“Sampel dan Metode Sampling”
E. Pengertian Populasi dan Sampel
1. Populasi
Suatu keseluruhan pengamatan atau objek
yang menjadi perhatian kita (seluruh pengamatan yang ingin diteliti) dan
disimbolkan dengan “N”. Populasi
dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1)
Populasi berhingga (terbatas)
Contoh :
·
Banyaknya
kartu dalam sekelompok kartu bridge dengan ukuran N : 52.
·
Banyaknya
penduduk di Jakarta dengan ukuran N : 11.000.000
2)
Populasi tak berhingga (tidak terbatas)
Contoh :
·
Pelemparan
sebuah mata uang logam atau dadu secara berulang-ulang tanpa batas.
·
Pengukuran
tekanan udara setiap hari dari dulu sampai sekarang tanpa berhenti.
2. Sampel
Bagian dari populasi yang menjadi perhatian
atau yang diamati karakteristiknya yang nantinya digunakan untuk menduga
karakteristik di populasi.
Ø Dengan sample kita ingin memperoleh gambaran
yang sesungguhnya mengenai cirri-ciri atau sifat-sifat atau parameter dalam
populasi.
Ø Namun demikian karena sample hanya merupakan
potret dari populasi maka sample tidak mungkin tepat 100% dari populasi.
F. Konsep Dasar Pengambilan Sampel
1. Alasan Pengambilan Sample
Untuk mendapatkan respon yang dapat
memperlihatkan gambaran nyata dari kondisi, cidera atau ketidakmampuan dan
untuk mendapatkan data yang reliable yang dapat dianalisis tanpa harus menanyakan
setiap orang dalam populasi.
Tujuan utama untuk menghemat waktu, biaya dan
tenaga serta untuk memprediksikan kebutuhan atau menentukan masalah.
2. Bias dan Sampling Error
ü Bias Sampel
Bias sample penting untuk dipikirkan dan
dihindari. Banyak tipe bias yang dihadapi ahli epidimiologi, salah satunya
adalah Bias Fisipialitas : hanya
mereka yang dapat diidentifikasi atau yang ditangani yang dilibatkan,
sebaliknya mereka yang tidak mudah diidentifikasi ataupun dijangkau akan
dikeluarkan. Tipe ke dua adalah Bias
Urutan yaitu, ketika seseoprang dipilih berdasarkan urutan abjad, urutan
angka, jalan rumahnya, atau urutan lainnya. Kecenderungannya adalah terlalu
sering menggunakan nama orang, sementara nama belakang (nama keluarga) orang
tersebut jarang dimasukan. Bias ke tiga
adalah Eksesibilitas yang sering
terjadi jika pekerja lapangan diperbolehkan mengambil sample, maka dia akan
mengambil bagian yang termudah. Ke empat
adalah Bias Klaster : yang
terjadi saat klaster-klaster subjek ditempatkan terlalu berdekatan, misalnya
mereka yang tinggal berdekatan mungkin akan berinteraksi dan berbagi informasi.
Terakhir Bias Afinitas yaitu saat
peneliti mewawancarai mereka yang memang cenderung dipilih sebagai sample oleh
peneliti itu.
ü Sampling Error (penyimpangan sampling)
Besarnya penyimpangan yang dapat ditoleransi
dalam pengumpulan data tergantung pada sifat penelitian. Suatu penelitian ada
yang dapat mentoleransi penyimpangan yang besar, sebaliknya ada juga penelitian
yang menghendaki penyimpangan yang kecil. Sampling Error adalah suatu
penyimpangan yang diakibatkan karena menggunakan sample.
o
Seandainya
tidak ada kesalahan pada pengamatan, satuan ukuran, definisi, pengolahan data
dan sebagainya, maka perbedaan itu hanya disebabkan oleh pemakaian sample yang
diambil.
o
Mudah
dimengerti bahwa semakin besar sample yang diambil, semakin pula terjadinya
penyimpangan.
o
Apabila
sample itu sudah sama besar dengan populasi, maka penyimpangan oleh pemakaian
sample akan hilang.
3. Prinsip Dasar Perhitungan Besar Sampel
Karena sampel menjadi miniature populasi,
oleh karenanya sample harus diambil dengan benar. Penghitungan besar sampel agar representatif
terhadap populasi adalah :
a) Mempunyai ukuran tertentu yang mempunyai syarat
b) Mempunyai tingkat kesalahan (presisi) yang
kecil.
c) Dipilih dengan prosedur yang benar
berdasarkan tekhnik yang benar
Jika syarat di atas tidak dipenuhi, maka
kesimpulan yang digeneralisasikan untuk populasi akan menjadi bias (biased
kondusive).
4. Penghitungan Besar Sampel
Penghitungan besar sampel atau sampel size
berbeda-beda sesuai dengan jenis penelitiannya, namun untuk penelitian dengan
variable kategori, besar sampel dapat dihitung dengan rumus :
n =
{(Z 1-α/2)2 * P(1-P)}
d2
Keterangan :
n = Jumlah subjek dalam sampel
Z 1-α/2 =
1,96 atau tingkat kepercayaan yang diinginkan 95% (tingkat kesalahan
5%)
P = Proporsi atau Prevalensi Variabel pada
penelitian terdahulu (bila tidak
diketahui tentukan 50%)
d = Presisi atau derajat keakuratan (tingkat
kesalahan sampel terhadap
populasi) biasanya dihitung 0,02 atau 0,05.
G. Pengambilan Sampling
“Metode pengambilan sampling
secara random”
1) Unrestricted Random dibagi menjadi 2,
yaitu : simple random dan sistematik sampling.
Simpel random (simple random sederhana)
tiap unit populasi diberi nomor, kemudian sampel yang diinginkan ditarik secara
random baik dengan menggunakan random numbers atau dengan undian biasa.
Sedangkan sistematik sampel (sampel sistematik) adalah unit dari populasi
diberi nomor dan diurutkan, kemudian ditentukan satu nomor sebagai titik tolak
menarik sampel. Nomor berikutnya dari anggota yang ingin dipilih ditentukan
secara sistematis, misalnya tiap nomor ke M dari titik tolak dari unit
selanjutnya akan dipilih sebagai sampel.
2) Restricted Random Sampel dibagi menjadi 4,
yaitu :
a. Stratified Sampling ;
Populasi dibagi dalam kelompok yang
homogen lebih dahulu, atau dalam strata. Anggota sampel ditarik dari setiap
strata, jika tidak semua strata ditarik sampelnya maka ia menjadi multiple
stage sampel.
b. Multiple Stage Sampling
Sampel ditarik dari kelompok
populasi, tetapi tidak semua anggota kelompok populasi menjadi anggota sampel.
c. Cluster Sampling
Populasi dibagi dulu atas kelompok
berdasarkan area atau cluster. Anggota sub populasi tiap cluster dipilih lagi
anggota unit dari sampel cluster di atas. Dalam memilih anggota unit ini, bias saja
diambil seluruh elementary unit dari cluster. Biasanya randomisasi penarikan
sampel hanya dikala memilih cluster, dan tidak dikala memilih anggota unit
elementer.
d. Stratified Cluster Sampling
Sampel ditarik dengan tekhnik
kombinasi antara stratified sampling dan cluster sampling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar