BUKU “THE
WORLD IS FLAT” KARYA THOMAS L. FRIEDMAN
BAB SATU : KETIKA DUNIA TERDIAM
Buku The World Is Flat,
merupakan catatan perjalanan jusnalistik Thomas L. Frieman ke beberapa negara
di Asia dan Eropa. Dalam perjalanannya ke perusahaan Infosys di India, Thomas
L. Friedman dikejutkan oleh perubahan global yang menurutnya luar biasa. Sesuai
dengan yang dilihatnya di India, ia berpendapat bahwa dunia begitu kecil karena
telah terhubung dengan teknologi serat fiber dan internet yang memungkinkan
komunikasi global dapat terjadi secara cepat dan murah. Persaingan dalam dunia
global telah mengalami sebuah perubahan yang fundamental, lapangan permainan
ekonomi dunia telah berkembang dengan pesat dengan pmeningkatan yang
singnifikan. Apa yang disebut para ekonom tentang barierrs to entry telah musnah.
Dan sekarang ini setiap
individu atau perusahaan-perusahaan, negara-negara asing bisa berkolaborasi
atau pun berkompetisi secara global. Saat ini, menurut Friedman, telah terjadi
globalisasi gelombang ketiga (Globalization 3.0). Globalisasi gelombang pertama
(Globalization 1.0) terjadi mulai tahun 1492, ketika Columbus memulai
pelayarannya keliling dunia, hingga tahun 1800. Pada masa ini, negara maupun pemerintah yang biasanya dipicu oleh agama,
imperialisme atau gabungan keduanya mendobrak dinding dan menjalin dunia
menjadi satu hingga terjadi penyatuan global.
Globalisasi kedua berlangsung dari
sekitar tahun 1800 hingga 2000 dengan diselingi oleh Masa Depresi Besar dan
Perang Dunia I dan II. Pelaku utama dalam proses penyatuan global ini adalah
perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan ini mendunia demi pasar dan
tenaga kerja yang dipelopori oleh Revolusi Industri. Proses penyatuan global
dimotori dengan jatuhnya biaya transportasi berkat mesin uap dan kereta api
serta jatuhnya biaya telekomunikasi berkat telegraf, telepon, PC, WWW, satelit
dan serat optik. Kekuatan di balik globalisasi masa ini adalah terobosan di
bidang perangkat keras berawal dari kapal uap dan kereta api hingga telepon dan
komputer.
Globalisasi ketiga dimulai sekitar
tahun 2000. Motor penggerak Globalisasi 3 adalah kekuatan baru yang ditemukan
untuk bekerja sama dan bersaing secara individual dalam kancah global. Proses
penyatuan global masa ini memungkinkan, memberdayakan, dan melibatkan individu
serta kelompok kecil untuk dengan mudah dan mulus menjadi global dengan
sebutan ‘tatanan dunia datar’ (flat-world platform). Tatanan dunia datar
adalah konvergensi (penyatuan) antara komputer pribadi yang memungkinkan setiap
individu dalam waktu singkat menjadi penulis materi mereka sendiri secara
digital, serat optik yang memungkinkan mereka untuk mengakses lebih banyak
materi di seluruh dunia dengan murah juga secara digital, serta work flow
software (perangkat lunak alur kerja).
Ketika kita tidak sadar, terjadi
gerakan globalisasi yang terus-menerus berkembang. Globalisasi yang diartikan
sebagai dunia tanpa tapal batas (borderless world) semakin menjadi
nyata. Apapun dapat diselesaikan di tempat yang jauh di luar batas negaranya.
Friedman menemukan laporan pajak perusahaan Amerika dapat diselesaikan oleh
orang India di kantornya di Bangalore. Di Dalian, China, orang-orang China
menjadi pekerja layanan informasi berbahasa Jepang. Di Colorado, perusahaan
penerbangan Jet Blue pekerjaan layanan informasinya dikerjakan oleh ibu-ibu
rumah tangga. Di Maryland, pemesanan drive-through Mc Donald’s dilayani
oleh pusat layanan informasi yang berada di Colorado. Berdasarkan riset
Forrester Research Inc. diproyeksikan sampai tahun 2015 lebih dari 3 juta
layanan dan pekerjaan profesional akan lari ke luar negeri. Contoh itu semua
adalah kekuatan dari outsourcing. Perusahaan maupun individu
dimungkinkan untuk meng-outsource pekerjaan mereka ke manapun.
Globalisasi ini
ditengarai dengan penjelajahan dan penguasaan negara-negara di dunia, serta
munculnya negara bangsa. Gelombang kedua globalisasi (Globalization 2.0)
diperankan secara dramatis oleh perusahaan multinasional yang melakukan
integrasi-integrasi bisnis secara global. Gelombang kedua ini terjadi pada 1800,
ditandai dengan Revolusi Industri hingga tahun2000. Kini dalam globalisasi
gelombang ketiga, kekuatan dinamisnya ialah individu-individu yang secara kasat
mata telah mengglobal.
Selain outsource, media
telekomunikasi juga membuat globalisasi merajalela. Di Irak pesawat tak berawak
dapat dimonitor dan dikendalikan secara langsung dari Pentagon plus dengan
komando-komandonya. Bahkan Amy M. Wilkinson, seorang staf Gedung Putih,
menceritakan bahwa Amerika dan Oman baru saja menyelesaikan perundingan tentang
perjanjian perdagangan bebas menghapuskan tarif dan hambatan perdagangan antara
kedua negara melalui konferensi lewat video (videoconference) dengan
Maqbool bin Ali Sultan, Menteri Perdagangan dan Industri Oman, yang tetap di
Muscat ibukota Oman.
Globalisasi
tidak lagi didorong oleh mesin, hardware, tetapi oleh software dan jaringan
serat optik yang menghubungkan semua manusia di dunia ini.
Jika dua gelombang
globalisasi sebelumnya didominasi oleh orang-orang Eropa dan Amerika, kini
globalisasi melibatkan seluruh umat manusia dari bangsa, negara, dan ras
manapun. Secara khusus, Friedman mencermati fenomena ekonomi yang luar biasa.
Yakni proses outsourcing perusahaan-perusahaan dan jasa-jasa ekonomi Amerika beserta pekerjaan-pekerjaan
teknologi informasinya ke India dan China.
Saat ini
telah terjadi perubahan mendasar pada prosessupply chain secara global. Kebutuhan
akan pasokan sumber daya (resources) dalam mencapai keunggulan kompetitif bisa didapatkan dari segala penjuru
dunia. Secara lebih jelas, Friedman menjelaskan 10 kekuatan yang telah merubah
wajah global menjadi datar. Pertama, runtuhnya tembok Berlin di Jerman pada 9 November 1989 yang menandai
robohnya sekat-sekat ideologi global.
Kedua,
peristiwa go public dari Netscape (era internet). Ketiga, software aliran kerja
global, keempat, open sourcing dan outsourcing sebagai kekuatan
kelima. Sedangkan kekuatan keenam ialah operasi global (offshoring ).
Ketujuh, global supply chain Kekuatan kedelapan, berupa
insourcing ( global logistic). Kesembilan, informing (masyarakat
yang tercerahkan dengan informasi). Dan,
kesepuluh, steroids (berupa faktor digital, mobile, visual, and
personal ) yang mempercepat terjadinya duniayang datar, sebuah dunia yang saling
terhubungkan (interconnected).
BAB DUA : SEPULUH KEKUATAN YANG MENGUASAI DUNIA
1.
Runtuhnya Tembok Berlin, 9 November 1989
Runtuhnya
tembok Berlin pada 9 Nopember 1989 adalah tonggak mulainya demokratisasi dan
tumbuhnya kreatifitas. Tidak hanya menjadi titik tolak sejarah bersatunya
jerman timur dan barat, pengaruhnya runtuhnya tembok Berlin bahkan sampai ke
India. Menteri Keungan India pada saat itu yaitu Mannohan Singh mengambil
inisiatif mulai membuka pintu ekonomi pada tahun 1991, melepaskan manajemen
gaya sosialis yang hampir saja membangkrutkan India, meningkatkan cadangan
devisa yang sebelumnya hanya $1 juta menjadi $118 miliar, dan meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi dari hanya 3% menjadi lebih dari 7%. Di Eropa sendiri
runtuhnya tembok berlin juga membuka jalan terbentuknya Uni Eropa, ekspansi 15
negara menjadi 25 negara, dan munculnya mata uang bersama bernama Euro.
Runtuhnya
Tembok Berlin juga mempengaruhi kekuasaan di seluruh dunia ke arah pemerintahan
yang demokratis, berlandaskan konsensus dan berorientasi pasar bebas, serta
meninggalkan dukungan terhadap pemerintahan otoriter yang menerapkan
perekonomian terkendali secara terpusat. Enam bulan setelah runtuhnya tembok
berlin, Microsoft Windows 3.0 muncul dengan fitur yang lebih mudah digunakan.
Meskipun tentu saja Bill Gates harus mengucapkan terima kasih kepada para
pesaingnya yaitu Steve Jobs yang lebih dulu mempelopori komputer rumah bernama
Apple II tahun 1977, juga IBM yang membuka standar Personal Computer (PC)
sehingga bisa dikembangkan oleh siapapun di dunia seperti sekarang ini.
Beberapa
kreatifitas lain yang luput dicatat oleh Friedman adalah di tahun yang sama
Linus Torvald membangun kernel Linux generasi pertama, yang tidak diduga oleh
pembuatnya sendiri Linux menjadi sistem operasi modern dan saingan terbesar
Microsoft di era kini. Runtuhnya Tembok Berlin tidak hanya mendatarkan pilihan
ke arah kapitalisme pasar bebas dan membebaskan energi yang terkungkung bagi
jutaan orang di berbagai tempat seperti Brazil, India, China dan negara-negara
bekas Soviet. Kejadian itu juga memungkinkan kita berpikir tentang dunia dengan
cara yang berbeda yaitu melihatnya lebih sebagai sesuatu yang utuh tanpa sekat.
Pasca
runtuhnya tembok berlin, arah dunia menjadi terfokus pada advokasi demokrasi,
konsensus, pemerintah yang orientasi kepada pasar bebas jauh dari sistem
otoriter dan ekonomi yang terpusat. Dampaknya pada dunia bisnis, terjadinya
liberalisasi perdagangan dan persaingan yang berdasarkan pada mekanisme pasar.
Peranan pemerintah Indonesia yang dulu sangat besar untuk menghantarkan sukses
sebuah perusahaan, kini digeser kearah kesuksesan menaklukkan pasar bebas, yang
berarti pemenuhan demand daricustomer melalui produk dan layanan yang
berkualitas tinggi.
2.
Peristiwa Go Public Perusahaan Netscape, 9
Agustus 1995
World Wide Web (WWW) atau kemudian disebut Web mengubah
Internet menjadi dunia maya ajaib. Dengan Web orang bisa menempatkan karya
digitalnya untuk diakses siapapun, memanggil dokumen yang tersimpan di server
dan menayangkannya di layar komputer dengan cara yang sangat mudah. Tim
Berners-Lee sang pencipta WWW telah ikut serta dalam proses mendatarkan dunia.
Dalam thesis Ph.Dnya Tim Berners-Lee meneruskan pekerjaan Vint Cerf dan Bob
Kahn yang lebih dulu mengembangkan Internet. Web adalah ruang informasi maya,
kalau di Internet banyak komputer, maka di Web ada banyak dokumen, suara,
video, dan berbagai informasi lain.
Apa yang dipikirkan Tim Berners-Lee tentu tidak akan menjadi
booming tanpa peran Jim Clark dan Marc Andreessen yang membuat browser bernama
Mosaic dan kemudian berubah menjadi Netscape. Go public-nya Netscape di jaman
kepemimpinan Jim Barksdale sebagai CEO tahun 1994 membuka lembaran baru adanya
gelembung (bubble) yang menarik banyak modal baru ke dalam bisnis Internet. Netscape tidak hanya menghidupkan internet, tetapi
juga mudah diakses siapapun. Semakin internet hidup, semakin beragam orang
ingin melakukan banyak hal di web. Jadi semakin besar pula permintaan
komputer, perangkat lunak, dan jaringan telekomunikasi yang dapat dengan mudah
mengubah kata, musik, data, dan gambar menjadi digital dan membawanya melalui
internet ke komputer siapapun.
Global Crossing termasuk perusahaan yang kecipratan
gelembung, karena mendapat kepercayaan dan investasi dari hampir seluruh
perusahaan telekomunikasi untuk memasang jaringan kabel serat optik di seluruh
dunia. Netscape dan Global Crossing tidak ikut serta dalam bisnis dotcom, tapi
mereka justru pioner yang menyuburkan bisnis dotcom (termasuk eBay, Amazon dan
Google). Kenyataan sejarah berkata lain, akhirnya Global Crossing bangkrut
dengan hutang $12,4 miliar karena terlalu banyak jaringan serat optik yang
dibangun padahal kebutuhan traffic bisnis tidak sebesar itu. Netscape juga
harus gulung tikar dibeli oleh AOL. Bill Gates mengibaratkan fenomena ini
dengan bisnis Internet itu seperti bisnis emas, kadang lebih banyak uang
dihasilkan dari penjualan Levis, cangkul, sekop, dan kamar hotel kepada para
penambang daripada yang didapat dari menambang emas itu sendiri.
Peristiwa tersebut merupakan tonggak revolusi dalam jaringan
antar komputer. Ini merupakan era di mana peran internet yang menghubungkan
komputer (PC) diseluruh dunia menjadi nyata. Netscape menyediakan software
untuk surfing kedunia maya, sekaligus menjadikan internet sebuah
kenyataan dan mudah diakses oleh siapapun.Internet pun menjadi booming. Di
Indonesia hal ini memunculkan era digitalisasi informasi. Dokumen-dokumen,
data, pesan, buku, musik dirubah menjadi data digital agar dapat dipertukarkan
melalui internet. Dunia usaha yang dahulu menggunakan pengiriman data dan
informasi secara manual, kini dihadapkan pada kecepatan yang hampir tanpa batas
untuk bertukar informasi. Siapa yang mampu menguasai, akan memenangkan
persaingan.
Maka, tidak salah kalau majalah Times edisi 14 Juni 1999
menempatkan Tim Berners-Lee sebagai salah satu dari 100 orang yang paling
berpengaruh di abad ke-20. Tim Berners-Lee berjuang untuk tetap membuat WWW
terbuka, tanpa hak milik dan gratis. Dia juga yang mempopulerkan kode hypertext
yang mudah dipelajari (HTML), merancang skema pemberian alamat (URL), mendesain
aturan-aturan di Web yang kemudian menjadi HTTP (Hyper Text Transfer Protocol).
3.
Reformasi Alur Kerja dan
Perangkat Lunaknya
Pengaruh era
konektifitas dengan adanya Internet dan Web membuka kemungkinan perubahan alur
kerja secara signifikan. Scott Hyten adalah CEO Wild Brain, perusahaan animasi
besar di San Fransisco yang telah membuat film dan kartun untuk Disney. Scott
menceritakan bagaimana dia memproduksi sebuah film dengan alur kerja dunia
datar. Unit rekaman berlokasi di dekat para artis, biasanya di New York atau
LA. Desain dan penyutradaraan dilakukan di San Fransico. Para penulis mengirim
naskahnya dari masing-masing rumah mereka (Florida, London, New York, Chicago
dan LA). Animasi tokoh-tokohnya dilakukan di Bangalore dan editing dilakukan di
San Fransico. Alur alam kerjanya disebut Scott dengan gaya “sepakbola” yang
sangat efisien, sehingga 8 tim di Bangalore bisa bekerja secara paralel dengan
8 penulis, meskipun harus melibatkan 50 artis dalam produksinya.
Kebangkitan
dan integrasi perangkat lunak alur kerja adalah revolusi sunyi yang tidak
disadari kebanyakan orang. Hal ini memungkinkan lebih banyak orang di lebih
banyak tempat merancang, mempertunjukkan, mengelola, dan bekerja sama menangani
data bisnis yang sebelumnya dilakukan secara manual. Akibatnya, pekerjaan mulai
mengalir jauh lebih cepat, baik di dalam maupun antar perusahaan, bahkan benua.
Faktor ini merupakan fenomena kemunculan software-software
aplikasi yang memungkinkan sebuah kerja yang dikerjakan bersama oleh
orang-orang di berbagai belahan dunia melalui internet. Internet tidak lagi
hanya digunakan untuk mengirim e-mail, browsing, mendengarkan musik, dan
mengirim gambar saja. Tetapi lebih jauh digunakan secara produktif, untuk membentuk sesuatu, menciptakan, menjual dan
membeli sesuatu, tracking inventory dari seluruh penjuru dunia.
Konsekuensinya, intrenet menjadi key enabler dalam
bisnis. Secara kasat mata, integrasi platform dengan internet ini kemudian
memicu munculnya bisnisdotcom, e-commerce dan praktek-praktek bisnis yang memakai
internet sebagai alat utama. Misalnya, untuk kepentingan marketing, transaksi,
dan procurement (pengadaan barang dan jasa). Di Indonesia sendiri bisnis
dotcom kemudian juga bermunculan, meski tidak terlalu populer seperti di
Amerika. Namun dunia bisnis sudah melirik peluang usaha yang kian terbuka
dengan adanya internet.
Semua pekerjaan diatas dapat terlaksana karena adanya
perangkat lunak alur kerja yang baik. Diatas jaringan serat optik kecepatan
tinggi, dukungan teknologi Internet dan protokolnya, dari HTTP, SMTP, POP,
SNMP, HTML, XML, SOAP, AJAX, dan juga kemudahan pembayaran elektronik dengan
payment gateway semacam PayPal, perusahaan semacam SalesForce.Com menawarkan
solusi dan perangkat lunak alur kerja yang bisa memecahkan masalah dan memberi
solusi efektif bisnis anda.
4.
Perangkat Lunak Karya Komunitas (shareware dan blogging)
Semakin banyak orang tergila-gila
menawarkan berita dan opini mereka di web, jalur surat kabar sebagai
perantara terpotong. Kini mereka bisa menulis ensiklopedia mereka sendiri lalu
meng-upload-nya ke dunia dan memotong ensiklopedia tradisional.
Organisasi-organisasi, perusahaan-perusahaan dan personal
dari seluruh penjuru dunia dapat berkolaborasi dan sharing untuk
berbagai tujuan, Bisnis, ilmu pengetahuan, teknologi, kepentingan politik dan
sebagainya. Hal ini dimungkinkan adanya software-software yang bisa diunduh
(down load ) oleh siapa pun secara gratis diinternet. PC di kantor atau di
rumah bisa terhubung dengan web site-web site pada World Wide Web.
Dampaknya, bisnis menjadi semakin dinamis. Kerja tidak harus
dilakukan dikantor atau di ruangan yang luas. Tapi bisa dikerjakan melalui PC
atau laptopdimana pun, dari mana pun dan kapan pun asalkan semua terhubung
melaluiinternet.
Bisnis menjadi semakin efisien dan efektif, karena
biaya-biaya tempat,transportasi dan komunikasi dapat ditekan seminimal mungkin
melalui kolaborasikerja di internet. Kantor-kantor berbentuk fisik, kini
berubah menjadi virtual office di dunia maya yang dapat diakses dari
sebuah komputer yang telahterkoneksi dengan internet. Mereka bisa menawarkan
lagu, video, puisi dan komentar mereka sendiri ke seluruh dunia dan memotong
toko musik dan provider tradisional. Sementara penggila buku dapat menulis
resensinya dan menjadi komentator buku di Amazon.com yang akan menggeser The
New York Review of Books dan The New York Times Book Review.
5.
Outsourcing.
Pada akhir 1990-an krisis Y2K muncul akibat dari komputer yang dilengkapi
dengan jam internal ketika dibuat. Dengan adanya ancaman Y2K, Amerika dan India
pun mulai melakukan perjanjian. Hubungan ini menjadi kekuatan pendatar yang
besar karena hubungan itu menunjukkan kepada dunia bisnis bahwa kombinasi PC,
internet, dan kabel serat optik sudah menciptakan kemungkinan kolaborasi bentuk
baru serta penciptaan nilai horisontal: outsourcing.
Era internet dan digital memungkinkan sebagian pekerjaan
dari kita atau perusahaan kita untuk dikerjakan oleh orang lain
atau perusahaan lain dari seluruh dunia. Contohnya seperti
perusahaan-perusahaan akuntan India yang mengerjakan 400 ribu pajak penghasilan
warga Amerika. Atau pemindahan call center perusahaan-perusahan
Amerika dan Eropa ke India. Haltersebut demi efisiensi biaya. Menjalankan
sebagian fungsi-fungsi perusahaan dengan biaya yang lebih rendah. Setiap layanan, call center,
operasi pendukung bisnis atau pengetahuan, yang dapat diubah ke dalam bentuk
digital bisa dilimpahkan secara global kepada pemberi layanan paling
murah, pandai, dan efisien.
Dan dunia yang telah terkoneksi memungkinkanitu terjadi.Dunia
bisnis di Indonesia pun semakin mengalami persaingan dalam
hal biayaketika bersaing dengan perusahaan-persahaan transnasional dari Amerika
danEropa. Sementara karena keberadaan infrastruktur yang kurang bagus,
dankendala bahasa serta rendahnya kualitas SDM, sedikit yang melirik
Indonesiauntuk dijadikan tujuan outsourcing. India, Singapura dan Malaysia
lebih menjaditujuan. Perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak banyak merasakan
limpahan pekerjaan-pekerjaan itu.
6.
Offshoring.
Banyak sekali perusahaan Amerika dan Eropa yang memindahkan
operasi globalnya ke Cina. Tentu saja
dengan alasan upah tenaga kerja yang lebih rendah, pajak rendah, infrastruktur
yang bagus dan aturan-aturan investasi yang menarik. Dari Cina ini kemudian,
produk barang dan jasa dikirimkan ke seluruh penjuru dunia termasuk ke Amerika
dan Eropa sendiri.Maka, barang-baranag mulai tekstil, elektronik, furnitur,
kaca mata, sepeda, serta otomotif dari Cina yang amat murah dan berkualitas
tinggi menyerbu pasar dunia.
Tanpa disadari industri dalam negeri Indonesia morat-marit
terkena imbas membanjirnya barang produksi Cina yang tidak bisa disaingi oleh
industri domestik. Perusahaan-perusahaan berguguran, karena digempur
barang-barang murah tersebut. Mereka yang ingin bertahan harus berupaya
mati-matian menekan biaya untuk bisa bersaing dengan produk-produk Cina. Semenjak
China bergabung dengan WTO, mereka maupun negara-negara lain harus semakin
cepat berlari.
Hal ini karena bergabungnya China ke
WTO mendorong satu bentuk kolaborasi lain yaitu offshoring. Offshoring
adalah bila suatu perusahaan mengambil salah satu pabriknya yang beroperasi
di Canton, Ohio dan memindahkan seluruh pabrik ke luar negeri, Canton, China.
Di luar negeri ini, pabrik itu memproduksi produk yang persis sama dan
dengan cara yang juga sama, hanya saja dengan upah lebih murah, pajak lebih
rendah, energi tersubsidi, biaya pengobatan lebih rendah.
Banyak sekali perusahaan Amerika dan Eropa yangmemindahkan
operasi globalnya ke Cina. Tentu saja dengan alasan upah tenagakerja yang lebih
rendah, pajak rendah, infrastruktur yang bagus dan aturan-aturaninvestasi yang
menarik. Dari Cina ini kemudian, produk barang dan jasadikirimkan ke seluruh
penjuru dunia termasuk ke Amerika dan Eropa sendiri. Maka, barang-baranag mulai
tekstil, elektronik, furnitur, kaca mata, sepeda, serta otomotif dari Cina yang
amat murah dan berkualitas tinggi menyerbu pasar dunia.Tanpa disadari industri
dalam negeri Indonesia morat-marit terkena imbasmembanjirnya barang produksi
Cina yang tidak bisa disaingi oleh industridomestik.
Perusahaan-perusahaan berguguran, karena digempur
barang-barang murah tersebut. Mereka yang ingin bertahan harus berupaya
mati-matian menekan biaya untuk bisa bersaing dengan produk-produk Cina. Sehingga
pemerintah dan kalangan industri di Indonesia perlu merevisi berbagai kebijakan
dan cara bisnis agar dapat bersaingan secara global. Atau setidaknya ikut
menjadi tujuan offshoring global untuk menggerakkan ekonomi nasional.
7.
Supply-Chaining.
Internet sekali lagi menjadi platform yangmemungkinkan kolaborasi
secara horisontal antara berbagai pihak. Dalam supplychain, terjadi kolaborasi
horisontal antara suplier, produsen, retailer, dankonsumen untuk menciptakan
value. Proses produksi dan distribusi barang dan jasa mengalami perubahan
drastis, dengan adanya saling keterhubungan tersebut.
Dan semua pihak mendapatkan keuntungan. Integrasi suplier,
produsen, retailer dan konsumen menjadikan produk barang dan jasa semakin
murah namun tetap berkualitas tinggi. Perusahaan-perusahaan yangtidak melakukan
manajemen supply chain secara baik, akan banyak ditinggalkanoleh konsumen
maupun supliernya. Karena bargaining position berbagai pihak tersebut
menjadi sama, dan semua menginginkan yang terbaik (highest value). Sehingga
perbaikan rantai nilai value chain)
menjadi faktor penentu sukses usaha.
Rantai pemasok adalah cara berkolaborasi secara horisontal antara pemasok,
pengecer, dan konsumen dalam menciptakan nilai. Rantai pemasok di satu sisi
dimungkinkan oleh pendataran dunia, di sisi lain juga menjadi pendatar dunia
yang berpengaruh. Semakin banyak rantai pemasok ini tumbuh, semakin besar pula
tekanan untuk adanya keseragaman standard antar perusahaan, sehingga setiap
mata rantai bersesuaian dengan mata rantai berikutnya. Semakin banyak terjadi
gesekan di titik singgung yang diluruskan, semakin banyak pula efisiensi
perusahaan itu diadopsi perusahaan lain, dan semakin besar juga dukungan untuk
kolaborasi global.
Tantangan terbesar adalah menyesuaikan persediaan yang mudah terganggu
dengan permintaan yang sulit ditebak. Solusinya adalah mengganti inventarisasi
dengan informasi. Semakin cepat informasi didapat dari toko perihal apa yang
dibeli konsumen – produk, model, warna – semakin cepat pula informasi bisa
disampaikan ke produsen dan perancang, sehingga semakin cepat pula mereka bisa
mengirimkannya kembali lewat rantai pemasok. Teknologi informasi maju juga
memberikan “visibilitas” tentang posisi produk saat itu dalam rantai pemasok.
8.
Insourcing
(Global Logistics).
Interkoneksi dunia memungkinkanterjadinya global logistik.
Artinya, perusahaan di mana pun di seluruh penjurudunia bisa mendapatkan sumber
daya apa pun dan dari mana pun dengan biayayang murah. Bantuan perusahaan
delivery seperti FedEx dan UPS yang beroperasi secara global dan didukung
oleh teknologi informasi, memungkinkanglobal logistik terjadi. Misalnya, sebuah
perusahaan komputer di Cina bisamendapatkan pasokan microchip processor
dari Amerika dengan mudah danmurah. Akibatnya, keunggulan komparatif sebuah
negara menjadi tidak ada artinya.Karena perusahaan mana pun bisa membuat,
menjual dan mendapatkan bahan baku dari mana pun di seluruh penjuru dunia
secara efisien. Keunggulankompetitif (fix cost yang rendah) menjadi
senjata untuk bersaing di era globalseperti saat ini.
Hanya sedikit perusahaan yang mampu mengembangkan dan menangani rantai
pemasok global yang kompleks. Kenyataan inilah yang melahirkan insourcing.
Insourcing muncul karena saat dunia menjadi datar, yang kecil bisa
bertindak besar. Setelah melihatnya, mereka menyadari bahwa banyak tempat bisa
untuk menjual barang, memproduksi barang, atau membeli bahan baku dengan
lebih efisien. Namun, banyak di antara mereka yang belum tahu bagaimana
melakukan semua itu atau tidak mampu mengelola sendiri rantai pemasok global
yang komppleks.
Banyak perusahaan besar tidak mau menangani kompleksitas ini. mereka
menganggap hal itu bukan bagian dari kompetensi mereka. Kolaborasi ini
dimungkinkan oleh dunia datar dan sekaligus semakin mendatarkan dunia. Friedman
memakai istilah insourcing karena para insinyur perusahaan pengiriman
paket masuk ke dalam perusahaan dengan tugas menganalisis proses manufaktur,
pengepakan, dan pengiriman, kemudian merancang, merancang ulang, dan mengelola
rantai pemasok global bagi perusahaan itu.
9.
In-Forming
Informing adalah analogi
pribadi perorangan untuk uploading, outsourcing, insourcing,
supply-chaining, dan offshoring. Informing adalah kemampuan
untuk membangun dan menggunakan rantai pemasok pribadi rantai pemasok
informasi, pengetahuan dan hiburan. Keberadaan mesin-mesin pencari ( search engine) semacam,
Google, MSN, Yahoo!, membuat masyarakat dunia semakintercerahkan dengan
berbagai macam informasi. Melalui internet, konsumen, produsen, suplier
menjadi semakin terdidik karena bisa mengakses informasi apa pun via
internet. Harga barang, aturan-aturan pajak, hukum, keadaan sosial
politik dan ekonomi dari negara-negara di seluruh penjuru dunia tersaji
secara lengkapdan bisa diakses oleh individu, kelompok masyarakat, organisasi
dan perusahaan- perusahaan.
Informing adalah
kolaborasi diri menjadi peneliti, editor, dan penikmat hiburan swakarsa dan
swadaya tanpa harus pergi ke perustakaan, bioskop, atau melalui jaringan
televisi. Semakin mudah dan akurat pencarian, semakin global pula basis
penggunanya dan semakin besar kekuatan pendatarannya. Karena orang mencari
hal-hal yang semakin tidak nyata, orang juga menuliskan semakin banyak hal yang
tidak nyata, yang semakin mendorong efek pendataran informing.
Informing memungkinkan, tiap individu terintergrasi dalam
proses supply chain informasi, pengetahuan dan hiburan. Individu dan komunitas
masyarakat menjadi well-informed . Sulit sekarang untuk membohongi,
bersikap tidak jujur atau berlaku tidak transparan. Semua informasi dan
pengetahuan bisa dicari melaluiinternet.Maka dalam dunia bisnis, perusahaan
tidak lagi bisa mendominasi suplier dankonsumennya. Informasi-informasi yang
semula hanya dikuasai oleh para pengusaha, kini bisa diakses oleh siapa
pun dan dimana pun. Tak ada cara lainuntuk sukses dalam bisnis ini selain
berkolaborasi baik dengan pemasok maupunkonsumennya.
10. The Steroids. Digital, Mobile, Personal, and Virtual
Teknologi steroid atau komunikasi nirkabel memperkuat dan mempercepat semua
pendatar lain. Teknologi ini mengambil semua bentuk kolaborasi yang disorot
dalam bagian outsourcing, offshoring,
uploading, supply-chaining, insourcing, informing. Selain itu, teknologi
ini juga memungkinkan kita melakukan semua itu dengan cara digital, bergerak,
visual dan personal. Nirkabel memungkinkan semua ini terjadi karena (i) berkaitan
dengan computing; (ii) melibatkan file sharing; (iii) melibatkan voice
over Internet protocol service (VoIP); (iv) videoconferencing; (v)
melibatkan kemajuan dalam komputer grafis.
Faktor perkembangan teknologi (digital, mobile,
personal dan virtual) ini seperti“steroid” yang memungkinkan faktor- faktor flattener
lain menjadi lebih dahsyat dan cepat perkembangannya. Outsourcing, offshoring,
open-sourcing, supply chaining, insourcing dan informing semakin
menguatkan peranannya melalui dukungan teknologi-teknologi tersebut. Maka
industri dan dunia bisnis, terutama dengan knowledge content yang
tinggi harus beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan teknologi tersebut.
Kini banyak praktek bisnis yang muncul menggunakan
perkembangan teknologi tersebut. Misalnya, mobile banking, internet banking,
sms banking, e- procurement, call centre, serta komunikasi 3G yang
mengantisipasi keperluan digital, mobile, personal dan virtual dari tiap
individu dan perusahaan-perusaan. Tanpa adaptasi tesebut, bisa dipastikan para
penyedia jasa dan produsen produk akan ketinggalan dan kalah dalam
kompetisi global.
BAB TIGA : KONFERGENSI KEMBAR TIGA
Trio Konvergensi yaitu pertama, sekitar tahun 2000, kesepuluh pendatar yang
telah dibicarakan dalam bab sebelum ini mulai menyatu dan saling mendukung
sehingga menciptakan lapangan permainan global baru yang semakin datar. Sejalan
dengan terbentuknya lapangan permainan ini, baik dunia usaha maupun perorangan
mulai mengambil kebiasaan, ketrampilan, dan proses yang baru untuk memanfaatkannya.
Semua bergeser dari cara penciptaan nilai yang umumnya vertikal menjadi
horisontal. Penyatuan lapangan permainan bisnis beserta cara-cara berlaku baru,
di dalamnya, merupakan konvergensi kedua yang selanjutnya ikut semakin
mendatarkan dunia. Akhirnya, ketika pendataran ini terjadi, sekelompok orang
baru dari China, India dan bekas Uni Soviet, yang beberapa miliar jumlahnya,
memasuki lapangan permainan. Berkat dunia datar yang baru beserta perangkatnya,
mereka semua dengan cepat bisa tancap-kerja (plug and play), bersaing,
terkoneksi, dan berkolaborasi dengan kita semua secara lebih langsung, murah,
serta kuat. Inilah konvergensi ketiga.
Konvergensi Pertama
Kesepuluh pendatar telah ada sejak tahun 1990-an. Meskipun demikian, semua
itu harus menyebar dan berakar, sebelum terkoneksi satu sama lain untuk bisa
mengubah dunia. Perusahaan menyadari bahwa ada cukup banyak PC di dunia; ada
cukup kapasitas akses data; ada daya tampung komputer yang cukup; ada cukup
konsumen yang terbiasa dengan internet; serta pengetahuan perangkat lunak milik
perusahaan tersebut. Itu semua memungkinkan perusahaan menciptakan sistem alur
kerja yang memberdayakan konsumen dalam men-download maupun mencetak
nota pemesanan sendiri di rumah semudah men-download e-mail.
Perusahaan dapat berkolaborasi dengan konsumen melalui cara yang baru.
Konvergensi Kedua
Kita memerlukan munculnya sejumlah besar kader manajer, inovator, konsultan
bisnis, sekolah bisnis, perancang, ahli Teknologi Informasi, CEO, dan pekerja
yang mengembangkan serta terbiasa dengan berbagai kolaborasi horisontal. Mereka
hendaknya juga mampu dan terbiasa dengan proses penciptaan nilai serta prilaku
yang dapat memanfaatkan lapangan permainan baru yang lebih datar. Singkat kata,
konvergensi dari sepuluh pendatar memicu konvergensi seperangkat ketrampilan
dan praktik bisnis yang akan mengambil manfaat dari dunia yang datar. Setelah
itu kedua konvergensi akan saling mendukung.
Konvergensi Ketiga
Ketika sistem politik dan ekonomi
China, India, Rusia, Eropa Timur, Amerika Latin dan Asia Tengah semua dibuka
dalam dekade 1990-an sehingga rakyatnya semakin bebas mengikuti permainan pasar
bebas. Penduduk negara-negara tersebut akan berkonvergensi dengan lapangan
permainan dan proses baru ini tepat ketika lapangan didatarkan serta ketika
jutaan dari mereka bisa bersaing dan berkolaborasi secara lebih setara maupun
lebih horisontal dengan alat alur kerja yang lebih murah dan mudah didapat.
Bahkan, berkat mendatarnya
dunia, banyak di antara pemain baru ini tidak perlu meninggalkan kampung
halamannya untuk berpartisipasi. Berkat kesepuluh pendatar, lapangan permainan
mendatangi mereka.
Friedman mempercayai trio konvergensi
ini pemain baru, di lapangan permainan yang baru, mengembangkan proses dan
kebiasaan baru untuk kolaborasi horisontal merupakan kekuatan utama yang
membentuk politik dan ekonomi global di awal abad ke-21. Dengan memberi kepada
begitu banyak orang akses atas semua sarana untuk kolaborasi, disertai
kemampuan, serta melalui mesin pencari dan web untuk mengakses miliaran halaman
informasi mentah, memastikan generasi inovasi selanjutnya akan lahir dari semua
pelosok Planet Datar. Komunitas global sebesar ini dalam waktu singkat dapat
berpartisipasi dalam berbagai penemuan dan inovasi yang belum pernah terjadi di
bumi ini.
BAB EMPAT: THE GREAT SORTING OUT
Dalam bab ini Friedman menggambarkan apa yang ia percaya akan mengikuti
tiga konvergensi.
Konvergensi tiga kemungkinan akan menyebabkan beberapa kekacauan dan
kebingungan, keluar penyortiran besar akan mengkalibrasi ulang langit-langit, dinding, dan lantai
yang mendefinisikan kita. Friedman
menawarkan beberapa contoh dari masalah yang hasil dari konvergensi tiga yang
harus dinegosiasikan dalam pemilahan besar keluar, seperti ketika Perusahaan India memenangkan kontrak
untuk meng-upgrade departemen pengangguran negara bagian Indiana karena mampu menempatkan tawaran 8,1 juta
dolar lebih rendah yang pesaingnya. Beberapa pertanyaan yang muncul adalah:
apaharus menjadi hubungan antara perusahaan dan masyarakat di mana mereka
beroperasi,? bagaimana kita menavigasi banyak identitas kita sebagai konsumen,
karyawan, warga negara, pembayar pajak, dan pemegang saham; yang memiliki? apa,
khususnya dalam hal kekayaan intelektual?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar