Selasa, 19 Maret 2024

ANALISIS KEWIRAUSAHAAN

 

ANALISIS KEWIRAUSAHAAN

 

A.    Konsep Analisis Kewirausahaan

Konsep dari analisis kewirausahaan yaitu merangkumi kegiatan merancang, meriset, memprediksi, dan mengevaluasi usaha atau bisnis. Melibatkan pemahaman mendalam terhadap berbagai aspek bisnis, termasuk peluang usaha, pembiayaan, pemasaran, dan kepemilikan. Analisis ini penting untuk membantu megembangkan bisnis, mengurangkan risiko kebangkrutan, dan meningkatkan keuntungan.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam analisis keewirausahaan, seperti analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunies, Threats) dan analisis peluang usaha. Tujuan utama analisis ini adalah untuk memahami bisnis dari segala sisi dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja bisnis. Analisis ini relevan untuk usaha skala besar maupun kecil, dan dapat dilakukan oleh para professional maupun pemula.

 

B.     Aliran Kas (Cash Flow)

Laporan arus kas adalah alat untuk merekam pergerakan dana kas, baik yang masuk maupun yang keluar dari perusahaan selama periode tertentu. Ini adalah laporan yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dan memenuhi kewajiban keuangan.

Pada dasarnya, isi dari laporan arus kas adalah data mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Peran kas dalam perusahaan adalah sebagai sumber dana untuk menjalankan operasionalnya. Kas dalam perusahaan biasanya terbagi menjadi dua jenis, yaitu kas kecil dan kas di bank, dan laporan arus kas akan mencatat semua pergerakan dana kas tersebut. Laporan arus kas mengandung beberapa elemen dasar yang perlu dipahami:

Ø  Elemen-elemen Laporan Arus Kas

a       Aktivitas Operasi: Ini mencakup semua aktivitas yang berkaitan dengan operasional perusahaan dan bagaimana perusahaan membayar kewajiban serta mengumpulkan piutang. Pengeluaran operasional seperti biaya gaji karyawan dan pengeluaran operasional lainnya merupakan bagian dari aktivitas operasi.

b       Aktivitas Investasi: Bagian ini mencakup penerimaan kas yang diperoleh dari penjualan produk perusahaan. Aktivitas ini juga mencakup pengeluaran kas yang terkait dengan investasi dalam aset tetap, seperti pembelian mesin baru.

c       Aktivitas Pendanaan: Ini melibatkan perubahan dalam kas dan liabilitas jangka panjang, seperti pinjaman modal dari bank atau investor. Aktivitas pendanaan adalah bagian dari laporan arus kas yang menunjukkan bagaimana perusahaan membiayai operasinya dan berinvestasi di masa depan.

 

Ø  Tujuan Laporan Arus Kas

Penyusunan laporan arus kas memiliki tujuan khusus yang mendukung pengambilan keputusan dan analisis keuangan perusahaan:

a       Perkiraan Masa Depan: Laporan arus kas memberikan dasar untuk perkiraan masa depan. Dengan menganalisis laporan arus kas, perusahaan dapat merencanakan bagaimana mengelola dana kas di masa mendatang.

b       Evaluasi Kemampuan Melunasi Kewajiban: Laporan arus kas membantu dalam menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan. Ini mencerminkan apakah perusahaan memiliki cukup kas untuk membayar utangnya.

c       Kaitan dengan Laba Bersih: Laporan arus kas berkaitan dengan laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Ini membantu dalam memahami bagaimana pergerakan aset kas mempengaruhi laba bersih.

d       Perencanaan Investasi: Laporan arus kas memungkinkan perusahaan untuk merencanakan aktivitas investasi jangka panjang di masa mendatang. Ini memberikan wawasan tentang sumber dana yang tersedia untuk investasi.

 

C.   Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merujuk kepada selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan setelah disesuaikan dengan tingkat suku bunga. NPV digunakan dalam penilaian modal dan perencanaan investasi untuk menganalisis profitabilitas suatu proyek atau investasi. Untuk menghitung NPV, perlu memperkirakan jumlah dan waktu arus kas di masa depan serta memilih tingkat diskonto yang sesuai. Jika NPV positif, maka proyek atau investasi tersebut layak untuk dilakukan, sedangkan jika NPV negatif, maka tidak layak untuk dilakukan. NPV merupakan metode analisis keuangan yang umum digunakan dalam proyeksi arus kas, investasi, dan bisnis. Misalnya, jika NPV dari suatu proyek atau investasi adalah positif, hal ini menandakan bahwa pendapatan yang diantisipasi akan melampaui biaya yang diantisipasi.

Net Present Value (NPV) digunakan dalam investasi untuk menganalisis profitabilitas suatu investasi. Hasil perhitungannya membantu dalam membandingkan investasi yang berbeda dan menentukan apakah suatu investasi layak dilakukan. NPV juga membantu dalam menentukan apakah pendapatan yang diantisipasi dari suatu investasi akan melampaui biaya yang diantisipasi. Dengan demikian, NPV membantu para investor dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih baik. Dalam investasi, NPV membantu para investor dalam menganalisis profitabilitas suatu investasi dan membandingkan investasi yang berbeda. NPV juga digunakan untuk menentukan apakah suatu investasi layak dilakukan dengan memperhitungkan nilai waktu dari uang. Berikut rumus NPV :

Net Present Value (NPV) Formula

Ket :

Z1 = Arus kas dalam waktu 1

Z2 = Arus kas dalam waktu 2

r    = Tingkat diskon

X0 = Arus keluar kas dalam waktu 0 (harga pembelian / investasi awal)

 

D.   Benefit Cost Ratio (BCR)

BCR atau Benefit Cost Ratio adalah rasio manfaat terhadap biaya yang digunakan dalam analisis biaya-manfaat untuk menentukan profitabilitas suatu proyek atau aset. BCR dihitung dengan membagi nilai sekarang dari manfaat dengan biaya dan investasi. Jika hasil perhitungan BCR lebih besar dari 1, itu berarti manfaat yang diharapkan melebihi biaya yang dikeluarkan, dan proyek tersebut dianggap layak untuk diinvestasikan. Sebaliknya, jika BCR kurang dari 1, itu menunjukkan bahwa biaya proyek melebihi manfaat yang dihasilkan, dan proyek tersebut dianggap tidak layak secara ekonomi.

BCR juga dapat mendukung analisis biaya-manfaat dari kasus bisnis dan digunakan sebagai ukuran keberhasilan proyek bersama dengan nilai sekarang bersih dan laba atas investasi. Meskipun BCR merupakan alat yang sederhana untuk menilai atraktivitas proyek, penggunaan BCR sebagai satu-satunya kriteria dalam menentukan kelayakan proyek tidak disarankan. Penggunaan BCR harus dilakukan bersama dengan analisis lain untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Ø  Kelebihan BCR meliputi :

1)     Memberikan gambaran keseluruhan nilai untuk uang di investasikan.

2)     Membantu dalam perbandingan dan pilihan proyek.

 

 

Ø  Kekurangan BCR meliputi :

1)     Sensitivitas terhadap penghasilan kas kasus.

2)     Tidak mempertimbangkan dampak non-monetari.

3)     Tidak mempertimbangkan definisi yang berbeda mengenai manfaat dan biaya.

 

Dalam menentukan apakah suatu proyek layak diperbaiki dengan menggunakan Benefit-Cost Ratio (BCR), terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:

1)     Tingkat BCR: BCR yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa manfaat yang dihasilkan melebihi biaya, sehingga proyek tersebut layak untuk diperbaiki. Sebaliknya, BCR yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa biaya melebihi manfaat, dan proyek tersebut mungkin tidak layak untuk diperbaiki.

2)     Estimasi Arus Kas: Estimasikan arus kas terkait dengan manfaat dan biaya proyek secara terpisah. Manfaat meliputi pendapatan, penjualan, penghematan, peningkatan nilai aset, sementara biaya mencakup investasi awal, biaya operasional, biaya administrasi, dan lainnya.

3)     Tingkat Diskonto: Tentukan tingkat diskonto yang akan digunakan dalam analisis BCR. Tingkat diskonto ini dapat mewakili biaya modal atau tingkat pengembalian target organisasi anda.

4)     Dampak Ekonomi: Evaluasi dampak ekonomi yang meliputi peningkatan pendapatan, pengurangan biaya operasional, peningkatan efisiensi, dan dampak sosial yang mungkin terjadi.

Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, anda dapat menentukan apakah suatu proyek layak diperbaiki dengan menggunakan BCR.

E.     Internal Rate of Return (IIR)

IRR adalah metode pengukuran keuntungan investasi yang dihitung berdasarkan nilai waktu uang. Jadi, metode ini menunjukkan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan dalam suatu periode waktu tertentu. IRR menghitung tingkat pengembalian yang akan membuat nilai investasi sama dengan nol (NPV=0).

 

Rumus IRR

Rumus IRR dapat dihitung sebagai berikut:

                               ∑ CFt / (1+r)t = 0

                              Keterangan :

CFt = arus kas bersih pada periode t

r = tingkat pengembalian internal

t = periode waktu

F.     Break Even Point (BEP)

Break Even Point adalah titik impas saat laba yang didapatkan mempunyai nilai setara dengan yang diperlukan dalam proses produksi. Definisi lainnya dari Break Even Point adalah kondisi di mana jumlah seluruh pendapatan setara dengan jumlah seluruh pengeluaran di setiap produksi jasa atau barang. Dalam posisi tersebut, laba bernilai nol mutlak, yang bagi orang awam banyak dikenal dengan sebutan balik modal.

 

Pada ilmu ekonomi, Break Even Point adalah hal mendasar yang wajib untuk dipahami. Alasannya karena melalui BEP perusahaan atau pebisnis mampu mengetahui perkiraan finansial bisnisnya di periode selanjutnya. Dalam memahami konsep tersebut terdapat sejumlah asumsi dasar untuk menentukan BEP, antara lain sebagai berikut:

1)     Dalam penghitungan BEP, biaya menjadi hal utama yang wajib masuk dalam biaya variabel dan biaya tetap.

2)     Nilai dari biaya tetap selalu konstan, walaupun terdapat perubahan pada kegiatan produksi.

3)     Nilai dari biaya variabel akan berubah secara keseluruhan sesuai perubahan volume atau kapasitas produksi.

4)     Pada periode analisis, harga jual setiap unit tidak akan berubah sehingga dalam waktu tersebut harga jual pada bisnis bersifat tetap.

5)     Dalam perhitungan BEP, jumlah dari barang yang diproduksi pasti dianggap sudah terjual habis.

6)     Perhitungan BEP dapat berlaku pada satu produk, tapi apabila perusahaan memproduksi beragam produk berbeda, maka memerlukan pengimbangan hasil penjualan terhadap setiap produk.

 

Dengan mengetahui asumsi dasar tersebut, kamu bisa lebih mudah dalam mengimplementasikan rumus perhitungannya. Dalam kata lain, dasar Break Even Point adalah aturan tetap guna menghitung BEP dengan benar, dan bisa memicu kesalahan perhitungan saat diabaikan.

 

 

 

 

 

G.   Payback Method

Payback period adalah cara untuk menentukan lama waktu pengembalian modal. Perhitungan payback period membantu perusahaan membuat keputusan investasi. Menggunakan metode payback period, investor dapat mengevaluasi apakah investasi tersebut menarik atau tidak, tetapi metode ini tidak memberikan analisis komprehensif tentang keattractivitas proyek di masa panjang. Oleh karena itu, metode payback period sering digunakan bersama dengan metode lainnya, seperti NPV (Net Present Value) atau IRR (Internal Rate of Return), untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang investasi.

Semakin pendek jangka waktu pengembalian, semakin diminati pula produk investasi. Alasannya karena peluang untuk memutar modal lebih tinggi. Alhasil, keuntungan yang diperoleh investor menjadi maksimal daripada berinvestasi dalam kurun waktu yang panjang.

 

Ø  Fungsi Payback Period dalam Bisnis

1)     Bahan Pertimbangan Investor

Perhitungan payback period digunakan sebagai bahan pertimbangan investor sebelum berinvestasi. Apakah suatu proyek bisa mengembalikan modal dengan cepat atau tidak? Pengembalian yang cepat menjadi suatu hal yang menjanjikan, karena investor dapat menikmati keuntungannya dengan cepat.

 

2)     Mengantisipasi Kerugian

Perhitungan dimaksudkan untuk mengantisipasi kerugian akibat pendanaan yang dilakukan investor pada sebuah proyek. Antisipasi secara khusus dibutuhkan untuk proyek jangka panjang. Semakin panjang waktu pengembalian, biasanya semakin tinggi risiko yang harus ditanggung investor, dan sebaliknya.

 

Ø  Pertimbangan dalam Payback Period :          

1.     Kurun Waktu Pembiayaan Proyek

Lama tidaknya kurun waktu pembiayaan suatu proyek menjadi bahan pertimbangan bagi investor. Dalam hal ini, investor akan mempertimbangkan besarnya keuntungan yang diperoleh pada suatu pembiayaan. Sedangkan dari sisi perusahaan, biasanya akan menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan bisnis yang dijalankan agar pengembalian modal dapat dilakukan tepat waktu.

2.     Manfaat yang Didapatkan

Pertimbangan berikutnya adalah terkait manfaat yang didapatkan investor saat mendanai suatu proyek. Jika ternyata pengembalian modal dari proyek B lebih cepat daripada proyek A, hal yang wajar apabila investor memilih proyek B. Mana yang lebih cepat, biasanya itulah yang dipilih karena potensi terciptanya risiko lebih kecil.      

 

Ø  Kelebihan Payback Period dalam Bisnis :

1.     Mudah Dimengerti

Rumus perhitungan payback period sangat sederhana, jadi mudah dimengerti oleh berbagai kalangan. Input atau data yang perlu dimasukkan pun lebih sedikit daripada metode penganggaran lain. Dua data yang menjadi komponen perhitungan payback period adalah biaya awal untuk menjalankan proyek dan arus kas tahunan.

2.     Merupakan Solusi yang Cepat

Mengingat perhitungannya mudah, payback period menjadi solusi yang cepat bagi manajer untuk memperkirakan periode pengembalian modal. Manajer dapat membuat keputusan yang cepat, sehingga kinerja perusahaan tidak terganggu. Manfaatnya akan lebih terasa bagi perusahaan berskala kecil dan menengah.

3.     Preferensi Likuiditas

Jangka waktu payback period yang lebih singkat memiliki risiko yang lebih rendah pula. Tak heran bila investor cenderung memilih proyek dengan waktu pendanaan yang singkat. Semakin cepat waktu pengembalian, maka semakin cepat pula keuangan pulih.

4.     Berguna untuk Menilai Ketidakpastian

Adanya ketidakpastian menimbulkan kesulitan tersendiri bagi perusahaan untuk memproyeksikan arus kas pada tahun depan. Penggunaan payback period akan membantu perusahaan untuk mengurangi ketidakpastian ini. Dengan demikian, proyeksi arus kas bisa disusun tanpa hambatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar