INVESTIGASI COVID-19
DR. Safrudin, SKM, M.Kes.
Latar Belakang
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus
penyakit atau peristiwa yang lebih banyak daripada yang diperkirakan
dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau diantara kelompok
tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah
mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu
isolate microbial atau kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya
peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.
Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak
biasa, ketika dokter, perawat , atau petugas laboraturium yang menyadari
terjadinya serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah kelompok kasus
penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalm rentang waktu dan
tempat yang berdekatan. Didalam sautu kluster banyaknya kasus yang dapat
atau tidak dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang
diperkirakan tidak diketahui.Karena rate endemic penyakit nosokomial, cedera,
dan kejadian yang merugikan lainnya berbeda untuk masing-masing fasilitas
pelayanan kesehatan , hanya ada sedikit criteria pasti untuk menentukan kepada
yang diperlukan upaya evaluasi pada suatu masalah yang potensial atau memulai
investigasi.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah tugas dari mata kuliah epidemiologi dan menambah wawasan penulis tentang
epidemiologi khususnya tentang Investigasi Wabah.
Pengertian Investigasi Wabah
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus
penyakit atau peristiwa yang lebih banyak daripada yang diperkirakan
dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau diantara kelompok
tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah
mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu isolate
microbial atau kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan
jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.
Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak
biasa, ketika dokter, perawat , atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya
serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah kelompok kasus penyakit atau
peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalam rentang waktu dan tempat yang
berdekatan. Didalam sautu kluster banyaknya kasus yang dapat atau tidak
dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan tidak
diketahui. Karena rate endemic penyakit nosokomial, cedera, dan kejadian yang
merugikan lainnya berbeda untuk masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan, hanya
ada sedikit criteria pasti untuk menentukan kepada yang diperlukan upaya
evaluasi pada suatu masalah yang potensial atau memulai investigasi.
Sejarah Investigasi Wabah
Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai
dengan adanya penemuan kuman kolera oleh John Snow sehingga ia terkenanl dengan
metode investigasi wabah kolera di London (1854).
Banyak
definisi yang diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para ahli
diantaranya:
1. Definisi umum:
kejadian
penyakit melebihi dari normal (kejadian yang biasa terjadi)
2. Berdasarkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989):
Wabah
berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar
orang di daerah yang luas
3. Departemen
Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman (1981):
Wabah adalah
peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat,
baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit
4. Undang‑undang
RI No 4 th. 1984 tentang wabah penyakit menular:
Wabah adalah
kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka
5. Benenson, 1985:
Wabah adalah
terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah,
yang nyata‑nyata melebihi jumlah yang biasa
6. Last 1981:
Wabah
adgalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita
penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang
berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa.
Selain kata wabah dikenal pula dengan kata letusan (
outbreak) dan kejadian luar biasa (KLB). Di Indonesia pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Apabila peningkatan
penderita penyakit yang memenuhi kriteria definisi wabah diatas, akan
dinyatakan sebagai suatu letusan penyakit bila kejadian tersebut terbatas dan
dapat ditanggulangi oleh pemerintah dan dinyatakan sebagai KLB bila
penanggulangannya membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat (Dirjen P2M &
PLP tahun 1981).
Alasan Dilakukannya Penyelidikan Adanya Kemungkinan
Wabah
Pengungkapan adanya wabah yang sering dilakukan atau
didapatkan adalah dengan deteksi dari analisis data surveilans rutin atau
adanya laporan petugas, pamong, atau warga yang cukup peduli. Alasan
dilakukannya penyelidikan adanya kemungkinan wabah adalah:
·
Mengadakan penanggulangan dan pencegahan
a. Ganas
tidaknya penyakit
b. Sumber dan
cara penularan
c. Ada/tidaknya
cara penanggulangan dan pencegahan
·
Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan
·
Pertimbangan program
·
Kepentingan umum, politik dan hukum
Langkah-Langkah
dalam Penyelidikan kegiatan Penanggulangan Wabah
Adalah suatu kegiatan untuk memastikan
adanya KLB/Wabah, mengetahui penyebab, mengetahui sumber penyebaran, mengetahui
faktor resiko dan menetapkan program penanggulangan KLB. Penanggulangan
KLB/wabah adalah suatu kegiatan yang bertujuan menangani penderita, mencegah
perluasan KLB/wabah, mencegah terjadinya penderita/kematian baru pada saat
terjadinya KLB/wabah.
Berdasarkan sifatnya maka KLB / wabah
dapat dibagi dalam dua bentuk utama yaitu:
·
Common
Source Epidemic Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya
sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu
yang relatif singkat. Adapun Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan
umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka,
menggambarkan satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus,
selanjutnya hanya dalam hitungan jam,tidak ada angka serangan ke dua.
Common source
sendiri dibedakan menjadi dua yaitu:
Ø
Point Source Epidemic (kurva epidemic dengan
satu puncak) yaitu wabah yang terjadi akibat pemaparan dalam waktu yang singkat
dengan sumber penularan tunggal. Contohnya kejadian keracunan dan polusi
Ø
Intermittent
Common Source Epidemic (kurva epidemic denggan beberapa puncak ) yaitu wabah
yang terjadi akibat pemaparan. Contohnya kejadian diare dan disentri.
·
Propagated/Progresive
Epidemic. Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu
lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive
epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung
maupun melalui vector, relatif lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi
oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masya yang rentan serta
morbilitas dari pddk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi
peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal
anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang
sesuai dengan urutan generasi kasus.
KLB penyakit menular merupakan
indikasi ditetapkannya suatu daerah menjadi suatu wabah, atau dapat berkembang
menjadi suatu wabah. Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1)
Timbulnya
suatu penyakit/menular yang sebelumnya tdak ada/dikenal.
2)
Peningkatan
kejadian penyakit/kematian terus menerus selama tiga kurun waktu berturut-turut
menurut jenis penyakitnya (jam,hari, minggu).
3)
Peningkatan
kejadian penyakit/kematian, dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).
4)
Jumlah
penderita baru dalam suatu bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
5)
Angka
rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau
lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya.
6)
Case
fatality rate (CFR) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan 50% atau lebuh dibandingkan dengan CFR dari periode sebelumnya.
7)
Proportional
rate (PR) penderita dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan dua atau
lebih dibandingkan periode kurun waktu atau tahun sebelumnya.
8)
Beberapa
penyakit khusus menetapkan kriteria khusus: cholera dan demam berdarah dengue.
9)
Setiap
peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis)
10) Terdapat satu atau lebih
penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut
dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
Tujuan Investigasi Covid-19
·
Tujuan umum Investigasi Covid-19
Ø
Upaya
penanggulangan dan pencegahan
Ø
Surveilans
( lokal, nasional, dan internasional )
Ø
Penelitian
Ø
Pelatihan
Ø
Menjawab
keingintahuan masyarakat
Ø
Pertimbangan
program
Ø
Kepentingan
politik dan hukum
Ø
Kesadaran
masyarakat
·
Tujuan
khusus Investigasi Covid-19
Ø
Memastikan
diagnose
Ø
Memastikan
bahwa terjadi outbreak corona
Ø
Mengidentifikasi
penyebab corona
Ø
Mengidentifikasi
sumber penyebab
Ø
Rekomendasi
: cepat dan tepat
Ø
Mengetahui
jumlah korban dan populasi rentan, waktu dan periode outbreak
corona, serta
tempat terjadinya outbreak corona (variabel orang, waktu dan tempat).
LANGKAH INVESTIGASI COVID-19
Langkah melakukan investigsi outbreak
corona dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sistemik yang terdiri dari:
·
Persiapan investigasi di lapangan
·
Memastikan adanya outbreak corona
·
Memastikan diagnosis
·
Membuat definisi kasus
·
Menemukan dan menghitung kasus
·
Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)
·
Membuat hipotesis
·
Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian
kasus-kontrol)
·
Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian
tambahan
·
Melaksanakan pengendalian dan pencegahan
·
Menyampaikan hasil penyelidikan
Persiapan
Investigasi di Lapangan
Hal-hal yang
harus diperhatikan pada langkah ini adalah:
·
Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu investigasi, administrasi, dan konsultasi
·
Dibutuhkan pengetahuan perlengkapan dan alat yang
sesuai.
·
Prosedur administrasi
·
Peran masing- masing petugas yang terjun
Pemastian
Adanya Wabah
Dalam mementukan apakah outbreak corona, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·
Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan
jumlah beberapa minggu atau bulan sebelumnya
·
Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah
melampaui jumlah yang diharapkan
·
Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya:
Ø
Catatan hasil
surveilans
Ø
Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian,
register, dan lain-lain
Ø
Bila data local tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau
data nasional
Ø
Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat
menentukan kondisi penyakit yang biasanya ada
·
Pseudo endemik:
Ø
Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita
Ø
Adanya cara diagnosis baru
Ø
Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
Ø
Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa
Ø
Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan
Pemastian
Diagnosis
Semua temuan
secara klinis harus dapat memastikan diagnosis covid-19, hal yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
·
Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah
didiagnosis dengan patut
·
Untuk menyingkirkan kesalahan laboraturium yang
menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkan
·
Semua temuan klinis harus disimpulakan dalam
distribusi frekuensi
·
Kunjungan
terhadap satu atau dua penderita
Penyakit yang belum diketahui
diagnosisnya:
a.
Ada
dugaan tentang peristiwa penyebab covid-19
tetap harus dapat diterima akal sehat.
b.
Cari
peristiwa lain yang lebih memungkinkan.
c.
Diperlukan
kemampuan, kecerdasan serta kecermatan akal sehat (common sense) dari penyelidik
d.
Beberapa
patokan dapat dipakai:
Ø
Pencemaran
air atau udara
gangguan pernafasan.
Ø
Penyakit-
penyakit saluran pernapasan, kulit, mata dan selaput lendir.
Ø
Batuk, pilek, demam dan sesak nafas. Contohnya bila seseorang
telah kontak dengan wilayah atau orang terpapar.
Pembuatan
Definisi Kasus
Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah
seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis
dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang. Penyelidikan sering membagi kasus
menjadi pasti ( compirmed), mungkin ( probable), meragukan ( possible ), sensivitas dan spefsifitas.
Contoh frekuensi gejala yang diderita oleh 235 orang
karyawan yang menyatakan sakit pada kejadian out break covid-19 di suatu wilayah.
Macam gejala
|
Penderita yang mempunyai gejala
|
|
Jumlah
|
%
|
|
1.
Batuk
|
207
|
88,1
|
2.
Pilek
|
191
|
81,3
|
3.
Sesak
|
11
|
4,7
|
4.
Demam
|
36
|
15,3
|
5.
Diare ringan
|
24
|
10,2
|
6.
Sakit tenggorokan
|
0
|
0
|
7.
Lain-lain
|
10
|
4,3
|
Penemuan dan
Penghitungan Kasus
Metoda untuk menemukan kasus yang
harus sesuai dengan penyakit dan kejadian yang diteliti di fasilitas kesehatan
yang mampu memberikan diagnosis. Informasi berikut ini dikumpulakan dari setiap
kasus:
·
Data identifikasi (nama, alamat, nomor telepon)
·
Data demografi (umur, jenis kelamin, suku bangsa, dan pekerjaan)
·
Data klinis
·
Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap
penyakit
·
Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan
atau member umpan balik
Epidemiologi
Deskriptif
Gambaran waktu berdasarkan waktu
Perjalanan covid-19 berdasarkan waktu digambarkan dengan grafik histogram
yang berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu:
1) Memberi
informasi sampai dimana proses outbreak covid-19 itu dan
bagaimana kemungkinan kelanjutannya
2) Memperkirakan
kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan pada periode tersebut, bila
telah diketahui penyakit dan masa inkubasinya
3) Menarik kesimpulan tentang pola kejadian,
dengan demikian mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke
orang, atau campuran keduanya
Ciri-ciri curva epidemic:
1) Berbentuk
histogram
2) Dapat
digunakan untuk memperkirakan cara penularan penyakit
3) Dapat
memperkirakan masa inkubasi suatu penyakit
4) Informasi
tentang waktu timbulnya gejala pertama pada masing-masing kasus
5) Untuk
masa inkubasi yang pendek (dapat dilihat dari jam timbulnya gejala)
6) Pilih
skala untuk aksis-X
7) Masa
pra out break covid-19
Kemungkinan
periode pemaparan dapat dilakukan dengan:
·
Mencari
masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata
·
Menentukan
puncak out break covid-19
atau kasus mediannya, dan menghitung mundur satu masa inkubasi rata-rata
·
Dari
kasus paling awal kejadian out break covid-19, dihitung mundur masa inkubasi
terpendek
Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya
agens penyakit sampai timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi
bermanfaat billa penyakit belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis
diferensial dan memperikan periode pemaparan.
Cara menghitung median masa inkubasi:
·
Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu kejadiannya
·
Buat frekuensi kumulatifnya
·
Tentukan posisi kasus paling tengah
·
Tentukan kelas median
·
Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak
antara waktu pemaparan dan kasus median
Gambaran out
break covid-19 berdasarkan tempat
Gambaran out break covid-19 berdasarkan
tempat menggunakan gambaran grafik berbentuk Spot map. Grafik ini menunjukkan
kejadian dengan titik/symbol tempat tertentu yang menggambarkan distribusi
geografi suatu kejadian menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan
populasi (tidak menggambarkan risiko).
Gambaran out
break covid-19 berdasarkan ciri orang
Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada
hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu penyakit.
Misalnya karakteristik inang (umur, jenis kelamin, ras/suku, status kesehatan)
atau berdasarkan pemaparan (pekerjaan, riwayat perjalanan, riwayat
kontak).
Pembuatan
Hipotesis
Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu out
break covid-19, hendaknya petugas memformulasikan hipotesis meliputi
sumber agens penyakit, cara penularan, dan pemaparan yang mengakibatkan sakit.
Melihat pernyataan cara memformulasikan hipotesis di atas sebuah hipotesis
dapat dikembangkan dengan berbagai cara:
a. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang
penyakit itu:
1) Apa
reservoir utama agen penyakitnya?
2) Bagaimana
cara penularannya?
3) Bahan apa
yang biasanya menjadi alat penularan?
4) Apa saja
faktor yang meningkatkan risiko tertular?
b. Wawancara
dengan beberapa penderita
c. Dalam
penyelidikan sulit yang menghasilkan sedikit petunjuk, penyidik mengumpulkan
beberapa penderita mencari kesamaan pemaparan
d. Penyelidik
kadang melakukan kunjungan rumah untuk menemukan petunjuk
e. Wawancara dengan
petugas kesehatan setempat
f. Epidemiologi
deskriptif sering menghasilkan hipotesis.
Penilaian
Hipotesis
Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai
dengan salah satu dari dua cara ini:
·
Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada,
atau
·
Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan
hubungan dan menyelidiki peran kebetulan.
·
Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat, kunci dari epidemiologi
analitik adalah adanya kelompok pembanding, sehingga dapat diukur antara
pemaparan dan penyakit dan diuji hipotesis tentang hubungan sebab-akibat
Uji kemaknaan statistik
Status
keterpaparan
|
Sakit
|
Tak sakit
|
Jumlah
|
Terpapar
|
A
|
B
|
H1
|
Tak
terpapar
|
C
|
D
|
H2
|
Jumlah
|
V1
|
V2
|
T
|
X2= T {| ad – bc | - (T/2}2
V1
x V2 x H1 x H2
Perbaikan Hipotesis
Dan Penelitian Tambahan
Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini:
a. Penelitian Epidemiologi
Ø
epidemiologi analitik
b. Penelitian
Laboratorium dan Lingkungan
Ø
Pemeriksaan serum
Ø
Pemeriksaan tempat pembuangan tinja
Namun dalil
epidemiologi lapangan adalah bila hipotesis yang baik tidak dapat di kembangkan
dari wawancara kasus dengan staf lokal dan dari epidemiologi deskriptif, yang
bila diteruskan dengan analitik akan membuang waktu saja.
Pengendalian
dan Pencegahan
Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin
upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber out break covid-19 diketahui
Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam
penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit,
sumbernya, atau reservoirnya.
Penyampaian
Hasil Penyelidikan
Penyampaian hasil dapat dilakukan
dengan dua cara pertama Laporan lisan pada pejabat setempat dilakukan di
hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas mengadakan pengendalian dan
pencegahan dan yang kedua laporan tertulis. Isi laporan tersebut adalah sebagai
berikut:
·
Pendahuluan (gambaran peristiwa)
·
Latar belakang (geografis, politis, ekonomis,
demografis, historis)
·
Uraian tentang investigasi yang dilakukan (alasan,
metode, sumber informasi)
·
Hasil investigasi (fakta, karakteristik kasus, angka
serangan, tabulasi, kalkulasi, kurva, pemeriksaan laboratorium, kemungkinan
sumber infeksi, suspek suatu sumber penularan, dan lain-lain)
·
Analisis data dan simpulan
·
Uraian tentang tindakan (penaggulangan)
·
Uraian dampak
Ø
Apa yang terjadi terhadap populasi yang terkena
kejadian luar biasa (KLB). Misalnya, bagaimana kesehatannya, bagaimana dampak
pada aspek hukum dan ekonomisnya.
Ø
Setelah dilakukan intervensi/tindakan penanggulangan,
ü
Bagaimana keadaan populasi yang terkena out break covid-19. Misalnya, status
kekebalannya, cara hidupnya.
ü
Bagaimana resevoarnya (asal atau tempat yang cocok
untuk bibit penyakit). Misalnya, jumlah atau distribusinya.
ü
Bagaimana vektorya (penular penyakit). Misalnya,
jumlah dan distribusinya.
Ø
Penemuan penyebab menular baru apabila ditemukan
penyebab yang lain.
Ø
Saran perbaikan prosedur surveilans dan penanggulangan
di massa depan.
Penyampaian penyelidikan diantaranya:
·
Laporan harus
jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan.
·
Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah;
kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara ilmiah.
·
Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan
tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang,
metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran).
·
Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan.
·
Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu
legal, dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa
datang.
Penanggulagan out break
covid-19
Setelah data mengenai investigasi out break covid-19 dan
penyebab telah memberikan fakta tentang penyebab, sumber, dan cara transmisi,
maka langkah pengendalian hendaknya segera dilakukan. Makin cepat respons
pengendalian, makin besar peluang keberhasilan pengendalian.
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menentukan cara penanggulangan yang paling efektif dan melakukan surveilence
terhadap faktor lain yang berhubungan.
Prinsip intervensi
untuk menghentikan wabah sebagai berikut:
·
Mengeliminasi sumber patogen
·
Memblokade proses transmisi
·
Mengeliminasi kerentanan
·
Eliminasi sumber patogen
mencakup:
Ø Eliminasi
atau inaktivasi patogen
Ø Pengendalian
dan pengurangan sumber infeksi (source reduction)
Ø Pengurangan
kontak antara penjamu rentan dan orang atau barang
terinfeksi
(karantina kontak, isolasi kasus, dan sebagainya)
Ø Perubahan
perilaku penjamu dan/ atau sumber (higiene perorangan, memasak daging dengan
benar, dan sebagainya)
Ø Pengobatan
kasus.
Blokade Proses
Transmisi Mencakup:
·
Penggunaan peralatan
pelindung perseorangan (masker, kacamata, jas, sarung tangan, respirator)
·
Disinfeksi/ sinar
ultraviolet
·
Pertukaran udara/ dilusi
·
Penggunaan filter efektif
untuk menyaring partikulat udara
·
Pengendalian vektor (Cuci tangan, hindari kontak, penyemprotan
insektisida, cegah perjalanan/Isolasi).
Eliminasi Kerentanan
Penjamu (Host Susceptibility) Mencakup:
·
Vaksinasi (Bila telah ditemukan vaksinnya)
·
Pengobatan (profilaksis,
presumtif) (Bila telah ditemukan obatnya)
·
Isolasi orang-orang atau
komunitas tak terpapar (“reverse isolation”)
·
Penjagaan jarak sosial
(meliburkan sekolah, membatasi kumpulan massa).
Hal terakhir dan
merupakan hal terpenting dalam penanganan wabah adalah menentukan cara
pencegahan di masa yang akan datang.
Lintas program dan lintas sektoral:
Ø
OUTBREAK
Suatu episode dimana terjadi dua atau
lebih penderita suatu penyakit yang sama dimana penderita tersebut mempunyai
hubungan satu sama lain.
Ø
EPIDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan
(umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang
singkat frekuensinya meningkat.
Ø
PANDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan
(umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan
penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas
Ø
ENDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan
(umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama
berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu
wilayah tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Safrudin, 2015, Epidemiologi dalam Kebidanan, In Media
Jakarta
Rajab Wahyudin, M,Epid . 2008 . Buku Ajar Epidemiologi
untuk Mahasiswa Kebidanan . Jakarta: EGC.
Rianti Emy, 2010.Buku Ajar Epidemiologi dalam
Kebidanan,Jakarta :Trans Info Media.
Trans Info Media,Jakarta Buku ajar Epidemiologi dalam Kebidanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar