KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
A.
Kerangka teori
Teori dapat
diartikan sebagai seperangkat konsep dan definisi yang saling berhubungan yang
mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai fenomena dengan menerangkan
hubungan antar variable, dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan
fenomena.
teori menjalin hasil pengamatan kedalam suatu pengertian utuh yang memungkinkan ilmuwan membuat pernyataan umum tentang variable – variable dan hubungannya..
PROF.DR.WINARNO SURAKHMAD “Seseorang ahli ilmu pengetahuan tidak hanya bertujuan menemukan prinsip – prinsip yang terletak di balik fakta. Prinsip Utama yang dicari adalah dalil yaitu Generalisasi atau kesimpulan yang berlaku umum.
teori menjalin hasil pengamatan kedalam suatu pengertian utuh yang memungkinkan ilmuwan membuat pernyataan umum tentang variable – variable dan hubungannya..
PROF.DR.WINARNO SURAKHMAD “Seseorang ahli ilmu pengetahuan tidak hanya bertujuan menemukan prinsip – prinsip yang terletak di balik fakta. Prinsip Utama yang dicari adalah dalil yaitu Generalisasi atau kesimpulan yang berlaku umum.
Ada tiga hal pokok yang diungkap dalam definisi teori:
1.
Elemen terdiri atas
konstruk, konsep, definisi dan proposisi.
2.
Elemen-elemen teori
memberikan gambaran sistimatis mengenai fenomena melalui penentuan hubungan
antar variabel.
3.
Tujuan teori adalah
untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena alam
Dengan di kemukakan teori dalam
kerangka teori suatu proposal penelitian, akan sangat membantu peneliti dan
orang lain untuk lebih memperjelas sasaran dan tujuan penelitian yang
dilakukan. Kerangka teori dimaksudkan untuk
memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori –teori yang dipakai
sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan. Menurut kamus bahasa Indonesia
Poerwadarminta, teori adalah pendapat
yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai sesuatu peristiwa
(kejadian), dan asas-asas, hukum-hukum umum yang menjadi dasar sesuatu kesenian
atau ilmu pengetahuan; serta pendapat cara-cara dan aturan-aturan untuk
melakukan sesuatu.
Peranan
kerangka teori dalam penelitian :
·
Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian
·
Membantu peneliti
dalam menyusun hipotesis penelitian
·
Memberikan landasan
yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data dan fakta
·
Mendudukan
permasalahan penelitian secara logis dan runtut
·
Membantu dalam
membangun ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian
·
Memberikan acuan dan
menunjukan jalan dalam membangun kerangka pemikiran
·
Memberikan
dasar-dasar konseptual dalam merumuskan
definisi operasional
·
Membantu mendudukan
secara tepat dan rasional dalam mensitesis dan mengintegrasikan gagasannya
Prosedur
penyusunankerangka teori :
·
Melakukan kajian
pustaka
·
Melakukan sintesa atau
modifikasi antara teori yang satu dengan yang lain
·
Menyusun sendiri
kerangka pemikiran secara logis, runtut, dan rasional
Setelah mengemukakan beberapa teori
tentang variable yang diteliti, kemungkinan ada beberapa konsep yang ada
dalam teori tersebut. Untuk itu peneliti perlu menjelaskan arti dari konsep
yang dipakai oleh peneliti, sebab tiap orang mungkin mempunyai pengertian yang
berbeda dengan orang lain dalam mengartikan suatu konsep.
B.
Kerangka Konsep
Kerangka
konsep mengekspresikan suatu abstraksi
yang terbentuk melalui generalisasi dari pengamatan terhadap fenomena-fenomena.
Konsep
merupakan abstraksi dari realitas yang tersusun dengan mengklasifikasikan
fenomena (al. berupa obyek, kejadian, atribut atau proses) Misal: prestasi
akademik merupakan konsep yang mengekspresikan abstraksi dari kemampuan belajar
mahasiswa
Konsep
penelitian merupakan hasil dasar pemikiran peneliti yang kemudian
dikomunikasikan kepada orang lain “apakah kemampuan berkomunikasi mempunyai
pengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa”
Konsep adalah generalisasi
dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan
berbagai fenomena yang sama. Dalam kenyataannya, konsep
dapat mempunyai tingkat generalisasi yang berbeda. Semakin dekat suatu konsep
pada realita, maka semakin mudah pula konsep tersebut
diukur dan diartikan.
Misalnya konsep ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera. Sebaliknya, banyak konsep ilmu – ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat dimengerti. Seperti konsep tentang Tingkah Laku, Kecemasan, Kenakalan Remaja dsb. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian.
Misalnya konsep ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera. Sebaliknya, banyak konsep ilmu – ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat dimengerti. Seperti konsep tentang Tingkah Laku, Kecemasan, Kenakalan Remaja dsb. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian.
Konsep ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat
diketahui dengan paca indera. Sebaliknya, banyak konsep ilmu – ilmu sosial menggambarkan
fenomena sosial yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat dimengerti.
Seperti konsep tentang Tingkah Laku, Kecemasan, Kenakalan Remaja dsb. Oleh
karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian.
Konsep adalah Suatu abstraksi yang dibentuk dengan me-generalisasikan suatu pengertian. Oleh karena itu, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan ke dalam variable – variable. Dari variable itulah konsep dapat diamati dan diukur.
Konsep adalah Suatu abstraksi yang dibentuk dengan me-generalisasikan suatu pengertian. Oleh karena itu, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan ke dalam variable – variable. Dari variable itulah konsep dapat diamati dan diukur.
Contoh:
:
Ekonomi Keluarga adalah suatu konsep, untuk dapat mengukur konsep ekonomi keluarga dapat melalui variable Pendapatan atau Pengeluaran keluarga. Status Sosial misalnya, dapat diamati dari variable Pekerjaan dsb.
Ekonomi Keluarga adalah suatu konsep, untuk dapat mengukur konsep ekonomi keluarga dapat melalui variable Pendapatan atau Pengeluaran keluarga. Status Sosial misalnya, dapat diamati dari variable Pekerjaan dsb.
Konsep
merupakan suatu kesatuan pengertian tentang sesuatu hal atas persoalan yang
perlu dirumuskan. Dalam merumuskannya, peneliti harus dapat menjelaskan sesuai
dengan maksud peneliti memakai konsep tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus
“konsisten” dalam memakainya.
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui
penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2002). Kerangka konsep adalah suatu
hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variable-variabel yang akan
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan.. Konsep – konsep atau variable – variable yang akan diamati
berdasarkan contoh tersebut adalah : Pendidikan, Perilaku, Status Ekonomi,
Status Sosial, Kualitas Fisik Sarana Air Bersih, Kualitas Air Bersih (VARIABEL
BEBAS) dan Kejadian Diare (VARIABEL TERIKAT). Kerangka Konsep merupakan model konseptual yang berkaitan
dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara
logis beberapa factor yang dianggap penting untuk masalah. Sehingga kerangka
konsep akan membahas saling ketergantungan antar variable yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal – hal yang
diteliti. Penyusunan kerangka konsep akan membantu
kita untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu dan membantu peneliti
dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau
diukur melalui variable. Oleh karena itu, dalam menyusun sebuah kerangka konsep
, peneliti hendaknya memahami variable konsep yang hendak diukur.
Kerangka
Konsep juga berperan untuk mengidentifikasi jaringan hubungan antar variable
yang dianggap penting bagi masalah yang sedang diteliti. Dengan demikian,
sangatlah penting untuk memahami apa arti variable dan apa saja jenis variable
yang ada yang berkaitan dengan konsep dari masalah yang ditelit tersebut.
Contoh :
Contoh :
Pada
penelitian yang berjudul “ FAKTOR YANG
MEMENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI…”.
FAKTOR
PREDISPOSISI
·
Pendidikan
·
Pengetahuan
FAKTOR
PENDUKUNG
·
Pendapatan Keluarga
·
Ketersediaan Waktu
FAKTOR PENDORONG
·
Sikap Ibu
·
Sikap Petugas Kesehatan
Variabel
Dependent
Perilaku
Pemberian ASI
Berdasarkan kerangka konsep tersebut, ada 4 (empat) konsep
utama, yaitu : Konsep tentang Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung dan Faktor
Pendorong terjadinya perilaku serta konsep tentang Perilaku Pemberian ASI.
Setiap konsep mempunyai variable sebagai indikasi pengukuran dari konsep itu
sendiri.
Pengukuran
terhadap Factor Predisposisi dilakukan melalui variable tingkat pendidikan dan
pengetahuan. Factor Pendukung diukur dengan vaiabel tingkat pendapatan keluarga
dan dan ketersediaan waktu, dan Factor Pendorong diamati melalui
variable sikap ibu dan sikap petugas kesehatan. Sedangkan Perilaku Pemberia ASI
(sebagai Variabel Dependent) dapat diukur melalui
variable Praktek Pemberian ASI/Menyusui. Parameter
yang dapat diukur dari contoh judul penelitian tersebut adalah pertanyaan
“Apakah para ibu memberikan ASI (menyusui)bayinya atau tidak..?”. Kemudian
selanjutnya, apabila memberikan (menyusui) ; “Bagaimanakah Frekuensi dan
Caranya..?”.
very good,untuk menambah pengetahuan, semoga sehat2, terus ber karya
BalasHapusMantab. Sangat membantu sekali.
BalasHapusMantul. Sangat membantu saya dalam mengerjakan penelitian saya
BalasHapus