Jumat, 04 April 2014

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT


2.1   Pengertian pendidikan kesehatan

pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-peubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)
Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan social, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dam mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sebagainya).
Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003).

2.2  Tujuan pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan antara lain pertama, tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yag optimal. Kedua, terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Ketiga, menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy, 1997).
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).
Jadi tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.

2.3   Metode pendidikan kesehatan

Penyampaian pendidikan kesehatan harus menggunakan cara tertentu, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan agar dicapai suatu hasil yang optimal. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya.
1.   Metode pendidikan individual, digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan antara lain:
a.      Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek, dan dibantu penyelesaiannya.
b.      Interview (wawancara), Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2.   Metode pendidikan kelompok
Dalam memilih pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.
a.      Kelompok besar: penyuluhan lebih dari 15 orang, dengan metode antara lain (a) Ceramah: metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. (b) Seminar : metode ini sangat cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah keatas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli dari beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat dmasyarakat.
b.      Kelompok kecil: apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang. Metode-metode yang cocok yaitu diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming), bola salju (snow balling), kelompok kecil-kecil (bruzz group), role play (memainkan peranan) dan permainan simulasi (simulation game)

3.    Metode pendidikan massa (public)
Metode ini untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public, maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Tanpa membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status social, tingkat pendidikan dan sebagainya. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode antara lain ceramah umum (public spesking), pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik tv maupun radio, simulasi, tulisan-tulisan di majalah atau Koran dan bill board yang di pasang di pnggir jalan, spanduk poster dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2005)
·      Penggunaan alat bantu atau media
Digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan / pengajaran. Disebut media pendidikan kesehatan karena alat- alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat dan klien (Notoatmodjo, 2003).
Salah satu tujuannya yaitu menimbulkan minat, mencapai sasaran yang banyak, merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain, untuk mempermudah penyampaian, penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan, mendorong keinginan orang untuk mengetahui dan menegakkan pengertian yang diperoleh (Notoatmodjo, 2003).
Menurut para ahli, indera indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh disalurkan melalui mata. Sedangkan 13% sampai 25% lainnya tersalur melalui indera lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan (Notoatmodjo, 2003).
·         ada tiga macam alat bantu pendidikan (alat peraga), antara lain:
Alat bantu melihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk. (1) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip dan sebagainya. (2) Alat-alat yang tidak diproyeksikan: (a) Dua dimensi, gambar peta, bagan dan sebagainya. (b) Tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka dan sebagainya.
Alat-alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat dapat membantu untuk menstimulasikan indera pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan/pengajaran. Misalnya : piring hitam, radio, pita suara dan sebagainya.
Alat bantu lihat-dengar, seperti televise dan video cassette. Alat-alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA) (Notoatmodjo, 2003).

2.4   Peran dan fungsi bidan

Peran dan fungsi bidan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Bidan adalah suatu profesi yang dinamis. Berhubung perubahan-perubahan terjadi begitu cepat, maka para bidan harus terus menerus memperbaharui dan  meningkatkan kemampuannya menjadikan bidan . praktek seorang bidan harus kompeten dalam  pengetahuan dan  keterampilan  melalui berbagai macam  pendidikan dan pelatihan.  Peranan yang harus dilihat sebagai “main idea” untuk membentuk sebuah peradaban dan tatanan pelayanan  kesehatan yang diseimbangkan dengan kesejahteraan bidan di daerah terpencil.
Bidan dalam  memberikan  pelayanan  kepada masyarakat khususnya ibu hamil, melahirkan, dan senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamil sejak kontak pertama saat pemeriksaan ibu hamil dan penyuluhan manfaat pemberian ASI secara berkesinambungan sehingga ibu hamil memahaminya dan siap menyusui anaknya. Dalam upaya memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat, peran dan fungsi bidan antara lain:
A.  Peran sebagai Advokator
Sebagai pemberi pelayanan kebidanan pada wanita dalam siklus kehidupannya, asuhan  neonatus, bayi dan anak balita. Sebagai pelaksana, bidan mempunyai tiga katagori tugas :
1.   Tugas Mandiri
a.   Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan
b.   Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien.
c.   Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
d.   Memberikan asuhan kebidanan kepada Klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/keluarga
e.   Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
f.    Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien / keluarga.
g.   Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana
h.   Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause
i.    Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan   keluarga :
2.    Tugas Kolaborasi / Kerjasama :
a.   Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
b.   Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
c.   Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
d.   Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan darurat yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dari keluarga.
e.   Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatan darurat yang memerlukan penolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
f.    Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatan darurat yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
3.    Tugas Ketergantungan / Merujuk :
a.   Menerapkan  manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
b.   Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawat darurat.
c.   Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
d.   Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat darurat dengan melibatkan klien dan keluarga.
B.    Peran sebagai Pengelola
        Mengelola asuhan dan pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan di institusi dan komunitas.
1.   Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu. Keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien.
2.   Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sector lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan duku bayi, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
C.    Peran sebagai Pendidik
        Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan disetiap tatanan pelayanan kesehatan di insitusi dan komunitas, menthorship dan preceptorship terhadap calon tenaga kesehatan dan bidan baru.
1.      Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan KB.
2.      Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.

Contoh peran bidan pendidik dalam masa kehamilan :
a.memberikan pendidikan mengenai cara kebersihan diri
b.Memberikan pendidikan nutrisi yang baik bagi ibu hamil
c.Memberikan pendidikan tentang istirahat yang cukup pada ibu hamil
d.Memberikan pendidikan tentang tanda bahaya pada ibu hamil

Contoh peran bidan pendidik dalam masa bersalin
a.Memberikan pendidikan tentang cara mengejan yang baik
b.Memberikan pendidikan tentang fisiologi persalinan
c.Memberikan pendidikan tentang tanda tanda persalinan

Contoh peran bidan pendidik dalam masa nifas
a.Memberikan pendidikan tentang perawatan payudara
b.Memberikan pendidikan tentang kebersihan diri
c.Memberikan pendidikan tentang cara menyusui bayinya
d.Memberikan pendidikan tentang nutrisi yang baik
e.Memberikan pendidikan tentang tanda bahaya dalam masa nifas

D.    Peran sebagai Peneliti / Investigator
       Melakukan investigasi atau peneliti terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok.
1.      Mengindentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
2.      Menyusun rencana kerja pelatihan.
3.      Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
4.      Mengolah dan menginterprestasikan data hasil invetigasi.
5.      Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut,

6.      Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar