Reframing Change & Bringing It All Together
Pendahuluan
Reframing Organizations adalah
judul buku yang menawarkan kepada pembaca cara memandang , membingkai ulang persepsi yang mungkin sudah
tertanam berdasarkan teori –teori
manajemen dan pengalaman praktek yang dimiliki sebelumnya , melalui ulasan
hasil studi atas kasus kasus di berbagai organisasi ;
bagaimana pengelolaan struktur , pengelolaan sumber daya manusia,pengelolaan
politis dan pengelolaan roh dan jiwa, symbol suatu
organisasi , keberhasilan maupun kegagalan dalam mengatasi tantangan dan
perubahan . Bab 18, Reframing Change dan
Bab 20 Bringing it all together , adalah dua bab penugasan untuk kami uraikan.
Bab 18 Reframing
Change/Membingkai ulang persepsi terhadap Perubahan
Pelatihan,
Mempersatukan Arah Tujuan, Negosiasi, Melepas keterikatan masa
lalu dan Melangkah Maju
Amerika
Serikat pada tahun 2002 merupakan hampir satu satunya Negara
yang belum resmi mengkonversikan sistim ukur nasional ke sistim metrik.Padahal
sejak Juli 1958 Lembaran Negara (Federal Register)sudah memuat ketentuan bahwa
“kalibrasi yang dilaksanakan oleh Biro Standar Nasional atas sistem timbangan
dan ukur tetap didasarkan pada standar ukur metrik.”Lebih janggal lagi karena
di tahun 1996 ada perintah kepada Badan
Badan Federal agar menerapkan sistim metrik.Bertahun tahun Amerika Serikat di
himbau untuk menyamakan sistim timbang dan ukur dengan Negara Negara Dunia lainnya.Perubahan terjadi sangat
sedikit.Mempertahankan sistim ukur Inggris berusia lebih seribu tahun,yang oleh
Inggris sendiri mulai ditinggalkan berakibat
biaya besar yang harus ditanggung.Mempersulit perdagangan international, sebagai contoh ,
terjadi kekacauan ukuran dalam rancangan
teleskop luar angkasa Hubble (kerjasama international )yang berakibat biaya
jutaan dollar bagi pembayar pajak.
Keengganan untuk berubah adalah
aspek dari dinamika perubahan yang dapat
di prediksi dan banyak menggagalkan rencana hebat baru pada suatu organisasi.Suatu
organisasi dapat menghabiskan biaya jutaan dollar untuk strategi perubahan
,namun yamg dituai bukan keadaan yang lebih baik melainkan lebih buruk.Merger
gagal.Teknologi tidak mencapai potensinya. Strategi yang sangat vital untuk
keberhasilan tidak sampai diterapkan. Awal Bab ini menggambarkan kesalahan
kesalahan umum terjadi dalam upaya
mengubah organisasi. Dilanjutkan dengan
bahasan tentang rintangan, peluang , dan
analisa multi bingkai atas proses
perubahan untuk menunjukan bagaimana pelatihan , mempersatukan arah tujuan secara structural , negosiasi politis
,penggunaan atau penciptaan ritual simbolis untuk melepas masa lalu dapat
mencapai hasil perubahan yang lebih positip.Kemudian digambarkan model proses perubahan terpadu dan bab ini diakhiri
dengan studi kasus menggambarkan suatu
perubahan yang efektif.
Skenario Perubahan
Yang Umum Terjadi.
Sebagai
contoh , Bank DDB ( nama samaran) adalah bank besar di Asia Tenggara yang telah berdiri lebih dari limapuluh tahun.
Memiliki lebih dari enam puluh cabang , dengan tiga belas ribu karyawan
Jaringan bank koresponden diseluruh dunia.Keuntungan diraih merata setiap tahun
semenjak berdiri.Portofolio Pinjaman baik , Basis deposan baik. Pemegang saham ,
pasar modal , dan regulator pemerintah secara umum memberi penilaian tinggi atas Bank tsb.
Bertahun
tahun bahkan dari generasi ke generasi strategi Bank DDB sangat konservatif.
Cabang-cabangnya membentuk suatu basis deposan yang besar . Terutama di wilayah
luar perkotaan ,deposan setia bersama DDB sepanjang mereka merasa uangnya aman
dan mudah ditarik. Basis deposito dengan biaya rendah memungkinkan DDB untuk
memberikan pinjaman dengan tingkat suku bunga wajar namun tetap menguntungkan, adalah
kunci dari tingkat keuntungan bank yang mapan. Hubungan jangka panjang bank
dengan peminjam maupun deposan stabil.
Dalam Pengambilan Keputusan para manajer dapat mengacu pada kebijakan
dan prosedur yang jelas.
Kebijakan
kepegawaian terhadap staf dan karyawan mencerminkan juga ketergantungan DBB
pada stabilitas dan sistem. Pekerjaan dan grade di definisikan secara rinci
dengan alur karir yang jelas sejak mulai jadi karyawan sampai dengan tingkat
manajer cabang. 2 (dua) persyaratan utama untuk memperoleh promosi : (1). menjalani masa kerja minimum dengan
grade, (2) Mengikuti peraturan dan
prosedur yang telah ditetapkan dengan tepat. Apabila 2 (dua) kriteria tersebut
dipenuhi maka peningkatan karir
terjamin.
Pada
suatu saat bank DBB merekrut Thomas Lo dan mengangkatnya sebagai General
Manajer dari cabang utama DBB Thomas Lo adalah mantan karyawan City Bank yang
selama 14 tahun di city bank berpengalaman bertugas di berbagai belahan dunia
dan dia terlatih untuk berfikir strategis
dan nyaman dalam suasana organisasi yang dinamis dan bergerak cepat.
Pada saat dia diangkat menjadi General Manajer dia langsung berkelompok dengan
kelompok kecil manajer yang merasa tidak puas dengan kinerja bank DBB. Dari awal
keputusan merekrut Thomas Lo meninmbulkan kontroversi, dan memecah belah manajemen. Sekelomp[ok yang dipimpin oleh
William Tun Eksekutif Vice Presiden sebagai Kepala seluruh cabang-cabang domestik
menganut prinsip “jika tidak rusak jangan dibetulkan” kelompok ini cenderung
untuk tidak mengotak atik organisasi.
Kelompok yang bertentangan dipimpin oleh Philip Neo Eksekutif Vice
Presiden Kepala Corporate Banking, kelompok ini berpendapat bahwa bank harus
mengantisipasi perubahan yang pasti terjadi, kelompok yang lebih progresif ini
menekankan bahw a industri perbankan semakin bersaing akibat pengendoran regulasi pemerintah, kelompok ini
merasa bahwa basis deposan tidak lama lagi dapat diandalkan. Untuk tetap dapat
bersaing mereka mempertahankan pendapat
bahwa DDB harus fokus pada layanan unggulan kepada customer dan strategi inovatif untuk mempertahankan dan memperluas
basis deposan. Thomas Lo direkrut untuk memimpin Cabang utama sebagai model
bagi cabang-cabang DBB lainnya.
Thomas
Lo bertindak cepat dalam waktu 3 bulan
dia berhasil menyusun rencana lima
tahun yang segera diimplementasikan. Para pemimpin cabang
diberi target atas jumlah pinjaman,
deposito dan tingkat keuntungan yang harus dicapai. Pencapaian tingkat
keuntungan adalah prioritas utama. Sistem informasi diubah untuk dapat memantau
pencapaian target secara terus menerus. Cabang utama yang dipimpin Thomas Lo di
reorganisasi, dengan menciptakan posisi-posisi baru yaitu manajer pemasaran dan
manajer perencanaan. Untuk internal Thomas Lo menjelaskan bahwa posisi-posisi
baru itu sesuai dengan kebijakan yang berlaku, namun tujuan dibalik itu dia
ingin merekrut dari luar organisasi
tenaga baru kedalam organisasi cabang
utama. Thomas Lo juga menuntut perubahan lainnya, dia menginginkan agar sistem
penilaian terhadap kinerja diubah utk menentukan yang berprestasi baik mendapatkan promosi lebih cepat. Dia
menghendaki perubahan skala gaji yang lebih flesibel :Dalam menentukan
kenaikan gaji , penilaian prestasi lebih diutamakan ketimbang penilaian atas
masa kerja dan grade. Dia mendorong
departemen sumber daya manusia untuk
mengembangkan alur –alur pengembangan karir baru ; pemutasian staf karyawan dari cabang ke cabang yang lain
dan untuk dapat melakukan mutasi
lateral antara cabang dengan
kantor pusat. Sebagian besar stafmemiliki ijasah sarjana dibidang
akuntansi dan ekonomi namun Thomas Lo menghendaki
tenaga baru yang mampu untuk menggerakan pembaharuan walaupun latar belakang pendidikan bukan di
bidang perbankan.
Setelah
6 bulan kemudian Thomas Lo menyadari inovasi yang diterapkannya tidak berdampak
pada kegiatan sehari-hari. Permasalahan bukan pada perlawanan terbuka
tetapi adanya keengganan untuk melangkah
dengan kesamaan irama. Sebagian manajer mengaku mereka bekerja untuk
mengupayakan perubahan namun dengan berbagai alas an mereka lamban dalam mencapai perubahan yang telah
dijadwalkan, sebagian lain mengangguk an kepala setuju pada waktu di depan
public tetapi secara diam-diam mereka menjalankan tugas pekerjaan tetap dengan
cara lama. Thomas Lo mulai mempertimbangkan untuk meninggalkan DBB dan
bergabung dengan perusahaan Bank Investasi yang lebih kecil dan dinamis. Kisah
serupa seperti Thomas Lo sering kita temukan; awal yang menjanjikan harapan, pelaksanaan yang banyak gejolak, berakhir
dengan kekecewaan. Pembaca yang teliti
mungkin akan mengenali kemiripan kisah Thomas Lo dengan kasus Helen de Marco
dalam bab 2, karyawan bawahan Thomas Lomungkin merasakan apa yang dialami Helen
de Marco : mereka tidak bermaksud menghambat perubahan melainkan bermaksud
melindungi organisasi. Demikian pula
antara Paul Osborne dengan Thomas Lo keduanya memiliki kesamaan : keduanya
mendatangkan ide baru dan
penyegaran untuk organisasi yang telah melempem dan keduanya frustasi
menghadapi kesulitan menggerakan perubahan pada organisasinya. Kisah-kisah tersebut
menggambarkan suatu hukum yang tidak tergoyahkan : perubahan yang tercipta atas dasar rasionalitas
semata seringkali gagal. Orang-orang
yang hendak membawa perubahan salah membaca atau lupa memperhatikan konsekwensi
yang tidak diperhitungkan akibat dari tindakan mereka. Mereka bertindak
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan sendiri tanpa memperhatikan tanda-tanda
peringatan bahwa mereka bertindak menuju kearah
yang salah.Dari bermacam-macam kasus upaya untuk mengadakan perubahan
kita dapat melihat strategi para manajer yang terbatas karena cara mereka memandang perubahan hanya melalui satu
atau dua bingkai perubahan saja.
Sebagian
berupaya untuk melakukan perubahan besar dengan mengubah struktur formal,
kemudian mereka berhadapan dengan kenyataan bahwa karyawan tidak mampu atau
tidak bersedia memikul tanggung jawab dalam struktur yang baru
. Manajer lainnya juga mendatangkan orang-orang baru atau melatih ulang
karyawan lama, dan akhirnya menghadapi kenyataan bahwa karyawan lama menolak
orang-orang baru dan gagasan-gagasan baru atau orang-orang baru dan
gagasan-gagasan baru terasimilasi dengan keadaan yang ada sehingga
perubahan dimaksud lenyap tanpa bekas
Machiavelli
mengamati dan menyatakan dalam karyanya The
Prince “ harus disadari bahwa tidak ada yang lebih sulit untuk
direncanakan, lebih tidak menentu akan berhasil, dan lebih berbahaya daripada
mengelola suatu orde baru; bagi yang membawa perubahan mereka menjadi musuh
bagi semua yang memperoleh keuntungan dari orde lama dan dia akan mendapatkan sedikit
pembelaan dari mereka yang akan memperoleh keuntungan dari orde baru”.
Pandangan
pesimis Machiavelli tidak terkikis oleh
waktu akan tetapi bingkai-bingkai perubahan dapat membantu untuk meningkatkan
keberhasilan pembawa perubahan. Perubahan organisasi merupakan upaya multi
bingkai. Tidak ada manfaat untuk melatih
ulang orang tanpa juga merubah peran yang
harus mereka jalankan.* (pembaca ini mencatat pengecualian yaitu pelatihan
ulang/recurrent training yang wajib dijalani oleh mekanik dan pilot berdasarkan
regulasi keselamatan penerbangan)*
Tidak
juga bermanfaat untuk merubah peran tanpa diberikan pelatihan yang memadaiuntuk
dapat menjalankan barunya . Para manajer
yang mampu mengantisipasi bahwa untuk peran baru dibutuhkan keahlian
baru juga sebaliknya, berkemungkinan mereka akanlebih berhasil untuk
melakukan perubahan. Perubahan berdampak
pada hubungan kekuasaan dan melemahkan perjanjian dan kesepakatan yang telah
ada, terlebih lagi perubahan mempengaruhi wujud simbolik yang telah berakar
dalam suatu organisasi, seperti tradisi dan perilaku ritualis. Dengan
perubahan keterikatan sosial dalam suatu
organisasi mulai terungkap dan muncul
kepermukaan mengancam tradisisi yang
telah lama ada dan nilai cultural maupun kebiasaan. Dalam sisa bab ini akan
ditinjau aspek sumber daya manusia, struktur, politis dan simbol-simbol dari perubahan organisasi kemudian dipadukan dengan proses perubahan
model Kotter. Setiap bingkai memberikan
gambaran khas atas masalah-masalah utama
dari suatu perubahan, sebagaimana
disimpulkan dalam table 18.1.
Table 18.1 Bingkai Perubahan
Organisasi
Bingkai
|
Rintangan terhadap Perubahan
|
Strategi Utama
|
Sumber
Daya Manusia
Struktural
Politik
Simbolik
|
Gelisah,
ketidak pastian; orang rasa tidak mampu dan rasa kurang
Hilang
kejelasan dan stabilitas; kebingungan, kekacauan
Hilangnya
kekuasaan; konflik antara pemenang dan yang kalah
Hilangnya
arti dan tujuan; enggan melepas masa
lalu
|
Pelatihan
untuk mengembangkan keahlian baru, meningkatkan partisipasi dan keterlibatan,
dukungan phisikologis
Komunikasi,
penetapan arah, negosiasi ulang, pola dan kebijakan formal
Ciptakan
forum dimana permasalahan dapat dinegosiasikan dan koalisi baru dapat dibentuk
Ciptakan
ritual transisi, berduka melepaskan masa lalu, rayakan masa depan
|
Bingkai sumber daya manusia
terfokus pada kebutuhan dan keahlian, bingkai structural terfokus pada kesatuan
dan kejelasan arah, bingkai politis terfokus pada konflik yang terjadi dan arena untuk menyelesaikan konflik, dan
terakhir bingkai simbolik yang terfokus pada masalah hilangnya jiwa organisasi
dan pentingnya membangun jiwa baru dan symbol baru. Setiap bingkai
menggambarkan juga rintangan maupun
tonggak pegangan agar perubahan
dapat terjadi secara permanen.
Perubahan dan
Pelatihan
Bersamaan
dengan investasi dalam mengadakan perubahan dibutuhkan investasi untuk pelatihan yang memadai ,
namun tidak terbilang inisiatif perubahan yang goyah karena manajer lalai untuk
meluangkan waktu dan biaya untuk
mengembangkan pengetahuan dan keahlian baru. Dalam kebanyakan organisasi departemen sumber daya manusia dianggap kurang
penting.
Pada sebuah perusahaan besar
sebagai contoh, Top Manajemen memutuskan
untuk membeli teknologi mutakhir, dengan investasi itu mereka yakin dapat mempercepat waktu proses pengolahan separuh dari yang biasanya dibutuhkan mulai dari diterimanya pesanan
hingga pengiriman sampai diterima. Percepatan penyelesaian pesanan akan menghasilkan dan menentukan keuntungan dalam persaingan. Strategi tersebut
disusun dengan ketelitian analisa,
penggunaan teknologi baru itu diresmikan dengan upacara meriah. Pimpinan tertinggi
menjamin para tenaga sales bahwa
mereka akan memiliki keunggulan teknologi dalam bersaing. Setelah evoria
awal berlalu dan walaupun para
sales menyadari bahwa metode lama itu sudah usang, pengalaman yang diperoleh
bertahun-tahun menjadi tidak berguna. Para sales merasa kurang berarti seperti seorang pemula lagi. Ketika Pimpinan
tertinggi mendengar bahwa tenaga sales
goyah dengan teknologi baru itu dia memerintahkan agar ada dari bagian sumber
daya manusia melakukan sesuatu untuk
mengatasi masalah itu.
Setahun
kemudian terbukti bahwa teknologi baru gagal untuk mengahasilkan perubahan yang
dikehendaki. Pelatihan yang memadai tidak pernah terwujud, investasi perusahaan
akhirnya hanya menjadi biaya tinggi, teknologi yang tidak efisien dan semangat
para sales merosot. Kesempatan itu telah lepas dan beralih kepada genggaman
pesaingnya.
Sangat
kontras hasil perubahan yang terjadi pada sebuah rumah sakit besar yang meninvestasikan jutaan dolar dam suatu
sistim informasi baru yang terpadu. Tujuan sistim informasi terpadu yang baru
adalah untuk meningkatkan perawatan pasien dengan tersedianya informasi terkini mengenai pasien bagi semua yang
terlibat dalam rencana pengobatannya. Terminal menghubungkan peralatan yang memantau keadaan pasien diruangan
rawat pasien terhubung dengan ruang perawat, dokter jaga, farmasi dan bagian
jasa lainnya. Untuk memastikan sistim baru bekerja dengan baik, administrator
rumah sakit menciptakan laboratorium simulasi, personil yang mewakili setiap bagian
dikumpulkan di ruang simulasi tersebut dan mereka duduk di terminal
masing-masing. Berbagai scenario hipotetik disimulasikan dan mereka dilatih dan
berlatih untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Ternyata
ditemukan terutama para dokter perlu
untuk meningkatkan kemampuan mengoperasikan komputernya. Pelatih hadir di
ruangan itu untuk membantu, setiap kelompok
menjadi sistim pendukung
untuk dirinya sendiri.
Keahlian
dan rasa percaya diri meningkat pada waktu sesi pelatihan, hubungan yang terbentuk diantara berbagai fungsi rumah
sakit sangat berharga karena sistim
tersebut diterapkan dan berjalan dengan
baik. Dipandang dari perspektif sumber
daya manusia ada alasan orang
untuk menghambat perubahan, tidak ada orang yang nyaman dengan perasaan gelisah
dan dengan perasaan tidak kompeten. Perubahan dalam praktek rutinitas dan
prosedur melemahkan pengetahuan dan keahlian yang ada saat itu, dan juga
melemahkan dan kemampuan orang untuk bekerja dengan percaya diri. Ketika
diminta melakukan sesuatu yang tidak dimengerti, tidak mengetahui cara
melaksanakannya, atau tidak meyakininya maka orang akan merasa bingung, gelisah
dan tidak aman.
Kurang
keahlian dan kurang percaya diri untuk mengimplementasikan cara-cara baru,
orang cenderung menghambat /melawan
bahkan melakukan sabotase, sambil menunggu diberlakukannya kembali cara-cara
lama atau seperti karyawannya
Thomas Lo ,didepan kelihatannya penurut tetapi dibelakang mereka
menghambat. Seandainya mereka berusaha untuk melaksanakan apa yang
diperintahkan hasilnya tetap tidak baik. Kadangkala resistensi itu masuk akal;
karena menghasilkan pekerjaan lebih baik daripada metode baru. Pelatihan,
dukungan pshikologis, dan partisipasi semuanya itu meningkatkan kemungkinan
orang akan mengerti dan merasa nyaman dengan metode baru.
Didalam
lingkaran pelatihan yang seringkali terlewatkan adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan
perubahan. Kotter memberikan contoh nyata bagaimana pelatihan dapat
mempersiapkan orang untuk mengkomunikasikan
rasional dan kebutuhan akan harus adanya pembaharuan. Sebuah perusahaan dalam
proses perubahan menuju suatu struktur berdasarkan struktur tim yang
dikembangkan oleh 20 Top Manajers sangat khawatir tentang bagaimana para
pekerja dan persatuan buruh akan bereaksi terhadap perubahan itu. Untuk
memastikan orang-orang untuk menerima perubahan, para manajers terlebih dulu
dilatih secara intensif. 20 orang yang
ditugasi untuk menjadi komunikator selalu berlatih terus menerus.
Mereka
mempelajari tanggapan dan reaksi, mereka mencoba mensimulasikan peran dari pekerja hingga
mereka yakin akan bisa menjawab dan menanggapi reaksi apapun yang muncul.
Mereka dapat mengatasi 200 macam permasalahan yang muncul ke permukaan,
para komunikator yakin bahwa apa yang
mereka capai dapat diaplikasikan pada
setiap organisasi , permasalhannya adalah, kebanyakan manajers memilih menghindar daripada
menghadapi reaksi dari para pekerja (Kotter dan Cohen, 2002, p. 86)
Perubahan
dan Penetapan Arah Baru
Keahlian
individu dan keyakinan semata tidak dapat menjamin berhasilnya suatu perubahan jika
struktur organisasi tidak diarahkan
selaras inisiatif pembaharuan.Sebagai
contoh , suatu sistem sekolah menetapkan kebijakan baru dimana Kepala Sekolah
harus lebih berperan aktif dalam mengawasi kegiatan guru dan pengajaran di
kelas.Kepala Sekolah dilatih cara
mengamati dan memberi saran perbaikan mengajar kepada guru . Permasalahan morale dan pengaduan mulai
mencuat.Tidak pernah dipertanyakan apa dampak dari perubahan peran Kepala
Sekolah terhadap para guru .Tidak ada kajian
atas Peraturan yang berlaku mengenai wewenang otoritas Kepala Sekolah melakukan
pengawasan kegiatan pengajaran dikelas dan untuk memberi saran perbaikan cara
mengajar guru , para guru mempertanyakan
legitimasi atas waktu yang dihabiskan
oleh Kepala Sekolah diruang ruang kelas
mengamati proses pengajaran dan memberi
saran perbaikan cara mengajar.Tugas administrasi Kepala Sekolah terbengkalai
karena tidak ada lagi waktu yang tersisa untuk melaksanakannya.Akibatnya ,
pengadaan peralatan sering lambat, orang tua murid merasa diabaikan ,dan
disipilin merosot. Dipertengahan tahun para Kepala Sekolah menghentikan kegiatan pengamatan
proses pengajaran dikelas, mengembalikan sepenuhnya peran mengajar kepada para
guru dan kembali memusatkan perhatian dan waktu pada tugas
tugas administrasinya.
Struktur memberi
kejelasan , memungkinkan untuk melakukan prediksi , dan menciptakan rasa
aman. Peran formil menentukan tugas dan memberi pedoman bagaimana pekerjaan
harus dilaksanakan.Kebijakan dan standar
operating procedure dapat mempersatukan berbagai macam upaya menjadi program yang ter koordinasi
dengan baik. Otorisasi resmi memberi
kejelasan atas siapa yang kuasa ,kapan , dan atas apa ia berkuasa.
Perubahan cenderung menggoyah aturan-aturan yang ada, menciptakan
ketidakjelasan, kebingungan dan suasana saling tidak percaya. Orang tidak lagi
faham apa yang diharapkan darinya dan apa yang dia harapkan dari orang lain.
Setiap orang berfikir orang lain yang memegang kendali sedang dalam
kenyataannya tidak satupun yang memegang kendali.
Sebagai
contoh pada saat proses perubahan dibidang kesehatan, sebuah rumah sakit
mengalami permasalahan kepegawaian , perputaran masuk dan berhentinya pegawai
baru sangat cepat, kehadiran /absen pegawai buruk, kekurangan perawat ,
komunikasi buruk dan semangat kerja rendah.
Berkembang
rumor upaya akan mendirikan serikat
buruh. Laporan Konsultan menunjuk adanya masalah structural :
Permasalahan menyangkut Top
Manajemen . Anggota Panitia Eksekutif
seperti bingung atas peran dan Otoritas mereka. Kebanyakan dari mereka
yang meyakini bahwa keputusan-keputusan penting telah lebih dulu ditetapkan
oleh Rettew, administrator rumah sakit sebelum rapat panitia berlangsung untuk
memutuskan. Kebanyakan berpersespsi bahwa keputusan yang ditetapkan berdasarkan
kesepakatan pribadi Rettew dengan individu-individu yang dijanjikan perlakuan
istimewa atau penghargaan sebagai imbalan atas dukungan yang akan diberikan
mereka didalam rapat panitia resmi. Orang pada kedudukan yang tinggi itu merasa
dimanipulasi, bingung, dan tidak puas.
Permasalahan besar juga
berkembang pada bagian jasa perawat. Direktur perawat sepertinya meniru pola dan gaya manajemen yang diperlihatkan Rettew.
Perawat-perawat supervisi dan kepala-kepala perawat merasa tidak memiliki
otoritas, dan staf perawat mengeluh kurangnya pengarahan dan keterbukaan dari
administrasi keperawatan. Struktur
organisasi tidak jelas, para perawat tidak faham apa tugas mereka, kepada siapa
mereka harus lapor dan bagaimana keputusan ditetapkan (Mc Lennan, 1989,p,231).
Contoh kasus Sekolah dan Rumah
Sakit tsb. menggambarkan ketika keadaan mulai berubah ,orang menjadi tidak
yakin atas tugasnya, bagaimana dia harus berinteraksi dengan yang lainnya dan siapa
yang memiliki otoritas untuk memberikan
suatu keputusan. Kejelasan, prediksi, dan rasionalitas berubah menjadi
kebingungan, hilang kendali dan perasaan bahwa politik berkuasa dan bukan
kebijakan. Untuk mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan seperti tersebut
diatas, upaya dalam proses perubahan harus mengantisipasi aspek struktural dan
harus menyelaraskan peran dan tugas ,garis hubungan antara manusia. Dalam
situasi tertentu upaya penyelarasan dapat dilakukan secara informal, dalam
situasi lainnya dibutuhkan negosiasi dan pengaturan ulang secara formal
(melalui pemetaan tanggung jawab sebagaimana dibahas dalam bab 5)
Perubahan dan
Konflik
Perubahan
dalam suatu organisasi sering menimbulkan konflik diantara kelompok-kelompok
yang masing-masingnya memiliki
kepentingan atau pemikiran atau kekhawatiran tertentu yang berbeda. Kasus yang dibahas adalah sebuah
Sekolah Menengah Atas yang sedang dalam proses perubahan di inisiasi pemerintah
Amerika pada wilayah pedesaan. Program perbaikan ini dicanangkan lima tahun. Tahun pertama adalah tahun perencanaan,
pada tahun pertama tidak pernah muncul konflik.Munculnya konflik pada tahun-tahun
pelaksanaan, tarik menarik pengaruh antara kelompok yang berbeda pendapat harus
ada yang menengahi. Kekuasaan dapat menengahi konflik dan menentukan siapa yang
menang dan yang kalah, namun sebenarnyapenggunaan kekuasaan semata tidak menyelesaikan masalah karena permasalahannya masih bergolak dan penentuan menang - kalah oleh kekuasaan tidak
mencerminkan putusan adil yang seyogiyanya
berdasarkan benar - salah.
Setiap
kelompok ada sisi benar, ada tujuan baik
yang difikirkan mereka untuk keseluruhan
komunitas. Perubahan dapat dilaksanakan dengan baik bila ada kemampuan untuk
membingkai permasalahan itu, membangun koalisi berdasarkan kepentingan dan
menyediakan forum atau arena dimana perbedaan pendapat dapat dikemukakan untuk
kemudian dipersatukan menjadi
kesepakatan yang dapat diimplementasikan. Konflik harus dihadapi jangan
dihindari, perbedaan pendapat dan perbedaan
kepentingan harus ditampung harus dicari
solusi penyelesaiannya yang dapat diterima oleh semua pihak yang bertentangan
agar tidak menjadi konflik
berkepanjangan dan tidak terkendali.
Perubahan dan
Hilangnya Identitas
Pada
awal tahun 1980 persaingan antara coca cola dan pepsi cola mencapai puncaknya.
Selama puluhan tahun Coca cola memegang supremasi, karena Coca cola menjadi icon masyarakat
Amerika dan membanggakannya. Pepsi cola
menantang Coca cola untuk melakukan uji
rasa diberbagai kota di Amerika dimana para pencicip minuman ditutup
matanya dan diminta pendapatnya untuk memilih minuman mana yang disukai oleh
pencicip itu. Dari uji rasa yang diselenggarakan itu ternyata minuman Pepsi
cola lebih disukai. Dalam perang iklan, pepsi cola berhasil menggaet Michael
Jackson untuk mempromosikan minuman itu
, dengan hasil penjualan pepsi cola meningkat diatas penjualan coca cola. Dibawah tekanan keberhasilan pepsi cola dan saran untuk merubah rasa coca
cola maka Pimpinan coca cola mengumumkan
kepada publik bahwa coca cola akan meluncurkan produk coca cola dengan rasa
baru menggantikan produk rasa coca cola lama.
Diluar
dugaan , public Amerika yang setia
terhadap coca cola dan telah menganggap coca cola adalah bagian dari
sejarah Amerika tidak menghendaki
perubahan pada produk coca cola. Bahkan
mereka marah dengan keputusan peluncuran produk coca cola baru, Penjualan coca
cola dengan produk yang baru langsung menurun tajam. Publik dan tokoh masyarakat pendukung coca
cola dikecewakan.
Pimpinan
coca cola terkejut dengan reaksi public ini kemudian mereka meralat keputusan
untuk menghilangkan rasa coca cola lama, dan segera memutuskan dan mengumumkan untuk
kembali memproduksi coca cola rasa lama dengan memberi nama produk tersebut Coca Cola Classic.
Dari
pemberitaan media yang begitu luas tentang reaksi public, coca cola memperoleh
iklan gratis yang sangat berhasil meningkatkan kembali penjualan produk coca
cola. Seandainya saja pemberitaan media
itu bukan merupakan suatu kebetulan ,
maka iklan gratis itu strategi sangat
cemerlang.
Dari
pengalaman coca cola dapat dipetik pelajaran betapa pentingnya symbol
bersejarah ketika sesuatu yang telah menjadi symbol hendak dihilangkan maka
public akan merasa sangat kehilangan.
Perubahan
signifikan suatu organisasi memicu dua macam reaksi yang bertentangan, reaksi
agar mempertahankan yang ada dan ulangi keberhasilan masa lalu bertentangan
dengan reaksi agar abaikan segala rasa kehilangan
masa lalu dan segera membangun masa depan.
Ritual
dan kegiatan seremonial diciptakan dan bermanfaat untuk mengantarkan suatu
organisasi melalui masa transisi dari
yang lama kepada yang baru. Perubahan apa saja dalam organisasi ,penggantian
pimpinan lama dengan yang baru, perpindahan dari lokasi lama ke lokasi baru,
perombakan struktur organisasi dari
struktur lama ke struktur baru , segala sesuatu yang berubah akan lebih lancar
perubahannya bila ada ritual untuk
mengenang , menghargai bahkan
mempertahankan dan memanfaatkan segala
yang baik dari masa lalu , dan ritual untuk merayakan kedatangan masa
depan dengan pembaharuan apa saja yang
diyakini lebih baik.
Kenangan
individu orang atau individu kelompok ,gagasan
individu orang atau gagasan individu kelompok , harapan individu orang atau
harapan individu kelompok dari suatu
organisasi yang sedang dalam proses perubahan atau proses pembaharuan harus
dapat dilebur menjadi kenangan ,gagasan dan harapan kolektif seluruh anggota
organisasi agar perubahan dan pembaharuan menjadi upaya kolektif.
Strategi Perubahan
Bingkai
bingkai organisasi merupakan acuan komprehensif untuk digunakan oleh pembawa
perubahan agar segala aspek perubahan tidak ada yang luput dari perhatiannya.
Bagaimana Bingkai bingkai itu dapat dikombinasikan dalam suatu model terpadu ? Bagaimana proses
perubahan berlangsung dalam dimensi waktu ? John Kotter seorang yang sangat
berpengaruh karena pengamatannya yang luas atas masalah kepemimpinan dan
perubahan , ia telah mempelajari upaya
upaya perubahan baik yang berhasil maupun yang gagal pada organisasi organisasi di seluruh dunia. Dalam
buku nya The Heart of Change (
2002,ditulis bersama Dan. Cohen) ,dia menyimpulkan apa yang telah
dipelajarinya. Ia menyimpulkan bahwa kebanyakan inisiatif perubahan gagal
karena terlalu mengandalkan pada hasil pengumpulan data, analisa , laporan
tertulis, dan pemaparan . Sedangkan yang seharusnya dicari dan diandalkan adalah pemahaman tentang perasaan apa yang dapat memotivasi aksi bermanfaat.Dengan
kata lain , pembawa perubahan akan gagal jika sepenuhnya mengandalkan akal dan
struktrur dan mengabaikan aspek manusia, politik ,dan unsur unsur simbolis.
Kotter
menjelaskan delapan tahap proses perubahan yang ia temui ada pada semua
inisiatif perubahan yang berhasil :
1. Ciptakan sense of urgency
2. Bentuk tim pembimbing/pengarah
terdiri atas orang orang yang memiliki keahlian, kredibilitas,koneksi, dan
otoritas untuk menggerakan.
3. Ciptakan visi dan strategi yang
inspiratif
4. Mengkomunisasikan visi dan
strategi melalui kombinasi kata kata,tindakan dan symbol.
5. Hilangkan rintangan atau beri
kuasa an orang untuk dapat melangkah maju.
6. Tun jukan tanda tanda kemajuan
yang jelas melalui capaian kemenangan jangka pendek.
7. Teguh terhadap proses dan
jangan menyerah terhadap kesulitan
8. Asuh dan bentuk kultur baru
untuk mendukung kemunculan metode
inovatif.
Tahapan
tahapan Kotter adalah model proses perubahan yang bergerak dalam dimensi waktu
, dan tahapan tersebut tidak mutlak terjadi runtun berurutan seperti yang
tertulis.
Kombinasi
Model Kotter dengan keempat bingkai organisasi menghasilkan model yang diilustrasi dalam table 18.2.
Aplikasi
bingkai bingkai organisasi pada model tahapan proses perubahan Kotter ,
tergantung kepada kondisi dan situasi yang ada dan berkembang didalam
organisasi , dan kejelian pembawa perubahan dalam mengindentifikasi
permasalahan
Tim Zebra :
Kisah
Tim Zebra adalah kisah kasus di perusahaan Kodak ,pada Divisi Film Hitam Putih
nya.Divisi ini mengalami permasalahan : persediaan inventori yang menumpuk, pemborosan
material , besarnya volume produk rusak
jadi sampah terbuang, hubungan buruk
dengan supplier, kelambanan pengiriman barang , tingkat kerugian usaha tinggi.
Perubahan
structural dan program perbaikan organisasi dipimpin dan diarahkan oleh
Tim Zebra yang dibentuk untuk tujuan itu , dan yang akhirnya berhasil, mengurangi
tingkat persediaan , menghentikan pemborosan material ,mengurangi produk rusak
terbuang, memperbaiki hubungan dengan supplier , mempercepat pengiriman barang,
dan akhirnya meningkat kembali
keuntungan usaha.
Rancangan
Struktural, Top down, Botom up.
Perubahan
dilaksanakan dengan baik , rencana akan perubahan diumumkan secara luas
,masalah dan tujuan perubahan dikomunikasikan secara jelas, kesempatan dan
waktu diberikan untuk menyusun rencana perbaikan yang melibatkan partisipasi
Pimpinan dan seluruh karyawan.
Belajar dan Pelatihan.
Berbagai
macam pelatihan disediakan . Pelatihan
tehnis untuk memperoleh ketrampilan baru yang dibutuhkan untuk mengubah pola
kerja. Para Supervisor yang sering kali
terlupakan pada transisi proses perubahan ,mendapat
keleluasaan untuk ikut pelatihan ,
bertemu dan belajar dari pengalaman sesama supervisor. Pelatihan
diselenggarakan dalam suasana yang nyaman, belajar dari sesama sangat efectif.
Forum
arena untuk penyelesaian konflik.
Forum arena untuk
mengemukakan pendapat , kritik ,pertanyaan ,dan
kontra perubahan, diadakan dalam bentuk pertemuan Pimpinan dengan
karyawan , yang diselenggarakan berulang kali hingga diperoleh dukungan
kolektif yang dibutuhkan untuk menggerkan proses perubahan secara baik.
Melepas Masa Lalu
dan Merayakan Masa Depan, Mempertahankan
Nilai-nilai Inti, Membangun Ritual,Menanamkan
Visi pada Simbol,Menciptakan Acara Seremonial untuk Mempertahankan Semangat
Tinggi , adalah pencapaian Divisi B&W Kodak dengan Tim Zebra nya,
dikisahkan oleh Frangos dalam bukunya (Frangos 1996 )
Kesimpulan
Perubahan besar pada suatu
organisasi pasti akan menimbulkan empat kategori masalah .
1. individu merasa tidak lagi efektif, tidak lagi dihargai
dan tidak lagi pegang kendali. Bila tidak beri dukungan , pelatihan,dan
kesempatan untuk berperan serta dalam proses perubahan maka orang akan menjadi beban bagaikan
jangkar yang tidak mungkin digerak majukan.
2. Perubahan menggoyah pola
peran dan hubungan ,menghasilkan
kebingungan dan ketidak pastian. Pola structural perlu direvisi selaras arah tujuan pembaharuan.
3. Perubahan menimbulkan konflik
antara yang menang dengan yang kalah-
yang memetik manfaat dari pembaharuan dan yang tidak. Harus di sediakan forum
dan ruang untuk runding dan susun
ulang peta politis /
4. Perubahan mengakibatkan
hilangnya makna dan arti. Ritual transisi , menangisi masa lalu dan merayakan
masa depan dapat membantu untuk melepas keterikatan pada
malalu dan merangkul cara cara
pembaharuan.
Bab 20 Bringing It
All Together / Sintesa
Change and
Leadership In Action / Perubahan dan Kepemimpinan dalam praktek
Tantangan
hidup yang dihadapi sehari hari
seringkali terdiri atas berbagai masalah yang berkaitan dan bercampur
baur . Seni membingkai pandangan terhadap suatu keadaan bermasalah mengandalkan
pengetahuan dan intuisi untuk dapat mengurai dan mengatasinya.
Aksi
kepemimpinan seorang Kepala Sekolah baru untuk mengadakan perubahan , perbaikan
, dan mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi Sekolah Menengah Atas ;
Robert F. Kennedy High School , menjadi
kasus ulasan Bab 20 dan merupakan
sintesa bingkai bingkai dalam Membingkai
Ulang Organisasi.
Robert F. Kennedy
High School
Robert
F. Kennedy High School adalah terbaru
dari enam Sekolah Menengah Atas yang ada di Great Ridge ,Illinois. Sekolah ini
baru berusia dua tahun dan merupakan sekolah pertama di Amerika yang dirancang
dan dibangun dengan konsep “House system ”. Sekolah terdiri dari empat House
yang masing masing mempunyai tiga ratus siswa , delapan belas guru fakultas,
dan seorang “House Master”/ Kepala House. Setiap House menempati gedung
terpisah yang dihubungkan melalui
lorong terkurung diluar
gedung sebagai jalur akses menuju gedung – gedung House lainnya dan
fasilitas Inti / fasilitas bersama ;
cafeteria , ruang perawat , kantor pembimbing,
bangsal olah raga untuk lelaki dan
perempuan, perkantoran sekolah , toko -toko , dan Aula Pertemuan. Setiap House mempunyai pintu masuk , ruang-ruang
kelas , toilet, ruang rapat dan ruang kantor House Master
tersendiri.
Sekolah itu digembar gemborkan sebagai suatu inovasi dalam pendidikan
untuk wilayah pusat kota. Staf pengajar terdiri atas guru-guru yang disaring teliti , pilihan dari sekolah
lain di kota Great Ridge,banyak diantaranya adalah sarjana lulusan universitas ternama ; Yale ,
Princeton dan Stanford.
Penerimaan
murid dilakukan dengan pertimbangan menjaga
keseimbangan ras : kulit hitam , kulit putih dan turunan latin , masing
masing sepertiga dari jumlah murid
keseluruhan. Bangunan sekolah dikagumi luas karena keindahan dan fungsionalitas
nya, dan telah memenangkan beberapa penghargaan Arsitektur nasional.
Walau
segala sarana pendidikan telah dirancang dan dipersiapkan secara teliti , Robert F. Kennedy High School
dihadapkan permasalahan berat: Tindak
kekerasan , penutupan sekolah terjadi dua kali akibat gangguan siswa, satu kali penutupan karena “
walk out guru “. Prestasi siswa menurun. Dua tahun sejak pendidiriannya ,
keadaan sekolah berkembang jauh dibawah harapan para perancangnya.
David King
David
King lahir dan dibesarkan di Great Ridge
,Illinois. Ayahnya adalah salah satu dari kulit hitam pertama yang diangkat
sebagai Kepala Sekolah di kota Great Ridge.King sangat mengenal seluk beluk
kota dan system pendidikan . Usai menjalani dua tahun dinas militer, David King
mengikuti jejak ayahnya , masuk Great Ridge State Teachers Colledge dan meraih
Sarjana Muda Pendidikan, kemudian Master Pendidikan. Bertahun tahun King
mengajar sastra Inggris ,dan menjadi pelatih di sekolah yang sebagian besar
murid berkulit hitam, sampai Ia diminta untuk jadi Asisten Kepala Sekolah .Penugasan
sebagai Asisten Kepala Sekolah Ia jalani lima tahun.Kemudian Ia diangkat
menjadi Kepala dari Sekolah menengah
yang memiliki Sembilan ratus murid, dan
yang pada saat itu dianggap sebagai Sekolah paling Sulit untuk di pimpin. David
King berhasil memimpin sekolah menengah tsb. Mengangkat kinerja dan prestasi
sekolah dari yang terburuk menjadi salah satu terbaik di kota Great
Ridge.Reputasi baik meluas , Ia berhasil
menggalang dukungan komunitas , merekrut guru guru fakultas baru, meningkatkan
standar akademis. Ia juga berhasil mengangkat prestasi olahraga , regu basket
dan regu baseball meraih kejuaraan
County dan Negara Bagian.
Penilik
dari dinas pendidikan kota memberi tau dan
menegaskan bahwa Ia terpilih
diatas beberapa calon yang lebih senior untuk
menjadi Kepala Sekolah dari Robert F. Kennedy High School karena kemampuannya untuk menangani keadaan
sulit. Penilik menyatakan bahwa dia harus memanfaatkan semua keahlian yang dimilikinya ditambah dengan
keberuntungan .
David King sadar akan latar belakang
mengesankan dari Jack Weis , Kepala
Sekolah Robert F. Kennedy High School
pendahulunya.
Jack
Weis, kulit putih, pernah menjadi penilik dinas pendidikan di suatu system
sekolah kota kecil sebelum diangkat
sebagai Kepala Sekolah pertama dari Robert F. Kennedy High School.Weis pernah
menulis sebuah buku tentang konsep “House system “ dan satu buku lagi mengenai pendidikan untuk
pusat kota.Weis memiliki gelar Ph.D. dari University of Chicago dan suatu
diploma divinity dari Harvard. Namun , walau dengan latar belakang dan
kemampuan mengagumkan yang dimiliki Jack
Weis, Weis akhirnya undur diri dalam kekecewaan,patah arang atas kegagalannya
di Robert F. Kennedy High.
David
King ingat , menyaksikan perubahan fisik
pada diri Weis selama dua tahun
Weis memimpin Robert F. Kennedy High School. Weis tampil dari hari ke
hari semangkin lelah , timbul kantong
dibawah matanya dan postur
pundaknya yang kemudian membungkuk. King
iba melihat Weis dan bertanya pada diri , apa arti dan nilai dari pekerjaan
itu bagi Weis untuk pengorbanan
pribadi yang dialaminya ?
Sejarah Sekolah
Tahun Pertama
Masalah
masalah berkembang dan menjadi - jadi di tahun pertama pendiriannya. Terjadi
perseteruan antara Kepala Kepala House dengan enam orang Kepala departemen bidang
mata pelajaran. Pertentangan dipicu oleh perbedaan interpretasi atas kebijakan kurikulum tentang pelajaran yang
dipersyaratkan dan isi bahan pelajaran. Jack Weis , Kepala Sekolah saat itu
menetapkan kebijakan “pasar bebas” , Kepala departemen bidang mata pelajaran
harus bisa meyakinkan para House Master kenapa kursus tertentu perlu diadakan ,
dan sebaliknya , House Master harus bisa
meyakinkan Kepala Departemen alasan mereka memilih dan meminta guru
tertentu untuk mengajar di House nya. Banyak yang berpendapat bahwa kebijakan
“pasar bebas” yang diterapkan Jack Weis
justru mendorong terjadinya perseteruan.
Ketegangan
bertambah dengan terjadinya pemukulan terhadap guru wanita di ruang kelas
pada bulan Februari . Peristiwa
pemukulan tersebut menimbulkan rasa takut dilingkungan staf terutama pada
guru-guru yang berusia lebih tua. Seminggu kemudian 8 orang guru meminta kepada
Jack Weis agar diadakan penjaga security. Tuntutan ini menimbulkan perdebatan
diantara anggota fakultas. Satu kelompok berpendapat bahwa dengan penempatan
petugas security akan tercipta suasana aman dan kondisi yang kondusif untuk
proses ajar mengajar.
Kelompok
lain menentang ditempatkannya petugas security karena mereka merasa hal itu akan
membawa suasana represif dan akan merusak rasa komunitas yang sedang
dibangun. Jack Weis menolak untuk menempatkan petugas security karena Ia
meyakini bahwa petugas security akan menjadi symbol yang bertentangan dengan segala perubahan dan perbaikan yang sedang
diupayakan sekolah itu. Pada bulan April seorang guru wanita lain dirampok dan
dipukuli didalam ruang kelasnya setelah jam pelajaran usai, perdebatan mengenai
keamanan memanas lagi. Saat ini sekelompok orang-orang tua keturunan latin
mengancam untuk memboikot sekolah
apabila tidak ada tindakan yang diambil untuk memperbaiki keamanan. Sekali lagi
Jack Weis menolak tuntutan untuk mengadakan petugas keamanan.
Tahun Kedua
Keadaan
sekolah pada tahun
kedua lebih buruk dari tahun pertama. Pemotongan
anggaran yang dilakukan oleh dinas pendidikan
tidak memungkinkan Jack Weis
untuk merekrut 8 orang guru pengganti
untuk menggantikan guru-guru yang telah
mengundurkan diri. Dengan keadaan kekurangan guru, setiap House tidak
bisa mengisi kursus/pelajaran dengan guru-guru fakultasnya sendiri. Kemudian
Jack Weis menerapkan “Kebijakan staffing fleksibel”. Beberapa guru
diminta untuk mengajar/memberi pelajaraan/kursus pada house lainnya, dan murid-murid kelas 11 dan kelas
12 dari suatu house diperkenankan untuk
mengikuti pelajaran pilihan dan pelajaran wajib pada house lainnya. Chauncey
Carver, salah satu Housemaster menentang secara terbuka kebijakan itu dia berpendapat bahwa kebijakan tersebut adalah langkah menuju
kehancuran sistim house. Dia mengirim surat kepada Koran Great Ridge Times, dia menuduh Dewan Sekolah
berusaha untuk menggagalkan konsep House melalui pemotongan anggaran.
Perdebatan mengenai kebijakan fleksibel
staffing meningkat ketika dua
Housemaster lainnya bergabung dengan
kepala-kepala departemen fakultas menentang kritikan Carver. Kelompok ini
berpendapat bahwa pendaftaran murid lintas House perlu didukung karena sejumlah 15 sd 18 guru yang ada disetiap
House tidak mungkin dapat memberikan berbagai
ragam pelajaran bila dibandingkan seluruh potensi dari 65 guru yang ada
pada sekolah tersebut. Kebijakan fleksibel staffing ternyata tidak juga dapat
dikembangkan karena kesulitan penjadwalan pada musim gugur. Kekeliruan didalam
menyusun jadwal induk muncul. Masalah jadwal tidak dapat diatasi hingga bulan
Nopember ketika Wakil Kepala Sekolah yang ditugasi untuk menyusun jadwal
mengundurkan diri. Burtram Perkins, seorang Housemaster yang pernah
berpengalaman untuk menyusun jadwal pelajaran di sekolah lain, ditugasi untuk
membenahi jadwal sebagai tugas tambahan
diluar tugasnya sebagai Housemaster. Tugas membenahi jadwal menyita waktu dan
perhatian Burtram Perkins hingga bulan Februari.
Masalah
keamanan muncul kembali pada tahun kedua ketika
tiga orang murid baru dipukuli karena menolak memberikan uang sakunya
dalam suatu peristiwa pemalakan. Para pemalak diduga berasal dari luar
lingkungan sekolah. Beberapa orang guru melakukan pendekatan kepada Jack Weis
agar dia meminta dari dinas pendidikan untuk menyediakan petugas security. Jack
Weis kembali menolak, namun dia menugaskan Bill Smith seorang wakil kepala
sekolah untuk mengunci semua pintu keluar masuk sekolah kecuali pintu masuk masing-masing house, pintu gerbang utama, dan pintu masuk cafeteria yang masih
dibiarkan terbuka.Tindakan ini dapat mengurangi masuk dan berkeliarannya orang
orang luar .
Pada
bulan Mei tahun kedua , terjadi
perkelahian di kafeteria yang meluas menjadi
keributan masal , mengakibatkan kerusakan pada jendela dan bangku pelajaran
ruang kelas. Kerusuhan sangat parah sehingga Jack Weis memutuskan untuk menutup
sekolah. Beberapa orang guru dan siswa melaporkan bahwa ada orang-orang luar
yang terlibat pekelahian dan pengrusakan ruang kelas. Beberapa siswa dibawa ke
rumah sakit untuk pengobatan dan
diperkenankan pulang.
Kerusuhan terjadi lagi 2 minggu setelah itu dan sekolah ditutup lagi.
Bertentangan dengan saran yang diusulkan Jack Weis , Dewan Sekolah menugaskan regu polisi kota
untuk melakukan pengamanan di dalam lingkungan
sekolah .
Tiga
puluh dari enam puluh delapan guru dan
setengah dari jumlah siswa sekolah
bergabung melakukan walkout sebagai protes atas penempatan polisi di
dalam lingkungan sekolah.Regu polisi kemudian ditarik keluar dari dalam
lingkungan sekolah, dan suatu perjanjian disusun oleh panitya ad Hoc yang terdiri atas anggota anggota Dewan Sekolah dan wakil tidak formil dari
guru guru yamg menentang maupun
yang mendukung keberadaan polisi didalam
sekolah, sepakat dengan kompromi untuk menempatkan satu mobil
patroli polisi diluar namun dekat
sekolah.
Minggu Pertama
David King di Kennedy High
David King tiba di Robert F.
Kennedy High School pada hari Senin tanggal 15 Juli , untuk memulai tugasnya
sebagai Kepala Sekolah baru. Sekolah masih libur musim panas , dan akan memulai
tahun pelajaran baru bulan September mendatang. David King memanfaatkan minggu
pertamanya untuk mewawancarai satu per satu administrator administrator utama.
(lihat Exhibit 20.1.) . Pada hari Jumaat Ia mengadakan rapat pertemuan dihadiri
semua administrator dan kepala kepala departemen . Tujuan King mengadakan wawancara dan rapat pertemuan adalah untuk
lebih mengenal keadaan Sekolah , masalah masalah yang ada , dan tokoh- tokoh
utamanya.
EXHIBIT 20.1 Administrative
Organization of Robert F. Kennedy High School
Principal/Kepala
Sekolah
|
David
King, 42 tahun (kulit hitam)
B.Ed.,
M.Ed., Great Ridge State Teachers College
|
Vice
principal/Wakil Kepala Sekolah
|
William
Smith, 44 (kulit hitam)
B.Ed.,Breakwater
State College;
M.Ed.,
Great Ridge State Teachers College
|
Vice
principal/Wakil Kepala Sekolah
|
Vacant/belum
terisi
|
Housemaster,
A House/Kepala House dari House A
|
Burtram
Perkins, 47 (kulit hitam)
B.S.,
Univercity of Illinoise
|
Housemaster,
B House/Kepala House dari House B
|
Frank
Czevak, 36 (kulit putih)
B.S.,University
of Illinoise
M.Ed.,
Great Ridge State Teachers College
|
Housemaster,
C House/Kepala House dari House C
|
Chauncey
Carver, 32 (kulit hitam)
A.B.,
Wesleyan University;
B.F.A.,
Pratt Institute ; M.A.T., Yale
University
|
Housemaster,
D House/Kepala House dari House D
|
John
Bonavota, 26 (kulit putih)
B.Ed.,
Great Ridge State Teachers College
M.Ed.,
Ohio State University
|
Assistant
to the principal/Asisten Kepala Sekolah
Assistant
to the principal for community affairs/
Asisten
Humas
|
Vacant/belum
terisi
Vacant/belum
terisi
|
Wawancara
pertama adalah dengan Bill Smith ; Wakil Kepala Sekolah . Bill
Smith ,kulit hitam,pernah menjadi Counselor dan Wakil Kepala Sekolah dari suatu
sekolah menengah lain sebelum gabung di Kennedy High.Smith dikenal sebagai orang
yang menerapkan disiplin keras. Banyak guru muda dan siswa yang
tidak suka kepada dia. Namun, dari
beberapa guru terpercaya David King mendapat gambaran bahwa Bill Smith
sangat berperan dalam memelihara keutuhan sekolah ketika terancam kehancuran di tahun
sebelumnya. Dari awal wawancara jelas bahwa Bill Smith mengehendaki tindakan
pengamanan yang lebih ketat untuk menjaga agar orang-orang luar tidak
berkeliaran kedalam gedung-gedung sekolah. Bill Smith menyarankan dengan keras agar David King mengunci
semua pintu (30 buah) kecuali
pintu masuk utama , setiap orang akan
masuk dan keluar hanya melalui satu pintu. Bill Smith juga mengatakan bahwa banyak guru
dan siswa yang ketakutan, dia berpendapat “ Proses belajar dan mengajar tidak
akan berlangsung dengan baik kecuali bila orang tidak takut lagi” pada akhir
wawancaranya, Bill Smith mengatakan
bahwa Ia pernah ditawarkan posisi sebagai Direktur Conseling pada sebuah
sekolah lain namun dia belum memutuskan. Dia mengatakan bahwa dia mempunyai
komitmen untuk tetap di Kennedy High, dia tidak ingin meninggalkan Kennedy
High, akan tetapi keputusan akhir tergantung kepada sejauh mana dia merasa
Kennedy High mempunyai harapan dan masa depan.
Dari
wawancara dengan yang lain David King menemukan bahwa “Masalah Pintu” sangat
controversial dikalangan fakultas, emosi tinggi menyertai masing-masing
pendapat yang bertentangan. Dua orang Housemaster yaitu : Chaunsey Carver
,kulit hitam dan Frank Czepak ,kulit putih,
keduanya sangat keras menentang penutupan pintu-pintu masuk House. Kedua orang itu berpendapat
bahwa tindakan menutup pintu House akan
mengurangi “Otonomi” dan menghilangkan
ciri khas, yang merupakan aspek utama konsep House Sistem.
Carver ,Kepala dari House C,
sangat emosional dalam menentang kebijakan yang mengizinkan siswa dari dari
suatu House untuk mendaftar dan
mengikuti kursus/pelajaran di House lain. Carter mengemukakan bahwa
program “ flexible staffing “ hampir saja menghancurkan konsep House.Ia mengancam akan mengundurkan
diri bila King bermaksud untuk memperluas program pendaftaran siswa lintas House. Carver juga
mengeluhkan “campur tangan” para Kepala
Departemen Fakultas , yang Ia rasakan
sebagai melangkahi otonomi guru gurunya.
Carver
adalah seorang Housemaster yang menonjol
, kesan ini diperoleh King dari keterangan banyak orang , termasuk dari lawan lawan Carver sendiri. Carver
memiliki kepribadian kasar , akan tetapi ,
House yang dipimpin nya merupakan House dengan kinerja terbaik .
Carver sangat disenangi oleh guru-guru dan siswa siswa nya.Program yang tawarkan
Carver nampak paling inovatif , tetapi program nya itu
justru paling sering di kritik oleh para Kepala Departemen karena kurang
bersubstansi dan mengabaikan pedoman sistem kurikulum. Walau banyak krikik yang
dilontarkan terhadap Carter , King ber andai ; kalau saja Ia punya empat
Housemaster seperti Chauncey Carver pekerjaan nya sebagai Kepala Sekolah akan lebih mudah.Dari
wawancara dengan tiga Housemaster lainnya , King memperoleh gambaran bahwa
semua Housemaster merasa otoritas mereka terusik oleh Para Kepala Departemen .
Tentang
dua masalah yaitu pintu dan pendaftaran siswa lintas House , King mencatat ada
dua kubu Housemaster berbeda pendapat.
Carver dan Czepak sangat menentang penguncian pintu pintu.Sedangkan Burtram
Perkins dan John Bonavota sangat mendukung
pendaftaran siswa lintasHouse.
Wawancara
keempat yang dilakukan King adalah dengan Burtram Perkins.Perkins pernah
menjadi asisten Kepala Sekolah di Central High
sebelum pindah dan menjadi Housemaster di Robert F. Kennedy High School . Perkins
mengajukan cara untuk membenahi jadwal , dan mengurangi tekanan akibat masalah
penjadwalan tersebut .Perkins sedang menyusun jadwal untuk tahun pelajaran
mendatang sampai ada seorang Wakil Kepala
baru yang diangkat untuk pekerjaan itu. Kennedy High punya alokasi untuk
dua Wakil Kepala Sekolah , satu telah diisi Bill Smith , satu masih lowong .
Juga ada alokasi untuk dua Asisten Kepala Sekolah , kedua posisi tersebut masih
lowong.
King
mendapat dua macam informasi perihal Perkins ; ada sekelompok guru yang sedang
mengedarkan surat petisi agar Perkins diberhentikan sebagai Housemaster.Mereka
merasa bahwa Perkins tidak mampu mengendalikan House atau memimpin guru guru
fakultas nya . Dua potong informasi ini mengejutkan , karena sebelumnya ,King
mendengar bahwa Perkins dihormati oleh
kalangan fakultas, Ia memiliki reputasi
sebagai orang yang mendukung standar akademis yang tinggi dan bekerja tanpa lelah bersama guru guru baru.Lebih jauh , King melihat
bahwa Perkins sebenarnya disukai secara umum namun umum menganggapnya sebagai Housemaster yang
buruk. Informasi kedua yang sampai kepada King adalah bahwa House yang dipimpin
Perkins mengalami tingkat murid bolos tertinggi dan masalah disiplin paling
banyak .Bill Smith menunjukan bahwa House yang dipimpin Perkins mengalami
tingkat siswa dropout tiga kali lebih tinggi dari House dengan peringkat dropout tertinggi kedua.
Ketika
sedang mewawancara staf , tiba tiba King ditelpon oleh David Crimmins ,
Kepala Departemen Sejarah, yang meminta
segera ketemu . Jadwal wawancara dengan Crimmins adalah di minggu kedua , namun
Crimmins mendengar bahwa hal surat petisi sudah sampai kepada King ,maka Ia
merasa perlu untuk segera menyampaikan pendapat lain tentang Perkins sebagai
pembelaan .Dengan penuh emosi , Crimmins mengatakan bahwa banyak diantara guru-guru dan
Kepala Departemen memandang
Perkins sebagai satu satunya Housemaster yang berupaya untuk mempertahankan
standar akademis tinggi,penghentian Perkins bakal dirasakan bagai pukulan bagi kalangan yang peduli akan mutu
pendidikan. Crimmins menjelaskan rinci pengabdian dan komitmen Perkins terhadap
sekolah. Crimmins menekankan bahwa Perkins adalah satu satunya administrator
dengan kemampuan untuk membenahi jadwal kurikulum, pekerjaan tambahan yang dilaksanakan
disamping tugas-tugas lainnya .Crimmins
mengakhiri pertemuan dengan ancaman bila Perkins dipindahkan , Crimmins akan
menyurati Dewan Akreditasi Wilayah dan membeberkan keterangan tentang
kemerosotan tingkat standar pelajaran di Kennedy High .King menyatakan bahwa
Crimmins tidak perlu untuk bertindak sejauh itu , Ia menjamin bahwa suatu solusi yang diupayakan bersama dapat
ditemukan. King menyadari bahwa Kennedy High akan menghadapi evaluasi oleh
Dewan Akreditasi di bulan April mendatang dan Ia tidak menginginkan proses
terganggu oleh komplikasi yang tidak
perlu terjadi. Duapuluh menit usai
pertemuan dengan Crimmins , King didatangi Tim Shea , seorang guru muda kulit
putih, Shea memperkenalkan diri sebagai salah satu dari guru guru yang
mengorganisir gerakan untuk menyingkirkan Perkins. Dia menyatakan bahwa dia
menyukai dan mengagumi Perkins atas pengabdiannya namun House yang dipimpin
Perkins sangat tidak terorganisir , dan disiplin di House itu sangat buruk
sehingga proses belajar dan mengajar
tidak mungkin terlaksana dengan
baik . Shea mengatakan “ akan sangat disesali bila sampai harus menutup sekolah
, padahal yang dibutuhkan hanyalah seorang yang pimpinan yang kuat. “
Kesan
yang King dapatkan setelah mewawancarai para
administrator di sekolahnya , sesuai dengan apa yang pernah Ia dengar
sebelumnya .Carver nampak cerdas,inovatif,dan berkarisma , kehadirannya saja
sudah cukup membangkitkan semangat gairah.Czepak nampak memiliki kompensi tinggi, walau bukan
administrator yang kreatif, Ia dihormati
oleh fakultas dan murid muridnya. Bonavota , usia duapuluh enam , nampak cerdas
, bersungguh , namun kurang matang dan kurang percaya diri.King merasa bahwa
dengan sedikit pengarahan dan latihan , Bonavota memiliki potensi paling
menjanjikan diantara semua administrator yang ada , namun saat ini ,
Housemaster muda ini nampak bingung dan kewalahan. Perkins mengesankan sebagai
orang yang tulus , pengabdi , mampu memikirkan hal administrasi secara rinci ,
namun Ia tidak mampu memimpin.
King
punya kesempatan untuk mengangkat
administrator , karena ada tiga posisi lowong. Bahkan , bila Smith mengundurkan
diri sebagai wakil Kepala Sekolah , King dapat mengangkat dua orang untuk
mengisi posisi Wakil Kepala Sekolah. King tau bahwa rekomendasi yang datang
dari dirinya untuk pengisian posisi
posisi itu cukup berbobot di kantor
pusat.Yang menjadi kendala dan harus dipikirkannya adalah keseimbangan ras
dalam administrasi Kennedy High. Setelah
pengangkatan dirinya sebagai
Kepala Sekolah , Jumlah administrator
kulit hitam melebihi administrator kulit putih dengan ratio dua banding satu dan tidak ada satupun administrator keturunan
Latin , padahal sepertiga murid Kennedy High adalah turunan Spanyol.
Rapat Pertemuan
Jum’at Siang
Hari
Jumaat , King mengadakan rapat pertemuan
dengan seluruh staf sekolah. Berbeda dengan suasana ketika
wawancara , rapat pertemuan hari Jumaat awalnya berlangsung tenang , bahkan hening , bebas
dari pertentangan. King tidak menyangka betapa lembut ,sopan dan akrab diskusi dapat
berlangsung diantara orang orang yang ketika diwawancarai secara tertutup ,
menyuarakan dengan emosi pendapat pendapat negatif
satu terhadap lainnya. Setelah
empat puluh lima menit rapat membahas mengenai evaluasi akreditasi yang akan
dihadapi , King menyinggung masalah hubungan antara Housemaster dengan Kepala
Departemen . Keheningan yang hanya
sejenak pecah ketika Czepak membuat gurauan dengan pernyataan bahwa masalah tersebut sia sia untuk
dibicarakan.King menggoda dengan pertanyaan
“ apakah itu berarti semua sudah
puas dengan tata cara hubungan yang ada
? “ Crimmins menyarankan agar
lebih baik hal tersebut dibahas dalam
kelompok yang lebih kecil. Semua tampak setuju dengan saran itu ,
kecuali Betsi Dula ,wanita kulit putih berusia mendekati tigapuluh.Betsi
Dula adalah Kepala Departemen
Sastra/Bahasa Inggris.Dia mengatakan
bahwa kelemahan di sekolah ini adalah
tidak adanya orang yang bersedia
menghadapi/menangani persoalan persoalan
sulit sampai persoalan itu meledak jadi
masalah besar.Dia mengatakan bahwa hubungan antara housemaster dengan kepala
departemen buruk, dan keadaan yang demikian sangat menyulitkan pekerjaannya.
Kemudian Betsi Dula menyerang Chauncey Carver karena menghambat proses evaluasi
terhadap seorang guru yang tidak berpengalaman dan mengajar di House yang
dipimpin Chauncey Carver.Keduanya berdebat sengit tentang guru tersebut dan
mutu dari kursus bahasa Inggris yang
masih eksperimen diberikan kepada siswa
tahun kedua. Akhirnya , Carver yang
sudah sangat marah , dengan ekpresi
dingin mengingatkan Dula bahwa Ia akan “ mematahkan leher Dula “ bila
berani melangkah ke Housenya lagi. King
menengahi untuk meredakan amarah
keduanya , rapat pertemuan berakhir.
Hari
berikutnya , Sabtu , Dula menelpon King dirumahnya dan mengatakan bahwa bila
Carver tidak meminta maaf secara terbuka atas ancamannya , Dula akan mengajukan
pengaduan resmi ke PERSATUAN GURU KOTA , dan jika perlu membawa perkara ini ke
pengadilan. King janji untuk berbicara dengan Carver Senin mendatang. King
kemudian menghubungi Eleanor Debbs , guru matematika di Kennedy High ,kenalan
lama yang pertimbangannya sangat King hargai. Debbs adalah wakil
presiden dari PERSATUAN GURU KOTA dan
bersahabat akrab dengan Carver
dan Dula. Debbs memberitau King bahwa Carver dan Dula sudah lama berseteru ,
namun keduanya sangat professional
.Debbs menjelaskan bahwa Dula bisa menjadi lawan yang tangguh, dan mampu untuk
menggalang dukungan dari fakultas. Debbs ,yang berkulit hitam , khawatir konfrontasi antara Dula dan Carver akan
meningkatkan ketegangan rasial di
sekolah, walaupun Carver dan Dula
keduanya disukai oleh kalangan siswa dari semua ras.Debbs menghimbau agar King
tidak membiarkan masalah tersebut berlalu tanpa penyelesaian. Debbs
menceriterakan bahwa di sebuah pesta yang Ia hadiri semalam sebelumnya , Ia tak
sengaja mendengar pembicaraan Bill Smith
,wakil Kepala Sekolah , mengatakan Ia
tidak yakin King punya nyali atau ketegasan
untuk dapat bertahan di Kennedy High. Smith mengatakan bahwa satu
satunya alasan mengapa Ia masih di Kennedy adalah perkiraannya ; King tidak
akan bertahan satu tahun , dan Smith kemudian akan berada dalam posisi kuat
untuk diangkat sebagai Kepala Sekolah .
David
King menerima warisan pekerjaan yang
telah mematahkan pendahulunya ,dan yang mudah dapat menghancurkan dirinya juga.
King disambut staf barunya dengan setumpuk permasalahan,tuntutan ,gerakan
intrik, dan ancaman. Rapat pertemuan pertama dengan stafnya diawali suasana
tegang dan berakhir dengan konfik terbuka.Suatu saat setiap manager akan
menemui dan berhadapan dengan situasi
buruk atau lebih buruk lagi dari yang dihadapi King. Seringkali berakhir
dengan kehancuran , manager bingung ,
kewalahan , dan tidak tertolong. Dalam keadaan seperti itu tidak ada yang masuk akal , tidak ada yang
berfungsi. Apakah King bisa menyelamatkan diri dari nasib buruk serupa ?
Masalah
Struktural dan Opsi
King
duduk didapur siap dengan secangkir kopi
, sebuah pena , dan buku catatan . Ia mulai mengkaji masalah structural di
Kennedy. Ia mengingat keadaan dimana orang saling menyalahkan atas segala yang
terjadi . ( Bab 2 buku ini ) Ia mengingat pelajaran dari Bingkai Struktural :
Ketika suatu system gagal/ tidak
berfungsi , maka individu dipersalahkan.
Masalah structural apa yang terdapat di Kennedy High ? King berfikir
tentang dua dua unsur pijakan dari suatu organisasi yaitu, diferensiasi dan
integrasi.Terlintas dalam pikiran bahwa di Kennedy High School , pembagian pekerjaan(diferensiasi) cukup
memadai , namun koordinasi ( integrasi )sangat buruk .Ia membuat oret oretan di
buku catatan , mencoba untuk menggambar
bagan organisasi sekolah . Bertahap , muncul
kesadaran King bahwa struktur organisasi Kennedy High berbentuk
matriks, kedudukan guru
tidak jelas /rancu, kewajiban mendua karena hubungan
pelaporan kepada Kepala Departemen dan kepada Housemaster.
King
ingat kelemahan dari struktur matriks; struktur matriks mengundang konflik ( guru guru bingung kepada siapa mereka harus setia , dan
administrator berselisih mengenai kewenangan )Tidak ada pengaturan terpadu
untuk menyambung kepentingan Housemaster seperti Chauncey Carver (menginginkan program yang efektif ,jelas dan mudah dicerna
siswa siswa nya ) dengan kepentingan Kepala Departemen seperti Betsy Dula
(menginginkan standar mutu kurikulum bahasa Inggris dicapai merata oleh seluruh
sekolah dan pelajaran/kursus yang disajikan tidak menyimpang dari pedoman yang
ditetapkan oleh dinas pendidikan wilayah /district). Bukan saja ketidak cocokan watak , melainkan struktur
itulah yang memicu perseteruan antara Carver dan Dula . Sasaran , peran ,dan
tanggung jawab tidak diatur secara jelas . Juga tidak ada perangkat ( satuan
tugas , atau komite tetap) untuk mengdiagnosa dan menyelesaikan masalah masalah
seperti itu. Seandainya saja King sudah lebih lama duduk sebagai Kepala Sekolah
, mungkin Ia dapat memanfaatkan
bobot dari kekuasaan seorang
Kepala Sekolah. Penilik telah menguasakan King sepenuhnya untuk membenahi
sekolah ,namun sejauh yang dapat King rasa , masih sedikit bukti dukungan
bersemangat terhadap otoritanya dari
staf Kennedy High. King merenung dan
mengkaji ,semua masuk akal , tetapi masih tidak jelas apa yang harus diperbuat
untuk membenahi struktur.Apakah sekolah
dapat dikendalikan selagi tertatih ditepi kekacauan. Terlebih ketika otorita nya
sedang goyah ? Ia kesulitan mengendali
stafnya , dan mereka kesulitan mengendali murid muridnya.Sekolah ini merupakan
sistem cacat , yang sangat membutuhkan penyempurnaan struktur dan batasan
batasan. King mencatat,dengan rasa
sesal , Ia telah memperburuk suasana
pertemuan hari Jumaat.”saya sudah tahu bagaimana perasaan mereka satu terhadap
lainnya “ Ia berfikir , “mengapa saya
memaksa mereka untuk membahas sesuatu yang mereka sendiri ingin hindari ? Kita belum mempersiapkan pertemuan itu dengan
baik .Saya tidak memberi kejelasan
sasaran diskusi.Saya tidak menetapkan
aturan dasar tata tertib pembicaraan.Ketika suasana mulai memanas , saya hanya
menonton , mengapa saya tidak intervensi sebelum meledak ? “ King berhenti menanya
diri seraya menggeleng kepala . “ Hidup dan belajar , barangkali , tetapi
pelajaran ini sudah lama saya dapatkan , dan ketika itu, sangat berguna untuk
membenahi keadaan sekolah menengah. Ditengah kekalutan , saya lupa bahwa orang
orang baik sekalipun tak akan dapat berfungsi dengan bagus tanpa struktur. Apa
tindakan saya ketika itu ?”
King
mulai menimbang nimbang opsi. Salah satu
kemungkinan adalah membuat peta tanggung jawab ( Bab 5 ): Kumpulkan orang untuk bersama
sama mendefinisikan tugas dan tanggung jawab.Dulu berhasil , apakah disini bisa
? King mengingat kembali hal yang harus dipertanyakan dalam melakukan pemetaan
tanggung jawab. Siapa yang bertanggung jawab ? Siapa yang memberi persetujuan
?Siapa yang harus dikonsultasi ?Siapa yang harus diinformasikan ?Ketika Ia
menerapkan pertanyaan pertanyaan itu terhadap keadaan di Kennedy High, tumpang
tindih Housemaster dengan Kepala Departemen
merupakan masalah nyata. Tanpa definisi yang jelas dari peran dan
hubungan , konflik dan kacau pasti terjadi.Ia mempertimbangkan perombakan
struktur secara menyeluruh .” Apakah sistem house layak dan dapat
bertahan dalam bentuknya saat ini? Jika tidak,apakah masih dapat diperbaiki
?Barangkali kita perlu proses untuk mengkaji struktur.Bagaimana kalau saya
memimpin satuan tugas guna menelaah dan menyususn rekomendasi ? Saya bisa
menunjuk Dula dan Carver untuk duduk didalam Satgas ,agar mereka dapat
menemukan sendiri apa penyebab konflik diantara mereka.Libatkan mereka dalam
merancang struktur baru . Tetapkan kewenangan mereka atas bidang
tertentu.Kembangkan kebijakan dan
prosedur
Setelah
direnungkan , walau hanya beberapa menit ,nyata
jelas bahwa Kennedy High mempunyai masalah berat pada struktur yang harus dihadapi.Tindakan apa yang segera
harus harus dilakukan untuk mengatasi krisis Dula dan Carver? Pembenahan
struktur dapat mencegah konflik serupa dimasa datang. Namun , tuntutan Dula
agar Carver meminta maaf didepan umum , sulit bakal terpenuhi bila hanya
mengandalkan pendekatan rasionil. King lebih cendrung untuk mengupayakan
pendekatan melalui perasaan hati , Ia memandang
melalui bingkai sumber daya
manusia .
Sumber daya
manusia dan opsi
“Betapa
ironis “, gumam King.” Gagasan awal dari pendirian sekolah itu adalah
menciptakan sistem yang lebih tanggap terhadap kepentingan siswa.Sederhanakan
birokrasi dari sebuah sekolah besar.Jadikan House sebagai suatu kumunitas ,
bahkan jadikan house bagaikan keluarga dimana semua saling mengenal dan peduli
.Tetapi nampak sekolah tidak
berjalan searah tujuannya.Semua terpaku di tingkat paling dasar dari Hiearki Kebutuhan Maslow.( hal. 116,117,118 ): tidak ada yang
merasa aman.Hanya bila merasa aman
,manusia bisa focus pada keperdulian .
Masalahnya
bukan masalah kepribadian/watak , orang frustasi karena kebutuhan tidak
terpenuhi.Kebutuhan saya tidak terpenuhi,
Carver tidak , Dula juga
tidak.Terpaku oleh keinginan , kita tidak sadar akan keinginan orang
lain.” King mengalihkan pandangannya
dari hal kebutuhan individu ke hubungan antar pribadi .Betapa tidak , Ia dihadapkan dengan masalah Dula-Carver. Terasa
ada ketegangan dalam hubungan antar pribadi di sekolah ini.Orang berbicara hanya dengan yang sependapat. Mengapa?Bagaimana
menanganinya? Ia ingat pernah membaca “
Terdapat dalam Model I. satu assumsi
dasar bahwa suatu organisasi adalah tempat yang tidak aman , jika tidak pandai
menjaga diri , orang lain akan mencelakan “( Bab 8 ). “Begitulah kita ,seandainya ada lomba
organisasi yang paling mendekati Model I, Kennedy High pasti juara .Segala sesuatu disini adalah
menang-kalah.Tidak ada yang perembukan terbuka, dan seandainya ada , orang
hanya akan saling menyerang. Setiap ada persoalan , kita menyalahkan orang dan
kita berusaha untuk membenahi orang bukan membenahi persoalan.Ketika yang
dipersalahkan berusaha membela diri , kita menganggap itu sebagai bukti
kebenaran kita.Kita tidak bertanya . Kita memendam curiga namun menunggu orang lain untuk membuktikan
kecurigaan kita.Kita harus menemukan cara yang lebih baik dalam berurusan
dengan sesama . “ Bagaimana memperbaiki pengelolaan sumber daya manusia ? “
King berfikir. “ Organisasi yang berhasil memulai dengan falsafah jelas tentang
sumber daya manusi . Kita tidak memiliki falsafah , seandainya ada tentu akan
bermanfaat.Investasi terhadap orang ? Orang orang kita adalah orang dengan
pendidikan baik, ortang orang pilihan. Gaji mereka baik. Mereka aman dengan
pekerjaannya .meningkatkan nila ipekerjaan ? Tidak , pekerjaan disini cukup menantang.Meningkatkan pemberdayaan ?
Disitu ada masalah ; semua merasa tidak berdaya , mereka ingin kuasa lebih ,
tetapi mengharap saya untuk membenahi segalanya. Apa yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan partisipasi orang
?Tumbuhkan rasa memiliki ? Yakinkan mereka untuk bekerjasama memperbaiki
keadaan. Persoalannya adalah
kemungikinan orang tidak memiliki ketrampilan kerja kelompok yang mereka dibutuhkan.Meningkatkan kemampuan staf ? Mengingat adanya berbagai macam konflik, maka yang pertama harus ditingkatkan
adalah kemampuan staf untuk melakukan
mediasi .”Konflik . Politik. Berpolitik itu biasa dalam organisasi. Ia
telah membaca tentang itu dan hal tersebut benar nyata. “ Namun kita belum
memiliki rambu pemisah untuk membedakan antara
kerjasama dengan
persekongkolan balas dendam.
Dengan
rasa enggan King mengalihkan
perhatiannya ke bingkai politik . Tidak mudah bagi dia. Dia tahu relevansinya ,
belum pernah dia berada dalam sekolah yang sarat dengan intrik politik seperti
di Kennedy High. Sekolahnya yang lama mulai terlihat jinak jika dibandingkan dengan Kennedy High;
persoalan disekolah lama dapat dia labrak langsung , tetapi di Kennedy High dia
harus lebih berhati hati karena mudah tersulut dan punya sejarah kerusuhan .
Nampaknya King harus menggunakan kekuatan memaksa , taktik kekuasaan
pilihannya.
Keadaan
dapat menjadi lebih buruk lagi jika dia melabrak konflik secara terbuka.Dia
memikirkan unsur unsur dasar dari bingkai politik : kekalnya perbedaan ,
kelangkaan sumber daya , konflik ,
kekuyasaan. ” semua unsur itu terdapat
berlipat ganda disini . Ada faksi yang
pro ada yang kontra terhadap konsep house.Housemaster ingin otorita mutlak untuk mengatur dan mempertahankan kewenangan atas housenya.Kepala departemen ingin otorita
mutlak untuk mengatur fakultas dan
memperluas kewenangannya . Satu kelompok ingin agar pintu ditutup dan
mendatangkan penjaga keamanan. Kelompok lain tidak menghendaki keberadaan
penjaga keamanan dan menuntut agar pintu
dibuka.Kita punya masalah rasial mendidih dibawah permukaan . Tidak ada
administrator berdarah latin.
Masalah
Carver – Dula dapat menghancurkan sekolah. Lelaki kulit hitam mengancam akan
mematahkan leher wanita kulit putih. Resep untuk bencana . Kita harus bertindak
untuk mengendalikan keadaan dan membenahi
yang telah rusak . “
“Kita
sedang disorot oleh berbagai pihak diluar sekolah.Orang tua murid
menghawatirkan keamanan.Dewan sekolah tidak percaya kepada kita. Media masa
mencari cari berita. Kita harus menghadapi akreditasi di musim semi mendatang.
Kalau saja ada cara untuk mengalihkan perhatian orang-orang terhadap
lawan-lawan ekstern daripada ribut didalam. Iya, mungkin itulah jawabannya saya
harus menciptakan satu musuh bersama untuk menggalang orang-orang agar bersatu,
setidaknya untuk sementara.”
“Kelangkaan
sumber daya? Sumber daya memang semakin kekurangan.Kita kehilangan sepuluh
persen dari jumlah guru-guru, gara-gara
itu kita terjebak dalam masalah fleksibel staffing. Housemaster dan kepala
departemen berselisih tentang kewenangan. Bill Smith mengincar kedudukan saya.
Kita benar-benar berada di wilayah konflik. Kita harus mengupayakan perdamaian,
akan tetapi siapa yang dapat memimpin inisiatif diplomasi? Nampaknya tidak ada
pihak yang netral. Eleanor Debbs mungkin bersedia, orang-orang menghormati dia,
akan tetapi dia bukan seorang administrator.”
Perhatian
David King mengarah ke dua sisi kekuasaan. “Kekuasaan dapat merusak orang itulah yang sedang terjadi,
akan tetapi kekuasaan juga dapat dimanfaatkan
untuk menuntaskan masalah. Itu sisi konstruktif dari politik. Kalau saya
ingin sebagai politisi yang konstruktif apa yang akan saya lakukan? Pertama,
saya harus punya agenda, tanpa agenda saya berjalan ditempat. Pada dasarnya,
saya ingin agar semua bekerja dengan irama dan tujuan yang sama yaitu untuk
menciptakan sekolah yang baik untuk murid. Sebagian besar orang-orang pasti
mendukung tujuan itu. Saya perlu strategi membangun jaringan, saya harus
membangun hubungan baik dengan tokoh-tokoh utama seperti Bill Smith,
Chauncey Carver dan Betsy Dula. Dari hasil wawancara saya
mendapatkan pemahaman tentang apa yang diinginkan orang-orang itu. Rapat
pertemuan jum’at adalah suatu kesalahan,
bentrok kepentingan tidak berpijak pada kepentingan bersama. Kita membutuhkan
kesepakatan antara housemaster dan kepala departemen, dan saya sangat membutuhkan
sekutu.”
Dia
tersenyum sendiri mengingat ketka dia mengalami kelumpuhan analisa. Namun
sekarang dia mulai mendapatkan titik terang,
di buku catatannya dia mebuat tiga
kolom berjudul : sekutu,
penonton, lawan. Disudut kiri atas dia menulis berkuasa, di sudut kiri bawah
dia menulis tidak berkuasa. Dia mulai
membuat peta politik, dia mencatatkan
nama individu dan kelompok-kelompok
didalam kolom sesuai kepentingan
dan kuasa/ wewenang mereka. Ketika peta
selesai dia terperangah melihat bahwa dia
berhadapan dengan terlalu banyak lawan
yang berkuasa dan sedikit sekutu pendukung. Dia memperhatikan kelompok
orang-orang yang masih belum menentukan sikap (penonton). Kemudian dia berfikir
bagaimana membangun koalisi dan mengubah peta politik. “Tidak dapat diragukan
saya harus berada di atas kekisruhan politik ini, kalau tidak saya akan
bernasib sama dengan Jack Weis. Keadaan ini memang merisaukan hati.” Dia
tersenyum lagi dan mulai memikirkan symbol dan kultur. Dia teringat Dr. Martin Luther King dan ucapannnya yang sangat
terkenal pada tahun 1963 : “Walau kita menghadapi kesulitan hari ini dan hari
esok, namun aku teguh dengan impianku .” Apa yang telah terjadi terhadap cita cita / impian Kennedy High?
King
memutuskan untuk istirahat sebentar , dia keluar rumah untuk menghirup udara
segar. Malam bercahaya rembulan , orang memenuhi trotoar, muda and tua, miskin
dan berada , kulit hitam , kulit putih , dan latino. Dagangan tumpah ruah dari
bak pinggir jalan : pakaian ,mainan ,barang elektronik,buah buahan
,sayuran, apa saja ada. King berpapasan
dengan mantan anak murid dari sekolahnya
yang lama , mereka sekarang sekolah di Kennedy High , mereka menyapa dan
berkata “ kami beritahu teman teman kami
bahwa sekarang kita punya seorang Kepala
Sekolah yang bagus “ King mengucapkan terima kasih , dan berharap semoga mereka
benar.
Simbol dan opsi
Kembali
di dapur dengan buku catatannya. Disegarkan setelah jalan jalan dan
secangkir kopi lagi , dia mempelajari kembali sejarah sekolah. “
menarik” , dia amati “ Salah satu
masalah : sekolah ini baru, belum punya
sejarah panjang , sejarah yang ada sebahagian besar buruk.Kita punya
sejarah campur aduk yaitu sejarah pribadi pribadi yang dibawa dari lain tempat
. Setiap orang menceriterakan kisah yang berbeda. Itulah sebab Carver sangat
rekat dengan housenya dan Dula dengan departemen Inggrisnya.Tidak ada sejarah
yang merekatkan mereka kepada sekolah keseluruhan. Nilai dan arti merekat pada
sepotong sepotong bagian dari sekolah.Dia mulai memikirkan mengenai simbol apa
yang dapat diadopsi untuk mencipta rasa
kebersamaan. Robert Kennedy , nama yang berikan untuk sekolah .Dia ingat samar
samar pidato pidato Kennedy. Apakah ada hal yang dapat dia gunakan dari pidato
pidato itu.? Dia ingat manusianya , tetapi seperti apakah Kennedy ? Apa prinsip
yang diperjuangkannya? Apa yang dipikirkan pendiri sekolah ketika mereka
memilih namanya untuk sekolah ?Pesan apa yang hendak disampaikan? Apakah ada
tema pemersatu.? Kemudian dia teringat
kata penghormatan terakhir yang diucapkan Robert Kennedy saat melepas jenazah kakaknya John F.
Kennedy, “ Sebagian orang melihat
sesuatu sebagaimana adanya dan bertanya
mengapa ? Saya mengimpikan yang belum
pernah ada ,dan berkata mengapa tidak
“.
“
Pemikiran seperti ini yang kita butuhkan di Kennedy High “ “ Kita harus berada
diatas semua faksi dan kelompok .Kita butuh bendera yang bisa kita usung dan
kibarkan bersama . Adakah yang bisa kita
rayakan di Kennedy , mungkinkah kita mengadakan acara seremoni ditengah
kekacauan.Bisa bisa berbalik memburuk. Kelihatannya disekolah ini tidak pernah
ada saat saat istimewa untuk dirayakan, bahkan di awal pun tidak.Tidak ada
ritual , tidak ada tradisi.Kita harus kembali kepada nilai nilai tujuan
pendirian sekolah. Nyalakan kembali api semangat.Bagaimana jika saya kumpulkan
beberapa orang untuk memulai dari awal,
namun kali ini dengan kepekaan terhadap
simbol dan seremoni. Kita butuh perekat . “
Arti
dan nilai. Keyakinan.Kata kata berputar di pikirannya .Ide mulai bermunculan. “
Seharusnya kita ini perintis , tetapi kita kesasar tak tau arah. Menara suar
yang padam lampu, bukan mercusuar lagi.
Kita sendiri kandas.Impian indah menjadi mimpi buruk .Keyakinan orang
goyah.Ada skisme, orang terpecah pada
dua keyakinan , bagaikan perang suci antara yang yakin atas housesystem dan
yang yakin atas mutu akademis.Kita membutuhkan sesuatu yang dapat menyatukan
kedua keyakinan itu.Apa tujuan awal
orang bergabung dengan Kennedy High ? Mengapa mereka besedia untuk
menetap-memperbaharui janji suci ? Dia tersenyum dengan fikirannya yang
bernuansa religi. Orang tuanya pasti bangga. Dia
menyadarkan diri.” Kita bukan gereja, kita ini sekolah , dinegeri yang
memisahkan agama dari Negara.Tetapi mungkin bingkai simbolik dapat menjembatani
nya. Organisasi adalah tempat orang berkeyakinan. Sebagian besar menyangkut
arti dan nilai. Apa arti dan nilai dari Kennedy school ? Kita ini siapa ? Apa
yang terjadi dengan sukma kita ? Apa roh dan jiwa , nilai nilai kita ? Hal itulah yang menjadi
bahan perselisihan. Kepala Departemen memperjuangkan mutu, Housemaster
membangun keperdulian.Kita butuh dua duanya.Itu cita cita awal , satukan mutu dan keperdulian. Tidak
satupun yang akan diperoleh bila selalu berselisih. “
Dia
mengingat ingat mengapa dia memilih pendidikan umum.Panggilan hidup.Mengapa ?
Dibesarkan ditengah masyarakat rasis
memang berat , tetapi kehidupan
yang dialami ayahnya lebih berat lagi – Ayahnya menjadi kepala sekolah pada
zaman dimana jabatan kepala sekolah bukan jabatan untuk orang kulit hitam.King
selalu kagum pada keberanian dan disiplinnya.Lebih dari segalanya King ingat
betapa besar kecintaan ayahnya terhadap pendidikan. Orang itu benar benar
pembela kepentingan anak anak , standar tinggi , penyayang tulus. Dibesarkan
dalam asuhan ayah teladan ,sejauh
ingatan ,King sudah bercita cita
ingin menjadi kepala sekolah juga.Suatu
cara untuk memberi kepada masyararakat ,dan membantu anak anak muda yang butuh
dibantu. Untuk memberi kesempatan pada semua.Ditengah pergolakan , hal cita
cita terlupakan , hati senang mengenangnya.
King
merasa saatnya untuk meninjau kembali catatannya . Mengalir kesadaran dan ingatan , dia ingat waktu kuliah dia
menentang segala teori , “ Jangan berfikir ; kerjakan , jadilah seorang
pemimpin. “ Kini disini , dia berfikir ,merenung, berusaha untuk menyatukan ide
ide yang
terurai.”
Ide
idenya disusun dalam tabel ( tabel 20.1 )Gambar mulai focus.Dia mendapat
perasaan lebih yakin atas masalah yang dihadapi. Agak menenangkan setelah
melihat bahwa dia punya banyak pilihan.Dia tahu bahwa dia tidak dapat melakukan
semuanya serentak ,dia harus menentukan
prioritas. Dia perlu rencana aksi, agenda yang berjangkar pada nilai
nilai dasar. Darimana memulai? Roh,jiwa
? Nilkai nilai ?
Dia
sudah menentukan dua nilai : mutu dan keperdulian. Selain itu dia melihat
kepemimpinan sebagai sumber pemberian .” apabila saya ingin mutu ,maka saya
harus memberi peluang ,keleluasaan dan pengakuan kepada yang mampu untuk mencipta dan
menjaga mutu.Keleluasaan ,Peluang dan
pengakuan , itu yang diinginkan orang.Mereka tidak ingin di perintah perintah
untuk melakukan sesuatu.Mereka ingin membubuhkan nama mereka di sekolah
ini.Beri kontribusi.Mereka ingin menjadi bagian dari sesuatu yang lebih baik.
Ciptakan sesuatu yang istimewa.Semua ingin bekerja sebaik baiknya , bagaimana
saya bisa bantu agar tidak saling tersandung.? “
“
Mengenai keperdulian ? Pemimpin memberi rasa cinta.Tidak ada cinta yang
diberikan ditempat ini. “ (Dia teringat
sepotong lagu “ Mencari cinta ditempat tempat yang salah “) “ saya menunggu
orang lain untuk menunjukan keperdulian dan simpati “ Dia menyadari “ Saya banyak menahan diri”
Dia
tergerak untuk menelpon Betsy Dula . Betsy tidak ditempat , King meninggalkan
pesan dimesin . ”Betsy ,disini Dave King. Saya banyakmemikirkan pembicaraan
kita.Satu hal yang saya ingin agar anda tahu adalah saya sungguh senang anda adalah bahagian dari tim Kennedy
High.Sumbangsih anda besar ,saya harap saya bisa mengandalkan pertolongan dari
anda.Kita tidak dapat berjalan tanpa anda.Kita harus selesaikan apa yang telah
kita mulai . Saya perduli. Saya tahu
anda juga seorang yang perduli. Sampai jumpa Senin. “ King merasakan inisiatifnya mulai bergulir, namun dia sadar
beda berbicara langsung lewat telpon dengan meninggalkan pesan di mesin
perekam.
Table 20.1.
Membingkai Ulang Robert F. Kennedy High School.
Bingkai Apa Yang
Terjadi Opsi Yang Ada
Struktural
|
Integrasi-sasaran
lemah, peran, tanggung jawab, pengaturan hubungan tidak jelas; struktur
matriks tidak jelas; otoritas lemah’ struktur tanpa batas
|
Pemetaan
tanggung jawab; satuan tugas untuk mempelajari struktur
|
Sumber
Daya Manusia
|
Kebutuhan
dasar tidak terpenuhi (keamanan, dlsb); menang-kalah dinamika anatar
personil; manajemen konflik tidak efektif; kurang pemberdayaan
|
Perbaiki
keamanan dan keselamatan; latihan komunikasi’ manajemen konflik,
partisipasi, kerja kelompok
|
Politik
|
Konflik,
House-Departemen; masalah pintu dan penjaga keamanan; Carver-Dula dan
ketegangan rasial; konstituante ekstern-orang tua, dewan, media, dlsb.
|
Arena
untuk negosiasi; pengendalian kerusakan; bersatu terhadap ancaman ekstern;
membangun jaringan, membangun koalisi; negosiasi
|
Simbol
|
Tidak
ada symbol pemersatu (sejarah, seremoni, ritual); hilang kepercayaan;
perpecahan religi; tidak memiliki identitas (apa roh dari RFK High School)
|
Usung
bendera (symbol bersama: RFK?), ciptakan symbol, seremoni, cerita; pemberian
|
Telepon
berikutnya , dia memanggil Chauncey Carver. “ Chauncey ? Dave King sini.
Maaf mengganggu mu di rumah , tapi Betsy Dula menelponku pagi ini , dia gusar
dengan ucapanmu kemarin. Terutama bagian mengenai mematahkan leher dia.” King
mendengarkan dengan sabar
perkataan Chauncey bahwa dia hanya membela diri terhadap serangan Dula
yang tidak pantas dimuka umum. ”
Chauncey , saya dengar anda,…..ya , saya tahu anda marah , Betsy juga.” King mendengarkan sampai selesai
serangan searah berakhir. “ Ya ,
Chauncey, Saya mengerti . Tapi coba pikirkan , anda adalah kunci dari
keberhasilan sekolah ini. Saya tahu betapa anda sayang terhadap House anda dan juga sekolah ini. Orang orang jelas
menganggap anda sebagai housemaster yang hebat. Anda juga tahu itu. Saya butuh
bantuan , kalau masalah dengan Betsy Dula ini meledak dan tersebar di publik ,
apa akan terjadi dengan sekolah ?........betul kita tidak butuh itu . Coba pertimbangkan . Betsy menuntut
permintaan maaf. “ King kuatir kata permintaan
maaf akan memicu Carver lagi , dan memang. Ini
benar benar berat. Tapi dia mengingatkan diri apa tujuan dia menelpon Carver.
King kembali ke mode pendengar . Setelah Chauncey puas dengan pelampiasan , ia
berhenti . Perlahan lahan King
berusaha untuk menyampaikan maksudnya .
“ Chauncey , saya tidak memerintahkan apa yang harus anda harus lakukan , Saya
hanya minta anda memikirkannya. Saya tidak tahu jawabannya , barangkali
pemikiran dua orang lebih baik dari satu. Tolong kasih tahu saya
pertimbangan anda. Apa kita bisa ketemu
Senin sepaginya ? ….Terima kasih atas waktu nya ..selamat berakhir pecan.
“
King
menutup telpon. Ini lebih sulit dari yang diperkirakan.Keadaan masih tegang ,
tapi mungkin ini adalah permulaan .Chauncey Carver adalah meriam liar sumbunya
pendek.Tetapi dia juga cerdas , dan dia sangat perduli terhadap sekolah.Biarkan
dia berfikir. King memperkirakan bahwa Chauncey akan menyadari betapa besar
resiko dari komentarnya kepada Betsy Dula. Jika Chauncey ditekan dia akan
melawan seperti bajing yang tersudut.
Kasih
dia ruang , dia bisa menemukan dia bisa menemukan penyelesaiannya sendiri.
Pemberdayaan (author ship) apakah Chauncey akan menggigit umpan? Atau
permasalahan itu balik kembali dipintu kepala sekolah?
Setelah
pembicaraan telepon dengan Chauncey, King rehat dia kembali ke buku catatan itu
yang memberi pandangan dia tentang keadaan. Dia telah banyak mencatat tentang
mutu dan kepedulian. Apakah dia lebih maju atau sekedar menghibur diri? Tidak
jadi soal. Dia merasa lebih enak dan keadaan Nampak lebih jelas.
Pikiran
King bergeser ke masalah keadilan. “Apakah orang-orang disini merasa sekolah
adil?” “Saya tidak banyak mendengar keluhan tentang ketidak adilan. Perkara
Chauncey-Betsy mengerikan. Seorang lelaki secara fisik mengancam seorang wanita
itu benar-benar berkesan buruk. Sudah terlalu banyak tindakan kekerasan pleh
lelaki di masyarakat. Apalagi lelaki berkulit hitam dan wanitanya berkulit
putih, perkaranya akan sungguh berat. Bahwa Chauncey dan saya berkulit hitam
itu menguntungkan tapi sekaligus juga
merugikan. Saya dapat dukungan Chauncey lebih mudah. Namun benar-benar dapat
menghancurkan apabila orang-orang menganggap saya berpihak kepada Chauncey
melawan Betsy. Seperti berjalan di atas tali : Satu saja salah langkah habislah
saya, demikian juga sekolah – prospek yang menyedihkan. Oleh karena itu saya
harus lebih memotivasi Chauncey Carver dan Betsy Dula untu menyelesaikan
masalah mereka. Jika saya bisa mempersatukan mereka hal itu bisa menjadi symbol
persatuan. Langkah positip.”
”Akhirnya
David King memikirkan tentang etika keyakinan dan pemberian makna. Lagi-lagi
symbol. Bagaimana Kennedy High bisa jatuh dari pengharapan tinggi ke tidak ada
harapan hanya dalam dua tahun? Bagaimana
kita bisa menghidupkan kembali keyakinan? Bagaimana kita bisa meraih kembali
impian awal pendirian sekolah?”
“Saya
pernah mengalami ini sebelumnya sekolah saya yang lama tidak seburuk Kennedy
High akan tetapi cukup buruk. Kita berhasil membalikan keadaan, dan saya
belajar beberapa hal dalam proses
itu-sabar tetapi teguh saya tahu bahwa akan sulit akan tetapi mungkin
menyenangkan juga dan perubahan itu pasti akan terjadi, itulah sebabnya saya
bersedia menerima pekerjaan ini. Apa yang haru saya keluhkan.? Saya tahu
sebelumnya akan apa yang saya hadapi, mengetahui dengan rasio berbeda meyakini
dengan perasaan.”
Sampai
minggu malam David King sudah mempunyai duapuluh lima catatan, dan catatan itu
bermanfaat akan tetapi lebih bermanfaat lagi pembicaraan dengan dirinya sendiri
pada ruang dapur kosong, pergi ke balkon mendapat pandangan baru, merenung
daripada mondar mandir dengan perasaan gelisah. Dialog dengan diri sendiri
meungkinkan dia untuk berdialog dengan orang lain. Dia telah banyak menelepon
orang, berbicara dengan hamper semua administrator. Mereka heran-ada kepala
sekolah yang menghubungi mereka di akhir pekan itu adalah sesuatu hal yang
baru.
Dia
merasa ada kemajuan. Dia perlu untuk
mendengar dari Betsy Dula akan tetapi dia sudah memilih beberapa
sukarelawan dari satuan tugas untuk membicarakan masalah structural. Dia sudah
membangun hubungan, telepon kedua kali kepada Chauncey Carver dia lakukan untuk
memujinya atas pengabdianya. Dia juga menelpon Frank Czepak untuk mengucapkan
terima kasih atas nasehatnya yang baik.
Pembicaraan telepon lainnya murni politik.
Dia
bernegosiasi dengan Bill Smith “Saya bisa membantumu bila lain kali distrik membutuhkan kepala sekolah ,tetapi
hanya kalau anda membantu saya. “ King
menelpon Burt Perkins dan
membujuk secara halus agar
penyusunan jadwal jadi fokusnya.
Penjadwalan adalah panggilannya,
bukan memimpin house. Telpon Dave Crimmins untuk memberitahukan bahwa Burt
Perkins memutuskan untuk beralih tugas. Suatu percakapan telpon dengan Luz
Hernandez ,seorang sekutu di sekolah lama , memberi King harapan ,Hernandez bersedia umtuk mempertimbang-kan
pindah ke Kennedy High sebagai housemaster. Pada semua percakapan telpon , King
menyinggung masalah pintu dan membahas berbagai
cara penyelesaiannya
King
telah berupaya untuk menciptakan perekat
simbolik,m memperbaharui harapan dan impian yang dirasa ketika sekolah
pertamma berdiri.Satu kelompok yang
kompak membangun sekolah yang dapat dibanggakan oleh semua. Daftar pekerjaan
untuk dilaksanakan sangat ambisius .Tetapi dia punya banyak opsi . Satu bulan
setengah menjelang awal tahun pelajaran baru , banyak yang harus dicapai . Dia
tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa mendatang , tetapi dia merasa masa depan sedikit ada harapan. Mulas yang
dirasakan di perut hampir lenyap. Bayangan kegagalan pendahulunya lenyap juga.
Telepon
berdering. Betsy Dula menelepon, dia memang pergi selama akhir pekan akan
tetapi dia ingin mengucapkan terima kasih atas pesan yang ditinggalkan David
King. Memang penting untuk mengetahui bahwa David King peduli. “Oya, Chauncey
Carver menelepon saya. Dia menyatakan penyesalannya, dia memang lepas kendali
dan tidak bermaksud mengatakan apa yang
dia ucapkan. Dia mengundang saya besok untuk sarapan bersama.”
David
King menanyakan dengan datar “apakah anda akan dating?” David King menahan
nafas, berfikir kalau Betsy Dula menolak undangan Chauncey Carver kita akan
kembali pada keadaan sebelumnya. “Ya”
Betsy Dula menjawab. “ Untuk menelepon bagi Chauncey Carver itu adalah langkah
besar dia bangga dan k eras kepala tetapi kita berdua adalah professional tidak
ada salahnya untuk mencoba.”
David King
melepas nafas lega. “Satu pertanyaan lagi, ketika anda bergabung dengan sekolah
ini anda tahu tidak akan mudah mengapa anda memutuskan untuk bergabung?” Agak lama hening David King membayangkan
Betsy Dula sedang berfikir. “Saya cinta bahasa inggris dan saya cinta anak-anak
dan saya ingin anak-anak mencintai bahasa inggris. Kemudian David King
bertanya “Sekarang bagaimana?” Jawaban
Betsy Dula “Apakah kita tidak bisa meninggalkan perselisihan ini? Itu bukan
tujuan kita ketika meluncurkan eksperimen mulia ini mari kita kembali ke tujuan
semula. Bekerjasama untuk menjadikan sekolah ini sekolah yang bagus bagi
anak-anak karena mereka membutuhkan kita”
“Kemudian
David King bertanya bagaimana kalau kita jadikan sekolah ini sekolah yang
hebat?” “Kedengarannya itu lebih bagus lagi kata Betsy Dula” Pada akhir
pekan yang sangat sibuk masih banyak masalah yang harus
dibenahi oleh David King. “Tetapi” Dia berkata pada dirinya sendiri “Saya telah
melewati keadaan yang kacau dan sekarang
sudah merasa seperti diri saya sendiri lagi. Gambaran akan apa yang saya hadapi
lebih jelas. Saya melihat lebih banyak kemungkinan-kemungkinan dibandingkan
dengan apa yang saya lihat pada hari jum’at lalu, banyak hal-hal menantang untuk
saya coba sebagian mungkin berhasil, sebagian mungkin gagal. Sekarang saya tahu
apa yang sedang terjadi disekitar saya dan saya tahu arah dan kita semua
bergerak menuju arah itu” Dia tidak sabar menanti hari senin pagi.
Kesimpulan :
Membingkai Ulang Proses
Seandainya orang baru dan bukan
David King, mereka akan mempertanyakan pertanyaan yang berbeda dan mereka akan
melihat adanya pilihan-pilihan lain. Membingkai ulang seperti manajemen dan
kepemimpinan, itu lebih banyak seni daripada ilmu pengetahuan, setiap seniman
membawa serta pandangan khas dan menghasilkan karya unik. Proses
membingkai ulang yamng dilakukan David
King berdasarkan keahlian, pengetahuan, intuisi, dan kebijaksanaan yang
diperoleh dari pengalaman hidup. Pembingkaian menjadi pedoman bagi dia untuk
mengakses segala sesuatu yang sebetulnya sudah dia ketahui. Pembingkaian
membantu dia mengurangi kebingungan dan
menghindarkan dia dari kewalahan yang disebabkan ketidakpastian,
ketidakteraturan lingkungannya. Beragam
kesan menumpuk dan campur baur juga macam-macam pengalaman menjadi suatu
pemandangan yang dapat dia pahami. Renungan membawa harapan dan dia dapat
memperoleh berbagai pilihan, tindakan apa yang akan diambil. Dia menemukan
kembali suatu kebenaran : Merenung
adalah suatu disiplin spiritual, seperti meditasi atau do’a. Jalan menuju
keyakinan hati, dia tahu jalan dihadapannya masih panjang dan sulit tidak ada
jaminan bahwa akan berhasil. Tetapi dia lebih percaya diri dan berenergi. Dia
mulai punya impian yang tidak pernah ada dan berkata “Mengapa tidak?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar