PNEUMONIA
Syafrudin, SKM, M.Kes.
1.
Definisi
Pneumonia
Pneumonia
adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti
bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah, 2005). Menurut Muttaqin
(2008) pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat
konsolidasi dan terjadi pengisian alveoli oleh eksudat yang disebabkan oleh
bakteri, virus, dan benda–benda asing.
2. Etiologi
Usia
pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada perbedaan dan
kekhasan pneumonia anak, terutama dalm spektrum etiologi, gambaran
klinis dan strategi pengobatan. Spektrum mikroorganisme penyebab pada
neonatus dan bayi kecil (< 20 hari) meliputi Streptococcus grup
B dan bakteri gram negatif seperti E. Coli, Pseudomonas sp,
atau Klebsiella sp. Pada bayi yang lebih besar (3 minggu – 3 bulan)
dan anak balita (4 bulan – 5 tahun), pneumonia seringdisebabkan oleh infeksi Streptococcus
pneumoniae, Haemophillus influenza type B, dan Staphylococcus
aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, menduduki
tempat ke-2 sebagai penyebab kematian bayi dan balita setelah diare dan
menduduki tempat ke-3 sebagai penyebab kematian pada neonatus.
pneumoniae (Said, 2010).
3. Klasifikasi Pneumonia
Klasifikasi
ISPA dalam program P2 ISPA juga dibedakan untuk golongan umur kurang dari 2
bulan dan golongan umur balita 2 bulan – 5 tahun (Said, 2010) :
Golongan umur kurang dari 2 bulan ada 2 klasifikasi
yaitu:
a. Pneumonia
Berat.
Anak dengan tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam atau nafas cepat (60X per menit atau lebih). Tarikan dinding
dada kedalam terjadi bila paru-paru menjadi “kaku” dan mengakibatkan perlunya
tenaga untuk menarik nafas. Anak dengan tarikan dinding dada ke dalam,
mempunyai resiko meninggal yang lebih besar dibanding dengan anak yang hanya
menderita pernafasan cepat. Penderita pneumonia berat juga mungkin disertai
tanda-tanda lain seperti :
1)
Napas cuping hidung, hidung kembang
kempis waktu bernafas.
2) Suara
rintihan
3) Sianosis
(Kulit kebiru-biruan karena kekurangan oksigen).
4) Wheezing
yang
baru pertama dialami.
b. Bukan
Pneumonia
Bila tidak ditemukan adanya tarikan kuat
ke dalam dinding dada bagian bawah atau nafas cepat yaitu < 60 kali per
menit (batuk, pilek, biasa). Tanda bahaya untuk golongan umur kurang dari 2 bulan
ini adalah : kurang bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing,
gizi buruk, demam/dingin.
4.
Pencegahan
Pencegahan pneumonia selain dengan
menghindarkan atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan, yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas, perbaikan gizi,
pelatihan petugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman diagnosis dan
Pengobatan pneumonia,
penggunaan antibiotika yang benar dan efektif, dan waktu untuk merujuk yang
tepat dan segera bagi kasus yang
pneumonia
berat. Peningkatan gizi termasuk pemberian ASI eksklusif dan asupan zinc,
peningkatan cakupan imunisasi, dan pengurangan polusi udara didalam ruangan
dapat pula mengurangi faktor resiko.(Kartasamita, 2010).
Menurut Kartasamita (2010), usaha untuk
mencegah pneumonia ada2 yaitu:
a.
Pencegahan Non spesifik, yaitu:
1)
Meningkatkan derajat sosio-ekonomi.
2)
Menurunkan kemiskinan.
3)
Meningkatkan tingkat pendidikan.
4)
Menurunkan angka balita kurang gizi.
5)
Meningkatkan derajat kesehatan.
6)
Menurunkan morbiditas dan mortalitas.
7)
Lingkungan yang bersih, bebas polusi
b. Pencegahan
Spesifik
1)
Cegah berat bayi lahir ringan (BBLR).
2)
Pemberian makanan yang baik/gizi
seimbang.
3)
Berikan imunisasi
Vaksinasi yang tersedia untuk mencegah
secara langsung pneumonia adalah vaksin pertussis (ada dalam DTP), campak, Hib
(haemophilus influenzae type b) dan pneumococcus (PCV).
Dua vaksin diantaranya, yaitu pertussis dan campak telah masuk ke dalam program
vaksinasi nasional di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sedangkan Hib dan
pneumokokus sudah dianjurkan oleh WHO dan menurut laporan, kedua vaksin ini
dapat mencegah kematian 1.075.000 anak setahun. Namun, karena harganya mahal
belum banyak negara yang memasukkan kedua vaksin tersebut ke dalam program
nasional imunisasi.
B.
Manajemen
Terpadu Balita Sakit (Mtbs)
1. Pengantar
Definisi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah set modul
yang menjelaskan secara rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan
dalam menangani balita sakit yang datang kepasilitas rawat jalan keterpaduan
pelayanan tidak hanya kuratif tapi promotif dan preventif. Dari 70% kematian
anak dibawah 5 tahun disebabkan karena Penumonia, diare, malaria, campak dan
malnutrisi. Di Indonesia, AKB 50 /1000 kelahiran hidup, AKABA 64/1000 kelahiran
hidup (Surkesnas 2001)
Tabel 2.2 Suskernas
SURKESNAS 2001
|
|||
AKB
|
AKABA
|
||
Gangguan Perinatal
|
34,7%
|
Sistem pernafasan
|
22,8%
|
Sistem Pemafasan
|
27,6%
|
Diare
|
13,2%
|
Diare
|
9,4%
|
Syaraf
|
11,8%
|
Sistem pencernaan
|
4,2%
|
Tifus
|
11,0%
|
oejala tidak jelas
|
4,1%
|
Sistem pencernaan
|
5,9%
|
WHO/ UNICEF pada tahun 1992
memperkenalkan konsep IMCI / MTBS
Ø Pedoman
pengobatan malaria
Ø Pedoman tatalaksana ISPA
Ø
Pedoman penanganan diare MTBS t=> lebih komprehensif danefisien
Ø Pedoman penanganan DBD
Ø Dll
MTBS
Proses manajemen kasus akan menguraikan cara menanganan anak sakit
mulai dari datang untuk berobat sampai konseling bagi ibu dan pelayanan
lanjutannya. Memberikan pedoman untuk menentukan apakah seorang anak sakit
berat perlu untuk dirujuk. Tiga unsur penunjang keberhasilan MTBS :
1.
Membaiknya kemitraan antara
fasiltas kesehatan dan masyarakat yang dilayani
2.
Meningkataya perawatan dan
infbnnasi yang terjangkau dan memadai dari penyedia pelayanan
3.
Promosi yang terintegrasi
2. Proses Manajemen Kasus
Proses manajemen kasus disusun dalam beberapa langkah sebagai berikut:
a.
Menilai anak umur 2 bulan - 5 bulan atau bayi muda umur 1 minggu - 2 bulan
; melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
b.
Membuat klasifikasi kategori untuk menentukan tindakan X Menentukan tindakan
c.
Mengobati ; membuat resep, cara memberikan obat, dan tindakan tindakan yang
lain yang perlu dilakukan.
d.
Memberikan konseling bagi
Ibu
e.
Memberikan pelayanan tindak
lanjut
Memilih bagan manajemen kasus secara tepat yaitu rsetiap fasilitas
kesehatan mempunyai prosedur penerimaan rawat jalan, gawat darurat / tindakan,
KB/KIA atau imunisasi dimana setiap fasilitas kesehatan mempunyai prosedur
pendaftaran /pencatatan pasien, bila belum ada tentukan dahulu anak termasuk
kelompok umur yang mana?
Datang MTBS
Dirujuk Tidak Dirujuk
Tindakan Tindakan
Prarujukan Lanjutan
3. Proses Manajemen Kasus Balita Sakit Umur 2 Bulan-5 Tahun
Penilaian
a. Tanda bahaya umum
1)
Tidak bisa minum atau
meneiek
2)
Memuntahkan semuanya
3)
Kejang
4)
Letargis atau tidak sadar
Pada umumnya anak anak yang mempunyai tanda bahaya umumnya
mempunyai klasifikasi berat.
b. Pneumonia
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru
(alveoli), seringkali disertai dengan proses infeksi akut pada bronkus sehingga
disebut pneumonia dan bronco pneumonia.
Etiologi: stepto kokus, pneumonia dan memofilus influenza.
4. Klasifikasi pneumonia (MTBS)
Untuk
anak 2 bulan - 5 tahun :
a.
Pneumonia berat
b.
Pneumonia
c.
Bukan pneumonia
Untuk anak < 2 bulan:
a. Infekasi yang serius
b. Infeksi bakteri local
Pneumonia berat:
a. Batuk dan atau
b. Kesukaran bernafas disertai
c. Sesakatau
d. Tarikan diujung dada bagian bawah kedalam (ches indra wing)
Pneumonia:
a. Batuk dan atau
b. Kesukaran bernafas disertai
c. Adanya nafas sesuai dengan umur: 2 bin - < 1thn adalah 50 X
permenit 1 thn - 5thn adalah 40 X pennenit
Bukan
pneumonia:
Batuk tanpa disertai kenaikan frekuensi
pernafasan (cammon cold, faringitis, tonsillitis) FC resiko vang meningkatkan
insiden Pneumonia:
-
umur < 2 bulan -
laki-laki
-
Gizi kurang -
BBLR
-
Tidak mendapatkan ASI yang memadai -
polusi udara
-
Kepadatan penduduk -
Imunisasi tidak memadai
-
Devisiensi Vitamin A -
PMT terlalu dini
- Membendung anak
- Diare
Klasifikasi Diare
1)
Tanpa dehidrasi
2)
Dehidrasi ringan / sedang
3)
Dehidrasi berat
Etiologi:
4)
Infeksi rbakteri (snigella,
E-coli,dll), virus (Rota virus, adeno virus,dll), parasit (amoeba,dll)
5)
Malabsorbsi
6)
Alergi
7)
Keracunan
8)
Imun defisiensi
9)
Sebab lain
Tabel 2.3 penilaian MTBS
Penilaian
|
A
|
B
|
C
|
Lihat
-
keadaanumum
-
mata
-
air mata
-
muhrt&lidah
-
rasahaus
Periksa
turgor kulit
Deratajat
dehidrasi
|
- Baik, sadar
- Normal
- Ada
- Basah
- Minumbiasa
Tidak
haus
Kembali
cepat
Tanpa
dehidrasi
|
gelisah,
rewel
cekung
tidak
ada
sangat
kering
baus,ingin
minumbanyak
Kembali
lambat
Dehidrasi ringan/
sedang
bila ada 1
tanda
tambahan 1
atau lebih
tanda
lain
|
-
lesu, lunglai / tidak sadar
- sangat cekung
- tidak ada
- sangat kering
-
malas, minum tidak mau
minum
Kembali
sangat lambat
Dehidrasi
berat bila ada 1
tanda
ditambah 1 tanda atau
lebih
tanda lain
|
Terapi
|
Rencana
A
|
RencanaB
|
Rencana
C
|
mata atau
mulut
|
pengobatan infeksi mata
dan mulut
|
Infeksi telinga akut
|
- berikan
antibiotik yang sesuai
-
berikan analgesic dan
anti piretik
(parasetamol)
- keringkan nanh yang keluar dari telinga
- kapan harus kembali
|
Infeksi telinga kronis
|
- berikan anti biotic (jangan berulang-ulang)
- keringkan nanah yang keluar dari telinga
- kapan harus kembali
|
Anemia atau BGM
|
- penilaian cara pemberian makanan
- berikan zat besi
- berikan obat cacing (pyrantel pamoat) (anak > 4 tahun, hasil tinja
positif/tidak diberikan obat cacing dalam 6 bulan terakhir)
|
5. Tatalaksana Balita umur 2 Bulan sampai 5 tahun
Nama anak : Adhi umur : 3 tahun berat badan
10 kg, suhu tubuh 38,50C
Tanyakan : Anak ibu sakit apa ? Diare kunjungan pertama ? √ kunjungan ulang
Tabel 2.4 Tatalaksana Balita umur 2 Bulan sampai 5 tahun dengan Diare
PENILAIAN
(Lingkari gejala yang ditemukan)
|
KLASIFIKASI
|
TINDAKAN
|
MEMERIKSA TANDA-TANDA BAHAYA UMUM
- tak bisa meminum atau mentek
- memuntahkan semuanya
- letergis atau tidak sadar
- kejang
|
Ada tanda bahaya
Umum ?
Ya __ Tidak ___
Ingatlah adanya tanda bahaya umum dalam
menentukan klasifikasi
|
Ingatlah untuk merujuk setiap anak yang
mempunyai tanda bahaya umum
|
a.
Menentukan Tindakan
Tatalasana
Balita sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun
Kama
anak : Ramadhani umur: 3 tahun berat badan TOKg-
Suhu tubuh : 38,5 °C Tanyakan : Anak ibu sakit apa ? sakit
batuk kunjuogan pertama ? √ kunjungan
ulang ? PENILAIAN (lingkarilah semua gejala yang ditemukan)
Tabel
2.5 Tatalasana Balita sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun dengan batuk pilek
Memeriksa Tanda-Tanda Bahaya Umum
|
Ada
tanda bahaya
|
Ingatlah
untuk
|
Tak bisa meminum atau menetek
Memuntahkan semuanya
Letergis atau tidak sadar
Kejang
|
Umum?
Ya ___
tidak—
Ingatlah adanya
tanda bahaya
umum dalam
menentukan
klasifikasi
|
merujuk setiap
anakyang
mempunyai
tanda bahaya
umum
|
APAKAH AN AKB ATUK ATAU
Ya √ Tidak
SUKARBERNAFAS
• Hitung nafas dalam 1 menit
• Sudah berapa lama 4 hari 44 kali/mnt nafas
cepat
• lihat adanya tarikan dinding dada
• dengar adanya slridor
|
|
|
Menentukan Tindakan
Untuk Anak Yang Tidak Memerlukan Tujukan
Segera
Tabel 2.6 klasifikasi pneumonia
KLASIFKASI
|
TINDAKAN
|
Pneumonia
|
Antibiotik yang
tepat Kapan harus kembali dan kapan harus kembali segera
|
Batuk : bukan
pneumonia
|
• Bentahukan
cara-cara melegakan tenggorokan •
Kapan harus segera kembali
|
Dehidrasi ringan /
sedang
|
• Berikan cairan oralit / rencana terapi B
•
AS! dan makanan/minuman yang lain tetap diberikan setelah 3 jam
pengobatan oralit
|
Tanpa dehidrasi
|
Rencana terapi A
• Berikan
cairan tambahan
• Lanjutkan
pemberian makanan
• Kapan harus
kembali
|
Diare Persisten
|
Pemberian makanan
khusus
|
Disentri
|
• Berikan makanan anti biotic untuk
shigella ( 60 % kasus) • Tangani
dehidrasi
|
Malaria
|
- Berikan anti malaria (tanpa menunggu hasil darah)
•
Berikan antipiretik (parasetamol)
• Ambil sediaan darah
• Kapan harus kembali
|
Demam mungkin bukan
malaria (resiko rendah malaria)
|
• Berikan
antipiretik (parasetamol)
- Kembali bila
panas tidak turun dalam 2 hari
• (pengobatan lain sesuai penyebab)
|
Demam : mungkin DBD
|
• berikan
oralit
• Berikan
antipiretik (parasetamol)
• Kapan harus kembali
|
Demam : mungkin
bukan DBD
|
• Berikan
antipiretik (parasetamol)
• Segera
kembali bila 2 hari masih tetap demam
• (can penyebab lain)
|
Campak dengan
komplikasi
|
• berikan Vitamin A
|
APAKAH ANAK DIARE Ya √ Tidak __
-
Sudah berapa lama 3 hari
-
Lihat keadaan umum anak
-
Apakah ada darah dalam tinja?
-
Apakah anak Letergis atau tidak sadar?
-
Gelisah ?
rewel
-
Lihat apakah matanya cekung
-
Beri anak minum ; apakah anak tidak bisa minum
atau malas minum ? Haus, minum
dengan lahap?
- Cubit kulit perut, apakh kembalinya sangat
lambat
(lebih dari 2 detik)? lambat
|
|
|
6. Menentukan Tindakan Segera Pra Rujukan
Tabel 2.7 Pra Rujukan
KLASIFIKASI
|
TTNDAKAN PRA
RUJUKAN
|
Pneumonia berat atau penyakit berat ainnya?
|
Jerikan dosis
pertama antibiotic
|
Diare persisten
berat
|
Merubahan diet
Pemeriksaan lab
Tangani dehidrasi
|
Penyakit berat
dengan demam
|
Berikan dosis
pertama antibiotik Antipiretik (parasetamol) bila suhu > 38,5 °C
Suntikan kinin / endemis malaria Ambil sample darah
|
Campak dengan
komplikasi berat
|
Berikan dosis
pertama antibiotik
Vitamin A
Salep mala à kekeruh
atau nanah dari mata
|
Demamber darah
dengue (DBD)
|
Tanda-tanda shock kendalikan kadar glukosa Antipiretik
(parasetamol) bila suhu > 38,5 °C
|
Mastoiditis
|
Berikan dosis
pertama antibiotic
|
Dehidrasi berat
|
Rencana terapi C
Tetap diberikan ASI Antibiotik untuk kolera (Edemis kolera)
|
Gizi buruk dan
Anemia
|
Berikan satu dosis vitaminA tanpa. Menghiraukan status
pemberian vitamin A sebelumnya
|
Daftar Tindakan segera Pra Rujukan (cukup dosis
pertama)
a. Berikan antibiotika yang sesuai
b. Berikan kinin untuk malaria berat
c. Berikan vitaminA
d. Mulai berikan cairan iv untuk anak dengan DBD
dengan syok
e. Lakukan tindakan untuk mcncegah turunnya kadar gula darah
f. Berikan obat anti malaria oral
g. Berikan parasetamol untuk panas tinggi /
nyeri akibat mastoiditis
h. Berikan salep mata tetrsiklin atau chloramphenicol
i.
Berikan oralit sedikit demi
sedikit dalam perjalanan kerumah sakit
7. Merujuk anak
a. Jelaskan pentingnya rujukan dan mintalah persetujuan.
b. Hilangkan kekhawatiran
c. Tulis surat rujukan
Berikan
kepada ibu / pengantar peralatan dan instruksi yang diperlukan untuk merawat
selama dalam perjalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar