1. Kinerja Tugas (Task Performance)
Menurut Colquitt, et all
2009 mengatakan:
Task
performance includes employee behaviors that are directly involved in the transformation
of organizational resources into the goods or services that the organization
produces. If you read a description of a job in an employment ad online, that
description will focus on task performance behaviors—the tasks, duties, and
responsibilities that are a core part of the job.[1]
Kinerja
Tugas meliputi perilaku karyawan yang secara langsung terlibat dalam proses pembentukan sumber daya organisasi ke
dalam barang atau jasa yang menghasilkan organisasi. Jika Anda membaca
deskripsi pekerjaan di iklan kerja online, deskripsi yang akan fokus pada kinerja
tugas perilaku-tugas, tugas, dan tanggung jawab yang merupakan bagian inti dari
pekerjaan.
Konsep kinerja didefinisikan Colquit, LePine dan
Wesson sebagai “the value of the set
employee behaviors that contribute, either positively or negatively, to organizational
goal accomplishment”.[2] (nilai dari seperangkat perilaku karyawan yang
berkontribusi, baik secara positif atau negative terhadap pemenuhan tujuan
organisasi). Kinerja
juga menurut Colquitt ditentukan oleh tiga faktor yaitu: 1) task
kinerja, 2) citizenships behavior; 3) counter productive behavior.[3] Kinerja secara keseluruhan dijabarkan
dalam gambar berikut ini:
Adaptive
Adaptive
|
Interpersonal
· Helping
· Courtesy
· Sportmanship
|
Political Deviance
·
Gossiping
·
Incivility
|
ProductionDeviance
·
Wasting
resources
·
Substance
abuse
|
Property Deviance
·
Sabotage
·
Theft
|
Organizational
·
Voice
·
Civic Virtue
·
Boosterism
|
Routine
Routine
|
Personal Aggression
·
Harrassment
·
Abuse
|
Task
Performance
|
Citizenship
Behavior
|
Counter-
productive
Behavior
|
Job
Performance
|
Gambar 2.1 What does it mean to be a
“Good Performer?”
Sumber : Colquitt, Organizational
behavior, 2009.
Dari pendapat Jason A. Colquitt, Jeffry A. LePine terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu
: 1) kinerja tugas (task kinerja) meliputi perilaku
karyawan yang secara langsung terlibat di dalam transformasi sumber daya
organisasi kedalam hasil produksi organisasi baik barang atau jasa, 2) perilaku
kesetiaan (citizenships behavior) adalah aktivitas
karyawan secara sukarela tidak untuk diberi penghargaan tetapi memberikan
kontribusi kepada organisasi dengan meningkatkan kualitas kerja di tempat kerjanya, dan 3) perilaku kontra produktif (counter
productive behavior) adalah perilaku karyawan yang dengan sengaja menghambat
pemenuhan tujuan organisasi yang memberikan kontribusi negatif pada organisasi.
Menurut Shapiro, et al (2008:
26)
Task
performance are all activities that are directly related to process or convert
the raw materials into goods or services produced products organization.[4]
kinerja tugas adalah semua
aktivitas yang terkait secara langsung mengolah atau mengubah bahan-bahan
mentah menjadi barang atau jasa produk yang dihasilkan organisasi.
Menurut
Motowidlo & Schmit, 1999:
Task
performance includes behaviors that contribute to the core transformation and
maintenance activities in an organization, such as producing products, selling
merchandise, acquiring inventory, managing subordinates, or delivering
services”.[5]
Inti
dari kinerja tugas adalah kemampuan dalam tugas khusus pekerjaan. Kinerja Tugas
didefinisikan sebagai tambahan pada perilaku yang memberikan bantuan secara
spontan. yang disebut sebagai altruism. Kinerja tugas adalah perilaku yang
berkontribusi terhadap kegiatan transformasi dan pemeliharaan inti dalam sebuah
organisasi, seperti memproduksi produk, menjual barang dagangan, memperoleh
persediaan, mengelola bawahan, atau memberikan layanan.
Gorge dan Brief (1992)
mendefinisikan:
Task
performance is helping co-workers, interpersonal facilitation includes measures
whose objective is to develop moral, encourage cooperation, eliminating
restrictions / barriers to performance, or assist co-workers in performing
activities of their task-oriented work.[6]
Kinerja
Tugas adalah membantu rekan sekerja, fasilitasi antar pribadi meliputi tindakan
yang mempunyai tujuan yang mengembangkan moral, mendorong kerja sama,
menghilangkan batasan/hambatan terhadap kinerja, atau membantu rekan sekerja
dalam melakukan kegiatan-kegiatan pekerjaan yang berorientasi tugas mereka.
Van Scotter & Motowidlo, 1996. menguraikan
Task
performance and task motivation is the ability to effectively perform one's
duties.[7]
Pada
uraian Van Scotter kinerja tugas lebih menekankan pada kemampuan tugas dan
motivasi untuk melakukan tugas seseorang dengan efektif
Menurut Hogan (2007: 181),
Performance tasks is an assessment. Performance tasks
the student asked to do something.[8]
performance tasks memberikan arti yang sama dari sebuah penilaian. Performance tasks merangsang
mahamahasiswa untuk berinisiatif melakukan sesuatu.
Dari uraian di atas dapat dideskripsikan bahwa performance
task adalah sebuah proses yang membutuhkan kecakapan kerja antara lain
mendapatkan informasi, mengolah informasi, menilai kualitas informasi,
menggunakan informasi untuk sebuah tujuan, dan menggunakan informasi untuk
presentasi produk.
Menurut
Campbell et all,1990 pendapatnya tentang kinerja tugas adalah
Task performance in itself is multi-dimensional. For
example, among the eight performance components proposed by Campbell (1990),
there are five factors which refer to task performance (1) job-specific task
proficiency, (2) non-job-specific task proficiency, (3) written and oral
communication proficiency, (4) supervision—in the case of a supervisory or
leadership position—and partly (5) management/administration. Each of these
factors comprises a number of subfactors which may vary between different jobs.
For example, the management/administration factor comprises subdimensions such
as (1) planning and organizing, (2) guiding, directing, and motivating
subordinates and providing feedback, (3) training, coaching, and developing
subordinates, (4) communication effectively and keeping others informed.[9]
Kinerja
tugas menurutnya adalah multi-dimensi. Misalnya, di antara delapan komponen
kinerja yang diusulkan oleh Campbell (1990), ada lima faktor yang mengacu pada
kinerja tugas: (1) tugas-tugas tertentu kemahiran, (2) non-job spesifik tugas
kemahiran, (3) kemampuan komunikasi tertulis dan lisan, (4) supervisi-dalam
kasus posisi-dan pengawas atau keadilan sebagian (5) manajemen / administrasi.
Masing-masing faktor terdiri dari sejumlah subfaktor yang mungkin berbeda
antara pekerjaan yang berbeda. Misalnya, faktor manajemen / administrasi
terdiri dari subdimensi seperti (1) perencanaan dan pengorganisasian, (2)
membimbing, mengarahkan, dan memotivasi bawahan dan memberikan umpan balik, (3)
pelatihan, pembinaan, dan pengembangan bawahan, (4) komunikasi efektif dan
menjaga orang lain informasi (Borman & Brush, 1993).
Menurut
Bowen, D. E., & Waldman, D. A. (1999):
In recent years,
researchers paid attention to specific aspects of task performance. For
example, innovation and customer-oriented behavior become increasingly
important as organizations put greater emphasis on customer service (Bowen
& Waldman, 1999).[10]
Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti
memperhatikan aspek-aspek penting dari kinerja tugas. Misalnya, inovasi dan
perilaku berorientasi pelanggan menjadi semakin penting sebagai organisasi
menempatkan penekanan lebih besar pada layanan pelanggan (Anderson & King,
1993; Bowen & Waldman, 1999).
Sedangkan
teori teori tentang kinerja secara umum banyak disampaikan oleh para ahli
sebagai berikut:
Colquitt (2009) mendifinisikan
"Job performance is formally defined
as the value of the set of employee behaviors that contribute, either
positively or negatively, to organizational goal accomplishment'. [11]
Kinerja yang dimaksud adalah secara formal
didefinisikan sebagai nilai dari serangkaian perilaku karyawan yang memberikan
kontribusi, baik positif atau negatif terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Robbins (2001: 104) menjelaskan
“Job performance is an individual's general
attitude towards his or her job, his or her attitude is influenced by economic
condition, mentally challenging rewards supportive work, equiltable rewards
supportive working condition, and supportive colleagues.” [12]
Kinerja adalah unjuk kerja yang ditunjukan oleh
pegawai terhadap pekerjaannya, sikap terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi, jenis pekerjaan yang menantang, imbalan yang memadai dan
kondisi kolega yang saling menguntungkan.
Schermerhom (2010: 308)
"Job performance is measured as the quantity
and quality of task accomplished by an individual or grup". [13]
Kinerja adalah ukuran dari kuantitas dan kualitas tugas yang
dicapai oleh individu atau kelompok. Dalam melaksanakan pekerjaan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok diharapkan hasil kerja dapat terukur secara
jelas, seberapa sering pekerjaan itu dilakukan, baik ataupun buruk dari suatu pekerjaan dihasilkan dan sesuaikah dengan standar yang
telah ditetapkan.
Byars dan Rue (2008:16) menyatakan job performance
is net effect of an employee's effort as modified by abilities and role (or
task) perceptions"[14].
Kinerja adalah efek bersih dari upaya karyawan yang
dimodifikasi oleh kemampuan dan peran (atau tugas) persepsi.
Gibson
(2012: 374) mendefinisikan kinerja
"job
performance is the outcomes of jobs that relate to the purpose of the
organization such as quality, efficiency, and
other criteha of effectiveness". [15]
Kinerja
pegawai adalah unjuk kerja yang berhubungan dengan kualitas, efisiensi, dan
kriteria efektifitas lainnya. Pandangan ini menunjukan bahwa kinerja seseorang
dapat terlihat dari unjuk kerja yang dilakukan seorang karyawan yang
berkualitas menyelesaikan pekerjaannya dalam suatu organisasi sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai secara efisien dan efektif.
Pendapat
lain menurut Jex & Britt
2008 mengatakan:
“job performance is the net of an
employee's effort as modified by abilities and role (or task) perceptions.
Thus, performance in a given situation can beviewed as resulting from the interrelationship".[16]
Menurut
konsep ini, kineria adalah upaya karyawan yang persepsi. Artinya dengan usaha
akan dapat memotivasi individu untuk berhasil melaksanakan tugas. Sementara
kemampuan adalah karakteristik individu yang digunakan untuk melaksanakan
tugas, serta peran persepsi adalah mengacu pada arah dimana setiap individu
percaya bahwa mereka harus menyalurkan upaya mereka terhadap pekerjaan yang dihadapi.
Selain
itu Jex & Britt 2008 mengatakan juga:
"job
performance are caused by the interaction among ability, motivation, and
situational factors that may facilitate or inhibit performance". (2000:100) [17]
Menurut
Steve M. Jex,Thomas W. Britt kinerja disebabkan oleh interaksi antara kemampuan,
motivasi, dan faktor situasional yang dapat memfasilitasi atau menghabat
kinerja. Kinerja ditentukan oleh faktor- faktor kemampuan, motivasi, dan
situasional. Dalam hal ini kemampuan kerja adalah elemen kinerja yang sangat
penting, yang merupakan kesempatan bagi karyawan untuk memperlihatkan unjuk
kerjanya dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam organisasi.
[1]
Colquitt, LePhine,Wesson, 2009, Organizational Behavioral, Mc Graw-Hill International Edition
[2]
Jason A Colquitt, Jeffery A.
LePine dan Michael J. Wesson, Organizational
Behavior Improving Kinerja and Commitment in the Workplace (New York:
McGraw Hill, 2009), h. 37
[3] Ibid.. Colquitt
[4] .Shapiro, J.C., Hoque, K., Kessler, I., Richardson, R.,
2008. Human Resources Management. .England. University of London.
[5]
Motowidlo, S., & Schmitt, M. (1999).
Performance assessment in unique jobs. In D. Ilgen & E. Pulakos (Eds.), The changing nature of performance (pp.
56-86). San Francisco, CA: Jossey-Bass (1999).
[6]
George, J. M., & Brief, A. P. (1992). Feeling good-doing good: A conceptual
analysis of the mood at work-organizational spontaneity relationship.
Psychological Bulletin, 112, 310-329.
[7]
Van Scotter & Motowidlo,
1996, Int6erpersonal Facilitation and Job Dedication as separate of Contextual
Performance. Journal of Applied Psychology.
[8] Hogan, Thomas P. 2007. Educational
Assessment A Practical Introduction. John Wiley & Sons: USA.
[9]
Borman, W. C., & Brush, D. H. (1993). More progress toward a taxonomy of
managerial performance
requirements. Human Performance, 6, 1–21.
[10]
Bowen, D. E., & Waldman, D.
A. (1999). Customerdriven employee performance. In D. A. Ilgen & E. D. Pulakos (Eds.), The changing nature of
performance(pp. 154–191). San Francisco; CA: Jossey-Bass
[11] Colquitt,
J, Le-Pine, J, & Wesson, M. (2009). Organizational Behavior; improving performance
and commitment in the workplace, New
York, McGraw-Hill, Irwin
[12] Robbins,
Coulter M (2010), Management, tenth edition, Chapter 13, anderstanding
individual Behavior, Copyright 2010 Pearson Education,Inc, piblishing as
Prentice Hall.
[15]
Gibson (2012: 374)
[16]
Steve M. Jex,Thomas W. Britt 2008, Organizational Psychology: A
Scientist-Practitioner Approach By John Wiley &Sons, Inc,Hoboken, New
Jersey
[17]
Ibid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar