan Kesehatan MasyarakatDesa/Kelurahan harus mencakup:
·         Rekrutmen/pengaktifan kembali kader kesehatan dan pelatihan pembinaan PHBS di Rumah Tangga untuk para kader kesehatan oleh petugas Puskesmas dan fasilitator, berikut biaya yang diperlukan dan jadwal pelaksanaannya.
·         Kegiatan-kegiatan pembinaan PHBS di Rumah Tangga yangakan dilaksanakan oleh kader kesehatan dengan pendekatan Dasawisma,
berikut jadwal pelaksanaannya. Pembuatan rencanadengan menggunakan tabel berikut:
No
PERILAKU
YANG ADA
PHBS YANG DIHARAPKAN
PESAN
PELUANG PROMKES
METODE DAN MEDIA







·         Sarana-sarana yang perlu diadakan atau direhabilitasi untukmendukung terwujudnya PHBS di Rumah Tangga, berikut biayayang dibutuhkan dan jadwal pengadaan/rehabilitasinya.Hal-hal yang dapat dilaksanakan tanpa biaya atau dengan swadayamasyarakat dan atau bantuan dari donatur (misalnya swasta),dicantumkan dalam dokumen tersendiri.
 Sedangkan hal-hal yang memerlukan dukungan pemerintah dimasukkan ke dalam dokumen Musrenbang Desa atau Kelurahan untuk diteruskan ke Musrenbang selanjutnya

PELAKSANAAN KEGIATAN
Sebagai langkah pertama dalam pelaksanaan kegiatan promosikesehatan, petugas Puskesmas dan fasilitator mengajak ForumDesa merekrut atau memanggil kembali kader-kader kesehatanyang ada. Selain itu, juga untuk mengupayakan sedikit dana (danadesa/kelurahan atau swadaya masyarakat) guna keperluan pelatihankader kesehatan. Selanjutnya, pelatihan kader kesehatan olehfasilitator dan petugas Puskesmas dapat dilaksanakan.Segera setelah itu, kegiatan-kegiatan yang tidak memerlukan biaya operasional seperti penyuluhan dan advokasi dapat dilaksanakan.Sedangkan kegiatan-kegiatan lain yang memerlukan dana dilakukanjika sudah tersedia dana, apakah itu dana dari swadaya masyarakat,dari donatur (misalnya pengusaha), atau dari pemerintah, termasukdari desa /kelurahan.Promosi kesehatan dilaksanakan dengan pemberdayaan keluarga melalui Dasawisma, yang didukung oleh bina suasana dan advokasi

Pemberdayaan
Pemberdayaan individu dilaksanakan dalam berbagaikesempatan, khususnya pada saat individu-individu anggota rumah tangga berkunjung danmemanfaatkan upaya-upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Poskesdes,dan lain-lain, melalui pemberian informasi dankonsultasi. Dalam kesempatan ini, para kader (danjuga petugas kesehatan) yang bekerja di UKBM harus berupaya meyakinkan individu tersebut akanpentingnya mempraktikkan PHBS berkaitan denganmasalah kesehatan yang sedang dan atau potensial dihadapinya.Pemberdayaan keluarga dilaksanakan melaluikunjungan ke rumah tangga dan konsultasi keluargaoleh para kader kesehatan. Juga melalui bimbinganatau pendampingan ketika keluarga tersebutmembutuhkan (misalnya tatkala membangun jamban,membuat taman obat keluarga dan lain-lain).Dalam hal ini, fasilitator dan petugas Puskesmasmengorganisasikan para kader kesehatan dengan membagi tugas dan tanggung jawab melaluipendekatan Dasawisma. Seorang atau dua orangkader diberi tugas dan tanggung jawab untuk membina PHBS 5–10 rumah tangga.
Bina Suasana
Bina suasana diawali dengan advokasi oleh fasilitator dan petugas Puskesmas untuk menggalang kemitraan. Advokasi dilakukan terhadap para pemuka atau tokoh-tokoh masyarakat, termasuk pemuka agama dan pemuka adat serta para pengurus organisasi kemasyarakatan di tingkat desa dan kelurahan seperti pengurus Rukun Warga/RukunTetangga, pengurus PKK, pengurus pengajian,pengurus arisan, pengurus koperasi, pengurus organisasi pemuda (seperti Karang Taruna) dan lain-lain.Keberhasilan advokasi dan penggalangan kemitraanakan memotivasi para pemuka atau tokoh-tokoh masyarakat tersebut untuk berperan aktif dalam bina suasana, dalam rangka menciptakan opini publik,suasana yang kondusif dan panutan di tingkat desadan kelurahan bagi dipraktikkannya PHBS oleh rumahtangga. Para pengurus organisasi kemasyarakatan juga termotivasi untuk mendorong anggota-anggotanya agar mempraktikkan PHBS.Bina suasana juga dapat dilakukan dengan pemanfaatan media seperti pemasangan spanduk dan atau billboard di jalan-jalan desa/kelurahan,penempelan poster di tempat-tempat strategis,pembuatan dan pemeliharaan taman obat/taman gizi percontohan di beberapa lokasi, serta pemanfaatanmedia tradisional

Advokasi
Sebagaimana disebutkan di atas, advokasi dilakukan oleh fasilitator dan petugas Puskesmas terhadappara pemuka masyarakat dan pengurus organisasi kemasyarakatan tingkat desa dan kelurahan, agarmereka berperanserta dalam kegiatan bina suasana.Di samping itu, advokasi juga dilakukan terhadap para penyandang dana, termasuk pengusaha, agar mereka membantu upaya pengembangan kesehatan masyarakat desa/kelurahan.Kegiatan-kegiatan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi didesa dan kelurahan tersebut di atas harus didukung oleh kegiatan-kegiatan (1) bina suasana PHBS di Rumah Tangga dalam lingkup yang lebih luas (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional) dengan memanfaatkan media massa berjangkauan luas seperti suratkabar, majalah, radio, televisi dan internet; serta (2) advokasi secara berjenjang dari tingkat provinsi ke tingkat kabupaten/kota dan dari tingkat kabupaten/kota ke tingkat kecamatan.
EVALUASI DAN PEMBINAAN KELESTARIAN
Evaluasi dan pembinaan kelestarian merupakan tugas dari KepalaDesa/Lurah dan perangkat desa/kelurahan dengan dukungan dari berbagai pihak, utamanya pemerintah daerah dan pemerintah.Kehadiran fasilitator di desa dan kelurahan sudah sangat minimal,karena perannya sudah dapat sepenuhnya digantikan oleh kader-kader kesehatan, dengan supervisi dari Puskesmas Perencanaan partisipatif dalam rangka pembinaan kesehatanmasyarakat desa/kelurahan, sudah berjalan baik dan rutin sertaterintegrasi dalam proses perencanaan pembangunan desa ataukelurahan dan mekanisme Musrenbang. Kemitraan dan dukungan sumber daya serta sarana dari pihak di luar pemerintah juga sudah tergalang dengan baik dan melembaga.Pada tahap ini, selain pertemuan-pertemuan berkala serta kursus-kursus penyegar bagi para kader kesehatan, juga dikembangkan cara-cara lain untuk memelihara dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kader tersebut.Pembinaan kelestarian juga dilaksanakan terintegrasi dengan penyelenggaraan Lomba Desa dan Kelurahan yang diselenggarakan setiap tahun secara berjenjang sejak dari tingkat desa/kelurahansampai ke tingkat nasional.Dalam rangka pembinaan kelestarian juga diselenggarakan pencatatan dan pelaporan perkembangan kesehatan masyarakatdesa/kelurahan, termasuk PHBS di Rumah Tangga, yang berjalan secara berjenjang dan terintegrasi dengan Sistem Informasi Pembangunan Desa yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri


DAFTAR PUSTAKA
Naidoo,J and Wills,J.2010.Developing Practice For Oublic Health and Health promotion.Oxford :Elsevier.
Ginting,Marlina, dkk.Tanpa Tahun Terbit.Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan.Tanpa kota dan penerbit.
Ginting, Marlina. dkk. 2011. Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI. JAKARTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar