Ante Natal Care (Pemeriksaan Kehamilan)
a. Pengertian Antenatal Care
Perawatan Antenatal adalah perawatan yang dilakukan/diberikan
kepada seorang ibu hamil sampai
saat persalinan
(Risanto,
2008). Sedangkan menurut Dep. Kes. R.I, 1997 Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu
hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Pelayanan antenatal ini meliputi
pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan
intervensi dasar yang dilakukan (Ika dan Saryono, 2010).
b. Tujuan Antenatal Care
Tujuan antenatal care menurut (Saifudin, 2008) adalah:
1) Memantau kemajuan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang anak.
2) Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan
fisik, mental dan sosial budaya ibu dan bayi.
3) Mengenali
secara dini adanya
ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi
selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar
masa nifas berjalan
normal dan pemberian ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Tujuan dari antenatal care seperti dikutip (Manuaba, 2010), adalah:
1)
Mengenal sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan, dan nifas.
3)
Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala
nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4)
Menurunkan angka kesakitan dan kematian dan perinatal.
c. Program kebijakan antenatal care
Sesuai dengan evidence based practice, pemerintah telah menetapkan
program kebijakan ANC sebagai berikut (Ika dan Saryono, 2010):
1)
Kunjungan antenatal care
Dilakukan minimal 4x selama kehamilan :
a)
Minimal 1 kali pada trimester
I sebelum usia kehamilan
14 minggu
b)
Minimal 1 kali pada trimester II usia kehamilan 14-28 minggu
c)
Minimal 2 kali pada trimester III usia kehamilan 28-36 minggu
dan lebih dari 36 minggu
2)
Pemberian Suplemen Mikronutrien
Tablet yang mengandung FeSO4 320mg (zat besi 60mg) dan asam folat 500 µg
sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang.
Pemberian selama 90 hari (3 bulan).
3)
Imunisasi TT 0,5 cc
a.
Kegiatan pelaksanaan pelayanan antenatal care
Kegiatan
dalam pemeriksaan
– pengawasan
antenatal care
meliputi
(Manuaba, 2010) :
1)
Anamnesa
2)
Pemeriksaan fisik
3)
Pemeriksaan psikologis
4)
Pemeriksaan laboratorium
5)
Diagnosis kehamilan
6)
Penatalaksanaan lebih lanjut
7)
Pemeriksaan hamil
Dalam penerapan praktik sering dipakai standar minimal perawatan antenatal care. Pelayanan antenatal care
minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan kemudian 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T, yakni (Ika dan Saryono, 2010):
1)
Ukur tinggi badan/berat badan
2)
Ukur tekanan darah
3)
Ukur tinggi fundus uteri
4)
Pemberian imunisasi TT
5)
Pemberian tablet zat besi (minimal 90 tablet) selama kehamilan.
6)
Test terhadap penyakit menular seksual
7)
Temu wicara/konseling
8)
Tes /pemeriksaan Hb
9)
Tes/pemeriksaan urin protein
10) Tes reduksi urin
11) Perawatan payudara (tekan pijat payudara)
12) Pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil)
13) Terapi yodium kapsul (khusus daerah endemik gondok)
14) Terapi obat malaria
e. Frekuensi kunjungan antenatal care
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antar ibu hamil
dan
petugas kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk
mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang
dengan ketentuan sebagai berikut (Manuaba,2010),
1)
Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat
haid.
2)
Pemeriksaan ulang
a) Setiap bulan
sampai
umur kehamilan berumur 6 sampai
7 bulan.
b) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan. Setiap 1 minggu sejak umur
hamil 8 bulan
sampai terjadi persalinan.
3)
Pemeriksaan khusus bila terjadi keluhan-keluhan tertentu.
f. Jadwal kunjungan pemeriksaan antenatal care
Dalam bahasa program
kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang
merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah
K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan
antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan
28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan
diatas 36 minggu.
Selama
melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan mendapatkan
serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya
kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan
kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran
kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui pengenalan perubahan
anatomi dan fisiologi kehamilan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Bila
diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan dengan menggunakan berbagai
metoda yang tersedia.
Ada
6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:
1.
Membangun rasa saling percaya antara klien
dan petugas kesehatan
2.
Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik
bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
3.
Memperoleh informasi dasar tentang
kesehatan ibu dan kehamilannya
4.
Mengidentifikasi
dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi
5.
Memberikan pendidikan kesehatan yang
diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan
6.
Menghindarkan gangguan kesehatan selama
kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang
dikandungnya.
I.
KUNJUNGAN
/ PEMERIKSAAN
PERTAMA ANTENATAL CARE
1. menentukan diagnosis ada/tidaknya
kehamilan
2. menentukan usia kehamilan dan perkiraan
persalinan
3. menentukan status kesehatan ibu dan janin
4. menentukan kehamilan normal atau
abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko kehamilan
5. menentukan rencana
pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
Tujuan kunjungan K1
K1
Kehamilan adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan seorang ibu hamil sesuai standar pada
Trimester pertama kehamilan, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu dengan
jumlah kunjungan minimal satu kali
Meliputi :
1. Identitas/biodata
2. Riwayat kehamilan
3. Riwayat kebidanan
4. Riwayat kesehatan
5. Pemeriksaan kehamilan
6. Pelayanan kesehatan
7.
Penyuluhan dan konsultasi
serta
mendapatkan pelayanan 10T
seperti yang sudah diebutkan
di pembahasan sebelumnya
Cakupan
K1 yang rendah berdampak pada rendahnya deteksi dini kehamilan berisiko, yang
kemudian mempengaruhi tingginya AKB dan AKI.
Tujuan k1 :
-
Menjalin hubungan saling percaya antara
petugas kesehatan dan klien
-
Mendeteksi komplikasi-komplikasi/masalah yang
dapat diobati sebelum mengancam jiwa ibu
-
Melakukan
tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena defisiensi zat besi penggunaan praktek
tradisional yang merugikan
-
Memulai mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah
dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya.
-
Mendorong
perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya)
bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai.
-
Memfasilitasi hasil yang sehat dan
positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan
dengan ibu
-
Mengidentifikasi faktor risiko dengan mendapatkan
riwayat detail kebidanan masa lalu dan sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan
pribadi serta keluarga.
-
Memberi kesempatan pada ibu dan
keluarganya mengekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang
kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu, persalinan, kelahiran/puerperium.
K1
ini mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu
sebagai indikator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui jangkauan
pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat
(Depkes RI, 2013).
Tujuan Kunjungan K2
K2
adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester II
(usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T atau 10T setelah
melewati K1.
Tujuan k2 :
-
Menjalin hubungan saling percaya antara
petugas kesehatan dan klien
-
Mendeteksi
komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa
-
Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatorum, anemia karena kekurangan Fe atau penggunaan praktek tradisional
yang merugikan
-
Memulai mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah
dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya
-
Mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi
dan mewaspadai.
-
Kewaspadaan khusus mengenai PIH
(Hipertensi dalam kehamilan), tanyakan gejala, pantau TD (tekanan darah), kaji
adanya edema dan protein uria.
-
Pengenalan koplikasi akibat kehamilan
dan pengobatannya
-
Penapisan pre-eklamsia, gameli, infeksi,
alat rerproduksi dan saluran perkemihan.
-
Mengulang perencanaan persalinan.
Tujuan Kunjungan K3 dan K4
K3
dan K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester
III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.
akhir)
dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1 dan K2.
Tujuan K4
-
Sama dengan kunjungan I dan II
-
Palpasi abdomen
-
Mengenali adanya kelainan letak dan
persentase yang memerlukan kehahiran RS.
-
Memantapkan persalinan Mengenali tanda-tanda
persalinan.
Menurut
Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah :
a.
Pemeriksaan pertama kali yang ideal
yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan
b.
Periksa ulang 1 kali sebulan sampai
kehamilan 7 bulan
c.
Periksa ulang 2 kali sebulan sampai
kehamilan 9 bulan
d.
Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah
kehamilan 9 bulan
e.
Periksa khusus bila ada keluhan atau
masalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar