Jumat, 12 Desember 2014

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A.    Kerangka  teori
            Teori dapat diartikan sebagai seperangkat konsep dan definisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai fenomena dengan menerangkan hubungan antar variable, dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan fenomena.
teori menjalin hasil pengamatan kedalam suatu pengertian utuh yang memungkinkan ilmuwan membuat pernyataan umum tentang variable – variable dan hubungannya..
PROF.DR.WINARNO
SURAKHMAD “Seseorang ahli ilmu pengetahuan tidak hanya bertujuan menemukan prinsip – prinsip yang terletak di balik fakta. Prinsip Utama yang dicari adalah dalil yaitu Generalisasi atau  kesimpulan yang berlaku umum.
Ada tiga hal pokok yang diungkap dalam definisi teori:
1.      Elemen terdiri atas konstruk, konsep, definisi dan proposisi.
2.      Elemen-elemen teori memberikan gambaran sistimatis mengenai fenomena melalui penentuan hubungan antar variabel.
3.      Tujuan teori adalah untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena alam 
            Dengan di kemukakan teori dalam kerangka teori suatu proposal penelitian, akan sangat membantu peneliti dan orang lain untuk lebih memperjelas sasaran dan tujuan penelitian yang dilakukan. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori –teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan. Menurut kamus bahasa Indonesia Poerwadarminta, teori  adalah pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai sesuatu peristiwa (kejadian), dan asas-asas, hukum-hukum umum yang menjadi dasar sesuatu kesenian atau ilmu pengetahuan; serta pendapat cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.
Peranan kerangka teori dalam penelitian :
·         Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian
·         Membantu peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian
·         Memberikan landasan yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data dan fakta
·         Mendudukan permasalahan penelitian secara logis dan runtut
·         Membantu dalam membangun ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian
·         Memberikan acuan dan menunjukan jalan dalam membangun kerangka pemikiran
·         Memberikan dasar-dasar  konseptual dalam merumuskan definisi operasional
·         Membantu mendudukan secara tepat dan rasional dalam mensitesis dan mengintegrasikan gagasannya
Prosedur penyusunankerangka teori :
·         Melakukan kajian pustaka
·         Melakukan sintesa atau modifikasi antara teori yang satu dengan yang lain
·         Menyusun sendiri kerangka  pemikiran secara  logis, runtut, dan  rasional
Setelah mengemukakan beberapa teori  tentang variable yang diteliti, kemungkinan ada beberapa konsep yang ada dalam teori tersebut. Untuk itu peneliti perlu menjelaskan arti dari konsep yang dipakai oleh peneliti, sebab tiap orang mungkin mempunyai pengertian yang berbeda dengan orang lain dalam mengartikan suatu konsep.
B.     Kerangka Konsep

Kerangka konsep mengekspresikan suatu abstraksi yang terbentuk melalui generalisasi dari pengamatan terhadap fenomena-fenomena.
Konsep merupakan abstraksi dari realitas yang tersusun dengan mengklasifikasikan fenomena (al. berupa obyek, kejadian, atribut atau proses) Misal: prestasi akademik merupakan konsep yang mengekspresikan abstraksi dari kemampuan belajar mahasiswa
Konsep penelitian merupakan hasil dasar pemikiran peneliti yang kemudian dikomunikasikan kepada orang lain “apakah kemampuan berkomunikasi mempunyai pengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa”
Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Dalam kenyataannya, konsep dapat mempunyai tingkat generalisasi yang berbeda. Semakin dekat suatu konsep pada realita, maka semakin mudah pula konsep tersebut diukur dan diartikan.
Misalnya
konsep ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera. Sebaliknya, banyak konsep ilmu – ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat dimengerti. Seperti konsep tentang Tingkah Laku, Kecemasan, Kenakalan Remaja dsb. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian.
Konsep ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera. Sebaliknya, banyak konsep ilmu – ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat dimengerti. Seperti konsep tentang Tingkah Laku, Kecemasan, Kenakalan Remaja dsb. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian.
Konsep adalah Suatu abstraksi yang dibentuk dengan me-generalisasikan suatu pengertian. Oleh karena itu,
konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan ke dalam variable – variable. Dari variable itulah konsep dapat diamati dan diukur.
Contoh: :
Ekonomi Keluarga adalah suatu konsep, untuk dapat mengukur konsep ekonomi keluarga dapat melalui variable Pendapatan atau Pengeluaran keluarga. Status Sosial misalnya, dapat diamati dari variable Pekerjaan dsb.
Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang sesuatu hal atas persoalan yang perlu dirumuskan. Dalam merumuskannya, peneliti harus dapat menjelaskan sesuai dengan maksud peneliti memakai konsep tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus “konsisten” dalam memakainya.
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2002). Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variable-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan.. Konsep – konsep atau variable – variable yang akan diamati berdasarkan contoh tersebut adalah : Pendidikan, Perilaku, Status Ekonomi, Status Sosial, Kualitas Fisik Sarana Air Bersih, Kualitas Air Bersih (VARIABEL BEBAS) dan Kejadian Diare (VARIABEL TERIKAT). Kerangka Konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa factor yang dianggap penting untuk masalah. Sehingga kerangka konsep akan membahas saling ketergantungan antar variable yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal – hal yang diteliti. Penyusunan kerangka konsep akan  membantu kita untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu dan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau diukur melalui variable. Oleh karena itu, dalam menyusun sebuah kerangka konsep , peneliti hendaknya memahami variable konsep yang hendak diukur.
Kerangka Konsep juga berperan untuk mengidentifikasi jaringan hubungan antar variable yang dianggap penting bagi masalah yang sedang diteliti. Dengan demikian, sangatlah penting untuk memahami apa arti variable dan apa saja jenis variable yang ada yang berkaitan dengan konsep dari masalah yang ditelit tersebut.
Contoh
:
Pada penelitian yang berjudul FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI…”.

FAKTOR PREDISPOSISI
·         Pendidikan
·         Pengetahuan

FAKTOR PENDUKUNG
·         Pendapatan Keluarga
·         Ketersediaan Waktu

FAKTOR PENDORONG
·         Sikap Ibu
·         Sikap Petugas Kesehatan
Variabel Dependent
Perilaku Pemberian ASI

Berdasarkan kerangka konsep tersebut, ada 4 (empat) konsep utama, yaitu : Konsep tentang Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung dan Faktor Pendorong terjadinya perilaku serta konsep tentang Perilaku Pemberian ASI. Setiap konsep mempunyai variable sebagai indikasi pengukuran dari konsep itu sendiri.

Pengukuran terhadap Factor Predisposisi dilakukan melalui variable tingkat pendidikan dan pengetahuan. Factor Pendukung diukur dengan vaiabel tingkat pendapatan keluarga dan dan ketersediaan waktu, dan Factor Pendorong diamati melalui variable sikap ibu dan sikap petugas kesehatan. Sedangkan Perilaku Pemberia ASI (sebagai Variabel Dependent) dapat diukur melalui variable Praktek Pemberian ASI/Menyusui. Parameter yang dapat diukur dari contoh judul penelitian tersebut adalah pertanyaan “Apakah para ibu memberikan ASI (menyusui)bayinya atau tidak..?”. Kemudian selanjutnya, apabila memberikan (menyusui) ; “Bagaimanakah Frekuensi dan Caranya..?”.

3 komentar:

  1. very good,untuk menambah pengetahuan, semoga sehat2, terus ber karya

    BalasHapus
  2. Mantab. Sangat membantu sekali.

    BalasHapus
  3. Mantul. Sangat membantu saya dalam mengerjakan penelitian saya

    BalasHapus