Jumat, 23 Agustus 2024

METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI TEKNOLOGI TEPAT GUNA

 

METODE  PEMBERDAYAAN MASYARAKAT  MELALUI

TEKNOLOGI TEPAT GUNA  

 

A.       Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

               Menurut Kartasasmita (1996) yang mengacu pada pendapat chambers, pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang mene-rangkan nilai-nilai sosial. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengandung arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari proses mencari solusi dan meraih hasil pembangunan. Dengan demikian maka masyarakat harus mampu meningkatkan kualitas kemandirian mengatasi masalah yang dihadapi.

             Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat,  menurut Kartasasmita (1996:159-160), harus dilakukan melalui beberapa kegiatan : pertama, Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). kedua, Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering). ketiga, Memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Disinilah letak titik tolaknya yaitu bahwa pengenalan setiap manusia, setiap anggota masyarkat, memiliki suatu potensi yang selalu dapat terus dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tidak berdaya, karena kalau demikian akan mudah punah.

 

B.       Pengertian Teknologi Tepat Guna

Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan, dapat dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat secara mudah, serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.

Untuk mendukung pelaksanaan Teknologi Tepat Guna (TTG) secara nasional sesuai dengan potensi daerah secara mandiri maka dikeluarkanlah Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2001 tentang Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna. Tujuan penerapan dan pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah:

1. Mempercepat pemulihan ekonomi, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha ekonomi produktif masyarakat, memperluas lapangan kerja, lapangan usaha, meningkatkan produktifitas dan mutu produksi.

2. Menunjang pengembangan wilayah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab menuju keunggulan kompetitif dalam persaingan lokal, regional dan global.

3. Mendorong tumbuhnya inovasi di bidang teknologi. Adapun sasaran dari program ini adalah sebagai berikut:

1. Penduduk pengangguran, setengah pengangguran, putus sekolah.

2. Masyarakat yang memiliki usaha mikro kecil dan menengah

3. Pengelola Posyantek

4. Inventor Teknologi Tepat Guna, dan

5. Kelompok masyarakat lainnya

 

a.     Sasaran Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Teknologi Tepat Guna

                Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 20 tahun 2010 tentang Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengelolaan Teknologi Tepat Guna yang memberi amanat kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan pembinaan. Adapun sasaran pemberdayaan masyarakat melaui pengelolaan teknologi tepat guna adalah:

1. Masyarakat penganggur, putus sekolah, dan keluarga miskin.

2. Masyarakat yang memiliki usaha mikro, kecil dan menengah.

3. Posyantek dan wartek

 Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan teknologi tepat guna dilaksanakan berdasarkan prinsip  sebagai berikut:

a.  Meningkatkan usaha ekonomi

b. Mengembangkan kewirausahaan

c. Memberikan manfaan secara berkelanjutan

d. Sederhana

 

 

b.     Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Teknologi Tepat Guna merupakan program strategis untuk mensejahterakan masyarakat karena dapat menambah lapangan kerja, menambah produktifitas masyarakat, dan bertambahnya inovator-inovator baru dalam bidang teknologi. Program ini menjadi program prioritas urusan pilihan pada Bidang Pemberdayaan Masyarakat, dengan pelaksana yakni pada Seksi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Teknologi Tepat Guna. Adapun tugas pokok dan fungsi Bidang Pemberdayaan Masyarakat adalah:

1. Perencanaan program kegiatan urusan Bidang Pemberdayaan Masyarakat.

2. Pelaksanaan program kegiatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat.

3. Pembagian pelaksanaan tugas Bidang Pemberdayaan Masyarakat.

4. Pembuatan laporan dan evaluasi program kegiatan Bidang Pemberdayaan masyarakat.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

 

C.            Tujuan penerapan dan pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG)

        Untuk mendukung pelaksanaan Teknologi Tepat Guna (TTG) secara nasional sesuai dengan potensi daerah secara mandiri maka dikeluarkanlah Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2001 tentang Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna :

1.     Mempercepat pemulihan ekonomi, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha ekonomi produktif masyarakat, memperluas lapangan kerja, lapangan usaha, meningkatkan produktifitas dan mutu produksi.

2.     Menunjang pengembangan wilayah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab menuju keunggulan kompetitif dalam persaingan lokal, regional dan global.

3.     Mendorong tumbuhnya inovasi di bidang teknologi.

Adapun sasaran dari program ini adalah sebagai berikut:

1. Penduduk pengangguran, setengah pengangguran, putus sekolah.

2. Masyarakat yang memiliki usaha mikro kecil dan menengah

3. Pengelola Posyantek

4. Inventor Teknologi Tepat Guna, dan

5. Kelompok masyarakat lainnya.

 

D.    Kriteria Teknologi Tepat Guna

      Ada beberapa kriteria agar suatu teknologi dapat dikategorikan sebagai teknologi tepat

      guna. Antara lain adalah sebagai berikut:

1.     Teknologi tersebut dapat digunakan oleh sumber-sumber yang tersedia di berbagai tempat.

2.     Teknologi yang diterapkan sesuai dan cocok dengan kondisi sosial ekonomi ang berlaku.

3.     Teknologi yang digunakan bisa memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.

4.     Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan, serta memelihara teknologi tepat guna tersebut.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

http://scholar.unand.ac.id/48075/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf

https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/79312/4.%20Chandra.pdf?sequence=1

https://www.neliti.com/id/publications/243756/model-pemberdayaan-masyarakat-melalui-penerapan-teknologi-tepat-guna-di-kota-moj

efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://media.neliti.com/media/publications/243756-model-pemberdayaan-masyarakat-melalui-pe-7625a345.pdf

TEHNOLOGI PENYIARAN

 

TEHNOLOGI PENYIARAN

 

A.    Sejarah Perkembangan Industri Penyiaran

 (Kusuma, 2020) Sejarah media penyiaran dunia dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sejarah media penyiaran sebagai penentu teknologi dan sejarah media penyiaran sebagai suatu industri. Sejarah media penyiaran sebagai penemu teknologi berawal dari ditemukannya radio oleh para ahli teknik di Eropa dan Amerika. Dengan demikian, mempelajari sejarah media penyiaran dunia baik sebagai penemuan teknologi maupun industri nyaris hampir sama dengan mempelajari sejarah penyiaran di Amerika Serikat.

Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirim sinyal morse berupa titik dan garis-garis dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirimkan Marconi itu berhasil menyeberangi Samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.

(Rud, 2021) Adapun sejarah penyiaran di Indonesia dimulai dari tahun 1925, yakni pada masa pemerintahan Hindia-Belanda Prof. Komnas dan Dr. Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun relay di Malabar, Jawa Barat. Kejadian ini kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan NIROM. Tahun 1930 amatir radio indonesia telah membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Neverland Indische Vereniging Radio Amatir) yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia-Belanda.

      Awal Perkembangan: Radio dan Radio Komersial (1920 - 1930)

    Penemuan radio dan perkembangan stasiun radio pertama

    Pertumbuhan radio komersial dengan iklan sebagai sumber pendapatan

      Era Keemasan Radio (1930 - 1950)

    Stasiun radio menjadi sumber hiburan dan informasi yang populer

      Revitalisasi Penyiaran dengan Televisi (1940 - 1950)

    Perkenalan televisi sebagai media baru dengan gambar bergerak

    Penayangan program televisi pertama dan pertumbuhan stasiun televisi

      Masa Keemasan Televisi (1960 - 1970)

    Pencapaian teknologi warna dalam televisi

      Perkembangan Teknologi : Kabel dan Satelit (1970 - 1980)

    Penggunaan kabel dan satelit untuk distribusi program televisi

    Pertumbuhan kanal kabel dan beragamnya pilihan bagi penonton

    Peningkatan kualitas siaran dan penerimaan sinyal

      Era Digital dan Internet (1990 - Sekarang)

    Perkembangan teknologi digital mengubah produksi dan distribusi konten

    Internet memungkinkan penyiaran online dan streaming

      Perkembangan Terbaru dan Masa Depan

    Teknologi 5G dan pengaruhnya pada streaming video

    Perkembangan Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).

B.    Pengertian Teknologi Penyiaran

Penyiaran adalah proses penyampaian informasi, pesan, atau konten audio atau visual kepada khalayak luas melalui berbagai saluran komunikasi. Ini melibatkan penggunaan teknologi seperti radio, televisi, internet, dan media lainnya untuk mentransmisikan pesan kepada audiens yang tersebar secara geografis. Penyiaran dapat mencakup berbagai jenis konten, termasuk berita, hiburan, pendidikan, dan informasi.

Dalam konteks yang lebih luas, penyiaran tidak hanya melibatkan transmisi konten, tetapi juga produksi, pengeditan, distribusi, dan penerimaan konten oleh audiens. Penyiaran memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi dan budaya kepada masyarakat, serta berperan dalam hiburan dan pendidikan. Itu juga bisa menjadi alat yang kuat untuk berbagi pesan penting, termasuk berita, kampanye sosial, dan pendidikan kesehatan.

Dalam era digital, konsep penyiaran telah berkembang dengan adanya platform online dan media sosial yang memungkinkan individu dan organisasi untuk secara mandiri menyebarkan konten kepada khalayak mereka sendiri. Ini menciptakan lanskap penyiaran yang semakin beragam dan terhubung secara global.

C.    Peralatan Teknologi Penyiaran

Peralatan teknologi penyiaran adalah berbagai perangkat dan sistem yang digunakan untuk menghasilkan, mengirimkan, dan menyampaikan konten audio dan video kepada audiens melalui berbagai saluran penyiaran. Ini termasuk peralatan untuk radio, televisi, dan penyiaran internet.

Dalam industri penyiaran, diperlukan berbagai peralatan yang berbeda tergantung pada jenis penyiaran yang dilakukan (seperti radio, televisi, atau online) dan tingkat profesionalismenya. Berikut adalah daftar beberapa peralatan umum yang digunakan dalam penyiaran sebagai berikut :

  1. Mikrofon

Mikrofon adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah suara menjadi sinyal listrik. Itu adalah alat penting untuk merekam suara, baik untuk siaran radio, televisi, atau produksi konten audio lainnya.

  1. Kamera

Kamera video digunakan untuk merekam gambar dan video. Ada berbagai jenis kamera, termasuk kamera film tradisional, kamera video digital, dan kamera satelit.

  1. Mixer Audio

Mixer audio adalah perangkat yang digunakan untuk mengatur, menggabungkan, dan mengolah sinyal audio dari berbagai sumber, seperti mikrofon, alat musik, dan sumber suara lainnya. Ini penting dalam produksi audio dan siaran langsung.

  1. Perekam Audio dan Video

Perekam audio dan video digunakan untuk merekam konten audio dan video sehingga dapat diedit dan disiarkan kemudian. Ini dapat berupa perangkat fisik atau perangkat lunak komputer.

  1. Komputer

Komputer adalah alat penting dalam produksi dan penyiaran konten audio dan video. Mereka digunakan untuk penyuntingan, pengolahan, dan penyimpanan konten, serta untuk streaming online.

  1. Studio

Studio adalah ruang yang dilengkapi dengan peralatan audio dan video yang diperlukan untuk merekam, mengedit, dan menghasilkan konten. Studio bisa sangat besar, seperti studio televisi, atau lebih kecil seperti studio podcast.

  1. Satelit dan Antena

Satelit dan Antena digunakan untuk penyiaran televisi dan radio, peralatan seperti satelit dan antena digunakan untuk mengirimkan sinyal ke stasiun relai dan penerima di seluruh dunia.

  1. Sistem Penyiaran dan Transmisi

Sistem penyiaran dan transmisi termasuk peralatan seperti pemancar radio dan televisi, pemancar internet, dan perangkat untuk mengirimkan sinyal ke stasiun relai dan platform penyiaran.

  1. Perangkat Kode dan Dekode

Perangkat ini digunakan untuk mengkodekan dan mendekode kan sinyal audio dan video untuk penyiaran dan penerimaan.

  1. Server Streaming

Dalam penyiaran internet, server streaming digunakan untuk menyimpan dan mengirimkan konten secara real-time kepada audiens online.

  1. Perangkat Lunak Produksi

Perangkat lunak produksi seperti aplikasi penyuntingan video dan audio digunakan untuk mengedit, memproses, dan mengolah konten sebelum disiarkan atau diunggah.

  1. Pengontrol Sistem

Pengontrol sistem adalah perangkat keras atau perangkat lunak yang digunakan untuk mengontrol peralatan penyiaran dan memastikan operasi yang lancar.

  1. Perangkat Pengukur

Perangkat ini digunakan untuk mengukur sinyal audio dan video, termasuk pengukur audio, pengukur pemancar, dan peralatan pengukuran lainnya.

D.    Fungsi Utama Peralatan Teknologi Penyiaran

  1. Perekaman dan Produksi Konten

-        Peran kamera dalam merekam gambar dan video berkualitas tinggi.

-        Penggunaan mikrofon dan peralatan audio untuk merekam suara yang jernih.

-        Mixer audio dan video untuk penggabungan berbagai sumber media.

  1. Pengeditan dan Produksi Post-Produksi

-        Perangkat lunak editing video dan audio yang digunakan dalam penyuntingan dan penyempurnaan konten.

-        Proses post-produksi untuk menghasilkan produk yang siap disiarkan.

  1. Transmisi dan Penyiaran

-        Pemahaman tentang peralatan transmisi seperti pemancar dan perangkat penyiaran internet.

-        Peran satelit dalam distribusi konten penyiaran.

  1. Manajemen Konten

-        Sistem manajemen konten untuk penyimpanan, pengindeksan, dan distribusi konten media.

-        Peran sistem manajemen basis data dalam mengelola konten.

  1. Pemantauan dan Pengendalian

-        Peralatan pemantauan untuk mengawasi kualitas siaran.

-        Pengendalian aliran konten media dan perangkat keras yang digunakan.

  1. Interaksi dengan Penonton

-        Bagaimana teknologi memungkinkan interaksi langsung dengan penonton melalui telepon, pesan teks, atau media sosial.

 

DAFTAR PUSTAKA


 

 

9 Peralatan Studio TV dan Fungsinya. (2020). From https://ilmusaku.com/9-peralatan-studio-tv-dan-fungsinya/

Kasim, U. S. (n.d.). Teknologi Penyiaran. From Uin Suska: https://repository.uin-suska.ac.id/15174/7/7.%20BAB%20II_201873KOM.pdf

Kusuma, M. A. (2020). Sejarah Penyiaran.

Rud, C. (2021). Sejarah Perkembangan Dunia Penyiaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ANALISIS KEWIRAUSAHAAN

 

ANALISIS KEWIRAUSAHAAN

 

A.     Konsep Analisis Kewirausahaan

Konsep dari analisis kewirausahaan yaitu merangkumi kegiatan merancang, meriset, memprediksi, dan mengevaluasi usaha atau bisnis. Melibatkan pemahaman mendalam terhadap berbagai aspek bisnis, termasuk peluang usaha, pembiayaan, pemasaran, dan kepemilikan. Analisis ini penting untuk membantu megembangkan bisnis, mengurangkan risiko kebangkrutan, dan meningkatkan keuntungan.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam analisis keewirausahaan, seperti analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunies, Threats) dan analisis peluang usaha. Tujuan utama analisis ini adalah untuk memahami bisnis dari segala sisi dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja bisnis. Analisis ini relevan untuk usaha skala besar maupun kecil, dan dapat dilakukan oleh para professional maupun pemula.

 

B.     Aliran Kas (Cash Flow)

Laporan arus kas adalah alat untuk merekam pergerakan dana kas, baik yang masuk maupun yang keluar dari perusahaan selama periode tertentu. Ini adalah laporan yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dan memenuhi kewajiban keuangan.

Pada dasarnya, isi dari laporan arus kas adalah data mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Peran kas dalam perusahaan adalah sebagai sumber dana untuk menjalankan operasionalnya. Kas dalam perusahaan biasanya terbagi menjadi dua jenis, yaitu kas kecil dan kas di bank, dan laporan arus kas akan mencatat semua pergerakan dana kas tersebut. Laporan arus kas mengandung beberapa elemen dasar yang perlu dipahami:

Ø  Elemen-elemen Laporan Arus Kas

a       Aktivitas Operasi: Ini mencakup semua aktivitas yang berkaitan dengan operasional perusahaan dan bagaimana perusahaan membayar kewajiban serta mengumpulkan piutang. Pengeluaran operasional seperti biaya gaji karyawan dan pengeluaran operasional lainnya merupakan bagian dari aktivitas operasi.

b       Aktivitas Investasi: Bagian ini mencakup penerimaan kas yang diperoleh dari penjualan produk perusahaan. Aktivitas ini juga mencakup pengeluaran kas yang terkait dengan investasi dalam aset tetap, seperti pembelian mesin baru.

c       Aktivitas Pendanaan: Ini melibatkan perubahan dalam kas dan liabilitas jangka panjang, seperti pinjaman modal dari bank atau investor. Aktivitas pendanaan adalah bagian dari laporan arus kas yang menunjukkan bagaimana perusahaan membiayai operasinya dan berinvestasi di masa depan.

 

Ø  Tujuan Laporan Arus Kas

Penyusunan laporan arus kas memiliki tujuan khusus yang mendukung pengambilan keputusan dan analisis keuangan perusahaan:

a       Perkiraan Masa Depan: Laporan arus kas memberikan dasar untuk perkiraan masa depan. Dengan menganalisis laporan arus kas, perusahaan dapat merencanakan bagaimana mengelola dana kas di masa mendatang.

b       Evaluasi Kemampuan Melunasi Kewajiban: Laporan arus kas membantu dalam menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan. Ini mencerminkan apakah perusahaan memiliki cukup kas untuk membayar utangnya.

c       Kaitan dengan Laba Bersih: Laporan arus kas berkaitan dengan laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Ini membantu dalam memahami bagaimana pergerakan aset kas mempengaruhi laba bersih.

d       Perencanaan Investasi: Laporan arus kas memungkinkan perusahaan untuk merencanakan aktivitas investasi jangka panjang di masa mendatang. Ini memberikan wawasan tentang sumber dana yang tersedia untuk investasi.

 

C.     Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merujuk kepada selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan setelah disesuaikan dengan tingkat suku bunga. NPV digunakan dalam penilaian modal dan perencanaan investasi untuk menganalisis profitabilitas suatu proyek atau investasi. Untuk menghitung NPV, perlu memperkirakan jumlah dan waktu arus kas di masa depan serta memilih tingkat diskonto yang sesuai. Jika NPV positif, maka proyek atau investasi tersebut layak untuk dilakukan, sedangkan jika NPV negatif, maka tidak layak untuk dilakukan. NPV merupakan metode analisis keuangan yang umum digunakan dalam proyeksi arus kas, investasi, dan bisnis. Misalnya, jika NPV dari suatu proyek atau investasi adalah positif, hal ini menandakan bahwa pendapatan yang diantisipasi akan melampaui biaya yang diantisipasi.

Net Present Value (NPV) digunakan dalam investasi untuk menganalisis profitabilitas suatu investasi. Hasil perhitungannya membantu dalam membandingkan investasi yang berbeda dan menentukan apakah suatu investasi layak dilakukan. NPV juga membantu dalam menentukan apakah pendapatan yang diantisipasi dari suatu investasi akan melampaui biaya yang diantisipasi. Dengan demikian, NPV membantu para investor dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih baik. Dalam investasi, NPV membantu para investor dalam menganalisis profitabilitas suatu investasi dan membandingkan investasi yang berbeda. NPV juga digunakan untuk menentukan apakah suatu investasi layak dilakukan dengan memperhitungkan nilai waktu dari uang. Berikut rumus NPV :

Net Present Value (NPV) Formula

Ket :

Z1 = Arus kas dalam waktu 1

Z2 = Arus kas dalam waktu 2

r    = Tingkat diskon

X0 = Arus keluar kas dalam waktu 0 (harga pembelian / investasi awal)

 

D.    Benefit Cost Ratio (BCR)

BCR atau Benefit Cost Ratio adalah rasio manfaat terhadap biaya yang digunakan dalam analisis biaya-manfaat untuk menentukan profitabilitas suatu proyek atau aset. BCR dihitung dengan membagi nilai sekarang dari manfaat dengan biaya dan investasi. Jika hasil perhitungan BCR lebih besar dari 1, itu berarti manfaat yang diharapkan melebihi biaya yang dikeluarkan, dan proyek tersebut dianggap layak untuk diinvestasikan. Sebaliknya, jika BCR kurang dari 1, itu menunjukkan bahwa biaya proyek melebihi manfaat yang dihasilkan, dan proyek tersebut dianggap tidak layak secara ekonomi.

BCR juga dapat mendukung analisis biaya-manfaat dari kasus bisnis dan digunakan sebagai ukuran keberhasilan proyek bersama dengan nilai sekarang bersih dan laba atas investasi. Meskipun BCR merupakan alat yang sederhana untuk menilai atraktivitas proyek, penggunaan BCR sebagai satu-satunya kriteria dalam menentukan kelayakan proyek tidak disarankan. Penggunaan BCR harus dilakukan bersama dengan analisis lain untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Ø  Kelebihan BCR meliputi :

1)     Memberikan gambaran keseluruhan nilai untuk uang di investasikan.

2)     Membantu dalam perbandingan dan pilihan proyek.

 

 

Ø  Kekurangan BCR meliputi :

1)     Sensitivitas terhadap penghasilan kas kasus.

2)     Tidak mempertimbangkan dampak non-monetari.

3)     Tidak mempertimbangkan definisi yang berbeda mengenai manfaat dan biaya.

 

Dalam menentukan apakah suatu proyek layak diperbaiki dengan menggunakan Benefit-Cost Ratio (BCR), terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:

1)     Tingkat BCR: BCR yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa manfaat yang dihasilkan melebihi biaya, sehingga proyek tersebut layak untuk diperbaiki. Sebaliknya, BCR yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa biaya melebihi manfaat, dan proyek tersebut mungkin tidak layak untuk diperbaiki.

2)     Estimasi Arus Kas: Estimasikan arus kas terkait dengan manfaat dan biaya proyek secara terpisah. Manfaat meliputi pendapatan, penjualan, penghematan, peningkatan nilai aset, sementara biaya mencakup investasi awal, biaya operasional, biaya administrasi, dan lainnya.

3)     Tingkat Diskonto: Tentukan tingkat diskonto yang akan digunakan dalam analisis BCR. Tingkat diskonto ini dapat mewakili biaya modal atau tingkat pengembalian target organisasi anda.

4)     Dampak Ekonomi: Evaluasi dampak ekonomi yang meliputi peningkatan pendapatan, pengurangan biaya operasional, peningkatan efisiensi, dan dampak sosial yang mungkin terjadi.

Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, anda dapat menentukan apakah suatu proyek layak diperbaiki dengan menggunakan BCR.

E.      (IIR)

IRR adalah metode pengukuran keuntungan investasi yang dihitung berdasarkan nilai waktu uang. Jadi, metode ini menunjukkan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan dalam suatu periode waktu tertentu. IRR menghitung tingkat pengembalian yang akan membuat nilai investasi sama dengan nol (NPV=0).

 

Rumus IRR

Rumus IRR dapat dihitung sebagai berikut:

                               ∑ CFt / (1+r)t = 0

                              Keterangan :

CFt = arus kas bersih pada periode t

r = tingkat pengembalian internal

t = periode waktu

F.     Break Even Point (BEP)

Break Even Point adalah titik impas saat laba yang didapatkan mempunyai nilai setara dengan yang diperlukan dalam proses produksi. Definisi lainnya dari Break Even Point adalah kondisi di mana jumlah seluruh pendapatan setara dengan jumlah seluruh pengeluaran di setiap produksi jasa atau barang. Dalam posisi tersebut, laba bernilai nol mutlak, yang bagi orang awam banyak dikenal dengan sebutan balik modal.

 

Pada ilmu ekonomi, Break Even Point adalah hal mendasar yang wajib untuk dipahami. Alasannya karena melalui BEP perusahaan atau pebisnis mampu mengetahui perkiraan finansial bisnisnya di periode selanjutnya. Dalam memahami konsep tersebut terdapat sejumlah asumsi dasar untuk menentukan BEP, antara lain sebagai berikut:

1)     Dalam penghitungan BEP, biaya menjadi hal utama yang wajib masuk dalam biaya variabel dan biaya tetap.

2)     Nilai dari biaya tetap selalu konstan, walaupun terdapat perubahan pada kegiatan produksi.

3)     Nilai dari biaya variabel akan berubah secara keseluruhan sesuai perubahan volume atau kapasitas produksi.

4)     Pada periode analisis, harga jual setiap unit tidak akan berubah sehingga dalam waktu tersebut harga jual pada bisnis bersifat tetap.

5)     Dalam perhitungan BEP, jumlah dari barang yang diproduksi pasti dianggap sudah terjual habis.

6)     Perhitungan BEP dapat berlaku pada satu produk, tapi apabila perusahaan memproduksi beragam produk berbeda, maka memerlukan pengimbangan hasil penjualan terhadap setiap produk.

 

Dengan mengetahui asumsi dasar tersebut, kamu bisa lebih mudah dalam mengimplementasikan rumus perhitungannya. Dalam kata lain, dasar Break Even Point adalah aturan tetap guna menghitung BEP dengan benar, dan bisa memicu kesalahan perhitungan saat diabaikan.

 

 

 

 

 

G.    Payback Method

Payback period adalah cara untuk menentukan lama waktu pengembalian modal. Perhitungan payback period membantu perusahaan membuat keputusan investasi. Menggunakan metode payback period, investor dapat mengevaluasi apakah investasi tersebut menarik atau tidak, tetapi metode ini tidak memberikan analisis komprehensif tentang keattractivitas proyek di masa panjang. Oleh karena itu, metode payback period sering digunakan bersama dengan metode lainnya, seperti NPV (Net Present Value) atau IRR (Internal Rate of Return), untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang investasi.

Semakin pendek jangka waktu pengembalian, semakin diminati pula produk investasi. Alasannya karena peluang untuk memutar modal lebih tinggi. Alhasil, keuntungan yang diperoleh investor menjadi maksimal daripada berinvestasi dalam kurun waktu yang panjang.

 

Ø  Fungsi Payback Period dalam Bisnis

1)     Bahan Pertimbangan Investor

Perhitungan payback period digunakan sebagai bahan pertimbangan investor sebelum berinvestasi. Apakah suatu proyek bisa mengembalikan modal dengan cepat atau tidak? Pengembalian yang cepat menjadi suatu hal yang menjanjikan, karena investor dapat menikmati keuntungannya dengan cepat.

 

2)     Mengantisipasi Kerugian

Perhitungan dimaksudkan untuk mengantisipasi kerugian akibat pendanaan yang dilakukan investor pada sebuah proyek. Antisipasi secara khusus dibutuhkan untuk proyek jangka panjang. Semakin panjang waktu pengembalian, biasanya semakin tinggi risiko yang harus ditanggung investor, dan sebaliknya.

 

Ø  Pertimbangan dalam Payback Period :          

1.     Kurun Waktu Pembiayaan Proyek

Lama tidaknya kurun waktu pembiayaan suatu proyek menjadi bahan pertimbangan bagi investor. Dalam hal ini, investor akan mempertimbangkan besarnya keuntungan yang diperoleh pada suatu pembiayaan. Sedangkan dari sisi perusahaan, biasanya akan menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan bisnis yang dijalankan agar pengembalian modal dapat dilakukan tepat waktu.

2.     Manfaat yang Didapatkan

Pertimbangan berikutnya adalah terkait manfaat yang didapatkan investor saat mendanai suatu proyek. Jika ternyata pengembalian modal dari proyek B lebih cepat daripada proyek A, hal yang wajar apabila investor memilih proyek B. Mana yang lebih cepat, biasanya itulah yang dipilih karena potensi terciptanya risiko lebih kecil.      

 

Ø  Kelebihan Payback Period dalam Bisnis :

1.     Mudah Dimengerti

Rumus perhitungan payback period sangat sederhana, jadi mudah dimengerti oleh berbagai kalangan. Input atau data yang perlu dimasukkan pun lebih sedikit daripada metode penganggaran lain. Dua data yang menjadi komponen perhitungan payback period adalah biaya awal untuk menjalankan proyek dan arus kas tahunan.

2.     Merupakan Solusi yang Cepat

Mengingat perhitungannya mudah, payback period menjadi solusi yang cepat bagi manajer untuk memperkirakan periode pengembalian modal. Manajer dapat membuat keputusan yang cepat, sehingga kinerja perusahaan tidak terganggu. Manfaatnya akan lebih terasa bagi perusahaan berskala kecil dan menengah.

3.     Preferensi Likuiditas

Jangka waktu payback period yang lebih singkat memiliki risiko yang lebih rendah pula. Tak heran bila investor cenderung memilih proyek dengan waktu pendanaan yang singkat. Semakin cepat waktu pengembalian, maka semakin cepat pula keuangan pulih.

4.     Berguna untuk Menilai Ketidakpastian

Adanya ketidakpastian menimbulkan kesulitan tersendiri bagi perusahaan untuk memproyeksikan arus kas pada tahun depan. Penggunaan payback period akan membantu perusahaan untuk mengurangi ketidakpastian ini. Dengan demikian, proyeksi arus kas bisa disusun tanpa hambatan.

 

 

Daftar Pustaka

 

Indana, Wanda. (Mei 2023) Mengenal IIR, Rumus, manfaat, dan cara menghitungnya https://www.opaper.app/blog/irr-adalah

Saretta, Irene Radius. (Februari 2023) Payback Period: Pengertian, rumus hingga contohnya  https://www.cermati.com/artikel/payback-period

Athallah, Gattar Fath. (Januari 2022) Payback period adalah: Definisi, keuntungan, kerugian, rumus, dan contohnya

https://mekari.com/blog/pengertian-payback-period/

Hidayah, Nuril. (Juli 2023) BCR: Pengertian, manfaat, dan contoh perhitungan

https://mekari.com/blog/cara-menghitung-benefit-cost-ratio/

Saretta, Irene Radius (Juni 2023) Break Even Point: Pengertian, tujuan, manfaat, dan cara menghitungnya

https://www.cermati.com/artikel/break-even-point-pengertian-tujuan-manfaat-dan-cara-menghitungnya

Kledo.com BCR: Pengertian, cara hitung, dan contohnya https://kledo.com/blog/benfit-cost-ratio-bcr/

Klink asuransiku.com Pahami Fungsi Net Present Value dan contohnya

https://klikasuransiku.com/detailArt/id=204/cat=3

CFI team NPV

https://corporatefinanceinstitute.com/resources/valuation/net-present-value-npv/