Minggu, 31 Mei 2015

PNEUMONIA



                                                                        PNEUMONIA
                                                                 Syafrudin, SKM, M.Kes.
1.    Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah, 2005). Menurut Muttaqin (2008) pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian alveoli oleh eksudat yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan benda–benda asing.
2.    Etiologi
Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalm spektrum etiologi, gambaran klinis dan strategi pengobatan. Spektrum mikroorganisme penyebab pada neonatus dan bayi kecil (< 20 hari) meliputi Streptococcus grup B dan bakteri gram negatif seperti E. Coli, Pseudomonas sp, atau Klebsiella sp. Pada bayi yang lebih besar (3 minggu – 3 bulan) dan anak balita (4 bulan – 5 tahun), pneumonia seringdisebabkan oleh infeksi Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenza type B, dan Staphylococcus aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, menduduki tempat ke-2 sebagai penyebab kematian bayi dan balita setelah diare dan menduduki tempat ke-3 sebagai penyebab kematian pada neonatus. pneumoniae (Said, 2010).
3.    Klasifikasi Pneumonia
Klasifikasi ISPA dalam program P2 ISPA juga dibedakan untuk golongan umur kurang dari 2 bulan dan golongan umur balita 2 bulan – 5 tahun (Said, 2010) :
Golongan umur kurang dari 2 bulan ada 2 klasifikasi yaitu:
a.    Pneumonia Berat.
Anak dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam atau nafas cepat (60X per menit atau lebih). Tarikan dinding dada kedalam terjadi bila paru-paru menjadi “kaku” dan mengakibatkan perlunya tenaga untuk menarik nafas. Anak dengan tarikan dinding dada ke dalam, mempunyai resiko meninggal yang lebih besar dibanding dengan anak yang hanya menderita pernafasan cepat. Penderita pneumonia berat juga mungkin disertai tanda-tanda lain seperti :
1)   Napas cuping hidung, hidung kembang kempis waktu bernafas.
2)   Suara rintihan
3)   Sianosis (Kulit kebiru-biruan karena kekurangan oksigen).
4)   Wheezing yang baru pertama dialami.
b.    Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan adanya tarikan kuat ke dalam dinding dada bagian bawah atau nafas cepat yaitu < 60 kali per menit (batuk, pilek, biasa). Tanda bahaya untuk golongan umur kurang dari 2 bulan ini adalah : kurang bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing, gizi buruk, demam/dingin.
4.    Pencegahan
Pencegahan pneumonia selain dengan menghindarkan atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas, perbaikan gizi, pelatihan petugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman diagnosis dan
Pengobatan  pneumonia, penggunaan antibiotika yang benar dan efektif, dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus yang pneumonia berat. Peningkatan gizi termasuk pemberian ASI eksklusif dan asupan zinc, peningkatan cakupan imunisasi, dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat pula mengurangi faktor resiko.(Kartasamita, 2010).
Menurut Kartasamita (2010), usaha untuk mencegah pneumonia ada2 yaitu:
a.    Pencegahan Non spesifik, yaitu:
1)      Meningkatkan derajat sosio-ekonomi.
2)      Menurunkan kemiskinan.
3)      Meningkatkan tingkat pendidikan.
4)      Menurunkan angka balita kurang gizi.
5)      Meningkatkan derajat kesehatan.
6)      Menurunkan morbiditas dan mortalitas.
7)      Lingkungan yang bersih, bebas polusi
b.    Pencegahan Spesifik
1)      Cegah berat bayi lahir ringan (BBLR).
2)      Pemberian makanan yang baik/gizi seimbang.
3)      Berikan imunisasi
Vaksinasi yang tersedia untuk mencegah secara langsung pneumonia adalah vaksin pertussis (ada dalam DTP), campak, Hib (haemophilus influenzae type b) dan pneumococcus (PCV). Dua vaksin diantaranya, yaitu pertussis dan campak telah masuk ke dalam program vaksinasi nasional di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sedangkan Hib dan pneumokokus sudah dianjurkan oleh WHO dan menurut laporan, kedua vaksin ini dapat mencegah kematian 1.075.000 anak setahun. Namun, karena harganya mahal belum banyak negara yang memasukkan kedua vaksin tersebut ke dalam program nasional imunisasi.

B.       Manajemen Terpadu Balita Sakit (Mtbs)
1.    Pengantar
Definisi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah set modul yang menjelaskan secara rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang kepasilitas rawat jalan keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif tapi promotif dan preventif. Dari 70% kematian anak dibawah 5 tahun disebabkan karena Penumonia, diare, malaria, campak dan malnutrisi. Di Indonesia, AKB 50 /1000 kelahiran hidup, AKABA 64/1000 kelahiran hidup (Surkesnas 2001)
Tabel 2.2 Suskernas
SURKESNAS 2001
AKB
AKABA
Gangguan Perinatal
34,7%
Sistem pernafasan
22,8%
Sistem Pemafasan
27,6%
Diare
13,2%
Diare
9,4%
Syaraf
11,8%
Sistem pencernaan
4,2%
Tifus
11,0%
oejala tidak jelas
4,1%
Sistem pencernaan
5,9%

WHO/ UNICEF pada tahun 1992 memperkenalkan konsep IMCI / MTBS
Ø  Pedoman pengobatan malaria
Ø  Pedoman tatalaksana ISPA
Ø  Pedoman penanganan diare            MTBS t=> lebih komprehensif danefisien
Ø  Pedoman penanganan DBD
Ø  Dll
MTBS
Proses manajemen kasus akan menguraikan cara menanganan anak sakit mulai dari datang untuk berobat sampai konseling bagi ibu dan pelayanan lanjutannya. Memberikan pedoman untuk menentukan apakah seorang anak sakit berat perlu untuk dirujuk. Tiga unsur penunjang keberhasilan MTBS :
1.      Membaiknya kemitraan antara fasiltas kesehatan dan masyarakat yang dilayani
2.      Meningkataya perawatan dan infbnnasi yang terjangkau dan memadai dari penyedia pelayanan
3.      Promosi yang terintegrasi
2.    Proses Manajemen Kasus
Proses manajemen kasus disusun dalam beberapa langkah sebagai berikut:
a.         Menilai anak umur 2 bulan - 5 bulan atau bayi muda umur 1 minggu - 2 bulan ; melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
b.         Membuat klasifikasi kategori untuk menentukan tindakan X  Menentukan tindakan
c.         Mengobati ; membuat resep, cara memberikan obat, dan tindakan tindakan yang lain yang perlu dilakukan.
d.        Memberikan konseling bagi Ibu
e.         Memberikan pelayanan tindak lanjut
Memilih bagan manajemen kasus secara tepat yaitu rsetiap fasilitas kesehatan mempunyai prosedur penerimaan rawat jalan, gawat darurat / tindakan, KB/KIA atau imunisasi dimana setiap fasilitas kesehatan mempunyai prosedur pendaftaran /pencatatan pasien, bila belum ada tentukan dahulu anak termasuk kelompok umur yang mana?   
                                                 Datang           MTBS

Dirujuk                                                            Tidak Dirujuk


Tindakan                                             Tindakan
                                    Prarujukan                                           Lanjutan
3.    Proses Manajemen Kasus Balita Sakit Umur 2 Bulan-5 Tahun
Penilaian
a.    Tanda bahaya umum
1)         Tidak bisa minum atau meneiek
2)         Memuntahkan semuanya
3)         Kejang
4)         Letargis atau tidak sadar
Pada umumnya anak anak yang mempunyai tanda bahaya umumnya mempunyai klasifikasi berat.
b.    Pneumonia
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli), seringkali disertai dengan proses infeksi akut pada bronkus sehingga disebut pneumonia dan bronco pneumonia.
Etiologi: stepto kokus, pneumonia dan memofilus influenza.
4.    Klasifikasi pneumonia (MTBS)
Untuk anak 2 bulan - 5 tahun :
a.       Pneumonia berat
b.      Pneumonia
c.       Bukan pneumonia
Untuk anak < 2 bulan:
a.       Infekasi yang serius
b.      Infeksi bakteri local

Pneumonia berat:
a.       Batuk dan atau
b.      Kesukaran bernafas disertai
c.       Sesakatau
d.      Tarikan diujung dada bagian bawah kedalam (ches indra wing)
Pneumonia:
a.       Batuk dan atau
b.      Kesukaran bernafas disertai
c.       Adanya nafas sesuai dengan umur: 2 bin - < 1thn adalah 50 X permenit 1 thn - 5thn adalah 40 X pennenit
Bukan pneumonia:
Batuk tanpa disertai kenaikan frekuensi pernafasan (cammon cold, faringitis, tonsillitis) FC resiko vang meningkatkan insiden Pneumonia:
- umur < 2 bulan                                              - laki-laki
- Gizi kurang                                                   - BBLR
- Tidak mendapatkan ASI yang memadai      - polusi udara
- Kepadatan penduduk                                   - Imunisasi tidak memadai
- Devisiensi Vitamin A                                   - PMT terlalu dini
- Membendung anak
  1. Diare
Klasifikasi Diare
1)      Tanpa dehidrasi
2)      Dehidrasi ringan / sedang
3)      Dehidrasi berat
Etiologi:
4)      Infeksi rbakteri (snigella, E-coli,dll), virus (Rota virus, adeno virus,dll), parasit (amoeba,dll)
5)      Malabsorbsi
6)      Alergi
7)      Keracunan
8)      Imun defisiensi
9)      Sebab lain
Tabel 2.3 penilaian MTBS
Penilaian
A
B
C
Lihat
- keadaanumum
- mata
- air mata
- muhrt&lidah
- rasahaus

Periksa turgor kulit


Deratajat dehidrasi


-  Baik, sadar
-  Normal
-  Ada
-  Basah
-  Minumbiasa
Tidak haus
Kembali cepat


Tanpa dehidrasi


gelisah, rewel
cekung
tidak ada
sangat kering
baus,ingin
minumbanyak
Kembali lambat
Dehidrasi    ringan/
sedang bila ada 1
tanda tambahan  1
atau   lebih   tanda
lain
- lesu, lunglai / tidak sadar
-  sangat cekung
-  tidak ada
-  sangat kering
- malas, minum tidak mau
minum
Kembali sangat lambat
Dehidrasi berat bila ada 1
tanda ditambah 1 tanda atau
lebih tanda lain


Terapi
Rencana A
RencanaB
Rencana C
mata atau mulut
pengobatan infeksi mata dan mulut
Infeksi telinga akut
- berikan antibiotik yang sesuai
- berikan     analgesic     dan      anti     piretik
(parasetamol)
- keringkan nanh yang keluar dari telinga
- kapan harus kembali
Infeksi telinga kronis
- berikan anti biotic (jangan berulang-ulang)
- keringkan nanah yang keluar dari telinga
- kapan harus kembali
Anemia atau BGM
- penilaian cara pemberian makanan
- berikan zat besi
- berikan obat cacing (pyrantel pamoat) (anak > 4 tahun, hasil tinja positif/tidak diberikan obat cacing dalam 6 bulan terakhir)

5.    Tatalaksana Balita umur 2 Bulan sampai 5 tahun
Nama anak : Adhi umur : 3 tahun berat badan 10 kg, suhu tubuh 38,50C
Tanyakan : Anak ibu sakit apa ? Diare kunjungan pertama ? √ kunjungan ulang
Tabel 2.4 Tatalaksana Balita umur 2 Bulan sampai 5 tahun dengan Diare
PENILAIAN
(Lingkari gejala yang ditemukan)
KLASIFIKASI
TINDAKAN
MEMERIKSA TANDA-TANDA BAHAYA UMUM
- tak bisa meminum atau mentek
- memuntahkan semuanya
- letergis atau tidak sadar
- kejang
Ada tanda bahaya
Umum ?
Ya __ Tidak ___
Ingatlah adanya tanda bahaya umum dalam menentukan klasifikasi
Ingatlah untuk merujuk setiap anak yang mempunyai tanda bahaya umum



a.      01Menentukan Tindakan





Tatalasana Balita sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun
Kama anak : Ramadhani umur: 3 tahun berat badan TOKg- Suhu tubuh : 38,5 °C Tanyakan : Anak ibu sakit apa ? sakit batuk kunjuogan pertama ? kunjungan ulang ? PENILAIAN (lingkarilah semua gejala yang ditemukan)
Tabel 2.5 Tatalasana Balita sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun dengan batuk pilek
Memeriksa Tanda-Tanda Bahaya Umum
Ada tanda bahaya
Ingatlah untuk
Tak bisa meminum atau menetek
Memuntahkan semuanya
Letergis atau tidak sadar
Kejang
Umum?
Ya ___      tidak—

Ingatlah adanya
tanda bahaya
umum dalam
menentukan
klasifikasi
merujuk setiap
anakyang
mempunyai
tanda bahaya
umum

APAKAH AN AKB ATUK ATAU    Ya   Tidak
SUKARBERNAFAS
• Hitung nafas dalam 1 menit
• Sudah berapa lama 4 hari 44 kali/mnt nafas cepat
• lihat adanya tarikan dinding dada
• dengar adanya slridor



Menentukan Tindakan Untuk Anak Yang Tidak  Memerlukan Tujukan Segera
Tabel 2.6 klasifikasi pneumonia
KLASIFKASI
TINDAKAN
Pneumonia

Antibiotik yang tepat Kapan harus kembali dan kapan harus kembali segera

Batuk : bukan pneumonia
    Bentahukan cara-cara melegakan tenggorokan •    Kapan harus segera kembali

Dehidrasi ringan / sedang

    Berikan cairan oralit / rencana terapi B
     AS! dan makanan/minuman yang lain tetap diberikan setelah 3 jam pengobatan oralit
Tanpa dehidrasi


Rencana terapi A
    Berikan cairan tambahan
    Lanjutkan pemberian makanan
    Kapan harus kembali
Diare Persisten
Pemberian makanan khusus

Disentri
    Berikan makanan anti biotic untuk shigella ( 60 % kasus) •    Tangani dehidrasi

Malaria

-  Berikan anti malaria (tanpa menunggu hasil darah)
     Berikan antipiretik (parasetamol)
    Ambil sediaan darah
    Kapan harus kembali
Demam mungkin bukan malaria (resiko rendah malaria)
    Berikan antipiretik (parasetamol)
-    Kembali bila panas tidak turun dalam 2 hari
     (pengobatan lain sesuai penyebab)
Demam : mungkin DBD

    berikan oralit
    Berikan antipiretik (parasetamol)
    Kapan harus kembali
Demam : mungkin bukan DBD

    Berikan antipiretik (parasetamol)
    Segera kembali bila 2 hari masih tetap demam
    (can penyebab lain)
Campak dengan komplikasi
    berikan Vitamin A

APAKAH ANAK DIARE Ya Tidak __
- Sudah berapa lama 3 hari
- Lihat keadaan umum anak
- Apakah ada darah dalam tinja?
- Apakah anak Letergis atau tidak sadar?
- Gelisah ?
   rewel
- Lihat apakah matanya cekung
- Beri anak minum ; apakah anak tidak bisa minum
   atau malas minum ? Haus, minum dengan lahap?
- Cubit kulit perut, apakh kembalinya sangat lambat
   (lebih dari 2 detik)? lambat




6.    Menentukan Tindakan Segera Pra Rujukan
Tabel 2.7 Pra Rujukan
KLASIFIKASI
TTNDAKAN PRA RUJUKAN
Pneumonia berat atau penyakit berat ainnya?
Jerikan dosis pertama antibiotic
Diare persisten berat

Merubahan diet
Pemeriksaan lab
Tangani dehidrasi
Penyakit berat dengan demam

Berikan dosis pertama antibiotik Antipiretik (parasetamol) bila suhu > 38,5 °C Suntikan kinin / endemis malaria Ambil sample darah
Campak dengan komplikasi berat

Berikan dosis pertama antibiotik
Vitamin A
Salep mala à kekeruh atau nanah dari mata
Demamber darah dengue (DBD)

Tanda-tanda shock kendalikan kadar glukosa Antipiretik (parasetamol) bila suhu > 38,5 °C
Mastoiditis
Berikan dosis pertama antibiotic
Dehidrasi berat

Rencana terapi C Tetap diberikan ASI Antibiotik untuk kolera (Edemis kolera)
Gizi buruk dan Anemia

Berikan satu dosis vitaminA tanpa. Menghiraukan status pemberian vitamin A sebelumnya

Daftar Tindakan segera Pra Rujukan (cukup dosis pertama)
a.       Berikan antibiotika yang sesuai
b.      Berikan kinin untuk malaria berat
c.       Berikan vitaminA
d.      Mulai berikan cairan iv untuk anak dengan DBD dengan syok
e.       Lakukan tindakan untuk mcncegah turunnya kadar gula darah
f.       Berikan obat anti malaria oral
g.      Berikan parasetamol untuk panas tinggi / nyeri akibat mastoiditis
h.      Berikan salep mata tetrsiklin atau chloramphenicol
i.        Berikan oralit sedikit demi sedikit dalam perjalanan kerumah sakit
7.    Merujuk anak
a.       Jelaskan pentingnya rujukan dan mintalah persetujuan.
b.      Hilangkan kekhawatiran
c.       Tulis surat rujukan
Berikan kepada ibu / pengantar peralatan dan instruksi yang diperlukan untuk merawat selama dalam perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar