KEMAMPUAN BERJALAN BAYI
2.1 Kemampuan Motorik
2.1.1 Pengertian
Kemampuaan
motorik adalah kemampuan untuk melakukan gerakan kemampuan motorik diawali
dengan koordinasi tubuh, duduk, merangkak, berdiri dan diakhiri dengan berjalan.
Perkembangan kemampuaan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan
jasmani yang terkoordinasi antara pusat syaraf urat syaraf dan otot. Kemampuan
berjalan anak merupakan salah satu kemandirian anak dalam perkembangan motorik.
Berkaitan
dengan perkembangan gerakan motorik, yakni perkembangan pengendalian gerakan
tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak dan
spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakanotot – otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri,
contohnya kemampuan duduk, berjalan, menendang, berlari, naik turun tangga dan
lainnya. Sementara motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot – otot
halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih, misalnya kemampuan untuk memindahkan benda dari
tangan, mencoret – coret, menyusun balok dan sebagainya.( www. Tablid
nova.Co.id).
Kemampuaan
berjalan berkaitan erat dengan pengendaliaan otot yang berkembang karena adanya
factor pematangan dan factor belajar. Otot – otot, tulang – tulang, dan
struktur syaraf yang sudah matang, ditambah perubahan berat badan, maka bayi
dapat menggunakan badannya secara terkoordinasi, termasuk mengkoordinasi gerak
kakinya. Tetapi, untuk dapat benar – benar mengembangkan kemampuaannya bayi
harus diberi kesempatan untuk dapat belajar melakukannya.
2.2 Kemampuan
Motorik.
2.2.1 Koordinasi tubuh
Yang dimaksud dengan koordinasi tubuh adalah
keseimbangan koordinasi antara kemampuan
meraba, melihat dan mendengar yang terjadi secara bertahap. Koordinasi tubuh
juga dapat terjadi dengan penyatuan antara perkembangan motorik halus dan
motorik kasar.
a. Saat lahir sampai usia satu
bulan, kedua telapak tangan bayi masih
mengepal.
b. Usia 2
bulan, bayi sudah dapat membuka telapak tangan dan memandangi tangannya
sendiri.
c. Usia 3 bulan, bayi sudah mulai dapat memegang,
memandangi dan melambaikan tangannya.
d. Usia 4 bulan, bayi sudah mulai berusaha untuk
mengangkat tubuhnya dengan kedua lengannya dalam posisi tengkurap.
e. Usia 5 bulan, bayi mulai terbentuk koordinasi
antara tangan dengan kemampuan melihatnya. Pada usia ini, bayi sudah mampu
menggerakkan tangannya kearah benda dan memiliki keinginan untuk menjangkaunya.
f. Usia 6 bulan, bayi sudah dapat memegang mainan
dan memindahkan mainan dengan kedua telapak tangannya.
g. Usia 7 bulan, bayi sudah mampu menggunakan jari
dan ibu jari bersama – sama untuk sebuah tujuan, seperti mengambil balok.
h. Usia 8 bulan, bayi mampu memindahkan mainannya
dari satu tangan ketangan berikutnya.
i.
Usia 9 –
10 bulan,bayi dapat bermain – main dengan tangannya, seperti bertepuk tangan,
memasukkan jari – jarinya ketempat lubang kecil yang terbuka.
j.
Usia 11 –
12 bulan, bayi mampu meletakkan benda ketangan orang lain.
2.2.2 Merangkak
Merangkak merupakan suatu gerakan yang rumit
yang dilakukan oleh bayi karena memerlukan tenaga dan keseimbangan yang
baik antara bagian - bagian tubuh yang satu dengan yang lainnya. Sikecil
akan dapat menendang, menggeserkan kaki atau mendorongkan kakinya dengan penuh
semangat ketika otot – otot kakinya
sedang berkembang, otot – otot leher dan punggung menjadi lebih kuat.Namun
tidak semua bayi dapat meranggkak, Karen ada sebagian bayi hanya mengelangsur
atau bahkan tidak merangkak tapi hanya belajar duduk dan langsung berjalan.
Kemampuan seorang bayi untuk merangkak semakin
sempurna dengan bertambahnya usia. Berikut ini tentang tahap – tahap kemampuan
bayi untuk dapat merangkak secara sempurna.
a. Pada usia
7 bulan, bayi sudah mulai berusaha untuk membalikkan
Badannya dari posisi
terlentang sampai telungkup.
b. Pada usia 8 bulan,
pada usia ini bayi belum dapat merayap maju,tetapi
setidaknya ia berhasil untuk memutar
badannya, dan dengan cara ini
mengubah sikap badannya.
c.
Pada usia 9 bulan, bayi mulai merayap.
d. Pada usia 10 bulan, bayi mampu mengayun –
ayunkan tangan dan
lututnya.
e.
Pada usia 11 bulan, bayi mampu merangkak dengan kedua tangan dan
kedua kakinya.
f.
Pada usia
12 bulan, bayi sudah mampu secara sempurna dengan sikap
Merangkak ( Theodor Hellbrugge ; J.H.Von
Wimpffen, 1989 : 98-152)
2.2.3 Duduk
Duduk adalah fungsi motorik yang tujuannya untuk
bergerak maju. Dengan duduk kebebasan bergerak sedikit terbatas, tetapi peluang
untuk gerakan tangan besar sekali. Kemapuan bayi untuk dapat merangkak, duduk,
berdiri, dan berjalan terjadi pada usia yan bervariasi dibandingkan dengan
kemampuaan koordinasi. Sebelum mampu melakukan gerakan duduk dengan leluasa,
ada tiga fungsi dasar yang harus dikuasai lebih dahulu, yaitu menegakkan kepala
pada semua sikap tubuh, melenturkan gerakan pinggul dan memutar badan dengan
aktif. Dengan menguasai ketiga fungsi tersebut maka dasar – dasar untuk gerakan
duduk sudah terpenuhi dan kini tergantung banyaknya latihan dan lamanya waktu
sampai si anak dapat mengangkat dirinya dan duduk. Berikut tahap – tahap bayi
untuk dapat duduk secara sempurna :
a. Pada usia 6 bulan, bayi sangat senang jika
tubuhnya ditarik untuk
didudukkan pada usia ini bayi sudah kuat untuk
mengangkat kepalanya.
b. Pada
usia 7 bulan, bayi sudah mampu untuk memainkan kakinya.
c Pada
usia 8 - 9 bulan, bayi mulai belajar mengangkat badan untuk
duduk
dan sudah mampu duduk dengan bantuan orang tua.
d.
Pada usia
10 bulan, bayi sudsah dapat membangkitkan badannya sendiri karena leher, bahu,
dan tubuhnya semakin kuat
e.
Pada usia 11 bulan bayi sudah mampu untuk duduk secara sempurna. (Theodor Hellbrugge ; J.H.Von Wimpffen, 1989 :
90 – 140 )
2.2.4 Berjalan
Kemampuan berjalan merupakan satu bagian dari
perkembangan motorik kasar pada bayi.
Perkembangan motorik sendiri sebenarnya terdiri dari perkembangan motorik kasar
dan halus. Kemampuan motorik kasar akan menjadi dasar dari perkembangan motorik
halus. Kemampuan bayi untuk dapat berjalan ditentukan oleh semangat dan
keberanian bayi serta peran serta lingkungan sekitarnya. Kemampuan bayi untuk
dapat berjalan memiliki beberapa tahapan sebagai berikut :
a.
Pada usia 3,5 bulan, bayi mempunyai kemampuan untuk telentang dari
posisi tengkurap.
b.
Pada usi 4 – 4,5 bulan, kemampuan tengkurap dari posisi awal terlentang.
c.
Pada usia 5,5 bulan, bayi dapat duduk dengan ditopang punggungnya sendiri.
d. Pada usia 6 bulan, bayi sudah mampu untuk
merayap.
e.
Pada usia
7 – 8 bulan, bayi sudah mulai mampu untuk duduk sendiri.
f.
Pada usia 8 – 9 bulan, bayi sudah dapat merangkak.
g.
Pada usia 9 – 10 bulan, bayi dapat berdiri dengan berpegangan dan berjalan
merambat.
h.
Pada usi 12 bulan, bayi dapat berjalan tanpa berpegangan.
i.
Pada usia
14 bulan, bayi dapat berjaan mundur.
( Majalah Ayah Bunda, Pantau Perkembangan
Motorik bayi ).
2.2.5
Faktor – factor yang berhubungan dengan kemampuan anak
berjalan
pada usia 1 tahun.
1.
Sikap
Keluarga
Dukungan
setiap keluarga sangat penting terhadap tumbuh kembang balita pada tahun
pertama kehidupannya. Hal tersebut dapat dilihat dari kebiasaan keluarga, sikap
keluarga dalam mengasuh dan mendidik anak terutama pada perkembangan motorik
kasar yaitu perkembangan berjalan pada anak. Karena dengan respon yang baik
serta dukungan dari keluarga khususnya orang tua lebih dapat mempercepat proses
berjalan pada balita usia 1 tahun. Dukungan yang dapat dilakukan oleh setiap
orang tua dalam perkembangan anak seperti
merespon dengan cepat setiap perubahan yang terjadi pada anak yaitu saat
anak merangkak, duduk, sampai berjalan sebaiknya orang tua lebih dapat
memperhatikan agar anak lebih merasa bersemangat untuk melakukan hal – hal
tersebut. Tidak hanya sikap keluarga dalam perkembangan anak tetapi dengan
memperhatikan kesehatan anak seperti membawa balita untuk imunisasi juga
merupakan suatu sikap keluarga dalam proses perkembangan balita (Ayah bunda,
Buku Pegangan Tentang Perkembangan anak, 24 Bulan Pertama dalam Kehidupan Anak
).
2.
Status
gizi anak
Status
gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat
gizi ( Sumitra Almatsir, 2002 ).
Status
gizi seperti makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak,
karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang
dewasa.Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan
anak. Makanan
yang berlebihan juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas. Kedua
keadaan ini dapat menyebabkan mordibitas dan mortalitas anak.
Monitoring pertumbuhan anak
dengan menggunakan KMS, merupakan usaha untuk mencegah terjadinya malnutrisi (
retrardasi pertumbuhan maupun obesitas ) pada anak. Sebaiknya setiap anak umur
4 bulan – 3 tahun ditimbang setiap bulan, karena pada periode umur tersebut
merupakan penyesuaian dengan makanan orang dewasa.
Disamping
itu dengan KMS kita dapat mengetahui status kesehatan anak dan factor – factor
lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan anak tersebut. Dengan KMS kita bisa
memberikan penyuluhan kepada ibunya,selain tentang pertumbuhan anaknya juga
mengenai cara pemberian makanan yang baik, status kesehatan, imunisasi,
pencegahan dehidrasi dengan oralit, pemberian vit A dengan dosis tinggi serta
keluarga berencana. Selain vitamin A serta imunisasi seperti PIN yang dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, hal yang paling penting adalah ASI.
Karena dengan ASI dapat menurunkan mordibitas dan mortalitas anak, disamping
nilai gizi yang tinggi juga mengandung berbagai zat anti yang dapat melindungi
anak dari berbagai macam infeksi. Jika grafik berat badan pada KMS tidak naik
dalam 2 bulan berturut – turut kita harus dapat mencari penyebabnya. Mungkin
anak tersebut sakit, makannya kurang, cacingan atau kurang dapat perhatian.
Karena anak yang mendapatkan asupan makanan yang bergizi, proses pertumbuhan
dan perkembangan lebih baik dengan anak yang kekurangan gizi terutama dalam
kemampuan motorik anakdalam berjalan ( Soetjiningsih,SpAK : 134 -135 )
3.
Tingkat
Kesehatan
Menurut UU
Kesehatan No. 32 Th 92 Tingkat Kesehatan adalah suatu keadaan sempurna baik
fisik, mental dan social dan tidak hanya bebas dari penyakit tapi juga dari kecacatan
(Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Th 2005 ).
Kesehatan anak harus mendapat perhatian dari
para orang tua, yaitu dengan cara membawa anaknya yang sakit ketempat pelayanan
kesehatan terdekat. Anak yang dibesarkan dengan tingkat kesehatan yang baik dan
jarang sakit akan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan anak yang sering sakit.
Dengan keadaan sehat tentunya dapat mendukung setiap anak dalam proses tumbuh kembang
anak terutama dalam kemampuan motorik anak dalam berjalan (Soetjiningsih,SpAK :
135 ).Akibat kekurangan gizi sepeti protein, karbohidrat, lemak , vitamin dan
mineral dapat menyebabkan-pertumbuhan, produksi tenaga, stuktur dan fungsi otak
serta perilaku balita dapat terganggu , karena pada usia 1 sampai dengan 14
bulan merupakan masa yang kritis pada saat pertumbuhan dan sebagai dasar
pembentukan sikap.
4.
Stimulasi
Yang
dimaksud dengan stimulasi adalah perangsangan yang datang dari luar anak.
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang
mendapat banyak stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang disbanding
dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi dari lingkungan.
Berbagai
macam stimulasi seperti stimulasi verbal, visual, auditif, taktil, dll. Dapat
mengoptimalkan perkembangan anak dan memungkinkan tercapainyaperkembangan anak
yang optimal.Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot – otot tubuh
dibutuhkan stimulasi yang terarah dengan bermain atau latihan – latihan karena
dengan latihan tidak saja membantu perkembangan fisik anak tetapi juga
mentalnya agar anak tumbuh kembang dengan baik. Anak yang mendapatkan stimulasi
yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang
atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi Untuk perkembangan motorik serta
pertumbuhan otot – otot tubuh diperlukan stimulasi yang terarah seperti
bermain, latihan – latihan, olah raga yang teratur. Anak perlu diperkenalkan
olah raga sedini mungkin, karena dengan olah raga tidak hanya membentuk fisik
anak tetapi juga mentalnya agar anak tumbuh dengan baik. Olah raga yang baik
untuk anak balita misalnya seperti melempar/menangkap bola, melompat – lompat,
main tali, naik sepeda roda tiga dan lain – lain. (Soetjiningsih,SpAK : 136 -
137 ).
Dan biasanya mainan yang
tepat untuk membantu proses perkembangan anak khususnya dalam proses berjalan
yaitu seperti kubus – kubus kayu, mainan berbunyi, minan beroda plastic, mainan
yang dapat ditarik, serta mainan lain yang dapat dengan cepat menstimulasi
perkembangan anak balita. (Ayah bunda, Buku Pegangan Tentang Perkembangan anak,
24 Bulan Pertama dalam Kehidupan Anak ).
2.3
Penelitian Sebelumnya
Peneliti dalam hal ini menemukan
hasil penelitian sebelumnya tentangkemampuan berjalan pada anak usia satu tahun.
Menurut penelitian sebelumnya ternyata hanya 60 % dari anak – anak berusia satu
tahun yang sudah dapat berjalan sendiri beberapa langkah. Dari pengamatan perkembangan
berjalan yang dilakukan ternyata bahwa satu tahun belumlah cukup untuk
berkembang berjalan, tetapi kira – kira 2 -3 bulan kemudian barulah anak dapat
berjalan sendiri ( Theodor Hellbrugge ; J.H.Von Wimpffen, 365 Hari Pertama
Perkembangan Bayi Sehat,1989 : 169 ).
Berjalan merupakan salah satu
parameter perkembangan anak yang harus dapat di lakukan dan dikuasai. Sekitar
90 % anak pada usia empat belas bulan sudah harus dapat berjalan ( Ariyanti,
Edia, dkk The Best Practice, Diary Tumbuh Kembang Anak usia 0-6 Tahun, Cetakan
I, Agustus 2006 :49 ).
Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan di Kecamatan
Ciomas Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Didapat hasil bahwa 20 anak (47%) dari
seluruh sample, yang mengalami keterlambatan kemampuan motorik. Dari 20, anak ,
sebagian besar yaitu 15 anak (65%) dari keluarga miskin dan 5 anak (35%) dari
keluarga tidak miskin ( Badan Litbang Kesehatan, 2004 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar