METODE DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN
DR. Safrudin, SKM, M.Kes.
A. MEDIA PROMOSI
KESEHATAN DAN JENIS-JENISNYA
Kata “media” berasal dari Bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara,
atau pengantar. Secara harfiah dalam Bahasa Arab, media berarti perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media atau alat peraga
dalam promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa, atau
dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi. Media
promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak,
elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat
dan akhirnya dapat mengubah perilaku kearah positif terhadap kesehatan
(Soekidjo, 2005).
Penyuluhan
adalah proses penyebarluasan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi
maupun seni. Sehingga media penyuluhan memiliki beberapa pengertian, sebagai
berikut :
1. Media
penyuluhan adalah semua sarana dan alat yang digunakan dalam proses penyampaian
pesan.
2.
Media penyuluhan adalah wahana untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian/minat.
3.
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat
meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya
kearah positif terhadap kesehatan.
Berdasarkan
definisi diatas dapat dipahami bahwa media sangat penting peranannya dalam
pelaksanaan penyuluhan kesehatan, karena:
1.
Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
2.
Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
3.
Media dapat memperjelas informasi.
4.
Media dapat mempermudah pengertian
5.
Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
6.
Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan
mata.
7.
Media dapat memperlancar komunikasi.
2.1.1
Penggolongan Media Kesehatan
Media dapat digolongkan menjadi
dua, berdasarkan bentuk umum penggunaan dan berdasarkan produksi.
1.
Berdasarkan
Bentuk
Umum
Penggunaan :
a.
Bahan
Bacaan:
Modul,
buku rujukan/bacaan, leaflet majalah,
bulletin, tabloid, dan lain-lain.
b.
Bahan
Peragaan:
Poster
tunggal, poster seri, flip chart,
transparasi, slide, film, dan lain-lain.
2.
Berdasarkan
Cara
Produksi :
a.
Media
Cetak
Media cetak yaitu suatu media
statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pada umumnya terdiri atas gambaran
sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet,brosur, majalah, surat kabar,
lembar balik, stiker, dan pamphlet. Fungsi utamanya adalah memberi informasi
dan menghibur.
Kelebihan yang dimiliki media cetak Antara lain tahan lama, mencakup banyak
orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energy listrik, dapat dibawa,
mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya
tidak dapat menstimulasi efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat.
b.
Media
Elektronik
Media elektronik yaitu suatu
media bergerak, dinamis, dapat dilihat, didengar, dan dalam menyampaikan
pesannya melalui alat bantu elektronika. Contohnya televise, radio, film,
kaset, CD, VCD, DVD, slide show, CD interaktif, dan lain-lain.
Kelebihan media elektronik antara lain sudah dikenal masyarakat, melibatkan
semua pancaindera, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan
gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relative
lebih besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat
diskusi. Kelemahannya
yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, memerlukan energy listrik, diperlukan
alat canggih dalam proses produksi, perlu persiapan yang matang, peralatan yang
selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu
keterampilan dalam pengoperasian.
c.
Media
Luar
Ruangan
Media luar ruang yaitu suatu
media yang penyampaian pesannya di luar ruang secara umum melalui medua cetak
dan elektronik secara statis. Contohnya papan reklame, spanduk, pameran,
banner, TV layar lebar, dan lain-lain.
Kelebihan media luar ruang di
antaranya sebagai informasi umum dan hiburan, melibatkan semua pancaindera,
lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat
dikendalikan, jangkauan relative lebih luas. Kelemahannya yaitu biaya atau alat
canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah,
perlu keterampilan penyimpanan.
Contoh Modul
Contoh Buku Rujukan / Bacaan
Contoh Leaflet
Contoh Bulletin
Contoh Tabloid
Contoh Poster
Contoh Flip Chart
Contoh Papan Reklame
Contoh Bill Board
2.1.2 Jenis atau Macam Media
Dalam penyuluhan kesehatan
dikenal beberapa alat bantu peraga yang sering digunakan atau disebut juga AVA
(Audio Visual Aids). Alat peraga ini kegunaannya tak lain adalah untuk
lebih memudahkan kedua belah pihak dalam kegiatan penyuluhan, yakni pihak yang
meyuluh dan pihak yang disuluh. Alat-alat peraga dapat dibagi dalam empat
kelompok besar :
1.
Benda
asli
Benda asli adalah benda yang
sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis ini merupakan alat peraga yang
paling baik karena mudah dan cepat dikenal serta mempunyai bentuk atau ukuran
yang tepat.
Kelamahan alat peraga ini tidak
selalu mudah dibawa kemana-mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam
alat peraga, Antara lain benda sesungguhnya (tinja di kebun, lalat diatas
tinja, dan lain-lain), specimen (benda yang telah diawetkan seperti cacing
dalam botol pengawet dan lain-lain), sampel (contoh benda sesungguhnya untuk
diperdagangkan seperti oralit, dan lain-lain).
2.
Benda
tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang
berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan bida digunakan sebaga media
atau alat peraga dalam promosi kesehatan karena benda asli mungkin digunakan
(missal, ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain.
Benda tiruan dapat dibuat dari
bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastic, dan lain-lain).
3.
Gambar/media
grafis
Grafis secara umum diartikan
sebagai gambar. Gambar grafis adalah penyajian visual (menenkankan persepsi
indera pengelihatan) dengan penyajian dua dimensi. Media grafis tidak termasuk
media elektronik. Yang termasuk dalam media grafis Antara lain poster, leaflet, reklame, billboard, spanduk, gambar karikatur,
lukisan, dan lain-lain.
2.2
CARA PEMBUATAN
MEDIA
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya
menggunakan papan tulis dengan foto dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan
alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu ide atau gagasan yang tergantung di dalamnya harus dapat
diterima oleh sasaran. Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan
keuntungan-keuntungan, antara lain:
1.
Dapat
menghindari kesalahan pengertian/pemahaman atau salah tafsir
2.
Dapat
memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap
3.
Apa
yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan
4.
Dapat
menarik serta memusatkan perhatian
5.
Dapat
memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan
2.2.1 Langkah-Langkah Penetapan
Media
Langkah–langkah dalam merancang
pengembangan media promosi kesehatan adalah sebagai berikut:
1.
Menetapkan
Tujuan.
Tujuan harus realistis, jelas,
dan dapat diukur. Berapa banyak sasaran, sebarapa banyak perubahan, berapa lama
dan dimana pengukuran dilakukan. Penetapan tujuan merupakan dasar untuk
merancang media promosi dan merancang evaluasi.
2.
Menetapkan
Segmentasi
Sasaran.
Segmentasi sasaran adalah suatu
kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan dianggap sagat menentukan
keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya Antara lain memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya, memberikan kepuasan pada masing-masing segmen, menentukan
ketersediaan jumlah dan jangkauan produk, serta menghitung jenis dan penempatan
media.
3.
Memposisikan
Pesan
(Positioning).
Memposisikan pesan adalah proses
atau upaya menempatkan suatu produk perusahaan, individu atau apa saja ke dalam
alam pikiran sasaran atau konsumennya. Positioning
membentuk citra.
4.
Menentukan
Strategi
Positioning.
Identifikasi para pesaing,
termasuk persepsi konsumen, menentukan posisi pesaing, menganalisis preferensi
khalayak sasaran, menentukan posisi merek produk sendiri, serta mengikuti
perkembangan posisi.
5.
Memilih
Media
Promosi
Kesehatan.
Pemilihan media didasarkan pada
selera khalayak sasaran. Media yang dipilih harus memberikan harus memberikan
dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan yang berbeda. Penggunaan
beberapa media secara serempak akan meningkatkan cakupan, frekuensi, dan
efektivitas pesan.
2.2.2 Pesan dalam Media
Pesan adalah terjemahan dari
tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang sesuai untuj sasaran. Pesan
dalam suatu media harus efektif dan kreatif. Oleh karena itu, pesan harus
memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1.
Memfokuskan
Perhatian
pada Pesan
(Command Attention)
Ide atau pesan pokok yang merefleksikan
strategi desain suatu pesan dikembangkan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut
akan membingungkan sasaran dan mereka akan mudah melupakan pesan tersebut.
2.
Mengklarifikasi
Pesan
(Clarify The Message)
Pesan haruslah mudah, sederhana, dan
jelas. Pesan yang efektif harus memberikan informasi yang relevan dan baru bagi
sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan
tersebut gagal.
3.
Menciptakan
Kepercayaan
(Create Trust)
Pesan harus dapat dipercaya, tidak
bohong, dan terjangkau. Misalnya, masyarakat percaya cuci tangan pakai sabun
dapat mencegah penyakit diare dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun
terjngkau atau mudah didapat didekat tempat tinggalnya.
4.
Mengkomunikasikan
Keuntungan
(Communicate A Benefit)
Hasil pesan diharapkan akan memberikan
keuntungan. Misalnya, sasaran termotivasi membuat jamban karena mereka akan
memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak akan kena penyakit diare.
5.
Memastikan
Konsistensi
(Consistency)
Pesan harus konsisten, artinya bahwa
makna pesan akan tetap sama walaupun disampaikan melalui media yang berbeda
secara berulang. Misalnya, poster, stiker, dan lain-lain.
6.
Cater to The Heart and Head
Pesan dalam suatu media harus bisa
menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif tidak hanya sekadar memberi
alasa teknis semata, tetapi juga harus menyentuh nilai emosi dan membangkitkan
kebutuhan nyata.
7.
Call to Action
Pesan dalam suatu media harus dapat
mendorong sasaran untuk bertindak sesuatu bisa dalam bentuk motivasi ke arah
suatu tujuan. Contohnya, “Ayo, buang aie besar di jamban agar tetap sehat”.
2.2.3 Imbauan dalam Pesan
Dalam media promosi, pesan
dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain atau menghimbau sasaran agar mereka
menerima dan melaksanaan gagasan kita.
1.
Imbauan
Rasional
Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa
manusia pada dasarnya adalah makhluk rasional. Contoh pesan, “Datanglah ke
posyandu untuk imunisasi anak Anda. Imunisasi melindungi anak dari penyakit
berbahaya”. Para ibu mengerti isi pesan tersebut, namun kadang tidak bertindak
karena keraguan.
2.
Imbauan
Emosional
Kebanyakan perilaku manusia, terutama
kaum ibu, lebih berdasar pada emosi daripada hasil pemikiran rasional. Beberapa
hal menunjukkan bahwa pesan dengan menggunakan imbauan emosional lebih berhasil
disbanding dengan imbauan dengan Bahasa rasional. Contoh: “Diare penyakit
berbahaya, merupakan penyebab kematian bayi. Cegahlah engan STOP BAB
sembarangan:. Kombinasi hubungan gagasan dengan unsur visual dan nonverbal
dalam poster, misalnya dengan gambar anak balita sakit, kemudia tertera pesan,
“Lindungi anak Anda”.
3.
Imbauan
Ketakutan
Hati-hati dengan menggunakan imbauan
dengan pesan yang menimbulkan ketakutan. Pesan ini akan efektif bila digunakan
pada orang yang memiliki tingkat kecemasan tinggi. Namun, sebagian orang yang
mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut dengan imbauan semacam ini.
4.
Imbauan
Ganjaran
Pesan dengan imbauan ganjaran
dimaksudkan menjadikan sesuatu yang diperlukan dan diinginkan oleh para
penerima pesan. Teknik semacam ini cukup masuk akal karena pada kenyataannya
orang akan lebih banyak mengubah perilakunya bila akan memperoleh imbauan
(terutana mater) yang cukup.
5.
Imbauan
Motivasional
Pesan ini dengan menggunakan Bahasa
imbauan motivasi yang menyentuh sisi internal penerima pesan. Manusia dapat
digerakkan, lewat dorongan kebutuhan biologis seperti lapar, haus, keselamatan,
tetapi juga lewat dorongan psikologis seperti kasi sayang, keagamaan, prestasi,
dan lain-lain.
2.2.4
Beberapa Media Grafis
Media grafis adalah penyajian
visua dimensi yang dibuat berdasarkan unsur dan prinsip rancangan gambar dan
sangat bermanfaat. Media grafis sangat efektif sebagai media penyampai pesan.
1.
Poster
Poster adalah sehelai kertas atau
papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit kata-ata. Poster merupakan
pesan singkat dalam bentukgambar dengan tujuan mempengaruhi seseorang agar
tertarik atau bertindak pada sesuatu. Makna kata-kata dalam poster harus jelas
dan tepat serta dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih enam meter.
Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak
dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman,
dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun,
gambar atau foto.
Berdasarkan isi pesan, poster
dapat disebut sebagai thematic poster, tactical poster, dan practical
poster. Thematic poster yaitu poster yang menerangkan apa dan
mengapa, tactical poster menjawab kapan dan dimana, sedangkan practical
poster menerangkan siapa, untuk siapa, apa, mengapa, dan dimana.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan poster :
1.
Dibuat
dalam letak tata letak yang menarik, misal besarnya huruf, gambar, dan warna
yang mencolok;
2.
Dapat
dibaca (eye catcher) orang yang lewat;
3.
Kata-kata
tidak lebih dari tujuh kata;
4.
Menggunakan
kata yang provokatif, sehingga menarik perhatian;
5.
Dapat
dibaca dari jarak enam meter;
6.
Harus
dapat menggugah emosi, missal dengan menggunakan factor iri, bangga, dan
lain-lain;
7.
Ukuran
yang besar: 50x70 cm, kecil: 35x50 cm.
Dimana tempat pemasangan poster :
1.
Poster
biasanya dipasang di tempat-tempat umum dimana orang sering berkumpul, seperti
halte bus, dekat pasar , dekat warung/toko;
2.
Persimpangan
jalan desa, kantor keluraha, balai desa, posyandu, dan lain-lain.
Kegunaan poster :
1.
Memberikan
peringatan, misalnya tentang selalu mencuci tangan dengan sabun setelah buang
air besar dan sebelum makan;
2.
Memberikan
informasi, misalnya tentang pengolahan air di rumah tangga;
3.
Memberikan
anjuran, misalnya pentingnya mencuci makanan mentah dan buah-buahan dengan air
bersih sebelum dimakan;
4.
Mengingatkan
kembali, misalnya cara mencuci tangan yang benar;
5.
Memberikan
informasi tentang dampak, misalnya informasi tentang dampak dari buang air
besar (BAB) di jamban.
Keuntungan poster :
1.
Mudah
dibuat;
2.
Singkat
waktu dalam pembuatannya;
3.
Murah;
4.
Dapat
menjangkau orang banyak;
5.
Mudah
menggugah oaring banyak untuk berpartisipasi;
6.
Bisa
dibawa kemana-mana;
7.
Banyak
variasi.
Cara pembuatan poster :
1.
Pilih
subjek yang akan dijadikan topik, missal kesehatan lingkungan, sanitasi, PHBS,
dan lain-lain;
2.
Pilih
satu pesan kesehatan yang terkait, missal keluarga yang menggunakan jamban
untuk BAB;
3.
Gambarkan
pesan tersebut dalam gambar;
4.
Pesan
dibuat mencolok, singkat, cukup besar, dan dapat dilihat pada jarak enam meter,
misalnya: “Srop buang air besar sembarangan!”;
5.
Buat
dalam warna yang kontras sehingga jelas terbaca, missal kombinasi warna yang
tidak bertabrakan yaitu biru tua-merah, hitam-kuning, merah-kuning, biru
tua-biru muda;
6.
Hindarkan
tambahan-tambahanyang tidak perlu;
7.
Gambar
dapat sederhana;
8.
Perhatikan
jarak huruf, bentuk, dan ukuran;
9.
Tes/uji
poster pada teman, apakah poster sudah bisa mencapai maksudnya atau tidak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam mendesain poster. Poster secara umum terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
1.
Judul
(head line);
2.
Subjudul
(sub head line);
3.
Body copy/copy writing; dan
4.
Logo
dan identitas.
Judul harus dapat dibaca jelas
dari jarak enam meter, mudah dimengerti, mudah diingat. Subjudul harus
menjelaskan, melengkapi, dan menerangkan judul secara sinkat. Poster juga
memerlukan adanya ilustrasi. Ilustrasi ini harus antraktif berhubungan dengan
warna, bentuk, format, jenis gambar, dan ilustrasi harus berhubungan erat
dengan judul dan terpadu dengan penampilan secara keseluruhan.
2.
Leaflet
Leaflet adalah
selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat,
mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet atau sering
juga disebut pamphlet merupakan selember kertas yang berisi tulisan cetak tentang
suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet
biasanya 20x30 cm yang berisi tulisan ukuran 200-400 kata. Ada beberapa leaflet
yang disajikan secara berlipat.
Leaflet digunakan untuk
memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi
pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare serta
pencegahannya, dan lain-lain. Isi harus bisa ditangkap dengan sekali baca. Leaflet
dapat diberikan atau disebarkan pada saat oertemuan-pertemuan dilakukan seperti
pertemuan Focus Group Discussion (FGD), pertemuan posyandu, kunjungan
rumah, dan lain-lain.
Hal-hal yang harus perhatikan dalam membuat leaflet
:
1.
Tentukan
kelompok sasaran yang ingin dicapai;
2.
Tuliskan
apa tujuannya;
3.
Tentukan
isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet;
4.
Kumpulkan
tentang subjek yang akan disampaikan;
5.
Buat
garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk di dalamnya bagaimana bentuk
tulisan gambar serta tata letaknya;
6.
Buatkan
konsepnya. Konsep di tes terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hamper sama
dengan kelompok sasaran, perbaiki konsep, dan buat ilustrasi yang sesuai dengan
isi.
Kegunaan leaflet :
1.
Mengingat
kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan;
2.
Diberikan
sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang telah disampaikan;
3.
Untuk
memperkenalkan ide-ide baru kepada orang banyak.
Keuntungan leaflet :
1.
Dapat
disimpan lama;
2.
Sebagai
referensi;
3.
Jangkauan
dapat jauh;
4.
Membantu
media lain;
5.
Isi
dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi.
3.
Papan Pengumuman
Papan pengumuman biasanya dibuat
dari papan dengan ukuran 90x120 cm, biasa dipasang di dinding atau tempat
tertentu seperti balai desa, posyandu, masjid, puskesmas, sekolah, dan
lain-lain. Pada papan tersebut ditempelkan gambar-gambar atau tulisan-tulisan dari
suatu topik tertentu.
Bahan yang diperlukan adalah
tripleks ukuran 90x120 cm, kertas berwarna, gunting, paku paying, huruf-huruf
atau tulisan serta koleksi gambar-gambar dalam segala ukuran. Cara membuat
papan pengumuman:
1.
Ambil
kay tripleks (polywood);
2.
Warnai
biala diperlukan;
3.
Beri
bingkai pada sekeliling papan;
4.
Paku
di dinding Gedung atau di tempat yang memungkinkan;
5.
Letakkan
pada tempat atau lokasi yang mudah dilihat;
6.
Tuliskan
judul yang menarik
Cara menggunakan papan pengumuman :
1.
Tentukan jangka waktu pemasangan sehinga tidak
membosankan, missal 1-2 minggu;
2.
Gunakan pada peristiwa-peristiwa tertentu saja,
missal pada waktu pertemuan besar atau hari libur;
3.
Cari sumber untuk melengkapi tampilan, missal dari
perpustakaan, kantor humas, dan lain-lain.
Kuntungan papan pengumuman :
1.
Dapat
dikerjakan dengan mudah;
2.
Merangsang
perhatian orang;
3.
Menghemat
waktu dan membiarkan pembaca untuk belajar masalah yang ada;
4.
Merangsang
partisipasi;
5.
Sebagai
review atau pengingat terhadap bahan yang pernah diajarkan.
4.
Gambar Optik
Gambar optic mencakup foto, slide,
film, dan lain-lain
1.
Foto
Foto sebagai bahan untuk alat
peraga digunakan dalam bentuk album ataupun dokumentasi lepasan. Album
merupakan foto-foto yang isinya berurutan, mengambarkan suatu cerita, kegiatan,
dan lain-lain. Album ini bisa dibawa dan ditunjukkan kepada masyarakat sesuai
dengan topik yangs edang didiskusikan. Misalnya album foto yang berisi
kegiatan-kegiatan di suatu desa untuk mengubah kebiasaan buang air besarnya
menjadi di jamban. Dokumentasi lepasan yaitu foto-foto yang berdiri sendiri dan
tidak disimpang dalam bentuk album. Menggambarkan satu bahan brosue, leaflet,
dan lain-lain.
2.
Slide
Slide pada umunya
digunakan untuk sasaran kelompok. Penggunaan slide cukup efektif karena
gambar atau setiap materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih
mendalam. Slide sangat menarik, terutama bagi kelompok anak sekolah
disbanding dengan gambar, leaflet, dan lain-lain.
3.
Film
Film merupakan media yang
bersifat menghibur, disamping dapat menyisipkan pesan-pesan yang bersifat
edukatif. Sasaran media ini adalah kelompok besar dan kolosial.
2.3
METODE PROMOSI
KESEHATAN DAN JENIS-JENISNYA
Metode diartikan sebagai cara
atau pendekatan tertentu. Pendidik harus dapat memilih dan menggunakan metode
mengajar yang cocok atau relevan di dalam proses belajar, sesuai dengan kondisi
setempat. Meskipun berlaku pedoman umum bahwa tidak ada satu pun metode belajar
yang beridir sendiri. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang cukup tentang
penerapan metode yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan waktu yang berbeda.
Pemberian promosi kesehatan pada sasaran yang sama, tetapi karena waktu dan
tempat berbeda, maka pelaksanaannya memerlukan metode yang juga berbeda.
Demikian juga sebaliknya, pada sasaran yang berbeda dengan tempat yang sama,
membutuhkan metode yang mungkin berbeda atau bahkan metode yang sama.
Kecermatan pemiliham metode sangat diperlukan dalam mencapai tujuan Pendidikan
kesehatan itu sendiri.
2.3.1
Aspek Pemilihan Metode
Pemilihan metode belajar yang
efektif dan efisien harus memertimbangkan kesesuaian dengan tujuan
Pendidikannya, bergantung pada besarnya kelompok sasaran atau kelas. Metode
Pendidikan harus disesuaiakan dengan waktu pemberian atau penyampaian pesan
tersebut dan hendaknya mempertimbangkan fasilitas-fasilitas yang ada.
2.3.2
Metode dan Tujuan Penggunaannya
Berikut ini
merupakan contoh menentukan metode promosi kesehatan yang digunakan sesuai
dengan tujuan pelaksanaan promosi kesehatannya:
1.
Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan : Ceramah, kerja kelompok, mass media, seminar, kampanye.
2.
Menambah pengetahuan dan menyediakan informasi : One-to-one teaching (mengajar per-seorangan / private), seminar,
media massa, kampanye, group teaching.
3.
Self-empowering (meningkatkan
kemampuan diri), dan mengambil
keputusan : Kerja kelompok,
latihan (training), simulasi, metode pemecahan masalah, peer teaching method.
4.
Mengubah kebiasaan dan mengubah gaya hidup : Individu, kerja kelompok,
latihan keterampilan, training, metode debat.
5.
Mengubah lingkungan, bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat kebijakan berkaitan
dengan kesehatan.
2.3.3
Jenis atau Macam Metode
Pemikiran Dasar
Promosi Kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Suatu proses promosi
kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan kesehatan yakni perubahan
perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu metode. Metode
harus berbeda antara sasaran massa, kelompok atau sasaran individual.
1. Metode
Individual (Perorangan)
Dalam
pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk
membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada
suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja
menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) karena baru saja memperoleh/ mendengarkan penyuluhan
kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari
atau ibu hamil segera minta imunisasi, ia harus didekati secara perorangan.
Perorangan disini tidak berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan,
tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga ibu tersebut.
Dasar
digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah
atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaaan atau perilaku baru
tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat bagaimana cara
membantunya maka perlu menggunakan bentuk pendekatan (metode) berikut ini,
yaitu :
a. Bimbingan
dan penyuluhan (guidance and counseling)
Dengan cara ini
kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi
oleh klien dapat digali dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan
sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut
(mengubah perilaku).
b. Interview
(wawancara)
Cara ini
sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara
petugas kesehatan dengan klien untuk mengetahui apakah klien memiliki kesadaran
dan pengertian yang kuat tentang informasi yang diberikan (perubahan perilaku
yang diharapkan), juga untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum
menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan yang disampaikan.
Jika belum berubah, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode Kelompok
Dalam memilih
metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain
dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pada besarnya
sasaran pendidikan.
a.
Kelompok Besar
Yang dimaksud
kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15
orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan
seminar.
1)
Ceramah
Metode ini baik
untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Merupakan metode dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan. Metode ini mudah
dilaksanakan tetapi penerima informasi menjadi pasif dan kegiatan menjadi
membosankan jika terlalu lama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan metoda ceramah:
·
Persiapan:
Ceramah yang
berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan
diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri.
1.
Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi
kalau disusun dalam diagram atau skema.
2.
Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat,
slide, transparan, sound system, dan sebagainya.
·
Pelaksanaan:
Kunci dari
keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai
sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis),
penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Sikap
dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap raguragu dan gelisah.
2. Suara
hendaknya cukup keras dan jelas.
3. Pandangan
harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
4. Berdiri
di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.
5. Menggunakan
alat-alat bantu lihat-dengar (AVA) semaksimal mungkin
2)
Seminar
Metode ini
hanya cocok untuk pendidikan formal menengah ke atas. Seminar adalah suatu
penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu
topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
b.
Kelompok Kecil
Apabila peserta
kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain:
1)
Diskusi Kelompok
Metode yang
dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan penerima informasi,
biasanya untuk mengatasi masalah. Metode ini mendorong penerima informasi
berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya secara bebas, menyumbangkan
pikirannya untuk memecahkan masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban
atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan
pertimbangan yang seksama.
Dalam diskusi
kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi,
maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat
berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk
lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara peserta
sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka
harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok mempunyai
kebebasan/ keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk memulai diskusi,
pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat berupa
pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar
terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan
mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara,
sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta. Kelemahan
metode diskusi sebagai berikut :
·
Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
·
Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
·
Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
·
Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal. (Syaiful
Bahri Djamarah, 2000)
2)
Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini
merupakan modifikasi metode diskusi kelompok, yang diawali dengan pemberian
kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari peserta. Prinsipnya sama
dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok
memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau
tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung
dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan
pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota
dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi
diskusi.
3)
Bola Salju (Snow Balling)
Metode dimana
kesepakatan akan didapat dari pemecahan menjadi kelompok yang lebih kecil,
kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih besar. Kelompok dibagi dalam
pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan
atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2pasang bergabung menjadi
satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.
Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi
dengan pasangan lainnya, demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi
diskusi seluruh anggota kelompok.
4)
Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
(buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama
dengan kelompok lain, Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut,
Selanjutnya hasil dan tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.
5)
Role Play (Memainkan Peranan)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk
sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai
dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota
yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka
memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam
melaksanakan tugas.
6)
Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini
merupakan gabungan antara role play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan
kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli.
Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan menggunakan dadu,
gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi
pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
3.
Metode Massa
Metode pendidikan kesehatan secara massa dipakai untuk
mengkomunikasikan pesanpesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang
sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang paling
tepat adalah pendekatan massa.
Oleh karena
sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur,
jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan
sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Pendekatan ini
biasanya digunakan untuk menggugah awareness (kesadaran) masyarakat terhadap
suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan
perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku
juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan (metode) massa
ini tidak langsung. Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa.
Beberapa contoh
metode pendidikan kesehatan secara massa ini, antara lain:
a.
Ceramah umum (public speaking)
Pada
acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan
atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu bentuk
pendekatan massa.
b.
Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik,
baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
c.
Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan
lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan
pendekatan pendidikan kesehatan massa.
d.
Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel
maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk
pendekatan promosi kesehatan massa.
e.
Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan
sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh : Billboard Ayo ke
Posyandu.
Metode-metode
yang disebutkan di atas hanyalah beberapa dari banyak metode lainnya.
Metode-metode tersebut dapat digabung atau dimodifikasi oleh tim promosi
kesehatan disesuaikan dengan penerima pesan dan sarananya. Selain itu, metode
yang digunakan juga disesuaikan dengan tujuan dari promosi kesehatan yang
dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Syafrudin dan Yudhia F. 2013. Promosi
Kesehatan untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2011. Promosi
Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Novita, Nesi dan Yunetra F. 2013. Promosi
Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Susilowati, Dwi. 2016. Modul Bahan
Ajar Cetak Keperawatan Promosi Kesehatan. Jakarta.
Pender, Nola J. 1996. Health
Promotion in Nursing Practice. US: Appleton & Lange.
GAMBAR :
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiq3MDv_qvlAhXWfisKHcUNDrAQjhx6BAgBEAI&url=http%3A%2F%2Fpromkes.kemkes.go.id%2Fdownload%2Fhog%2FPROSIDING%2520KONAS.pdf&psig=AOvVaw3vpFqhhmdPfxgIihje6LMd&ust=1571700488500772,
diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Modul
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjG3i2_6vlAhWBwI8KHTPnC9UQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fpromkes.net%2F2019%2F04%2F07%2Fpanduan-kampung-kbpercontohan%2F&psig=AOvVaw3eGjDCC29mFATsXA6agTJ&ust=1571700624315925, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Buku
Rujukan / Bacaan
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi__sGdgKzlAhWEso8KHcKWC5AQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fwww.republiknews.id%2F2019%2F06%2F02%2Finformasi-mudik-sehat-darituban%2F&psig=AOvVaw2bLJx0esv3xm5qBnHoODJG&ust=1571700834572205,
diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Leaflet
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiI7vq6gKzlAhUTTo8KHdUzBbsQjhx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Fwww.slideshare.net%2FKlinikInpromkesdikli%2Ftabloid-dinas
kesehatan&psig=AOvVaw1IAbW3iMbhEnV9_cwZ1hMp&ust=1571700951937915, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Bulletin
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjYkf2mgazlAhUEXisKHQI5Cp8QjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fpromkeskaltim.wordpress.com%2F&psig=AOvVaw2ejFUovgwNypWbv7eWUMhO&ust=1571701017527845, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Tabloid
http://promkes.kemkes.go.id/category/poster, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Poster
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiIzKbsgqzlAhXZdn0KHYnhDTsQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fbikinflipchart.wordpress.com%2Ftag%2Fflipchart%2F&psig=AOvVaw24gB0bReY8pZ5_uTsDwo78&ust=1571701561161323, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Flip
Chart
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjo5O6Rg6zlAhXOXSsKHSGWALQQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fwww.slideshare.net%2FEmzetLombok%2Fmedia-informasi-dan-promoskesehatan&psig=AOvVaw3Pcy8L_tFFaEd8CvPRCaiw&ust=1571701666622126, diakses pada 21 Oktober 2019, Contoh Papan
Reklame
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjo5puqhKzlAhUHOSsKHcZKA3YQjB16BAgBEAM&url=http%3A%2F%2Fbalitribune.co.id%2Fcontent%2Fwaspada-demam-berdarah-sosialisasi-
terimakasih sangat menambah wawasan, saya jadi tau bahwa media sangat diperlukan dalam penyuluhan serta ada banyak jenis-jenis nya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusterimakasih setelah saya membaca blog ini saya menjadi tahu kalau media itu sangat banyak sekali jenisnya dan ternyata media inu sangat berpengaruh besar untuk mempromosikan kesehatan
BalasHapusterimakasih pak sangat menambah wawasan setelah saya membaca artikel ini, ternyata banyak media yang bisa mendukung proses promosi kesehatan agar pesan yang ingin disampaikan bisa lebih cepat diterima atau diserap
BalasHapusTerimakasih setelah saya membaca artikel ini, saya jadi mengetahui media memiliki peran penting dalam penyampaian informasi mengenai promosi kesehatan, memiliki banyak jeniss dan metode dalam penyampaian informasi.
BalasHapusTerima kasih, sangat bermanfaat dan menambah wawasan pak. Saya jadi tahu bahwa metode dan media promosi kesehatan itu ada banyak jenisnya serta masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihannya semdiri
BalasHapusTerimakasih, setelah saya membaca artikel ini saya mendapatkan wawasan baru mengenai Media promosi Kesehatan. Artikel ini memberikan informasi yang cukup lengkap tentang berbagai metode dan media yang dapat digunakan dalam promosi kesehatan
BalasHapusTerima kasih, setelah saya membaca melalui blog ini, saya menjadi lebih tahu bahwa media promosi kesehatan sangat banyak jenisnya dan saya juga menjadi tahu ternyata media yang digunakan sangat berpengaruh untuk melakukan promosi kesehatan, medianya pun masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan
BalasHapusTerima kasih atas artikel yang inspiratif ini pak. Saya yakin bahwa semakin banyak kita memahami metode dan media promosi kesehatan, semakin besar dampak positif yang dapat kita ciptakan dalam masyarakat kita. Semoga kita semua bisa berkontribusi dalam menciptakan budaya kesehatan yang berkelanjutan.
BalasHapusBlog ini sangat bermanfaat karena memberikan wawasan tentang metode promosi kesehatan melalui media serta memberikan nilai positif untuk masyarakat indonesia yang sehat dan cerdas dalan mengambil keputusan tentang kesehatan. Terima kasih pak telah memberikan ilmu yang bermanfaat
BalasHapusTerimakasih pak, artikel ini sangat bermanfaat karena ini saya menjadi tahu tentang media promosi kesehatan, dan saya menjadi tahu kalau media promosi kesehatan itu banyak jenisnya
BalasHapusBagus dan mudah di pahami sekali pak artikel ini karena artikel ini saya jadi lebih mudah memahami mengenai media promosi kesehatan dan juga berbagai jenis promosi kesehatan
BalasHapusTerimakasih karena materi di blog bapak, saya jadi tahu tentang metode promosi kesehatan dan saya juga menjadi bahwa media promosi kesehatan itu banyak jenis nya
BalasHapusTerimakasih, atas artikel tentang metode dan media promosi kesehatan. Artikel ini sangat bagus, mudah dipahami dan sangat bermanfaat bagi saya karena saya menjadi tahu kalau metode dan media promosi kesehatan ini banyak jenisnya serta memberikan dampak positif bagi masyarakat indonesia
BalasHapusTerima kasih atas ilmunya bapak, saya jadi mengetahui mengenai metode dan media promosi kesehatan
BalasHapusTerima kasih kepada bapak DR. Safrudin SKM, M.kes. yang telah membuat blog ini, karena blog ini menambah wawasan saya mengenai metode dan media promosi kesehatan.
BalasHapusTerimakasih, sangat bagus untuk menambah wawasan, sangat mudah dipahami dan dimengerti juga, kita jadi tau mengenai metode promosi kesehatan dan juga jenisnya
BalasHapusTulisan dalam blog ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan saya pribadi terkait promosi kesehatan, Terima kasih pak sudah berbagi ilmu
BalasHapusTerima kasih pak, setelah saya membaca isi dari blog ini membuat wawasan/pengetahuan saya semakin bertambah luas terkait metode dan media promosi kesehatan dan juga saya jadi tahu bahwa jenis media promosi kesehatan sangat beragam serta metode promosi kesehatan sangat bermanfaat bagi penerima pesan dan self-empowering bagi penyedia informasi.
BalasHapusterimakasih kepada bapak Dr. Safrudin, SKM, M.kes yang telah menerbitkan artikel yang bermanfaat, dan juga menambah wawasan saya mengenai metode dan media promosi kesehatan mulai dari jenis-jenis, cara pembuatan dan langkah-langkah penetapan media.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimkasih atas informasinya tentang metode dan media promosi kesehatan, dan juga artikel ini sangat bermanfaat bagi saya, dan semua konsepnya disampaikan dengan jelas.
BalasHapusRangkuman artikel yang cukup jelas sekali. Terimakasih untuk pak syafrudin telah bersedia menulis artikel di blog ini.
BalasHapusArtikel yang bapak terbitkan ini sangat sangat bermanfaat bagi saya. Terima kasih, karena artikel bapak, membuat wawasan/pengetahuan saya mengenai promosi kesehatan semakin bertambah luas terkait metode dan media promosi kesehatan. Selain itu juga, artikelnya mudah dipahami dan dimengerti
BalasHapusMateri nya sangat bagus, menginspirasi dan mudah untuk dimengerti. Terimakasih karena artikel bapak membuat wawasan saya semakin bertambah🤩
BalasHapusTerimakasih bapak atas artikel yang sangat bermanfaat ini. Berkat artikel ini saya menjadi bertambah wawasan mengenai berbagai macam metode dan media dalam menyampaikan promosi kesehatan serta cara menetapkan media tersebut
BalasHapussetelah saya membaca artikel ini saya paham akan pentingnya promosi kesehatan baik dari definisi dan juga tujuan serta cara penyampaian yang di lakukan di promosi kesehatan dengan banyaknya fasilitas media yang dapat di gunakan, terimakasih bapak
BalasHapusMasya Allah, terimakasih bapak atas informasinyaa.. alhamdulillah mudah dimengerti, jadinya saya bisa lebih paham tentang metode dan media promosi kesehatan. artikel ini sangat bermanfaat dan menginspirasi saya, sekali lagi terimakasih ya pak
BalasHapusMateri yang sangat mudah dipahami. Terima kasih bapak atas blog yang dituliskan ini. Menambah wawasan sekali bagi kami yang sedang belajar mengenai ini. Terima kasih sekali lagi pak atas blog yang sangat membantu kami.
BalasHapusTerima kasih atas ilmunya bapak, saya jadi mengetahui mengenai metode dan media promosi kesehatan serta memberikan dampak positif bagi masyarakat indonesia
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih atas ilmu yang bapak kasih terkait artikel ini, saya lebih mudah memahami tentang metode dan media promosi kesehatan. Artikel ini sangat bermanfaat untuk saya pelajari
BalasHapusMateri yang sangat bagus mengenai promosi kesehatan, dengan adanya blog ini saya dapat mengetahui dan memahami tentang metode dan media promosi kesehatan. Terima kasih bapak atas ilmunya, semoga saya bisa menerapkannya dengan baik.
BalasHapusjelas dan sangat mudah dipahami, sangat menambah wawasan saya. terima kasih pak atas ilmunya ternyata promosi Kesehatan itu ada banyak metode dan jenisnya
BalasHapusterimakasih atas materinya bapak, ini sangat bermanfaat untuk saya karena bisa menambah wawasan terkait metode dan media promosi kesehatan ini, saya jadi lebih tau apa itu media promosi kesehatan, jenis-jenisnya beserta cara pembuatan medianya.
BalasHapusartikel yang menarik, terima kasih banyak pak setelah membaca keseluruhan saya jadi mengetahui seberapa pentingnya media dalam promosi kesehatan juga mengetahui langkah-langkah cara membuat media promosi kesehatan
BalasHapusterimakaasih pak atas pembahasannya serta artikel yang dibuat sangat menarik untuk dibaca. Pembahasannya sangat penting dan bagus,serta kita lebih mengetahui lebih dalam mengenai promosi dalam kesehatan
BalasHapusterimakasih pak atas pembahasannya sangat bermanfaat bagi saya . saya jadi semakin mengerti mengenai promosi kesehatan
BalasHapusTerimakasih bapak atas artikel yang sudah diterbitkan melalui link ini. Artikelnya sangat bermanfaat bagi saya karena berkat artikel ini saya menjadi bertambah wawasan mengenai berbagai macam metode dan media dalam menyampaikan promosi kesehatan
BalasHapusTerimakasih bapak atas artikel informasi tentang penelitian promosi kesehatan, artikel nya sangat bagus dan bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai macam - macam metode dan media promosi kesehatan
BalasHapusTerimakasih atas materinya bapak, materinya sangat bagus dan bermanfaat,saya bisa menambah wawasan terkait metode dan media promosi kesehatan,mengerti berbagai macam metode dan media dalam menyampaikan promosi kesehatan
BalasHapusTerima kasih bapak atas artikel yang sangat bermanfaat ini, saya jadi lebih mengetahui wawasan tentang metode dan media promosi kesehatan
BalasHapussolusi mengatasi kekurangan dari media elktronik radio, diantaranya :
BalasHapus1. Diversifikasi Konten: Memperbanyak jenis konten yang disiarkan
2. Peningkatan Kualitas Siaran: Menggunakan teknologi terbaru untuk meningkatkan kualitas
3. Interaktivitas: Meningkatkan keterlibatan pendengar dengan mengadakan program interaktif
4. Integrasi dengan Media Sosial: Menggunakan platform media sosial untuk berinteraksi dengan pendengar, mempromosikan program, dan menyediakan konten tambahan.
5. Kerja Sama dengan Pihak Ketiga: Bekerja sama dengan sponsor atau organisasi lain untuk menghasilkan konten berkualitas dan menarik.
solusi untuk mengurangi kelemahan menyampaikan pesan di radio adalah membuat para pendengar dapat memutar ulang siaran dengan cara mengupload hasil siaran radio pada platform podcast online seperti apk noice, spotify, dsbg
BalasHapus