Senin, 23 Maret 2020

INVESTIGASI COVID-19


INVESTIGASI COVID-19

 DR. Safrudin, SKM, M.Kes.

Latar Belakang



Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa  yang lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu isolate microbial atau kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.



Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter, perawat , atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalm rentang waktu dan tempat yang berdekatan.  Didalam sautu kluster banyaknya kasus yang dapat atau tidak dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan tidak diketahui.Karena rate endemic penyakit nosokomial, cedera, dan kejadian yang merugikan lainnya berbeda untuk masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan , hanya ada sedikit criteria pasti untuk menentukan kepada yang diperlukan upaya evaluasi pada suatu masalah yang potensial atau memulai investigasi.



Tujuan



Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah tugas dari mata kuliah epidemiologi dan menambah wawasan penulis tentang epidemiologi khususnya tentang Investigasi Wabah.

Pengertian Investigasi Wabah



Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa  yang lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu isolate microbial atau kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.



Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter, perawat , atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalam rentang waktu dan tempat yang berdekatan.  Didalam sautu kluster banyaknya kasus yang dapat atau tidak dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan tidak diketahui. Karena rate endemic penyakit nosokomial, cedera, dan kejadian yang merugikan lainnya berbeda untuk masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan, hanya ada sedikit criteria pasti untuk menentukan kepada yang diperlukan upaya evaluasi pada suatu masalah yang potensial atau memulai investigasi.





Sejarah Investigasi Wabah



Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan kuman kolera oleh John Snow sehingga ia terkenanl dengan metode investigasi wabah kolera di London (1854).



Banyak definisi yang diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para ahli diantaranya:

1.    Definisi umum:

kejadian penyakit melebihi dari normal (kejadian yang biasa terjadi)

2.    Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989):

Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas

3.    Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (1981):

Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit

4.    Undang‑undang RI No 4 th. 1984 tentang wabah penyakit menular:

Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka

5.     Benenson, 1985:

Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada  penduduk suatu daerah, yang nyata‑nyata melebihi jumlah yang biasa

6.    Last 1981:

Wabah adgalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa.



Selain kata wabah dikenal pula dengan kata letusan ( outbreak) dan kejadian luar biasa (KLB). Di Indonesia pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Apabila peningkatan penderita penyakit yang memenuhi kriteria definisi wabah diatas, akan dinyatakan sebagai suatu letusan penyakit bila kejadian tersebut terbatas dan dapat ditanggulangi oleh pemerintah dan dinyatakan sebagai KLB bila penanggulangannya membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat (Dirjen P2M & PLP tahun 1981).



Alasan Dilakukannya Penyelidikan Adanya Kemungkinan Wabah



Pengungkapan adanya wabah yang sering dilakukan atau didapatkan adalah dengan deteksi dari analisis data surveilans rutin atau adanya laporan petugas, pamong, atau warga yang cukup peduli. Alasan dilakukannya penyelidikan adanya kemungkinan wabah adalah:

·         Mengadakan penanggulangan dan pencegahan

a.    Ganas tidaknya penyakit

b.    Sumber dan cara penularan

c.    Ada/tidaknya cara penanggulangan dan pencegahan

·         Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan

·         Pertimbangan program

·         Kepentingan umum, politik dan hukum





Langkah-Langkah dalam Penyelidikan kegiatan Penanggulangan Wabah



Adalah suatu kegiatan untuk memastikan adanya KLB/Wabah, mengetahui penyebab, mengetahui sumber penyebaran, mengetahui faktor resiko dan menetapkan program penanggulangan KLB. Penanggulangan KLB/wabah adalah suatu kegiatan yang bertujuan menangani penderita, mencegah perluasan KLB/wabah, mencegah terjadinya penderita/kematian baru pada saat terjadinya KLB/wabah.

Berdasarkan sifatnya maka KLB / wabah dapat dibagi dalam dua bentuk utama yaitu:

·         Common Source Epidemic Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Adapun Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan jam,tidak ada angka serangan ke dua.

Common source sendiri dibedakan menjadi dua yaitu:

Ø   Point Source Epidemic (kurva epidemic dengan satu puncak) yaitu wabah yang terjadi akibat pemaparan dalam waktu yang singkat dengan sumber penularan tunggal. Contohnya kejadian keracunan dan polusi

Ø  Intermittent Common Source Epidemic (kurva epidemic denggan beberapa puncak ) yaitu wabah yang terjadi akibat pemaparan. Contohnya kejadian diare dan disentri.

·         Propagated/Progresive Epidemic. Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vector, relatif lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masya yang rentan serta morbilitas dari pddk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus.

KLB penyakit menular merupakan indikasi ditetapkannya suatu daerah menjadi suatu wabah, atau dapat berkembang menjadi suatu wabah. Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1)    Timbulnya suatu penyakit/menular yang sebelumnya tdak ada/dikenal.

2)    Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama tiga kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam,hari, minggu).

3)    Peningkatan kejadian penyakit/kematian, dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).

4)    Jumlah penderita baru dalam suatu bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.

5)    Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya.

6)    Case fatality rate (CFR) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebuh dibandingkan dengan CFR dari periode sebelumnya.

7)    Proportional rate (PR) penderita dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan dua atau lebih dibandingkan periode kurun waktu atau tahun sebelumnya.

8)    Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus: cholera dan demam berdarah dengue.

9)    Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis)

10) Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.

Tujuan Investigasi Covid-19

·          Tujuan umum Investigasi Covid-19

Ø  Upaya penanggulangan dan pencegahan

Ø  Surveilans ( lokal, nasional, dan internasional )

Ø  Penelitian

Ø  Pelatihan

Ø  Menjawab keingintahuan masyarakat

Ø  Pertimbangan program

Ø  Kepentingan politik dan hukum

Ø  Kesadaran masyarakat



·         Tujuan khusus Investigasi Covid-19

Ø  Memastikan diagnose

Ø  Memastikan bahwa terjadi outbreak corona

Ø  Mengidentifikasi penyebab corona

Ø  Mengidentifikasi sumber penyebab

Ø  Rekomendasi : cepat dan tepat

Ø  Mengetahui jumlah korban dan populasi rentan, waktu dan periode outbreak corona, serta tempat terjadinya outbreak corona (variabel orang, waktu dan tempat).













LANGKAH INVESTIGASI COVID-19

Langkah melakukan investigsi outbreak corona dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sistemik yang terdiri dari:



·         Persiapan investigasi di lapangan

·         Memastikan adanya outbreak corona

·         Memastikan diagnosis

·         Membuat definisi kasus

·         Menemukan dan menghitung kasus

·         Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)

·         Membuat hipotesis

·         Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-kontrol)

·         Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan

·         Melaksanakan pengendalian dan pencegahan

·         Menyampaikan hasil penyelidikan





Persiapan Investigasi di Lapangan



 Hal-hal yang harus diperhatikan pada langkah ini adalah:



·         Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu investigasi, administrasi, dan konsultasi

·         Dibutuhkan pengetahuan perlengkapan dan alat yang sesuai.

·         Prosedur administrasi

·         Peran masing- masing petugas yang terjun













Pemastian Adanya Wabah



Dalam mementukan apakah outbreak corona, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

·         Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa minggu atau bulan sebelumnya

·         Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang diharapkan

·         Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya:



Ø   Catatan hasil surveilans

Ø  Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian, register, dan lain-lain

Ø  Bila data local tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau data nasional

Ø  Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat menentukan kondisi penyakit yang biasanya ada

·         Pseudo endemik:

Ø  Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita

Ø  Adanya cara diagnosis baru

Ø  Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat

Ø  Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa

Ø  Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan



Pemastian Diagnosis



 Semua temuan secara klinis harus dapat memastikan diagnosis covid-19, hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:



·         Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan patut

·         Untuk menyingkirkan kesalahan laboraturium yang menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkan

·         Semua temuan klinis harus disimpulakan dalam distribusi frekuensi

·          Kunjungan terhadap satu atau dua penderita



Penyakit yang belum diketahui diagnosisnya:

a.    Ada dugaan tentang peristiwa penyebab covid-19 tetap harus dapat diterima akal sehat.

b.    Cari peristiwa lain yang lebih memungkinkan.

c.    Diperlukan kemampuan, kecerdasan serta kecermatan akal sehat (common sense) dari penyelidik

d.    Beberapa patokan dapat dipakai:

Ø  Pencemaran air atau udara gangguan pernafasan.

Ø  Penyakit- penyakit saluran pernapasan, kulit, mata dan selaput lendir.

Ø  Batuk, pilek, demam dan sesak nafas. Contohnya bila seseorang telah kontak dengan wilayah atau orang terpapar.



Pembuatan Definisi Kasus



            Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang. Penyelidikan sering membagi kasus menjadi pasti ( compirmed), mungkin ( probable), meragukan ( possible ), sensivitas dan spefsifitas.  



Contoh frekuensi gejala yang diderita oleh 235 orang karyawan yang menyatakan sakit pada kejadian out break covid-19 di  suatu wilayah.






Macam gejala
Penderita yang mempunyai gejala
Jumlah
%
1.    Batuk
207
88,1
2.    Pilek
191
81,3
3.    Sesak
11
4,7
4.    Demam
36
15,3
5.    Diare ringan
24
10,2
6.    Sakit tenggorokan
0
0
7.    Lain-lain
10
4,3

























Penemuan dan Penghitungan Kasus



Metoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan penyakit dan kejadian yang diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu memberikan diagnosis. Informasi berikut ini dikumpulakan dari setiap kasus:



·         Data identifikasi (nama, alamat, nomor telepon)

·         Data demografi (umur, jenis kelamin, suku bangsa, dan pekerjaan)

·         Data klinis

·         Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit

·         Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau member umpan balik





Epidemiologi Deskriptif



Gambaran waktu berdasarkan waktu

      

                  Perjalanan covid-19 berdasarkan waktu digambarkan dengan grafik histogram yang berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu:



1)    Memberi informasi sampai dimana proses outbreak covid-19 itu dan bagaimana kemungkinan kelanjutannya

2)    Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan pada periode tersebut, bila telah diketahui penyakit dan masa inkubasinya

3)     Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya



Ciri-ciri curva epidemic:



1)    Berbentuk histogram

2)    Dapat digunakan untuk memperkirakan cara penularan penyakit

3)    Dapat memperkirakan masa inkubasi suatu penyakit

4)    Informasi tentang waktu timbulnya gejala pertama pada masing-masing kasus

5)    Untuk masa inkubasi yang pendek (dapat dilihat dari jam timbulnya gejala)

6)    Pilih skala untuk aksis-X

7)    Masa pra out break covid-19

Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan:

·         Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata

·         Menentukan puncak out break covid-19 atau kasus mediannya, dan menghitung mundur satu masa inkubasi rata-rata

·         Dari kasus paling awal kejadian out break covid-19, dihitung mundur masa inkubasi terpendek

Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa penyakit belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dan memperikan periode pemaparan.



Cara menghitung median masa inkubasi:

·         Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu kejadiannya

·         Buat frekuensi kumulatifnya

·         Tentukan posisi kasus paling tengah

·         Tentukan kelas median

·         Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak antara waktu pemaparan dan kasus median















Gambaran out break covid-19 berdasarkan tempat



            Gambaran out break covid-19 berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik berbentuk Spot map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol tempat tertentu yang menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi (tidak menggambarkan risiko).



Gambaran out break covid-19 berdasarkan ciri orang



            Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu penyakit. Misalnya karakteristik inang (umur, jenis kelamin, ras/suku, status kesehatan) atau berdasarkan pemaparan (pekerjaan, riwayat perjalanan, riwayat kontak).



Pembuatan Hipotesis



            Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu out break covid-19, hendaknya petugas memformulasikan hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan, dan pemaparan yang mengakibatkan sakit. Melihat pernyataan cara memformulasikan hipotesis di atas sebuah hipotesis dapat dikembangkan dengan berbagai cara:



a.     Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:

1)    Apa reservoir utama agen penyakitnya?

2)    Bagaimana cara penularannya?

3)    Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?

4)    Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?

b.    Wawancara dengan beberapa penderita

c.    Dalam penyelidikan sulit yang menghasilkan sedikit petunjuk, penyidik mengumpulkan beberapa penderita mencari kesamaan pemaparan

d.    Penyelidik kadang melakukan kunjungan rumah untuk menemukan petunjuk

e.    Wawancara dengan petugas kesehatan setempat

f.     Epidemiologi deskriptif sering menghasilkan hipotesis.



Penilaian Hipotesis



Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua cara ini:

·         Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau

·         Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan menyelidiki peran kebetulan.

·         Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat, kunci dari epidemiologi analitik adalah adanya kelompok pembanding, sehingga dapat diukur antara pemaparan dan penyakit dan diuji hipotesis tentang hubungan sebab-akibat



Uji kemaknaan statistik



Status keterpaparan
Sakit
Tak sakit
Jumlah
Terpapar
A
B
H1
Tak terpapar
C
D
H2
Jumlah
V1
V2
T



X2= T {| ad – bc | - (T/2}2

V1 x V2 x H1 x H2





Perbaikan Hipotesis Dan Penelitian Tambahan



            Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini:



a.    Penelitian Epidemiologi

Ø  epidemiologi analitik

b.    Penelitian Laboratorium dan Lingkungan

Ø  Pemeriksaan serum

Ø  Pemeriksaan tempat pembuangan tinja

Namun dalil epidemiologi lapangan adalah bila hipotesis yang baik tidak dapat di kembangkan dari wawancara kasus dengan staf lokal dan dari epidemiologi deskriptif, yang bila diteruskan dengan analitik akan membuang waktu saja.



Pengendalian dan Pencegahan



Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya penanggulangan  biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber out break covid-19 diketahui Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.



Penyampaian Hasil Penyelidikan



Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan pada pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan dan yang kedua laporan tertulis. Isi laporan tersebut adalah sebagai berikut:



·         Pendahuluan (gambaran peristiwa)

·         Latar belakang (geografis, politis, ekonomis, demografis, historis)

·         Uraian tentang investigasi yang dilakukan (alasan, metode, sumber informasi)

·         Hasil investigasi (fakta, karakteristik kasus, angka serangan, tabulasi, kalkulasi, kurva, pemeriksaan laboratorium, kemungkinan sumber infeksi, suspek suatu sumber penularan, dan lain-lain)

·         Analisis data dan simpulan

·         Uraian tentang tindakan (penaggulangan)

·         Uraian dampak

Ø  Apa yang terjadi terhadap populasi yang terkena kejadian luar biasa (KLB). Misalnya, bagaimana kesehatannya, bagaimana dampak pada aspek hukum dan ekonomisnya.

Ø  Setelah dilakukan intervensi/tindakan penanggulangan,

ü  Bagaimana keadaan populasi yang terkena out break covid-19. Misalnya, status kekebalannya, cara hidupnya.

ü  Bagaimana resevoarnya (asal atau tempat yang cocok untuk bibit penyakit). Misalnya, jumlah atau distribusinya.

ü  Bagaimana vektorya (penular penyakit). Misalnya, jumlah dan distribusinya.

Ø  Penemuan penyebab menular baru apabila ditemukan penyebab yang lain.

Ø  Saran perbaikan prosedur surveilans dan penanggulangan di massa depan.



 Penyampaian penyelidikan diantaranya:



·          Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan.

·         Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara ilmiah.

·         Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran).

·         Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan.

·         Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang.

















Penanggulagan out break covid-19



Setelah data mengenai investigasi out break covid-19 dan penyebab telah memberikan fakta tentang penyebab, sumber, dan cara transmisi, maka langkah pengendalian hendaknya segera dilakukan. Makin cepat respons pengendalian, makin besar peluang keberhasilan pengendalian.



 Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan cara penanggulangan yang paling efektif dan melakukan surveilence terhadap faktor lain yang berhubungan.



Prinsip intervensi untuk menghentikan wabah sebagai berikut:

·         Mengeliminasi sumber patogen

·          Memblokade proses transmisi

·         Mengeliminasi kerentanan

·         Eliminasi sumber patogen mencakup:

Ø  Eliminasi atau inaktivasi patogen

Ø  Pengendalian dan pengurangan sumber infeksi (source reduction)

Ø  Pengurangan kontak antara penjamu rentan dan orang atau barang terinfeksi (karantina kontak, isolasi kasus, dan sebagainya)

Ø  Perubahan perilaku penjamu dan/ atau sumber (higiene perorangan, memasak daging dengan benar, dan sebagainya)

Ø  Pengobatan kasus.

Blokade Proses Transmisi Mencakup:

·         Penggunaan peralatan pelindung perseorangan (masker, kacamata, jas, sarung tangan, respirator)

·         Disinfeksi/ sinar ultraviolet

·         Pertukaran udara/ dilusi

·         Penggunaan filter efektif untuk menyaring partikulat udara

·         Pengendalian vektor (Cuci tangan, hindari kontak, penyemprotan insektisida, cegah perjalanan/Isolasi).

Eliminasi Kerentanan Penjamu (Host Susceptibility) Mencakup:

·         Vaksinasi (Bila telah ditemukan vaksinnya)

·         Pengobatan (profilaksis, presumtif) (Bila telah ditemukan obatnya)

·         Isolasi orang-orang atau komunitas tak terpapar (“reverse isolation”)

·         Penjagaan jarak sosial (meliburkan sekolah, membatasi kumpulan massa).

Hal terakhir dan merupakan hal terpenting dalam penanganan wabah adalah menentukan cara pencegahan di masa yang akan datang.





Lintas  program dan lintas sektoral:

Ø  OUTBREAK

Suatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu penyakit yang sama dimana penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama lain.

Ø  EPIDEMI

Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya meningkat.

Ø  PANDEMI

Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas

Ø  ENDEMI

Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu.









DAFTAR PUSTAKA

Safrudin, 2015, Epidemiologi dalam Kebidanan, In Media Jakarta

Rajab Wahyudin, M,Epid . 2008 . Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan . Jakarta: EGC.


Rianti Emy, 2010.Buku Ajar Epidemiologi dalam Kebidanan,Jakarta :Trans Info Media.

Trans Info Media,Jakarta Buku ajar Epidemiologi dalam Kebidanan












Tidak ada komentar:

Posting Komentar