Kamis, 30 Mei 2013

THE WORLD IS FLAT

BUKU “THE WORLD IS FLAT” KARYA THOMAS L. FRIEDMAN

BAB SATU : KETIKA DUNIA TERDIAM
Buku The World Is Flat, merupakan catatan perjalanan jusnalistik Thomas L. Frieman ke beberapa negara di Asia dan Eropa. Dalam perjalanannya ke perusahaan Infosys di India, Thomas L. Friedman dikejutkan oleh perubahan global yang menurutnya luar biasa. Sesuai dengan yang dilihatnya di India, ia berpendapat bahwa dunia begitu kecil karena telah terhubung dengan teknologi serat fiber dan internet yang memungkinkan komunikasi global dapat terjadi secara cepat dan murah. Persaingan dalam dunia global telah mengalami sebuah perubahan yang fundamental, lapangan permainan ekonomi dunia telah berkembang dengan pesat dengan pmeningkatan yang singnifikan. Apa yang disebut para ekonom tentang barierrs to entry telah musnah.
Dan sekarang ini setiap individu atau perusahaan-perusahaan, negara-negara asing bisa berkolaborasi atau pun berkompetisi secara global. Saat ini, menurut Friedman, telah terjadi globalisasi gelombang ketiga (Globalization 3.0). Globalisasi gelombang pertama (Globalization 1.0) terjadi mulai tahun 1492, ketika Columbus memulai pelayarannya keliling dunia, hingga tahun 1800. Pada masa ini, negara maupun pemerintah yang biasanya dipicu oleh agama, imperialisme atau gabungan keduanya mendobrak dinding dan menjalin dunia menjadi satu hingga terjadi penyatuan global.
Globalisasi kedua berlangsung dari sekitar tahun 1800 hingga 2000 dengan diselingi oleh Masa Depresi Besar dan Perang Dunia I dan II. Pelaku utama dalam proses penyatuan global ini adalah perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan ini mendunia demi pasar dan tenaga kerja yang dipelopori oleh Revolusi Industri. Proses penyatuan global dimotori dengan jatuhnya biaya transportasi berkat mesin uap dan kereta api serta jatuhnya biaya telekomunikasi berkat telegraf, telepon, PC, WWW, satelit dan serat optik. Kekuatan di balik globalisasi masa ini adalah terobosan di bidang perangkat keras berawal dari kapal uap dan kereta api hingga telepon dan komputer.
Globalisasi ketiga dimulai sekitar tahun 2000. Motor penggerak Globalisasi 3 adalah kekuatan baru yang ditemukan untuk bekerja sama dan bersaing secara individual dalam kancah global. Proses penyatuan global masa ini memungkinkan, memberdayakan, dan melibatkan individu serta kelompok kecil untuk dengan mudah  dan mulus menjadi global dengan sebutan ‘tatanan dunia datar’ (flat-world platform). Tatanan dunia datar adalah konvergensi (penyatuan) antara komputer pribadi yang memungkinkan setiap individu dalam waktu singkat menjadi penulis materi mereka sendiri secara digital, serat optik yang memungkinkan mereka untuk mengakses lebih banyak materi di seluruh dunia dengan murah juga secara digital, serta work flow software (perangkat lunak alur kerja).
Ketika kita tidak sadar, terjadi gerakan globalisasi yang terus-menerus berkembang. Globalisasi yang diartikan sebagai dunia tanpa tapal batas (borderless world) semakin menjadi nyata. Apapun dapat diselesaikan di tempat yang jauh di luar batas negaranya. Friedman menemukan laporan pajak perusahaan Amerika dapat diselesaikan oleh orang India di kantornya di Bangalore. Di Dalian, China, orang-orang China menjadi pekerja layanan informasi berbahasa Jepang. Di Colorado, perusahaan penerbangan Jet Blue pekerjaan layanan informasinya dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga. Di Maryland, pemesanan drive-through Mc Donald’s dilayani oleh pusat layanan informasi yang berada di Colorado. Berdasarkan riset Forrester Research Inc. diproyeksikan sampai tahun 2015 lebih dari 3 juta layanan dan pekerjaan profesional akan lari ke luar negeri. Contoh itu semua adalah kekuatan dari outsourcing. Perusahaan maupun individu dimungkinkan untuk meng-outsource pekerjaan mereka ke manapun.
Globalisasi ini ditengarai dengan penjelajahan dan penguasaan negara-negara di dunia, serta munculnya negara bangsa. Gelombang kedua globalisasi (Globalization 2.0) diperankan secara dramatis oleh perusahaan multinasional yang melakukan integrasi-integrasi bisnis secara global. Gelombang kedua ini terjadi pada 1800, ditandai dengan Revolusi Industri hingga tahun2000. Kini dalam globalisasi gelombang ketiga, kekuatan dinamisnya ialah individu-individu yang secara kasat mata telah mengglobal.
Selain outsource, media telekomunikasi juga membuat globalisasi merajalela. Di Irak pesawat tak berawak dapat dimonitor dan dikendalikan secara langsung dari Pentagon plus dengan komando-komandonya. Bahkan Amy M. Wilkinson, seorang staf Gedung Putih, menceritakan bahwa Amerika dan Oman baru saja menyelesaikan perundingan tentang perjanjian perdagangan bebas menghapuskan tarif dan hambatan perdagangan antara kedua negara melalui konferensi lewat video (videoconference) dengan Maqbool bin Ali Sultan, Menteri Perdagangan dan Industri Oman, yang tetap di Muscat ibukota Oman.
Globalisasi tidak lagi didorong oleh mesin, hardware, tetapi oleh software dan jaringan serat optik yang menghubungkan semua manusia di dunia ini. Jika dua gelombang globalisasi sebelumnya didominasi oleh orang-orang Eropa dan Amerika, kini globalisasi melibatkan seluruh umat manusia dari bangsa, negara, dan ras manapun. Secara khusus, Friedman mencermati fenomena ekonomi yang luar biasa. Yakni proses outsourcing perusahaan-perusahaan dan jasa-jasa ekonomi Amerika beserta pekerjaan-pekerjaan teknologi informasinya ke India dan China.
Saat ini telah terjadi perubahan mendasar pada prosessupply chain secara global. Kebutuhan akan pasokan sumber daya (resources) dalam mencapai keunggulan kompetitif bisa didapatkan dari segala penjuru dunia. Secara lebih jelas, Friedman menjelaskan 10 kekuatan yang telah merubah wajah global menjadi datar. Pertama, runtuhnya tembok Berlin di Jerman pada 9 November 1989 yang menandai robohnya sekat-sekat ideologi global.
Kedua, peristiwa go public dari Netscape (era internet). Ketiga, software aliran kerja global, keempat, open sourcing dan outsourcing sebagai kekuatan kelima. Sedangkan kekuatan keenam ialah operasi global (offshoring ). Ketujuh, global supply chain Kekuatan kedelapan, berupa insourcing ( global logistic). Kesembilan, informing (masyarakat yang tercerahkan dengan informasi). Dan, kesepuluh, steroids (berupa faktor digital, mobile, visual, and personal ) yang mempercepat terjadinya duniayang datar, sebuah dunia yang saling terhubungkan (interconnected).

BAB DUA : SEPULUH KEKUATAN YANG MENGUASAI DUNIA
1.        Runtuhnya Tembok Berlin, 9 November 1989
Runtuhnya tembok Berlin pada 9 Nopember 1989 adalah tonggak mulainya demokratisasi dan tumbuhnya kreatifitas. Tidak hanya menjadi titik tolak sejarah bersatunya jerman timur dan barat, pengaruhnya runtuhnya tembok Berlin bahkan sampai ke India. Menteri Keungan India pada saat itu yaitu Mannohan Singh mengambil inisiatif mulai membuka pintu ekonomi pada tahun 1991, melepaskan manajemen gaya sosialis yang hampir saja membangkrutkan India, meningkatkan cadangan devisa yang sebelumnya hanya $1 juta menjadi $118 miliar, dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dari hanya 3% menjadi lebih dari 7%. Di Eropa sendiri runtuhnya tembok berlin juga membuka jalan terbentuknya Uni Eropa, ekspansi 15 negara menjadi 25 negara, dan munculnya mata uang bersama bernama Euro.
Runtuhnya Tembok Berlin juga mempengaruhi kekuasaan di seluruh dunia ke arah pemerintahan yang demokratis, berlandaskan konsensus dan berorientasi pasar bebas, serta meninggalkan dukungan terhadap pemerintahan otoriter yang menerapkan perekonomian terkendali secara terpusat. Enam bulan setelah runtuhnya tembok berlin, Microsoft Windows 3.0 muncul dengan fitur yang lebih mudah digunakan. Meskipun tentu saja Bill Gates harus mengucapkan terima kasih kepada para pesaingnya yaitu Steve Jobs yang lebih dulu mempelopori komputer rumah bernama Apple II tahun 1977, juga IBM yang membuka standar Personal Computer (PC) sehingga bisa dikembangkan oleh siapapun di dunia seperti sekarang ini.
Beberapa kreatifitas lain yang luput dicatat oleh Friedman adalah di tahun yang sama Linus Torvald membangun kernel Linux generasi pertama, yang tidak diduga oleh pembuatnya sendiri Linux menjadi sistem operasi modern dan saingan terbesar Microsoft di era kini. Runtuhnya Tembok Berlin tidak hanya mendatarkan pilihan ke arah kapitalisme pasar bebas dan membebaskan energi yang terkungkung bagi jutaan orang di berbagai tempat seperti Brazil, India, China dan negara-negara bekas Soviet. Kejadian itu juga memungkinkan kita berpikir tentang dunia dengan cara yang berbeda yaitu melihatnya lebih sebagai sesuatu yang utuh tanpa sekat.
Pasca runtuhnya tembok berlin, arah dunia menjadi terfokus pada advokasi demokrasi, konsensus, pemerintah yang orientasi kepada pasar bebas jauh dari sistem otoriter dan ekonomi yang terpusat. Dampaknya pada dunia bisnis, terjadinya liberalisasi perdagangan dan persaingan yang berdasarkan pada mekanisme pasar. Peranan pemerintah Indonesia yang dulu sangat besar untuk menghantarkan sukses sebuah perusahaan, kini digeser kearah kesuksesan menaklukkan pasar bebas, yang berarti pemenuhan demand daricustomer melalui produk dan layanan yang berkualitas tinggi.

2.        Peristiwa Go Public Perusahaan Netscape, 9 Agustus 1995
World Wide Web (WWW) atau kemudian disebut Web mengubah Internet menjadi dunia maya ajaib. Dengan Web orang bisa menempatkan karya digitalnya untuk diakses siapapun, memanggil dokumen yang tersimpan di server dan menayangkannya di layar komputer dengan cara yang sangat mudah. Tim Berners-Lee sang pencipta WWW telah ikut serta dalam proses mendatarkan dunia. Dalam thesis Ph.Dnya Tim Berners-Lee meneruskan pekerjaan Vint Cerf dan Bob Kahn yang lebih dulu mengembangkan Internet. Web adalah ruang informasi maya, kalau di Internet banyak komputer, maka di Web ada banyak dokumen, suara, video, dan berbagai informasi lain.
Apa yang dipikirkan Tim Berners-Lee tentu tidak akan menjadi booming tanpa peran Jim Clark dan Marc Andreessen yang membuat browser bernama Mosaic dan kemudian berubah menjadi Netscape. Go public-nya Netscape di jaman kepemimpinan Jim Barksdale sebagai CEO tahun 1994 membuka lembaran baru adanya gelembung (bubble) yang menarik banyak modal baru ke dalam bisnis Internet. Netscape tidak hanya menghidupkan internet, tetapi juga mudah diakses siapapun. Semakin internet hidup, semakin beragam orang ingin melakukan banyak hal di web. Jadi semakin besar pula permintaan komputer, perangkat lunak, dan jaringan telekomunikasi yang dapat dengan mudah mengubah kata, musik, data, dan gambar menjadi digital dan membawanya melalui internet ke komputer siapapun.
Global Crossing termasuk perusahaan yang kecipratan gelembung, karena mendapat kepercayaan dan investasi dari hampir seluruh perusahaan telekomunikasi untuk memasang jaringan kabel serat optik di seluruh dunia. Netscape dan Global Crossing tidak ikut serta dalam bisnis dotcom, tapi mereka justru pioner yang menyuburkan bisnis dotcom (termasuk eBay, Amazon dan Google). Kenyataan sejarah berkata lain, akhirnya Global Crossing bangkrut dengan hutang $12,4 miliar karena terlalu banyak jaringan serat optik yang dibangun padahal kebutuhan traffic bisnis tidak sebesar itu. Netscape juga harus gulung tikar dibeli oleh AOL. Bill Gates mengibaratkan fenomena ini dengan bisnis Internet itu seperti bisnis emas, kadang lebih banyak uang dihasilkan dari penjualan Levis, cangkul, sekop, dan kamar hotel kepada para penambang daripada yang didapat dari menambang emas itu sendiri.
Peristiwa tersebut merupakan tonggak revolusi dalam jaringan antar komputer. Ini merupakan era di mana peran internet yang menghubungkan komputer (PC) diseluruh dunia menjadi nyata. Netscape menyediakan software untuk  surfing kedunia maya, sekaligus menjadikan internet sebuah kenyataan dan mudah diakses oleh siapapun.Internet pun menjadi booming. Di Indonesia hal ini memunculkan era digitalisasi informasi. Dokumen-dokumen, data, pesan, buku, musik dirubah menjadi data digital agar dapat dipertukarkan melalui internet. Dunia usaha yang dahulu menggunakan pengiriman data dan informasi secara manual, kini dihadapkan pada kecepatan yang hampir tanpa batas untuk bertukar informasi. Siapa yang mampu menguasai, akan memenangkan persaingan.
Maka, tidak salah kalau majalah Times edisi 14 Juni 1999 menempatkan Tim Berners-Lee sebagai salah satu dari 100 orang yang paling berpengaruh di abad ke-20. Tim Berners-Lee berjuang untuk tetap membuat WWW terbuka, tanpa hak milik dan gratis. Dia juga yang mempopulerkan kode hypertext yang mudah dipelajari (HTML), merancang skema pemberian alamat (URL), mendesain aturan-aturan di Web yang kemudian menjadi HTTP (Hyper Text Transfer Protocol).
3.        Reformasi Alur Kerja dan Perangkat Lunaknya
Pengaruh era konektifitas dengan adanya Internet dan Web membuka kemungkinan perubahan alur kerja secara signifikan. Scott Hyten adalah CEO Wild Brain, perusahaan animasi besar di San Fransisco yang telah membuat film dan kartun untuk Disney. Scott menceritakan bagaimana dia memproduksi sebuah film dengan alur kerja dunia datar. Unit rekaman berlokasi di dekat para artis, biasanya di New York atau LA. Desain dan penyutradaraan dilakukan di San Fransico. Para penulis mengirim naskahnya dari masing-masing rumah mereka (Florida, London, New York, Chicago dan LA). Animasi tokoh-tokohnya dilakukan di Bangalore dan editing dilakukan di San Fransico. Alur alam kerjanya disebut Scott dengan gaya “sepakbola” yang sangat efisien, sehingga 8 tim di Bangalore bisa bekerja secara paralel dengan 8 penulis, meskipun harus melibatkan 50 artis dalam produksinya.
Kebangkitan dan integrasi perangkat lunak alur kerja adalah revolusi sunyi yang tidak disadari kebanyakan orang. Hal ini memungkinkan lebih banyak orang di lebih banyak tempat merancang, mempertunjukkan, mengelola, dan bekerja sama menangani data bisnis yang sebelumnya dilakukan secara manual. Akibatnya, pekerjaan mulai mengalir jauh lebih cepat, baik di dalam maupun antar perusahaan, bahkan benua.
Faktor ini merupakan fenomena kemunculan software-software aplikasi yang memungkinkan sebuah kerja yang dikerjakan bersama oleh orang-orang di berbagai belahan dunia melalui internet. Internet tidak lagi hanya digunakan untuk mengirim e-mail, browsing, mendengarkan musik, dan mengirim gambar saja. Tetapi lebih jauh digunakan secara produktif, untuk membentuk sesuatu, menciptakan, menjual dan membeli sesuatu, tracking inventory dari seluruh penjuru dunia.
Konsekuensinya, intrenet menjadi key enabler dalam bisnis. Secara kasat mata, integrasi platform dengan internet ini kemudian memicu munculnya bisnisdotcom, e-commerce dan praktek-praktek bisnis yang memakai internet sebagai alat utama. Misalnya, untuk kepentingan marketing, transaksi, dan procurement (pengadaan barang dan jasa). Di Indonesia sendiri bisnis dotcom kemudian juga bermunculan, meski tidak terlalu populer seperti di Amerika. Namun dunia bisnis sudah melirik peluang usaha yang kian terbuka dengan adanya internet.
Semua pekerjaan diatas dapat terlaksana karena adanya perangkat lunak alur kerja yang baik. Diatas jaringan serat optik kecepatan tinggi, dukungan teknologi Internet dan protokolnya, dari HTTP, SMTP, POP, SNMP, HTML, XML, SOAP, AJAX, dan juga kemudahan pembayaran elektronik dengan payment gateway semacam PayPal, perusahaan semacam SalesForce.Com menawarkan solusi dan perangkat lunak alur kerja yang bisa memecahkan masalah dan memberi solusi efektif bisnis anda.

4.        Perangkat Lunak Karya Komunitas (shareware dan blogging)
Semakin banyak orang tergila-gila menawarkan berita dan opini mereka di web, jalur surat kabar sebagai perantara terpotong. Kini mereka bisa menulis ensiklopedia mereka sendiri lalu meng-upload-nya ke dunia dan memotong ensiklopedia tradisional.
Organisasi-organisasi, perusahaan-perusahaan dan personal dari seluruh penjuru dunia dapat berkolaborasi dan sharing untuk berbagai tujuan, Bisnis, ilmu pengetahuan, teknologi, kepentingan politik dan sebagainya. Hal ini dimungkinkan adanya software-software yang bisa diunduh (down load ) oleh siapa pun secara gratis diinternet. PC di kantor atau di rumah bisa terhubung dengan web site-web site pada World Wide Web.
Dampaknya, bisnis menjadi semakin dinamis. Kerja tidak harus dilakukan dikantor atau di ruangan yang luas. Tapi bisa dikerjakan melalui PC atau laptopdimana pun, dari mana pun dan kapan pun asalkan semua terhubung melaluiinternet.
Bisnis menjadi semakin efisien dan efektif, karena biaya-biaya tempat,transportasi dan komunikasi dapat ditekan seminimal mungkin melalui kolaborasikerja di internet. Kantor-kantor berbentuk fisik, kini berubah menjadi virtual office di dunia maya yang dapat diakses dari sebuah komputer yang telahterkoneksi dengan internet. Mereka bisa menawarkan lagu, video, puisi dan komentar mereka sendiri ke seluruh dunia dan memotong toko musik dan provider tradisional. Sementara penggila buku dapat menulis resensinya dan menjadi komentator buku di Amazon.com yang akan menggeser The New York Review of Books dan The New York Times Book Review.

5.        Outsourcing.
Pada akhir 1990-an krisis Y2K muncul akibat dari komputer yang dilengkapi dengan jam internal ketika dibuat. Dengan adanya ancaman Y2K, Amerika dan India pun mulai melakukan perjanjian. Hubungan ini menjadi kekuatan pendatar yang besar karena hubungan itu menunjukkan kepada dunia bisnis bahwa kombinasi PC, internet, dan kabel serat optik sudah menciptakan kemungkinan kolaborasi bentuk baru serta penciptaan nilai horisontal: outsourcing.
Era internet dan digital memungkinkan sebagian pekerjaan dari kita atau perusahaan kita untuk dikerjakan oleh orang lain atau perusahaan lain dari seluruh dunia. Contohnya seperti perusahaan-perusahaan akuntan India yang mengerjakan 400 ribu pajak penghasilan warga Amerika. Atau pemindahan call center perusahaan-perusahan Amerika dan Eropa ke India. Haltersebut demi efisiensi biaya. Menjalankan sebagian fungsi-fungsi perusahaan dengan biaya yang lebih rendah. Setiap layanan, call center, operasi pendukung bisnis atau pengetahuan, yang dapat diubah ke dalam bentuk digital bisa dilimpahkan secara global kepada pemberi layanan paling  murah, pandai, dan efisien.
Dan dunia yang telah terkoneksi memungkinkanitu terjadi.Dunia bisnis di Indonesia pun semakin mengalami persaingan dalam hal biayaketika bersaing dengan perusahaan-persahaan transnasional dari Amerika danEropa. Sementara karena keberadaan infrastruktur yang kurang bagus, dankendala bahasa serta rendahnya kualitas SDM, sedikit yang melirik Indonesiauntuk dijadikan tujuan outsourcing. India, Singapura dan Malaysia lebih menjaditujuan. Perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak banyak merasakan limpahan pekerjaan-pekerjaan itu.


6.        Offshoring.
Banyak sekali perusahaan Amerika dan Eropa yang memindahkan operasi globalnya ke Cina. Tentu saja dengan alasan upah tenaga kerja yang lebih rendah, pajak rendah, infrastruktur yang bagus dan aturan-aturan investasi yang menarik. Dari Cina ini kemudian, produk barang dan jasa dikirimkan ke seluruh penjuru dunia termasuk ke Amerika dan Eropa sendiri.Maka, barang-baranag mulai tekstil, elektronik, furnitur, kaca mata, sepeda, serta otomotif dari Cina yang amat murah dan berkualitas tinggi menyerbu pasar dunia.
Tanpa disadari industri dalam negeri Indonesia morat-marit terkena imbas membanjirnya barang produksi Cina yang tidak bisa disaingi oleh industri domestik. Perusahaan-perusahaan berguguran, karena digempur barang-barang murah tersebut. Mereka yang ingin bertahan harus berupaya mati-matian menekan biaya untuk bisa bersaing dengan produk-produk Cina. Semenjak China bergabung dengan WTO, mereka maupun negara-negara lain harus semakin cepat berlari.
Hal ini karena bergabungnya China ke WTO mendorong satu bentuk kolaborasi lain yaitu offshoring. Offshoring adalah bila suatu perusahaan mengambil salah satu pabriknya yang beroperasi di Canton, Ohio dan memindahkan seluruh pabrik ke luar negeri, Canton, China. Di luar negeri ini, pabrik itu memproduksi  produk yang persis sama dan dengan cara yang juga sama, hanya saja dengan upah lebih murah, pajak lebih rendah, energi tersubsidi, biaya pengobatan lebih rendah.
Banyak sekali perusahaan Amerika dan Eropa yangmemindahkan operasi globalnya ke Cina. Tentu saja dengan alasan upah tenagakerja yang lebih rendah, pajak rendah, infrastruktur yang bagus dan aturan-aturaninvestasi yang menarik. Dari Cina ini kemudian, produk barang dan jasadikirimkan ke seluruh penjuru dunia termasuk ke Amerika dan Eropa sendiri. Maka, barang-baranag mulai tekstil, elektronik, furnitur, kaca mata, sepeda, serta otomotif dari Cina yang amat murah dan berkualitas tinggi menyerbu pasar dunia.Tanpa disadari industri dalam negeri Indonesia morat-marit terkena imbasmembanjirnya barang produksi Cina yang tidak bisa disaingi oleh industridomestik.
Perusahaan-perusahaan berguguran, karena digempur barang-barang murah tersebut. Mereka yang ingin bertahan harus berupaya mati-matian menekan biaya untuk bisa bersaing dengan produk-produk Cina. Sehingga pemerintah dan kalangan industri di Indonesia perlu merevisi berbagai kebijakan dan cara bisnis agar dapat bersaingan secara global. Atau setidaknya ikut menjadi tujuan offshoring global untuk menggerakkan ekonomi nasional.

7.        Supply-Chaining.
Internet sekali lagi menjadi platform yangmemungkinkan kolaborasi secara horisontal antara berbagai pihak. Dalam supplychain, terjadi kolaborasi horisontal antara suplier, produsen, retailer, dankonsumen untuk menciptakan value. Proses produksi dan distribusi barang dan jasa mengalami perubahan drastis, dengan adanya saling keterhubungan tersebut.
Dan semua pihak mendapatkan keuntungan. Integrasi suplier, produsen, retailer dan konsumen menjadikan produk barang dan jasa semakin murah namun tetap berkualitas tinggi. Perusahaan-perusahaan yangtidak melakukan manajemen supply chain secara baik, akan banyak ditinggalkanoleh konsumen maupun supliernya. Karena bargaining position berbagai pihak tersebut menjadi sama, dan semua menginginkan yang terbaik (highest value). Sehingga perbaikan rantai nilai value chain) menjadi faktor penentu sukses usaha.
Rantai pemasok adalah cara berkolaborasi secara horisontal antara pemasok, pengecer, dan konsumen dalam menciptakan nilai. Rantai pemasok di satu sisi dimungkinkan oleh pendataran dunia, di sisi lain juga menjadi pendatar dunia yang berpengaruh. Semakin banyak rantai pemasok ini tumbuh, semakin besar pula tekanan untuk adanya keseragaman standard antar perusahaan, sehingga setiap mata rantai bersesuaian dengan mata rantai berikutnya. Semakin banyak terjadi gesekan di titik singgung yang diluruskan, semakin banyak pula efisiensi perusahaan itu diadopsi perusahaan lain, dan semakin besar juga dukungan untuk kolaborasi global.
Tantangan terbesar adalah menyesuaikan persediaan yang mudah terganggu dengan permintaan yang sulit ditebak. Solusinya adalah mengganti inventarisasi dengan informasi. Semakin cepat informasi didapat dari toko perihal apa yang dibeli konsumen – produk, model, warna – semakin cepat pula informasi bisa disampaikan ke produsen dan perancang, sehingga semakin cepat pula mereka bisa mengirimkannya kembali lewat rantai pemasok. Teknologi informasi maju juga memberikan “visibilitas” tentang posisi produk saat itu dalam rantai pemasok.

8.        Insourcing (Global Logistics).
Interkoneksi dunia memungkinkanterjadinya global logistik. Artinya, perusahaan di mana pun di seluruh penjurudunia bisa mendapatkan sumber daya apa pun dan dari mana pun dengan biayayang murah. Bantuan perusahaan delivery seperti FedEx dan UPS yang beroperasi secara global dan didukung oleh teknologi informasi, memungkinkanglobal logistik terjadi. Misalnya, sebuah perusahaan komputer di Cina bisamendapatkan pasokan microchip processor  dari Amerika dengan mudah danmurah. Akibatnya, keunggulan komparatif sebuah negara menjadi tidak ada artinya.Karena perusahaan mana pun bisa membuat, menjual dan mendapatkan bahan baku dari mana pun di seluruh penjuru dunia secara efisien. Keunggulankompetitif (fix cost yang rendah) menjadi senjata untuk bersaing di era globalseperti saat ini.
Hanya sedikit perusahaan yang mampu mengembangkan dan menangani rantai pemasok global yang kompleks. Kenyataan inilah yang melahirkan insourcing. Insourcing muncul karena saat dunia menjadi datar, yang kecil bisa bertindak besar. Setelah melihatnya, mereka menyadari bahwa banyak tempat bisa untuk menjual barang, memproduksi barang, atau membeli  bahan baku dengan lebih efisien. Namun, banyak di antara mereka yang belum tahu bagaimana melakukan semua itu atau tidak mampu mengelola sendiri rantai pemasok global yang komppleks.
Banyak perusahaan besar tidak mau menangani kompleksitas ini. mereka menganggap hal itu bukan bagian dari kompetensi mereka. Kolaborasi ini dimungkinkan oleh dunia datar dan sekaligus semakin mendatarkan dunia. Friedman memakai istilah insourcing karena para insinyur perusahaan pengiriman paket masuk ke dalam perusahaan dengan tugas menganalisis proses manufaktur, pengepakan, dan pengiriman, kemudian merancang, merancang ulang, dan mengelola rantai pemasok global bagi perusahaan itu.

9.        In-Forming
Informing adalah analogi pribadi perorangan untuk uploading, outsourcing, insourcing, supply-chaining, dan offshoring. Informing adalah kemampuan untuk membangun dan menggunakan rantai pemasok pribadi rantai pemasok informasi, pengetahuan dan hiburan. Keberadaan mesin-mesin pencari ( search engine) semacam, Google, MSN, Yahoo!, membuat masyarakat dunia semakintercerahkan dengan berbagai macam informasi. Melalui internet, konsumen, produsen, suplier menjadi semakin terdidik karena bisa mengakses informasi apa pun via internet. Harga barang, aturan-aturan pajak, hukum, keadaan sosial politik dan ekonomi dari negara-negara di seluruh penjuru dunia tersaji secara lengkapdan bisa diakses oleh individu, kelompok masyarakat, organisasi dan perusahaan- perusahaan.
Informing  adalah kolaborasi diri menjadi peneliti, editor, dan penikmat hiburan swakarsa dan swadaya tanpa harus pergi ke perustakaan, bioskop, atau melalui jaringan televisi. Semakin mudah dan akurat pencarian, semakin global pula basis penggunanya dan semakin besar kekuatan pendatarannya. Karena orang mencari hal-hal yang semakin tidak nyata, orang juga menuliskan semakin banyak hal yang tidak nyata, yang semakin mendorong efek pendataran informing.
Informing memungkinkan, tiap individu terintergrasi dalam proses supply chain informasi, pengetahuan dan hiburan. Individu dan komunitas masyarakat menjadi well-informed . Sulit sekarang untuk membohongi, bersikap tidak jujur atau berlaku tidak transparan. Semua informasi dan pengetahuan bisa dicari melaluiinternet.Maka dalam dunia bisnis, perusahaan tidak lagi bisa mendominasi suplier dankonsumennya. Informasi-informasi yang semula hanya dikuasai oleh para pengusaha, kini bisa diakses oleh siapa pun dan dimana pun. Tak ada cara lainuntuk sukses dalam bisnis ini selain berkolaborasi baik dengan pemasok maupunkonsumennya.

10.    The Steroids. Digital, Mobile, Personal, and Virtual
Teknologi steroid atau komunikasi nirkabel memperkuat dan mempercepat semua pendatar lain. Teknologi ini mengambil semua bentuk kolaborasi yang disorot dalam bagian  outsourcing, offshoring, uploading, supply-chaining, insourcing, informing. Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan kita melakukan semua itu dengan cara digital, bergerak, visual dan personal. Nirkabel memungkinkan semua ini terjadi karena (i) berkaitan dengan computing; (ii) melibatkan file sharing; (iii) melibatkan voice over Internet protocol service (VoIP); (iv) videoconferencing; (v) melibatkan kemajuan dalam komputer grafis.
Faktor  perkembangan teknologi (digital, mobile, personal dan virtual) ini seperti“steroid” yang memungkinkan faktor- faktor flattener  lain menjadi lebih dahsyat dan cepat perkembangannya. Outsourcing, offshoring, open-sourcing, supply chaining, insourcing dan informing semakin menguatkan peranannya melalui dukungan teknologi-teknologi tersebut. Maka industri dan dunia bisnis, terutama dengan knowledge content yang tinggi harus beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan teknologi tersebut.
Kini banyak praktek bisnis yang muncul menggunakan perkembangan teknologi tersebut. Misalnya, mobile banking, internet banking, sms banking, e- procurement, call centre, serta komunikasi 3G yang mengantisipasi keperluan digital, mobile, personal dan virtual dari tiap individu dan perusahaan-perusaan. Tanpa adaptasi tesebut, bisa dipastikan para penyedia jasa dan produsen produk akan ketinggalan dan kalah dalam kompetisi global.





BAB TIGA : KONFERGENSI KEMBAR TIGA
Trio Konvergensi yaitu pertama, sekitar tahun 2000, kesepuluh pendatar yang telah dibicarakan dalam bab sebelum ini mulai menyatu dan saling mendukung sehingga menciptakan lapangan permainan global baru yang semakin datar. Sejalan dengan terbentuknya lapangan permainan ini, baik dunia usaha maupun perorangan mulai mengambil kebiasaan, ketrampilan, dan proses yang baru untuk memanfaatkannya. Semua bergeser dari cara penciptaan nilai yang umumnya vertikal menjadi horisontal. Penyatuan lapangan permainan bisnis beserta cara-cara berlaku baru, di dalamnya, merupakan konvergensi kedua yang selanjutnya ikut semakin mendatarkan dunia. Akhirnya, ketika pendataran ini terjadi, sekelompok orang baru dari China, India dan bekas Uni Soviet, yang beberapa miliar jumlahnya, memasuki lapangan permainan. Berkat dunia datar yang baru beserta perangkatnya, mereka semua dengan cepat bisa tancap-kerja (plug and play), bersaing, terkoneksi, dan berkolaborasi dengan kita semua secara lebih langsung, murah, serta kuat. Inilah konvergensi ketiga.

Konvergensi Pertama
Kesepuluh pendatar telah ada sejak tahun 1990-an. Meskipun demikian, semua itu harus menyebar dan berakar, sebelum terkoneksi satu sama lain untuk bisa mengubah dunia. Perusahaan menyadari bahwa ada cukup banyak PC di dunia; ada cukup kapasitas akses data; ada daya tampung komputer yang cukup; ada cukup konsumen yang terbiasa dengan internet; serta pengetahuan perangkat lunak milik perusahaan tersebut. Itu semua memungkinkan perusahaan menciptakan sistem alur kerja yang memberdayakan konsumen dalam men-download maupun mencetak nota pemesanan sendiri di rumah semudah men-download e-mail. Perusahaan dapat berkolaborasi dengan konsumen melalui cara yang baru.



Konvergensi Kedua
Kita memerlukan munculnya sejumlah besar kader manajer, inovator, konsultan bisnis, sekolah bisnis, perancang, ahli Teknologi Informasi, CEO, dan pekerja yang mengembangkan serta terbiasa dengan berbagai kolaborasi horisontal. Mereka hendaknya juga mampu dan terbiasa dengan proses penciptaan nilai serta prilaku yang dapat memanfaatkan lapangan permainan baru yang lebih datar. Singkat kata, konvergensi dari sepuluh pendatar memicu konvergensi seperangkat ketrampilan dan praktik bisnis yang akan mengambil manfaat dari dunia yang datar. Setelah itu kedua konvergensi akan saling mendukung.

Konvergensi Ketiga
Ketika sistem politik dan ekonomi China, India, Rusia, Eropa Timur, Amerika Latin dan Asia Tengah semua dibuka dalam dekade 1990-an sehingga rakyatnya semakin bebas mengikuti permainan pasar bebas. Penduduk negara-negara tersebut akan berkonvergensi dengan lapangan permainan dan proses baru ini tepat ketika lapangan didatarkan serta ketika jutaan dari mereka bisa bersaing dan berkolaborasi secara lebih setara maupun lebih horisontal dengan alat alur kerja yang lebih murah dan mudah didapat. Bahkan, berkat mendatarnya dunia, banyak di antara pemain baru ini tidak perlu meninggalkan kampung halamannya untuk berpartisipasi. Berkat kesepuluh pendatar, lapangan permainan mendatangi mereka.
Friedman mempercayai trio konvergensi ini pemain baru, di lapangan permainan yang baru, mengembangkan proses dan kebiasaan baru untuk kolaborasi horisontal merupakan kekuatan utama yang membentuk politik dan ekonomi global di awal abad ke-21. Dengan memberi kepada begitu banyak orang akses atas semua sarana untuk kolaborasi, disertai kemampuan, serta melalui mesin pencari dan web untuk mengakses miliaran halaman informasi mentah, memastikan generasi inovasi selanjutnya akan lahir dari semua pelosok Planet Datar. Komunitas global sebesar ini dalam waktu singkat dapat berpartisipasi dalam berbagai penemuan dan inovasi yang belum pernah terjadi di bumi ini.
BAB EMPAT: THE GREAT SORTING OUT

Dalam bab ini Friedman menggambarkan apa yang ia percaya akan mengikuti tiga konvergensi. Konvergensi tiga kemungkinan akan menyebabkan beberapa kekacauan dan kebingungan, keluar penyortiran besar akan mengkalibrasi ulang langit-langit, dinding, dan lantai yang mendefinisikan kita. Friedman menawarkan beberapa contoh dari masalah yang hasil dari konvergensi tiga yang harus dinegosiasikan dalam pemilahan besar keluar, seperti ketika Perusahaan India memenangkan kontrak untuk meng-upgrade departemen pengangguran negara bagian Indiana karena mampu menempatkan tawaran 8,1 juta dolar lebih rendah yang pesaingnya. Beberapa pertanyaan yang muncul adalah: apaharus menjadi hubungan antara perusahaan dan masyarakat di mana mereka beroperasi,? bagaimana kita menavigasi banyak identitas kita sebagai konsumen, karyawan, warga negara, pembayar pajak, dan pemegang saham; yang memiliki? apa, khususnya dalam hal kekayaan intelektual?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar