LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN
DR. Safrudin, SKM, M.Kes.
Pengertian
Promkes
Defining
Health Promotion
Health
Promotion is about improving the health status of individuals and the
population as a whole. Key to the term ‘Health Promotion” is the world
“Promotion “ . The means placing the notion of the absence of disease and
well-being at the forefront of your practice. This shift in emphasis will help
you think about improving,advancing,despite a constant increase in financial
investment.
Health
Promotion emerged as a process to shift health care provision away from a
hospital setting centered on the medicalization of health towards a community
setting informed by the pronciples of public health. This transition was
facilitated as the holistic and wellness models of health started to gain
momentum and dominant medical model started to be eroded.
The
WHO has been instrumental in the development of health promotion. Its
commitment to using health promotion to improve global health is seen in a
number of international characters and declarations. The most significant are
the Ottawa charter,the Adelaide conference and the Bangkok character.
A.
Langkah-Langkah
Promosi kesehatan di Puskesmas
Pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas pada
dasarnya adalah penerapan strategi promosi kesehatan,yaitu pemberdayaan, bina
suasana, dan advokasi di tatanan sarana kesehatan, khususnya Puskesmas. Oleh
Karena itu, langkah awalnya adalah berupa penggerakan dan pengorganisasian
untuk memberdayakan para petugas Puskesmas agar mampu mengidentifikasi
masalah-masalah kesehatan yang disandang pasien/klien Puskesmas dan menyusun
rencana untuk menanggulanginya darisisi promosi kesehatan. Setelah itu, barulah
dilaksanakan promosi kesehatan sesuai dengan peluang-peluang yang ada, yaitu
peluang-peluang di dalam gedung Puskesmas dan peluang-peluang di luargedung
Puskesmas.Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan
kabupaten/kota . Oleh karena itu, keberhasilan pelaksanaan promosi kesehatan di
Puskesmas juga merupakan tanggung jawab dari dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dengan demikian, sangat diperlukan keterlibatan dinas kesehatan kabupaten/kota
dalam pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas, khususnya dalam langkah
penggerakan dan pengorganisasian untuk memberdayakan para petugas Puskesmas.
Petugas Puskesmas harus mendapat pendampingan oleh fasilitator dari dinas
kesehatan kabupaten/kotaagar mampu melaksanakan:
(1) Pengenalan Kondisi Puskesmas,
(2) Identifikasi Masalah Kesehatan dan PHBS di
Puskesmas,
(3) Musyawarah Kerja,
(4) Perencanaan Partisipatif,
(5) PelaksanaanKegiatan dan
(6) Pembinaan Kelestarian.
PENGENALAN
KONDISI PUSKESMAS
Sebelum memulai promosi kesehatan di Puskesmas,
perlu dilakukan pengenalan kondisi institusi kesehatan untuk memperoleh data
daninformasi tentang PHBS di Puskesmas tersebut, sebagai data dasar(baseline
data). Yang digunakan sebagai standar adalah persyaratan Puskesmas yang
Ber-PHBS (8 indikator proksi). Pengenalan kondisi Puskesmas ini dilakukan oleh
fasilitator dengan dukungan dari Kepala dan seluruh petugas Puskesmas
Pengenalan kondisi Puskesmas dilakukan melalui pengamatan(observasi),
penggunaan daftar periksa (check list), wawancara,pemeriksaan lapangan atau
pengkajian terhadap dokumen-dokumen yang ada.
IDENTIFIKASI
MASALAH DAN KESEHATAN PHBS
Pengenalan kondisi Puskesmas dilanjutkan dengan
identifikasimasalah, yaitu masalah-masalah kesehatan yang saat ini dideritaoleh
pasien/pengunjung dan masalah-masalah kesehatan yangmungkin akan terjadi
(potensial terjadi) jika tidak diambil tindakanpencegahan.Masalah-masalah
kesehatan yang sudah diidentifikasi kemudiandiurutkan berdasarkan prioritas
untuk penanganannya.
Identifikasi masalah dilanjutkan dengan Survai Mawas
Diri, yaitusebuah survai sederhana oleh petugas-petugas kesehatan di Puskesmas
yang dibimbing oleh fasilitator. Dalam survai ini akan diidentifikasi dan dibahas:
·
Hal-hal yang
menyebabkan terjadinya masalah-masalah kesehatan, baik dari sisi teknis
kesehatan maupun dari sisiperilaku. Dari segi PHBS harus digali lebih lanjut
data/informasi tentang latar belakang perilaku.
·
Potensi yang dimiliki
Puskesmas untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan tersebut.
·
Kelompok-kelompok Kerja
(Pokja) apa saja yang sudah ada (jikaada) dan atau harus diaktifkan
kembali/dibentuk baru dalam rangka mengatasi masalah-masalah kesehatan
tersebut, jika perlu.
·
Bantuan/dukungan yang
diharapkan: apa bentuknya, berapabanyak, dari mana kemungkinan didapat (sumber)
dan bila mana dibutuhkan
Selain
untuk menggali latar belakang perilaku pasien/pengunjung,survai ini juga
bermanfaat untuk menciptakan kesadaran dan kepedulian para petugas Puskesmas
terhadap masalah kesehatan(termasuk infeksi nosokomial) khususnya dari segi
PHBS
MUSYAWARAH KERJA
Musyawarah
Kerja yang diikuti oleh seluruh petugas/karyawanPuskesmas, diselenggarakan
sebagai tindak lanjut Survai MawasDiri, sehingga masih menjadi tugas fasilitator
untuk mengawalnya.
Dalam
rangka pembinaan PHBS di Puskesmas, Musyawarah Kerjabertujuan:
·
Menyosialisasikan
tentang adanya masalah-masalah kesehatan yang masih dan kemungkinan akan
diderita/dihadapi pasien/pengunjung serta langkah-langkah untuk mengatasi dan
mencegahnya.
·
Mencapai kesepakatan
tentang urutan prioritas masalah-masalah kesehatan yang hendak ditangani.
·
Mencapai kesepakatan
tentang pokja-pokja yang hendak dibentuk baru atau diaktifkan kembali, jika
diperlukan.
·
Memantapkan
data/informasi tentang potensi Puskesmas serta bantuan/dukungan yang diperlukan
dan alternatif sumber bantuan/dukungan tersebut.
·
Menggalang semangat dan
partisipasi seluruh petugas/karyawan untuk mendukung pembinaan PHBS di
Puskesmas
PERENCANAAN
PARTISIPATIF
Setelah
diperolehnya kesepakatan, fasilitator mengadakan pertemuan-pertemuan secara
intensif dengan petugas kesehatan guna menyusun rencana pemberdayaan pasien
dalam tugas masing-masing.
Pembuatan
rencana dengan menggunakan tabel berikut:
No
|
PERILAKU YANG ADA
|
PHBS YANG DIHARAPKAN
|
PESAN
|
PELUANG METODE DAN MEDIA
|
|
|
|
|
|
Di
luar itu, fasilitator juga menyusun rencana bina suasana yang akan dilakukannya
di Puskesmas, baik dengan pemanfaatan mediamaupun dengan memanfaatkan
pemuka/tokoh.
Untuk
bina suasana dengan memanfaatkan pemuka/tokoh digunakan tabel berikut.
No
|
DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN
|
PIHAK YANG AKAN DIADVOKASI
|
PESAN ADVOKASO YANG DISAMPAIKAN
|
|
|
|
|
PELAKSANAAN KEGIATAN
Segera
setelah itu, kegiatan-kegiatan yang tidak memerlukan biaya operasional seperti pemberdayaan
pasien/pengunjung dan advokasi dapat dilaksanakan. Sedangkan kegiatan-kegiatan
lain yangmemerlukan dana dilakukan jika sudah tersedia dana, apakah itudana
dari Puskesmas, dari pihak donatur atau dari pemerintah.Pembinaan PHBS di
Puskesmas dilaksanakan dengan pemberdayaan,yang didukung oleh bina suasana dan
advokasi.
PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan
dilaksanakan oleh para petugas kesehatan yang melayani pasien/pengunjung
(dokterkecil, perawat, bidan, laboran, penata rontgen, apoteker, dan
lain-lain).Pemberdayaan dilaksanakan di berbagai kesempatan, terintegrasi dalam
pelayanan masing-masing petugas kesehatan kepada pasien/pengunjung.
BINA
SUASANA
Bina
suasana di Puskesmas selain dilakukan oleh fasilitator, juga oleh pemuka/tokoh
yang diundang untuk menyampaikan pesan-pesan. Para pemuka/tokoh berperan
sebagai motivator/kelompokpendorong (pressure group) dan juga panutan dalam
mempraktikkan PHBS di Puskesmas.Bina suasana juga dapat dilakukan dengan
pemanfaatan media seperti billboard di halaman,poster di dinding ruangan,
pertunjukan filem,pemuatan makalah/berita di majalah dinding, serta
penyelenggaraan diskusi, mengundang pakar ataualim-ulama atau figur publik
untuk berceramah,pemanfaatan halaman untuk taman obat/taman gizidan lain-lain.
ADVOKASI
Advokasi
dilakukan oleh fasilitator dan Kepala Puskesmas terhadap pembuat kebijakan dan
pemuka/tokoh masyarakat agar mereka berperanserta dalam kegiatan pembinaan PHBS
di Puskesmas.
Para
pembuat kebijakan misalnya, harusmemberikan dukungan kebijakan/pengaturandan
menyediakan sarana agar PHBS di Puskesmas dapat dipraktikkan. Para pemuka/tokoh
masyarakat diharapkan untuk ikut serta melakukan motivasi terhadap
pasien/pengunjung institusi kesehatan,berperan sebagai kelompok pendorong dan
berperilaku sebagai panutan dalam hal PHBS di Puskesmas.Advokasi juga dilakukan
terhadap para penyandang dana, termasuk pengusaha, agar mereka membantu upaya
pembinaan PHBS di Puskesmas.Kegiatan-kegiatan pemberdayaan, bina suasana, dan
advokasi di Puskesmas tersebut di atas harus didukung oleh kegiatan-kegiatan
(1) bina suasana PHBS di Puskesmas dalam lingkup yang lebih luas
(kabupaten/kota dan provinsi) dengan memanfaatkan media massa berjangkauan
luasseperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet;serta (2)
advokasi secara berjenjang dari dari tingkat provinsike tingkat kabupaten/kota
dan dari tingkat kabupaten/kotake kecamatan.
EVALUASI
DAN PEMBINAAN KELESTARIAN
Evaluasi
dan pembinaan kelestarian PHBS di Puskesmas terintegrasi dengan manajemen
Puskesmas. Dengan demikian, evaluasi dan pembinaan kelestarian PHBS di
Puskesmas pada dasarnya juga merupakan tugas dariKepala Puskesmas, dengan
dukungan dari berbagai pihak,utamanya pemerintah daerah (dinas kesehatan
kabupaten/kota) dan pemerintah. Kehadiran fasilitator di Puskesmas sudah sangat
minimal, karena perannya sudah dapat sepenuhnya digantikan oleh Kepala
Puskesmas dengan supervisi dari dinas kesehatan kabupaten/kota.Perencanaan
partisipatif dalam rangka pembinaan PHBS diPuskesmas, sudah berjalan baik dan
rutin serta terintegrasi dalam proses perencanaan Puskesmas.Pada tahap ini,
selain pertemuan-pertemuan berkala sertakursus-kursus penyegar bagi para
petugas kesehatan,juga dikembangkan cara-cara lain untuk memelihara dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petugas kesehatan tersebut.
B.
Langkah-Langkah
Promosi kesehatan di Masyarakat
Langkah-langkah promosi kesehatan di masyarakat
mencakup:
(1)
Pengenalan Kondisi Wilayah,
(2)
Identifikasi Masalah Kesehatan,
(3) Survai
Mawas Diri,
(4) Musyawarah
Desa atau Kelurahan
,(5) Perencanaan Partisipatif,
(6)
Pelaksanaan Kegiatan dan
(7) Pembinaan
Kelestarian.
PENGENALAN
KONDISI WILAYAH
Pengenalan kondisi wilayah dilakukan oleh
fasilitator dan petugas Puskesmas dengan mengkaji data Profil Desa atau Profil
Kelurahan dan hasil analisis situasi perkembangan desa/kelurahan. Data dasar
yang perlu dikaji berkaitan dengan pengenalan kondisi wilayah,sebagai berikut:
DATA GEOGRAFI
DAN DEMOGRAFI :Peta wilayah dan batas-batas
wilayah, jumlah desa/kelurahan,jumlah RW, jumlah RT, jumlah penduduk, jumlah
rumah tangga,tingkat pendidikan, mata pencaharian/jenis pekerjaan.
DATA KESEHATAN
:Jumlah kejadian sakit akibat berbagai penyakit (Diare,Malaria, ISPA,
Kecacingan, Pneumonia, TB, penyakitJantung, Hipertensi, dan penyakit lain yang
umum dijumpaidi Puskesmas).Jumlah kematian (kematian ibu, kematian bayi,
dankematian balita).Jumlah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui,
bayi baru lahir dan balita.Cakupan upaya kesehatan (cakupan pemeriksaan
kehamilan,persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, cakupanPosyandu, imunisasi
dasar lengkap, sarana air bersih danjamban).Jumlah dan jenis fasilitas
kesehatan yang tersedia(Poskesdes, Puskesmas Pembantu, klinik).Jumlah dan jenis
Upaya Kesehatan BersumberdayaMasyarakat (UKBM) yang ada seperti Posyandu,
Kelompok pemakai air, kelompok arisan jamban,
tabulin, dasolin.Jumlah kader kesehatan/kader
SURVAI MAWAS
DIRI
Sebagai langkah pertama dalam upaya membina
peransertamasyarakat, perlu diselenggarakan Survai Mawas Diri, yaitu sebuah
survai sederhana oleh para pemuka masyarakat dan perangkat desa/kelurahan, yang
dibimbing oleh fasilitator dan petugas Puskesmas.Selain untuk mendata ulang
masalah kesehatan, mendiagnosis penyebabnya dari segi perilaku dan menggali
latar belakang perilaku masyarakat, survai ini juga bermanfaat untuk
menciptakan kesadaran dan kepedulian para pemuka masyarakat terhadap kesehatan
masyarakat desa/kelurahan, khususnya dari segi PHBS.
Dalam survai ini akan diidentifikasi dan dirumuskan
bersama hal-halsebagai berikut:
·
Masalah-masalah
kesehatan yang masih diderita/dihadapi danmungkin (potensial) dihadapi
masyarakat serta urutan prioritaspenanganannya.
·
Hal-hal yang
menyebabkan terjadinya masalah-masalahkesehatan, baik dari sisi teknis
kesehatan maupun dari sis PKK, ormas/LSM yang ada. perilaku masyarakat. Dari
sisi perilaku, setiap perilaku digali faktor-faktor yang menjadi latar belakang
timbulnya perilaku tersebut
Tabel
berikut dapat digunakan sebagai panduan untuk menggali latar belakang setiap
perilaku.
No
|
PERILAKU PENYEBAB MASALAH KESEHATAN
|
PENGETA-HUAN
|
SIKAP
|
NILAI NORMA
|
TELA-DAN
|
SARANA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
MUSYAWARAH
DESA/KELURAHAN
Musyawarah Desa/Kelurahan diselenggarakan sebagai
tindaklanjut Survai Mawas Diri, sehingga masih menjadi tugas fasilitatordan
petugas Puskesmas untuk mengawalnya. Musyawarah Desa/Kelurahan bertujuan:
·
Menyosialisasikan
tentang adanya masalah-masalah kesehatanyang masih diderita/dihadapi masyarakat
·
.Mencapai kesepakatan
tentang urutan prioritas masalah-masalah kesehatan yang hendak ditangani.
·
Mencapai kesepakatan
tentang UKBM-UKBM yang hendakdibentuk baru atau diaktifkan kembali.
·
Memantapkan
data/informasi potensi desa atau potensikelurahan serta bantuan/dukungan yang
diperlukan danalternatif sumber bantuan/dukungan tersebut
·
.Menggalang semangat
dan partisipasi warga desa ataukelurahan untuk mendukung pengembangan
kesehatanmasyarakat desa/kelurahan.
·
Musyawarah
Desa/Kelurahan diakhiri dengan dibentuknya
·
Forum Desa, yaitu
sebuah lembaga kemasyarakatan di manapara pemuka masyarakat desa/kelurahan
berkumpul secara rutinuntuk membahas perkembangan dan pengembangan
kesehatanmasyarakat desa/kelurahan.
·
Dari segi PHBS,
Musyawarah Desa/Kelurahan bertujuan untukmenjadikan masyarakat desa/kelurahan
menyadari adanyasejumlah perilaku yang menyebabkan terjadinya berbagaimasalah
kesehatan yang saat ini dan yang mungkin (potensial)mereka hadapi
PERENCANAAN
PARTISIPATIF
Setelah
diperolehnya kesepakatan dari warga desa atau kelurahan,Forum Desa mengadakan
pertemuan-pertemuan secara intensifguna menyusun rencana pengembangan kesehatan
masyarakatdesa/kelurahan untuk dimasukkan ke dalam Rencana
PembangunanDesa/Kelurahan. Rencana Pengembangan Kesehatan
MasyarakatDesa/Kelurahan harus mencakup:
·
Rekrutmen/pengaktifan
kembali kader kesehatan dan pelatihan pembinaan PHBS di Rumah Tangga untuk para
kader kesehatan oleh petugas Puskesmas dan fasilitator, berikut biaya yang
diperlukan dan jadwal pelaksanaannya.
·
Kegiatan-kegiatan
pembinaan PHBS di Rumah Tangga yangakan dilaksanakan oleh kader kesehatan
dengan pendekatan Dasawisma,
berikut
jadwal pelaksanaannya. Pembuatan rencanadengan menggunakan tabel berikut:
No
|
PERILAKU
YANG ADA
|
PHBS YANG DIHARAPKAN
|
PESAN
|
PELUANG PROMKES
|
METODE DAN MEDIA
|
|
|
|
|
|
|
·
Sarana-sarana yang
perlu diadakan atau direhabilitasi untukmendukung terwujudnya PHBS di Rumah
Tangga, berikut biayayang dibutuhkan dan jadwal
pengadaan/rehabilitasinya.Hal-hal yang dapat dilaksanakan tanpa biaya atau
dengan swadayamasyarakat dan atau bantuan dari donatur (misalnya swasta),dicantumkan
dalam dokumen tersendiri.
Sedangkan hal-hal yang memerlukan dukungan
pemerintah dimasukkan ke dalam dokumen Musrenbang Desa atau Kelurahan untuk
diteruskan ke Musrenbang selanjutnya
PELAKSANAAN KEGIATAN
Sebagai
langkah pertama dalam pelaksanaan kegiatan promosikesehatan, petugas Puskesmas
dan fasilitator mengajak ForumDesa merekrut atau memanggil kembali kader-kader
kesehatanyang ada. Selain itu, juga untuk mengupayakan sedikit dana
(danadesa/kelurahan atau swadaya masyarakat) guna keperluan pelatihankader
kesehatan. Selanjutnya, pelatihan kader kesehatan olehfasilitator dan petugas
Puskesmas dapat dilaksanakan.Segera setelah itu, kegiatan-kegiatan yang tidak
memerlukan biaya operasional seperti penyuluhan dan advokasi dapat
dilaksanakan.Sedangkan kegiatan-kegiatan lain yang memerlukan dana
dilakukanjika sudah tersedia dana, apakah itu dana dari swadaya masyarakat,dari
donatur (misalnya pengusaha), atau dari pemerintah, termasukdari desa
/kelurahan.Promosi kesehatan dilaksanakan dengan pemberdayaan keluarga melalui
Dasawisma, yang didukung oleh bina suasana dan advokasi
Pemberdayaan
Pemberdayaan
individu dilaksanakan dalam berbagaikesempatan, khususnya pada saat
individu-individu anggota rumah tangga berkunjung danmemanfaatkan upaya-upaya
kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Poskesdes,dan
lain-lain, melalui pemberian informasi dankonsultasi. Dalam kesempatan ini,
para kader (danjuga petugas kesehatan) yang bekerja di UKBM harus berupaya
meyakinkan individu tersebut akanpentingnya mempraktikkan PHBS berkaitan
denganmasalah kesehatan yang sedang dan atau potensial dihadapinya.Pemberdayaan
keluarga dilaksanakan melaluikunjungan ke rumah tangga dan konsultasi
keluargaoleh para kader kesehatan. Juga melalui bimbinganatau pendampingan ketika
keluarga tersebutmembutuhkan (misalnya tatkala membangun jamban,membuat taman
obat keluarga dan lain-lain).Dalam hal ini, fasilitator dan petugas
Puskesmasmengorganisasikan para kader kesehatan dengan membagi tugas dan
tanggung jawab melaluipendekatan Dasawisma. Seorang atau dua orangkader diberi
tugas dan tanggung jawab untuk membina PHBS 5–10 rumah tangga.
Bina Suasana
Bina
suasana diawali dengan advokasi oleh fasilitator dan petugas Puskesmas untuk
menggalang kemitraan. Advokasi dilakukan terhadap para pemuka atau tokoh-tokoh
masyarakat, termasuk pemuka agama dan pemuka adat serta para pengurus
organisasi kemasyarakatan di tingkat desa dan kelurahan seperti pengurus Rukun
Warga/RukunTetangga, pengurus PKK, pengurus pengajian,pengurus arisan, pengurus
koperasi, pengurus organisasi pemuda (seperti Karang Taruna) dan
lain-lain.Keberhasilan advokasi dan penggalangan kemitraanakan memotivasi para
pemuka atau tokoh-tokoh masyarakat tersebut untuk berperan aktif dalam bina
suasana, dalam rangka menciptakan opini publik,suasana yang kondusif dan
panutan di tingkat desadan kelurahan bagi dipraktikkannya PHBS oleh
rumahtangga. Para pengurus organisasi kemasyarakatan juga termotivasi untuk
mendorong anggota-anggotanya agar mempraktikkan PHBS.Bina suasana juga dapat
dilakukan dengan pemanfaatan media seperti pemasangan spanduk dan atau
billboard di jalan-jalan desa/kelurahan,penempelan poster di tempat-tempat
strategis,pembuatan dan pemeliharaan taman obat/taman gizi percontohan di
beberapa lokasi, serta pemanfaatanmedia tradisional
Advokasi
Sebagaimana
disebutkan di atas, advokasi dilakukan oleh fasilitator dan petugas Puskesmas
terhadappara pemuka masyarakat dan pengurus organisasi kemasyarakatan tingkat
desa dan kelurahan, agarmereka berperanserta dalam kegiatan bina suasana.Di
samping itu, advokasi juga dilakukan terhadap para penyandang dana, termasuk
pengusaha, agar mereka membantu upaya pengembangan kesehatan masyarakat
desa/kelurahan.Kegiatan-kegiatan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi
didesa dan kelurahan tersebut di atas harus didukung oleh kegiatan-kegiatan (1)
bina suasana PHBS di Rumah Tangga dalam lingkup yang lebih luas (kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi dan nasional) dengan memanfaatkan media massa
berjangkauan luas seperti suratkabar, majalah, radio, televisi dan internet;
serta (2) advokasi secara berjenjang dari tingkat provinsi ke tingkat
kabupaten/kota dan dari tingkat kabupaten/kota ke tingkat kecamatan.
EVALUASI DAN PEMBINAAN
KELESTARIAN
Evaluasi
dan pembinaan kelestarian merupakan tugas dari KepalaDesa/Lurah dan perangkat
desa/kelurahan dengan dukungan dari berbagai pihak, utamanya pemerintah daerah
dan pemerintah.Kehadiran fasilitator di desa dan kelurahan sudah sangat
minimal,karena perannya sudah dapat sepenuhnya digantikan oleh kader-kader
kesehatan, dengan supervisi dari Puskesmas Perencanaan partisipatif dalam
rangka pembinaan kesehatanmasyarakat desa/kelurahan, sudah berjalan baik dan
rutin sertaterintegrasi dalam proses perencanaan pembangunan desa ataukelurahan
dan mekanisme Musrenbang. Kemitraan dan dukungan sumber daya serta sarana dari
pihak di luar pemerintah juga sudah tergalang dengan baik dan melembaga.Pada
tahap ini, selain pertemuan-pertemuan berkala serta kursus-kursus penyegar bagi
para kader kesehatan, juga dikembangkan cara-cara lain untuk memelihara dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kader tersebut.Pembinaan
kelestarian juga dilaksanakan terintegrasi dengan penyelenggaraan Lomba Desa
dan Kelurahan yang diselenggarakan setiap tahun secara berjenjang sejak dari
tingkat desa/kelurahansampai ke tingkat nasional.Dalam rangka pembinaan
kelestarian juga diselenggarakan pencatatan dan pelaporan perkembangan
kesehatan masyarakatdesa/kelurahan, termasuk PHBS di Rumah Tangga, yang
berjalan secara berjenjang dan terintegrasi dengan Sistem Informasi Pembangunan
Desa yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri
DAFTAR
PUSTAKA
Naidoo,J
and Wills,J.2010.Developing Practice For
Oublic Health and Health promotion.Oxford :Elsevier.
Ginting,Marlina,
dkk.Tanpa Tahun Terbit.Promosi Kesehatan
di Daerah Bermasalah Kesehatan.Tanpa kota dan penerbit.
Ginting,
Marlina. dkk. 2011. Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah Kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI. JAKARTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar