1.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Secara rinci
dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa,
yaitu:
a. Kognisi (Proses Memperoleh Pengetahuan)
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi
individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini
relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan
antara pikiran dengan bahasa seseorang.
b. Pola Komunikasi Dalam Keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola
komunikasinya banyak arah akan mempercepat perkembangan bahasa keluarganya.
c. Jumlah Anak Atau Jumlah Keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak
anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi
komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal
dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
d. Posisi Urutan Kelahiran
Perkembangan bahasa anak yang
posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak
bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja
dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
e. Kedwibahasaan (Pemakaian dua bahasa)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga
yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih bagus dan lebih cepat
perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena
anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah
dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa
Indonesia.
2.
Lima
Bahasa Bayi
Bayi
berusia 0-3 bulan di seluruh dunia, ternyata memiliki bahasa bayi yang sama.
Bahasa tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh Priscilla Dunstan. Wanita
ini sejak batita sudah memiliki kemampuan mengingat suara, atau sound
photograph.
Ketika Priscilla memiliki bayi, dia baru menyadari bahwa ternyata bayi juga
berusaha untuk berkomunikasi dengan ibunya. Akhirnya dapat diidentifikasi
bahasa bayi setelah seribu bayi diteliti.
Hasil
penelitian menemukan, ada lima kata yang dikenal oleh bahasa bayi untuk
berkomunikasi dengan orang dewasa.
Sebaiknya,
para orang tua mendengar kata-kata yang diucapkan bayinya sebelum ia menangis
histeris karena tidak menginginkan apa yang dimintanya. Berikut lima kata yang
sering diucapkan bayi, dan artinya:
1. “NEH”
Arti:
Sedang lapar (Respon terhadap refleks menghisap). Kata ini agak mirip dengan “Heh” dan “Eh”, jadi harus
hati-hati mendengarkannya. Jika kita tidak meresponnya dengan baik, maka bayi
akan menangis lebih keras
Dengarkan bunyi huruf “N” pada suara ini. Selain
mengeluarkan bunyi “Neh”. menurut
teori Dustan bayi yang lapar biasanya:
·
Menggerakkan lidah ke
langit=langit mulut (mengecap)
·
Menghisap jari/kepala
tangannya
·
Menjilati bibirnya
·
Menggelengkan kepala ke
kiri dan ke kanan
“Tanda kebutuhan
akan ASI, Support Say Yes
To ASI”
2. “OWH”
Arti:
Mengantuk (Refleks menguap disertai bunyi suara). Mungkin kata ini lebih mudah
dimengerti karena diucapkan oleh sang bayi dengan bentuk mulut bundar atau O.
Lihat pada mulut berbentuk oval “Owh” muncul lebih dini sebelum tanda kelelahan lainnya. Tetapi “owh” ini tidak selalu dibarengi dengan kuapan, bisa juga
dengan tanda-tanda seperti:
·
Si kecil
mulai bergerak gelisah.
·
Mengusap-usap
mata dan menggaruki/menarik telinganya.
·
Mulai
menggeliat dan melengkungkan tubuhnya.
·
Dan semua
tanda ini biasanya dimulai dengan bunyi “owh”
“Tidurkan bayi
segera setelah kata “Owh”
3. “HEH”
Arti:
Tidak Nyaman (refleks dari rangsangan kulit). Bayi mengucapkan kata ini pasti dengan mimik yang berbeda
dengan “Neh”.
Dengarkan bunyi huruf “H” disertai hempusan nafas
Mengindikasikan bahwa bayi tidak nyaman, terlalu panas, terlalu dingin, popok kotor, perlu ganti pakaian, ganti posisi, dan lain-lain.
Mengindikasikan bahwa bayi tidak nyaman, terlalu panas, terlalu dingin, popok kotor, perlu ganti pakaian, ganti posisi, dan lain-lain.
Jika
kita memahami kata ini, maka segeralah membuat posisi bayi menjadi nyaman agar
tidak menangis kencang.
4. “EAIRH”
Arti:
Perut kembung. Suaranya mirip orang menggumam atau grrrhhh. Kata “Eairh” muncul akibat
tekanan gas di perut
bagian bawah
bersamaan dengan nyeri
perut. Suara tangisan lebih “Histeris”. Tanda-tanda
lain yang dibarengi dengan bunyi “eairh” adalah:
·
Kaki yang mengejang dan
ditarik ke perut.
·
Tubuh si kecil yang
menjadi kaku.
·
Jerit tangisan yang
merintih kesakitan.
Bila
tangisan “eairh” terdengar, segera telungkupkan si kecil lalu usap punggungnya. Udara “eairh” akan lebih sulit
dikeluarkan, jadi akan lebih baik jika ibu segera menyendawakan si kecil saat
terdengar bunyi “eh”, untuk mencegah udara turun ke perut.
Jika “Eh”
ditangani dengan baik, maka “Eairh” akan jarang muncul. Jika sang bayi sudah
mengucapkan kata ini, segera perbaiki posisinya.
5. “EH”
Arti:
Bersendawa. Biasanya diucapkan selesai minum susu atau justru perut sedang
kosong. Suara ini terbentuk dari tekanan gas di dada, karena bayi berusaha bersendawa. Terdengar sebagai rangkaian suara “Eh,
Eh, Eh”.
Bayi mungkin menggeliat
saat terbaring
untuk mencegah gas/udara
terdorong ke perut bawah yang nantinya akan menyebabkan nyeri perut bawah.Tanda-tanda
lain saat si kecil perlu sendawa adalah:
·
Dada yang mengencang
·
Gerakan
menggeliat ketika diletakkan di tempat tidur
·
Berhenti
minum susu dan mulai gelisah
3.
Keuntungan
Mempelajari Bahasa Bayi
Keuntungan mempelajari bahasa
bayi (baby language), antara lain
a.
Bayi lebih jarang
menangis dan lebih cepat tenang
b.
Orang tua lebih
percaya diri, memegang kendali dan kemungkinan stes lebih kecil
c.
Stres dalam rumah
tangga berkurang, orang tua mengalami kehidupan pernikahan yang lebih positif
d.
Ibu mendapatkan
pengalaman menyusui yang lebih baik
e.
Bayi dapat tidur
tenang tanpa terganggu, dan demikian pula orang tua
4.
TIPS
Berikut adalah beberapa tips bagi orang tua untuk
memahami bahasa bayi, antara lain:
a)
Dengarkan fase
sebelum bayi menangis
b)
Bertindak atas kata
yang dominan
c)
Dengarkan bunyi
spesifik dari setiap kata
d)
Jangan panik bila
bayi Anda tidak mengucapkan semua kata
e)
Ubahlah posisi bayi
agar anda dapat mendengar lebih jelas kata yang diucapkan si bayi
f)
Cari dan perhatikan
refleks yang menyertainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar