ISSUE KESEHATAN LINGKUNGAN
2.1 Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita
( makhluk hidup.
Contohnya : meja, kursi, cahaya, udara, mamusia, hewan, tumbuhan, dsb.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi, dsb.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme.
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah Ilmu lingkungan atau ekologi.Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
Contohnya : meja, kursi, cahaya, udara, mamusia, hewan, tumbuhan, dsb.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi, dsb.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme.
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah Ilmu lingkungan atau ekologi.Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
2.2
Isu strategis utama
adalah desentralisasi
dan otonomi pembangunan di bidang kesehatan. Isu ini sangat berpengaruh dalam
tatalaksana pemerintahan dan penatalaksanaan program-program pembangunan
kesehatan. Isu ini perlu menjadi landasan dalam pemikiran pembangunan di masa
yang akan datang di kabupaten Gunungkidul. Isu kedua yang tak kalah penting
adalah pembiayaan daerah. Dengan lahirnya UU nomor 25 tahun 1999 tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah, membuka peluang bagi daerah untuk mampu
memanfaatkan anggaran dana untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sekaligus
menciptakan sumber-sumber pendapatan baru bagi daerah. Kemampuan daerah dalam
menyusun berbagai program pembangunan daerah sangat tergantung kepada
keberadaan dan pengelolaan pembiayaan ini.
Berdasarkan
kajian-kajian determinan permasalahan kesehatan yang terjadi di Kabupaten
Gunungkidul, dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai isu-isu pokok yaitu
berbagai determinan yang menjadi bagian yang muncul dalam
permasalahan-permalsahan kesehatan terutama kepada permasalahan-permasalahan
utama dan harus ditangani segera. Isu pokok merupakan permasalahan dalam
determinan kesehatan yang selalu muncul dalam setiap masalah. Dari analisis
determinan faktor yang paling sering muncul adalah sebagai berikut :
1. Status Gizi Masyarakat
secara umum masih rendah
2. Keluarga miskin dan
pembiayaan kesehatan di masyarakat
3.
Mekanisme Pembiayaan Kesehatan (Preventif dan Promotif ) di Puskesmas
4. Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat masyarakat
5.
Manajemen pelayanan kesehatan ( terutama SDM dan sistem informasi kesehatan )
2.3 Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Kesehatan Lingkungan Masyarakat
1. Disparitas status kesehatan
1. Disparitas status kesehatan
Disparitas adalah perbedaan; jarak:
adanya upah yang diterima oleh para pekerja pabrik itu. Di Indonesia yang
sungguh kaya luar biasa ini,status Menghalangi pemiliknya untuk mendapatkan hak
kesehatan yang layak. , masyarakat, media massa , politikus bahkan insan
kesehatan masih memandang hak kesehatan hanya pada hak untuk memperoleh
pelayanan kuratif dirumah sakit dan
puskesmas . "Meskipun secara nasional kualitas kesehatan masyarakat telah
meningkat namun disparitas antar tingkat sosial ekonomi dan antar wilayah masih
cukup tinggi," katanya.
2. Beban Ganda
penyakit.
Bagi masyarakat Indonesia khususnya,
penyakit memiliki beban ganda,yang pertama adalah rasa sakit yang diderita dan
Uang yang cukup banyak Untuk mengatasi masalah penyakit yang dideritanya. Hal
ini memberikan dampak negative pada Pasien yang bersangkutan, karena
keterbatasan dana, mereka mendapatkan keterbatasan Pelayanan kesehatan.
3.Kinerja Pelayanan
yang rendah
JAKARTA
- Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, menilai
kinerja pelayanan kesehatan masih rendah terutama di daerah tertinggal,
terpencil, perbatasan dan pulau-pulau terluar. "Padahal kinerja kesehatan
merupakan salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan
penduduk," katanya, malam ini. Agung Laksono, menjelaskan hal itu
merupakan tantangan pembangunan kesehatan di Indonesia yang memerlukan dukungan
semua elemen bangsa.
"Rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan yang ditandai dengan masih dibawah standarnya
kualitas pelayanan sebagian rumah sakit daerah serta keterbatasan tenaga
kesehatan juga menjadi tantangan yang harus segera diatasi,"
katanya.Dikatakan, hingga saat ini jumlah dan distribusi dokter, bidan serta
perawat belum merata dimana disparitas rasio dokter umum per 100.000 penduduk
antar wilayah masih tinggi. "Indonesia mengalami kekurangan pada hampir
semua tenaga kesehatan yang diperlukan, " katanya.
4. Perilaku
masyarakat yang kurang mendukung hidup Bersih
Dewasa ini sikap masyarakat Indonesia
juga sama buruknya dengan system yang mengatur kesehatan.Jika anda berkunjung
ke Jakarta misalnya, lihatlah sungai disana kini sungai di Jakarta mengalami
perubahan fungsi, fungsi sungai bukan lagi menjadi tata perairan kota tapi
tempat sampah umum. Belum lagi ada masyarakat yang MCK di sungai, begitu pula
di sebagian wilayah pedesaan Indonesia kesadaraan akan pentingnya kesehatan
belum kita temukan di masyarakat kita.
5. Rendahnya Kondisi
kesehatan lingkungan
Rendahnya Pembangunan
Ekonomi yang belum merata adalah biang keladi pokok masalah ini.hal tersebut
menimbulkan kesenjangan soasial baik papan,sandang dan pangan. Pertanyaan
mengapa masalah kesehatan lebih banyak dialamai oleh orang tak berpunya,
mungkin jawabannya adalah karena lingkungan tempat tinggal yang buruk.
1.
Rendahnya
Kondisi Kesehatan Lingkungan
Salah satu faktor penting lainnya yang
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan
yang tercermin antara lain dari akses masyarakat terhadap air bersih dan
sanitasi dasar. Pada tahun 2002, persentase rumah tangga yang mempunyai akses
terhadap air yang layak untuk dikonsumsi baru mencapai 55,2 persen (BPS 2002),
dan akses rumah tangga terhadap sanitasi dasar 63,5 persen.
Jelas
lingkungan mempengaruhi kesehatan sesorang, orang yang tinggal ditempat bersih,
aman, dan nyaman akan mendapat kesehatan yang lebih baik dibanding orang yang
bertempat tinggal di daerah kumuh seperti bantaran kali, kolong jembatan, dan
kawasan Industri. Masih banyak masyarakat indonesia yang bertempat dilingkungan
kurang baik, pelosok-pelosok. Khususnya masyarakat jakarta.
Faktor-faktor
buruknya lingkungan yang mempengaruhi kesehatan:
1.
Banyak bangunan bertingkat
yang di beton = dengan banyaknya bangunan bertingkat maka fungsi tanah yang
seharusnya menyerap air kini digantikan fungsinya oleh sistem penyerapan buatan
yang kurang efektif, dapat berakibat banjir dan mewabahnya penyakit.
2.
Pembuatan produk-produk yang
lama hancur = bahan baku yang lama hancur akan mempercepat penumpukan sampah
karena sampah dihasilkan setiap hari.
3.
Kurangnya kesadaran
masyarakat akan lingkungannya = sehingga membuang sampah sembarang, membangun
rumah dibantaran kali, dll
4.
Banyak kendaraan dan
pabrik-pabrik = kendaraan yang sudah lama akan mengalami pembakaran yang tidak
sempurna sehingga lebih banyak menghasilkan Co2 dan Pb begitupun dengan
pabrik-pabrik.
Solusinya, Penggusuran rumah-rumah yang
berada dibantaran kali, kolong jembatan dan taman-taman lalu menempatkannya
kembali ditempat yang layak karena ketika kali yang seharusnya menjadi saluran
pembuangan menjadi berkurang fungsinya karena adanya rumah-rumah di bantaran
kali. Kemudian, Memanfaatkan sampah dengan cara mendaur ulangnya, pengurangan
produk-produk yang lama hancur sperti plastik dan kaca.
2.
Rendahnya
Status Kesehatan Penduduk Miskin
Angka kematian bayi pada kelompok
termiskin adalah 61 dibandingkan dengan 17 per 1.000 kelahiran hidup pada
kelompok terkaya.Penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian utama pada
bayi dan balita, seperti malaria dan TBC, lebih sering terjadi pada masyarakat
miskin. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin terutama disebabkan oleh
terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan karena kendala geografis dan
kendala biaya (cost barrier). Data SDKI 2002-2003 menunjukkan bahwa 48,7 persen
masalah dalam mendapatkan pelayanan kesehatan adalah karena kendala biaya,
jarak dan transportasi. Utilisasi rumah sakit masih didominasi oleh golongan
mampu, sedang masyarakat miskin cenderung memanfaatkan pelayanan di puskesmas.
Demikian juga persalinan oleh tenaga kesehatan pada penduduk miskin hanya
sebesar 39,1 persen dibanding 82,3 persen pada penduduk kaya. Asuransi
kesehatan sebagai suatu bentuk sistem jaminan sosial hanya menjangkau 18,74
persen (2001) penduduk, dan hanya sebagian kecil diantaranya penduduk miskin.
Solusinya, Memberikan jaminan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan gratis untuk keluarga miskin dimanapun berada di
wilayah Negara Indonesia.Upaya kesehatan dasar dan rujukan terutama
diprioritaskan pada setiap bayi bayi, anak dan kelompok masyarakat risiko
tinggi.Dengan demikian maka setiap Puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau
dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah kerjanya terutama di daerah
perbatasan, terpencil dan tertinggal.
3.
Rendahnya
Pemanfaatan Fasilitas Pemerintah dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan
Fasilitas
pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh wilayah
Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit,
Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling 6.132 unit. Meskipun
fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua kecamatan, namun
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi
kendala.Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat,
terutama terkait dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di hampir semua
kabupaten/kota, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan belum dapat
berjalan dengan optimal
Pada
tahun 2002, rata-rata setiap 100.000 penduduk baru dapat dilayani oleh 3,5
puskesmas. Selain jumlahnya yang kurang, kualitas, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan di puskesmas masih menjadi kendala. Pada tahun
2003 terdapat 1.179 Rumah Sakit (RS), terdiri dari 598 RS milik pemerintah dan
581 RS milik swasta. Jumlah seluruh tempat tidur (TT) di RS sebanyak 127.217 TT
atau rata-rata 61 TT melayani 100.000 penduduk.Walaupun rumah sakit terdapat di
hampir semua kabupaten/kota, namun kualitas pelayanan sebagian besar RS pada
umumnya masih di bawah standar.Pelayanan kesehatan rujukan belum optimal dan
belum memenuhi harapan masyarakat.Masyarakat merasa kurang puas dengan mutu
pelayanan rumah sakit dan puskesmas, karena lambatnya pelayanan, kesulitan
administrasi dan lamanya waktu tunggu.Perlindungan masyarakat di bidang obat
dan makanan masih rendah.Dalam era perdagangan bebas, kondisi kesehatan
masyarakat semakin rentan akibat meningkatnya kemungkinan konsumsi obat dan
makanan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan.
4.
Studi
Kasus tentang Penerapan Kesehatan Lingkungan
Penerapan Kesehatan Lingkungan seperti diadakannya program lingkungan sehat.
Program ini ditujukan untuk mewujudkan
mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan
kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas-sektor berwawasan kesehatan.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam
program ini antara lain meliputi:
1. Penyediaan sarana air bersih dan
sanitasi dasar;
2. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas
lingkungan;
3. Pengendalian dampak resiko pencemaran
lingkungan; dan
4. Pengembangan wilayah sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar