Kamis, 23 Juni 2011

PWS KIA

PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT
KESEHATAN IBU dan ANAK (PWS-KIA)
Syafrudin, SKM, MKes.

I.    PENGERTIAN PUSKESMAS
                        Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk program pokok.

II.  PENGERTIAN KIA
                  Program Kesehatan Ibu dan Anak (IKA) merupakan salah satu program pokok di Puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil, menyusui, bayi dan anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap kesakitan-kematian.  (Departemen Kesehatan, 1992)

III. PENGERTIAN PWS-KIA
                        Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS–KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (Puskesmas/kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan KIA nya masih rendah. ( Depkes, 1994)

IV.  TUJUAN PWS-KIA
            Tujuan umum PWS-KIA yaitu :
                  Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus-menerus.



            Tujuan Khusus :
1.      Memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator, secara teratur (bulanan) dan berkesinambungan (terus-menerus) untuk tiap desa.
2.      Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan dan pencapaian sebenarnya untuk tiap desa.
3.      Menentukan urutan desa prioritas yang akan ditangani secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan antara target  dan pencapaian.
4.      merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan yang dapat digali.
5.      Membangkitkan peran pamong setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi sumber daya.

V.     PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA
                     Pengelolaan program KIA pada prinsipnya bertuuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA, secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebgaia berikut :
A.          Peningkatan pelayanan antenatal (ANC) di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta jangkauan ynag setinggi-tingginya.
B.           Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan  pada pertolongan oleh tenaga profesional secara berangsur.
C.           Peningkatan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyuarakat oleh kader dan dukun bayi, serta penanganan dan pengamatannya secara terus-menerus.
D.          Peniingkatan pelayanan neonatal (bayi berusia kurang dari 1 bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya.





VI.   BATASAN dan INDIKATOR PEMANTAUAN
                        Dalam penerapan PWS-KIA digunakan batasan operasional dan indikator pemantauan seperti diuraikan berikut ini :
Batasan
A.    Pelayanan Antenatal
           Pelayanan Antenatal (ANC) merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dilakukan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan.
Standar operasional yang ditetapkan untuk ANC adalah “5T”, yakni :
1.      Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2.      (Ukur) Tekanan darah.
3.      (Pemberian imunisasi) Tetanus Toxoid (TT) lengkap.
4.      (Ukur) Tinggi fundus uteri.
5.      (Pemberian) Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan      

B.     Penjaringan (Deteksi) Dini Kehamilan Berisiko
Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan ibu hamil berisiko yang dapat dilakukan oleh kader, dukun bayi, dan tenaga kesehatan.

C.     Kunjungan Ibu Hamil
Maksudnya adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan.

D.    Kunjungan Baru Ibu Hamil (K1)
Adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.

E.     Kunjungan Ulang
Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung.

F.      K4
Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar, dengan syarat :
1.      Minimal satu kali kontak pada trimester I
2.      Minimal satu kali kontak pada trimester II
3.      Minimal dua kali kontak pada trimester III

G.    Kunjungan Neonatal (KN)
Adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal dua kali.
KN 1 = kontak neonatal dengan tenaga profesional pada umur 0-7 hari.
KN 2 = kontak neonatal dengan tenaga profesional pada umur 8-28 hari.

H.    Cakupan Akses
Adalah persentase ibu hamil di suatu wilayah, dalam kurun waktu tertentu, yang pernah mendapat pelayanan antenatal sesuai standar. paling sedikit satu kali selama kehamilan.

I.       Cakupan Ibu Hamil (Cakupan K4)
Pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, yaitu minimal satu kali pada  triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga.

J.       Sasaran Ibu Hamil
Adalah jumlah semua ibu hamil di wilayah dalam kurun waktu satu tahun.

K.    Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Adalah presentase ibu bersalin di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu,yang ditolong persalinannya oleh tenakes.


L.     Cakupan Penjaringan Ibu Hamil Berisiko oleh Masyarakat
Adalah persentasi ibu hamil beresiko yang ditemukan oleh kader dan dukun bayi, dan kemudian dirujuk ke puskesmas atau tenakes, dalam kurun waktu tertentu.

M.   Cakupan Ibu Hamil Berisiko oleh Tenaga Kesehatan
Adalah persentase ibu hamil beresiko yang ditemukan baik oleh tenakes, maupun oleh kader/ dukun bayi yang tealah dipastikan oleh tenakes, yang kemudian ditindak lanjuti (dipantau secara intensif dan ditangani sesuai kewenangan dan/ atau dirujuk ketingkat pelayanan yang lebih tinggi),dalam kurun waktu tertentu.
N.    Ibu Hamil Berisiko
Adalah ibu hamil yang punya faktor resiko dan resiko tinggi, kecuali ibu hamil normal.
O.    Cakupan Kunjungan Neonatal (KN)
Adalah presentase neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2 kali dari tenakes 1 kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada uimur 8-28 hari.

Indikator Pemantauan
Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS-KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA.
 Ditetapkan 6 indikator PWS-KIA yaitu;
1.      Akses pelayanan antenatal ( cakupan K1 )
Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta,kemampuan program dalam menggerakan masyarakat
RUMUS:
               Jumlah kunjungan baru (K1) ibu hamil  x 100%
Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
2.      Cakupan ibu hamil ( Cakupan K4 )
Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap
RUMUS:
               Jumlah kunjungan  ibu hamil (K4)  x 100%
Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
3.      Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan, dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan secara profesional
RUMUS:
          Jumlah persalinan oleh tenakes          x 100%
Jumlah seluruh sasaran persalinan dalam satu tahun

4.      Deteksi ibu hamil beresiko oleh masyarakat
dengan indikator ini dapat diukur tingkat kemampuan dan peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamil yang beresiko dalam satu wilayah
RUMUS:
               Jumlah Ibu hamil beresiko yang dirujuk oleh dukun
Bayi /kader ke tenakes                                                x 100%
Jumlah seluruh sasaran ibu hamil dalam satu tahun

5.      Deteksi ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan
Dengan indikator ini dapat diperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh program KIA dan harus ditindak lanjuti dengan intervensi secara intensif
RUMUS:
               Jumlah Ibu hamil beresiko yang ditemukan oleh tenakes
dan atau dirujuk oleh dukun bayi dan kader                      x 100%
Jumlah seluruh sasaran ibu hamil dalam satu tahun

6.      Cakupan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan
dengan indikator ini dapat diketahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal
RUMUS:
Jumlah kunjungan neonatal yang mendapat Pelayanan
kesehatan minimal dua kali oleh tenakes                         x 100%
Jumlah seluruh sasaran bayi dalam satu tahun

   Keenam indikator ini merupakan indikator yang digunakan oleh para pengelola program KIA, sehingga disesuaikan dengan kebutuhan program. Karena itu disebut indikator pemantauan teknik
    
IV. CARA MEMBUAT GRAFIK PWS-KIA
PWS-KIA   disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang  dipakai, juga menggambarkan pencapaian tiap desa dalam tiap bulan.
Dengan demikian tiap bulanannya dibuat 6 grafik yaitu:
·         Grafik cakupan K1
·         Grafik cakupan K4
·         Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
·         Grafik penjaringan ibu hamil berisiko oleh masyarakat
·         Grafik penjaringan ibu hamil berisiko oleh tenaga kesehatan
·         Grafik cakupan neonatal oleh tenaga kesehatan

Langkah-langkah pokok dalam pembuatan grafik PWS-KIA
·         Pengumpulan data
·         Pengolahan data
·         Penggambaran grafik PWS-KIA

Di bawah ini contoh perhitungan / pengelolaan data untuk cakupan K1 dan cakupan K4:

a. Perhitungan untuk cakupan K1 (Akses)

    - Pencapaian kumulatif per desa adalah :
                        Pencapaian cakupan kumulatif bumil baru per desa
                        (Januari s/d April 2007)                                                 .  x 100%
                        Sasaran Bumil per desa selama satu tahun
    
- Pencapaian bulan ini per desa
                        Pencapaian cakupan bumil baru per desa
                        April 2007                                                         .  x 100%
                        Sasaran Bumil per desa selama satu tahun

-    Pencapaian Bulan lalu per desa adalah
Pencapaian cakupan bumil baru per desa
                        Selama Bulan Maret 2007                               .  x 100%
                        Sasaran Bumil per desa selama satu tahun
           
b. Perhitungan untuk cakupan K4
              - Pencapaian kumulatif per desa adalah :
                        Pencapaian cakupan kumulatif kunjungan bumil (K4)
per desa(Januari s/d April 2007)                                    .  x 100%
                        Sasaran Bumil per desa selama satu tahun
    
            - Pencapaian bulan ini per desa
                        Pencapaian cakupan bumil (K4) per desa
                        April 2007                                                         .  x 100%
                        Sasaran Bumil per desa selama satu tahun

-    Pencapaian Bulan lalu per desa adalah
Pencapaian cakupan bumil (K4) per desa
                        Selama Bulan Maret 2007                               .  x 100%
                        Sasaran Bumil per desa selama satu tahun

Penggambaran Grafik PWS-KIA
Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat grafik PWS-KIA (dengan menggunakan indikator cakupan K1) sebagai berikut :
a.                   Menentukan target rata-rata per bulan untuk menggambarkan skala pada grafik vertical ( sumbu Y)
Misalnya : target cakupan ibu hamil baru (cakupan K1) dalam satu tahun ditentukan 90% (garis a), maka sasaran rata-rata setiap bulan:
90%   =  7,5%
12 bl
Dengan demikian, maka sasaran pencapaian kumulatif sampai dengan Bulan April adalah (4 x 7,5% =) 30 % (garis b)
b.                  Hasil perhitungan pencapaian kumulatif cakupan K1 sampai bulan April dimasukkan dalam jalur % kumulatif secara berurutan sesuai peringkat. Pencapaian tertinggi di sebelah kiri dan terendah di sebelah kanan, sedangkan pencapaian untuk Puskesmas dimasukkan ke dalam kolom terakhir.
c.                   Nama desa bersangkutan dituliskan dalam lajur desa, sesuai dengan cakupan kumulatif masing-masing desa yang dituliskan pada butir b diatas.
d.                  Hasil perhitungan pencapaian bulan ini ( April ) dan bulan lalu ( Maret ) untuk tiap desa dimasukkan kedalam lajur masing-masing.
e.                   Gambar anak panah dipergunakan untuk mengisi lajur trend. Bila penacapaian cakupan bulan ini lebih besar dari cakupan bulan lalu, maka digambar anak panah yang menunjuk ke atas. Sebaliknya, untuk cakupan bulan ini yang lebih rendah dari cakupan bulan lalu, digambarkan anak panah yang menunjuk ke bawah ; sedangkan untuk cakupan yang tetap atau sama digambarkan dengan tanda (-) 











* Contoh grafik akses ibu hamil bulan April 2007
   Puskesmas Sukamejeng                   

Des 90,0%
Nov 82,5%
Okt 75,0 %
Sep 67,5%
Ags 60,0%
Juli 52,5%
Juni 45%
Mei 37,5%
Apr 30,0%
Mar 22,5%
Feb 15,0%
Jan 7,5 %









Target 30,0%
         














% kumulatif
55
48
40
22,5
15

40

% bulan ini
14
6
7,5
7,5
6

9

% bulan lalu
10
8
7,5
10
4

7

TREND




  _


Desa
A
B
C
D
E

Pusk



V. ANALISIS dan TINDAK LANJUT PWS - KIA
            Grafik PWS-KIA perlu di analisis dan ditafsirkan, agar dapat diketahui desa mana yang paling memerlukan perhatian dan tindak lanjut yang perlu dilakukan.


            Analisis grafik PWS-KIA
            Analisis dari grafik cakupan ibu hamil baru (akses) pada pemantauan bulan April 2007 dapat digambarkan dalam matriks seperti di bawah ini.:
Desa
Cakupan terhadap target

Terhadap cakupan bulan lalu

Status Desa

Di atas
Di bawah
Naik
Turun
Tetap
A
B
C
D
E
+
+
+




+
+
+



+

+

+


+
Baik
Kurang
Baik
Jelek
Cukup

Dari matriks di atas dapat disimpulkan adanya 4 macam status cakupan desa, yaitu :
  1. Status Baik
Adalah desa dengan cakupan diatas target yang ditetapkan untuk bulan April 2007, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat atau tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Desa-desa ini adalah Desa A dan C. jika keadaan tersebut berlanjut, maka desa-desa tersebut akan mencapai atau melebihi target tahunan yang ditentukan.
  1. Status Kurang
Adalah desa dengan cakupan diatas target yang ditetapkan untuk bulan April 2007, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Desa dalam kategori ini adalah Desa  B, yang perlu mendapatkan perhatian karena cakupan bulan ini hanya 6 %. Jika cakupan terus menurun,, maka desa tersebut tidak akan mencapai target tahunan yang ditentukan.


  1. Status Cukup
Adalah desa dengan cakupan dibawah target yang ditetapkan untuk bulan April 2007, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Desa dalam kategori ini adalah Desa  E, yang perlu didorong agar cakupan bulanan selanjutnya tidak lebih kecil daripada cakupan bulanan minimal. Jika keadaan tersebut dapat terlaksana, maka desa ini kemungkinan besar akan mencapai target tahunan yang ditentukan.
  1. Status Jelek
Adalah desa dengan cakupan dibawah target yang ditetapkan untuk bulan April 2007, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Desa dalam kategori ini adalah Desa  D, yang perlu diprioritaskan untuk pembinaan agar cakupan bulanan selanjutnya tidak lebih kedapat ditingkatkan di atas cakupan bulanan minimal agar dapat mengejar kekurangan target sampai bulan April 2007, sehingga dapat pula mencapai target tahunan yang  ditentukan.

            Rencana Tindak Lanjut
                        Bagi kepentingan program, analisis PWS-KIA ditujukan untuk menghasilkan suatu keputusan tindak lanjut teknis dan non-teknis bagi Puskesmas keputusan tersebut harus dijabarkan dalam bentuk rencana operasional jangka pendek untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.

VI.   PELEMBAGAAN PWS-KIA
Pelembagaan PWS-KIA adalah pemanfaatan PWS-KIA secara teratur dan terus menerus pada semua siklus pengambilan keputusan untuk memantau penyelanggaran progam KIA, disemua tingkatan administrasi pemerintah,baik yang bersifat teknis sektoral maupun yang bersifat koordinatif, non-teknis dan lintas sektoral.
Langkah-langkah pelembagaan PWS-KIA, yaitu :
·   Penunjukan petugas pengolahan data ditiap tingkatan, untuk menjaga kelancaran pengumpulan data.
·   Pemanfaatan pertemuan lintas program
·   Pemantauan  PWS-KIA untuk menyakini lintas sektoral

VII. SISTEM PENCATATAN dan PELAPORAN
      Pengumpulan dan pengolahan data merupakan kegiatan pokok dari PWS-KIA. Data yang dicatat perdesa dan kemudian dikumpulkan ditingakat Puskesmas akan dilaporkan sesuai jenjang administrasi.
Jenis data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS-KIA adalah :
·         Data sasaran :
1.      Jumlah seluruh ibu hamil
2.      Jumlah seluruh ibu bersalin
3.      Jumlah seluruh bayi berusia kurang dari 1 bulan ( neonatal )
4.      Jumlah seluruh bayi
·         Data pelayanan:
1.      Jumlah K1.
2.      Jumlah K4.
3.      Jumlah ibu hamil beresiko yang dirujuk oleh masyarakat.
4.      Jumlah ibu hamil beresiko yang dilayani oleh tenaga kesehatan.
5.      Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga profesional.
6.      Jumlah bayi berusia kurang dari 1 bulan yang dilayani oleh tenaga kesehatan minimal 2 kali.

Sumber data yang diperlukan untuk melaksanakan PWS-KIA umumnya berasal dari
·         Register Kohort ibu dan bayi.
·         Laporan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan dukun bayi.
·         Laporan dari dokter/ bidan praktik swasta.
·         Laporan dari fasilitas pelayanan selain puskesmas yang berada di wilayah puskesmas.


3 komentar:

  1. Materinya sangat membantu pak..
    Terima kasih banyak atas ilmunya😇

    BalasHapus
  2. PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT
    KESEHATAN IBU dan ANAK (PWS-KIA)

    Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS–KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (Puskesmas/kecamatan)

    TUJUAN PWS-KIA
    1. Memantau cakupan pelayanan KIA
    2. Menilai kesenjangan antara target tiap desa
    3. Menentukan urutan desa prioritas
    4. merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya
    5. Membangkitkan peran pamong setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi sumber daya.

    PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA

    1. Peningkatan pelayanan antenatal (ANC)
    2. Peningkatan pertolongan persalinan
    3. Peningkatan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil
    4. Peniingkatan pelayanan neonatal

    Batasan operasional:
    1. Pelayanan antenatal
    2. Penjaringan (Deteksi) Dini Kehamilan Berisiko
    3. Kunjungan ibu hamil
    4. Kunjungan baru ibu hamil k1
    5. Kunjungan ulang
    6. K4
    7. Kunjungan neonatal
    8. Cakupan akses
    9. Cakupan ibu hamil K4
    10. Sasaran ibu hamil
    11. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
    12. Cakupan Penjaringan Ibu Hamil Berisiko oleh Masyarakat
    13. Ibu hamil berisiko
    14. Cakupan kunjungan neonatal

    Indikator Pemantauan:
    Ditetapkan 6 indikator PWS-KIA yaitu;

    1. Akses pelayanan antenatal ( cakupan K1 )
    2. Cakupan ibu hamil ( Cakupan K4 )
    3. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
    4. Deteksi ibu hamil beresiko oleh masyarakat
    5. Deteksi ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan
    6.Cakupan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan

    Langkah-langkah pokok dalam pembuatan grafik PWS-KIA:
    1. Pengumpulan data
    2. Pengolahan data
    3. Penggambaran grafik PWS-KIA


    Analisis grafik:
    Grafik PWS-KIA perlu di analisis dan ditafsirkan, agar dapat diketahui desa mana yang paling memerlukan perhatian dan tindak lanjut yang perlu dilakukan.

    PELEMBAGAAN PWS-KIA:
    Pelembagaan PWS-KIA adalah pemanfaatan PWS-KIA secara teratur dan terus menerus pada semua siklus pengambilan keputusan untuk memantau penyelanggaran progam KIA, disemua tingkatan administrasi pemerintah

    nama: mega putri
    akbid bunda auni

    BalasHapus
  3. Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS–KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (Puskesmas/kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan KIA nya masih rendah. (Depkes, 1994). Pengelolaan Program KIA terdiri dari 4 prinsip, yaitu: Peningkatan pelayanan antenatal (ANC), Peningkatan pertolongan persalinan, Peningkatan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil, dan Peningkatan pelayanan neonatal.

    BalasHapus