Jumat, 23 November 2012

UJI HIPOTESIS


PENGUJIAN HIPOTESA

A.    Pengertian Hipotesis
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati.
Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Karlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variable.
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan “THESA” yang artinya “KEBENARAN” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Apabila penelitian telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji (dibawah kebenaran). Inilah hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Penelieian mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi teas, atau sebaliknya tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.
Terhadap hipotesis yang dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal yakni :
1.      Menerima keputusan seperti apa adaya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penlitian).
2.      Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung)
Untuk mengetaui kedudukan hipotesis antara lain :
1.      Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan variable penyebab dan variable akibat.
2.      Adakah data yang menunjukan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
3.      Adanya data yang menunjukan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian.
G.E.R Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi :
1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu.
2. Penelitian tentang perbedaan.
3. Penelitian hubungan.
B. Jenis-jenis Hipotesis
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dlam penelitian antara lain :
1.      Hipotesis kerja atau alternative, disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variable X da Y , atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja :
a)      Jika… maka…
b)      Ada perbedaan antara… dan… dalam…
c)      Ada pengaruh… terhadap…
2.      Hipotesis nol (null hypotesis) disingkat Ho
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variable, atau tidak adanya pengaruh variable X terhadap variable Y.
Rumusnya :
a)      Tidak ada perbedaan antara … dengan … dalam …
b)      Tidak ada pengaruh… terhadap…
                Saran untuk memperoleh hipotesis :
1.      Hipotesis induktif
Dalam prosedur induktif, penelitian merumuskan hipotesis sebagi suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamatai.
2.      Hipotesis deduktif
Dalam hipotesis ini, peneliti dapat memulai penyelidikan dengan memilih salah satu teori yang adas di bidang yang menarik minatnya, setelah teori terpilih, ia lalu menarik hipotesis dari teori ini.
C. Menguji Hipotesis
     Sesudah hipotesis dirumuskan, hipotesis tersebut kemudian diuji secara empiris dan tes logika.
Untuk menguji hipotesis, peneliti harus :
1.            Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis tersebut benar.
2.            Memilih metode-metode penelitian yang mungkin pengamatan, eksperimental, atau prosedur lain yang diperlukan untuk menunjukan apakah hipotesis tersebut idujung oleh data atu tidak.
3.            Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.
D. Teori Kesalahan
      Didalam praktek sehari-hari, kita sering membuat suatu keputusan terhadap obyek penelitian atau populasi berdasarkan informasi yang berasal dari sample. Keputusan ini disebut sebagai suatu keputusan statistic atau statistical decision. Untuk mencapai suatu keputusan statistic kita harus membuat asumsi atau perkiraan terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi pada suatu populasi, dimana kemungknan itu dapat betul atau tidak betul, dan disebut sebagai statistical hypotheses.
Untuk keperluan statistical hypotheses kita harus membuat suatu ketentuan apakah akan menerima atau menolak suatu hipotesis. Bila kita menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistic antara parameter sample dengan populasi, maka disebut sebagai hipotesis null (Ho), sedangkan bila ada perbedaan disebut sbagai hipotesis alternative (HI).
Dalam keadaan tertentu kita akan menolak suatu hipotesis, namun sebenarnya dapat diterima, keadaan ini disebut sebagai kesalahan tipe I (type I error), dan bila sebaliknya kita akan menerima suatu hipotesis namun sebenarnya dapat menerima suatu hipotesis namun sebenarnya harus ditolak, keadaan ini disebut sebagai kesalahan tipe II (type II error).
Hipotesis
H. diterima
H. ditolak
H. benar
Keputusan benar
Type I error (alpha)
H. salah
Type II error (beta)
Keputusan benar
    
         Untuk mengentisipasi kemungkinan kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II, maka didlam studi sudah harus dipikirkan bagaimana cara untuk mengurangi kesalahan tipe II, yaitu dengan cara menentukan power of test atau nilai beta yang dipakai antara lain untuk menentukan level of significance atau nilai alpha pada setiap tes hipotesis yang akan dilakukan.
Pada umumnya, nilai alpha yang sering dipakai pada test hipotesis adalah alpha= 0,10, 0,05 dan 0,01 atau level of confidence 90%, 95% dan 99% dengan mempergunakan tes satu ekor atau dua ekor pda kurva distribusi.


E. Langkah-langkah Pengujian Hipotesis
     Yang akan dibahas disini adalah alternative H1 yang berupa sanggahan/negasi dari hipotesis H0. jadi, jika H0 ditolak, maka H1 yang diterima dan sebaliknya. Dariuraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesalahan tipe I dan II, atau α dan β, selalu diinginkan sekecil mungkin. Namun disini kita belum akan menggunakan β. Dari logika diatas dapat disusun langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:
1.      Rumuskanlah hipotesis (H00dan alternatifnya (H1). Cara merumuskannya adalah sebagai berikut. H0 adlah pernyataan yang mengandung pengertian kesamaan.
2.      Rumus H0 dan H1 selanjutnya diterjemahkan kedalam rumus statistic.
3.      Pilih harga α .
4.      Pilih dan gunakan statistic penguji yang sesuai.
5.      Tentukan daerah kritis . titik kritis dan daerah kritis ditentukan oleh bentuk distribusi statistic penguji oleh harga α
6.      Berdasarekan data yang memiliki, hitunglah harga statistic penguji
7.      Periksa apakah harga statistic penguji ini jatuh pada daerah kritis atau tidak. Bila ya, mka H0 ditolak dengan tingkat keberartian α. Bila tidak, maka H0 rtidak ditolak.
Contoh :
Perhatikan kembali masalah berat isi semen. Rumuskanlah H0 dan H1 nya.
Jawab :
Pernyataan yang hendak diuji adalah : “berat isi semen 40 kg”. dalam pernyataan yang terkandung pengertian kesamaan, yakni “target berat = 40kg”. jadi, pernyataan itu merupakan hipotesis H0. alternative H1 berupa sanggahannya oleh karena itu,
a.  Rumusan H0 dan H1 adalah sebagai berikut :
    H0 : Target berat = 40 kg
    H1 : Target berat ≠ 40 kg
b. Rumusan H0 dan H1 secara statistic
“Target berat” secara statistic berarti “tyaraf populasi berat isi semen µ”. Jadi, terjemahan statistic untuk H0 dan H1 adalah H0 : µ = 40 dan H1 : µ ≠ 40
F. Kegunaan Hipotesis
Kegunaan hipotesis antara lain :
  1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang
  2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian
  3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
  4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan lesimpulan penyelidikan
G. Ciri-ciri Hipotesis
Cirri-ciri hipotesis yang baik :
  1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
  2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diaantara variable-variabel
  3. Hipotesis harus dapat diuji
  4. Hipotesis hendaknya konsistensi dengan pengetahuan yang sudah ada
  5. Hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin
H. Menggali dan Merumuskan Hipotesis
Dalam menggali hipotesis, peneliti harus :
  1. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literature-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
  2. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki
  3. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
Good dan Scates memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis :
  1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu
  2. Wawasan serta pengertian yang mendalan tentang suatu wawasan
  3. Imajinasi dan angan-angan
  4. Materi bacaan dan loteratur
  5. Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedanfg diselidiki
  6. Data yang tersedia
  7. Kesamaan
Sebagai kesimpulan, maka beberapa petunjik dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan sebagai berikut :
  1. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik
  2. Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif dan berbentuk pernyataan
  3. Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variable yang dapat diukur
  4. Hendaknya dapat diuji
  5. Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar