ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut )
Syafrudin, SKM, M.Kes.
1 A.
Pengertian
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Infeksi
Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ) merupakan salah satu penyakit pernafasan yang
terberat dan banyak menimbulkan akibat dan kematian. Penderita yang terkena
infeksi ini sangat menderita, apalagi bila udara lembab, dingin atau cuaca
terlalu panas. ( Gouzali, 2011).
Infeksi
Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ) adalah radang akut saluran pernafasan atas
maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus
maupun riketsia, tanpa atau disertai radang prenkim paru ( Alsagaff dan Mukty, 2010 ).
Infeksi
Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ) merupakan suatu penyakit yang terbanyak dan
tersering diderita oleh balita karena sistem pertahanan tubuh masih rendah,
terjadi baik dinegara berkembang atau negara yang sudah mampu ( klinikita, 2007
).
Infeksi
saluran pernafasan akut mengandung tiga unsur, yaitu : infeksi, saluran
pernafasan dan akut. Batasan dari masing-masing unsur adalah sebagai berikut :
1. Infeksi
adalah masuknya kuman atau mikoorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang
biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran
pernafasan adalah orang yang bernafas mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
3. Infeksi
akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari ( Depkes RI, 1996 )
Istilah
ISPA yang merupakan singkatan dari Inpeksi Saluran Pernafasan Akut
diperkenalkan pada tahun 1984. Istilah ini merupakan padanan dari istilah
inggris acute resfiratori infections. ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut
adalah kelompok penyakit yang menyerang saluran pernafasan. Secara anatomis,
ISPA dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ISPA atas dan ISPA bawah, dengan batas
anatomis adalah suatu bagian dalam tenggorokan yang disebut epiglotis.
a.
ISPA Atas ( acute upper respiratory
infektions )
ISPA
atas yang perlu diwaspadai adalah radang saluran tenggorokan atau pharyngitis
dan radang telinga tengah atau otitis. Pharyngitis yang disebabkan kuman
tertentu ( streptococcus hemolyticus ) dapat berkomplikasi dengan penyakit
jantung ( endocarditis ). Sedangkan radanf telinga tengah yang tidak diobati
dapat berakibat terjadinya ketulian.
Secara
umum fungsi utama dari saluran pernafasan bagian atas adalah sebagai berikut:
1)
Air
conduction kepada saluran nafas bagian bawah untuk pertukaran
gas.
2)
Protection
saluran
nafas bagian bawah dari benda asing.
3)
Warming,
filtration, dan
humidification dari udara yang diinspirasi. ( Irman Somantri, 2009 ).
b.
ISPA Bawah ( Acute Lower Respiratory Infections ) salah satu ISPA bawah yang
berbahaya adalah pneumonia ( Maryunani, 2010 )
2.
Etiologi
Penyebab
ISPA disamping disebebkan oleh dari 300 jenis kuman, baik berupa bakteri, virus
maupun rickettsia ( maryunani,2010 ).
Penyakit
ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri, virus,
mycoplasma, jamur dan lain-lain. ISPA bagian atas umumnya disebabkan oleh
virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri umumnya
mempunyai manifestasi klinis yang berat sehingga menimbulkan beberapa masalah
dalam penanganannya.
Etiologi ISPA
Virus utama
1. ISPA
atas : Rino virus, Corona virus, Adeno virus, Entero virus.
2. ISPA
bawah : RSV, parainfluensa, 1,2,3 corona virus, adeno virus.
Bakteri utama
Streptococcus,
pneumoccus, haemophilus influenza, staphylococcus aureus, bordetella dan
corinebakterium. ( Syafrudin Dkk, 2011 )
3.
Klasifikasi
infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA )
Menurut
Dirjen PPM dan PLP tahun 2002 penentuan klasifikasi penyakit ISPA dibedakan
atas 2 kelompok untuk umur 2 bulan sampai < 5 tahun dan kelompok untuk umur
< 2 bulan.
a. Untuk
kelompok umur < 2 bulan klasifikasi dibedakan atas ISPA berat dan bukan
ISPA.
b. Untuk
kelompok umur 2 bulan sampai < 5 tahun klasifikasi dibedakan atas ISPA
berat, ISPA sedang, dan ISPA ringan.
ISPA
berat adalah ISPA yang ditandia dengan adanya batuk dan atau kesukaran bernafas
disertai nafas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam ( chest indrawing ) pada anak usia 2 bulan
sampai < 5 tahun. Untuk kelompok umur < 2 bulan dengan adanya nafas cepat
yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih, adanya
penariakn dengan kuat pada dinding dada sebelah bawah kedalam ( severe chest indrawing ).
ISPA
sedang adalah ISPA yang ditandai dengan adanya batuk dan kesukaran bernafas
disertai peningkatan frekuensi nafas ( nafas cepat ) sesuai umur. Pada usia 2
bulan sampai < 1 tahun dikatakan nafas cepat apabila frekuensi pernafasan
sebanyak 50 kali permenit atau lebih.
Untuk
penderita dirumah sakit dikenal ISPA sangat berat dengan gejala batuk atau
sukar bernafas yang disertai adanya gejala sianosis sentral dan tidak dapat
diminum ( Depkes RI, 2002 ).
4.
Patofisiologi
Perjalanan
klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh.
Masuknya virus sebagai antigen kesaluran pernafasan menyebabkan silia yang
terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak keatas mendorong virus kearah
faring atau dengan suatu tangkapan reflex spasmus oleh laring. Jika reflex itu
gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran
pernafasan ( Kending dan Chernick, 1983
)
Kerusakan
struktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan aktifitas
kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga
terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal. Rangsangan cairan yang
berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk ( kending dan Chernick, 1983 ).
Sehingga pada awal gejala ISPA yang paling menonjol adalah batuk.
Adanya
infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi skunder bakteri. Akibat
infeksi virus tersebut kerusakan mekanismke mukosidiaris yang merupakan
mekanisme perlindungan pada saluran pernafasan terhadap infeksi bakteri
sehingga memudahkan bakteri-bakteri patogen yang terdapat pada saluran
pernafasan atas seperti streptococcus
pneumonia, Haemophylus, Influenza
dan Staphilococus menyerang mukosa
yang rusak tersebut ( kending dan Chernick, 1983 ).
Virus
yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ketempat-tempat lain dalam
tubuh, sehingga dapat menyebabkan kejang, demam, dan juga biar menyebar
kesaluran nafas bawah ( Tyrell, 1980 ).
Penanganan
penyakit saluran pernafasan pada anak harus diperhatikan aspek imunologis
saluran nafas terutama dalam hal bahwa sistem imun disaluran nafas yang
sebagian besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem imun sistemik pada
umumnya. Sistem imun saluran nafas yang terdiri dari folikel dan jaringan
lomfoid yang tersebar, merupakan ciri has sistem imun mukosa. Ciri has
berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran fasa atas sedangkan
IgG pada saluran nafas bawah. Diketahui pula bahwa skretori IgA ( sIgA ) sangat
berperan dalam integritas mukosa saluran nafas ( Siregar, 1994 ).
5.
Tanda
dan gejala infeksi saluran pernafasan atas ( ISPA )
Pada
umunya suatu penyakit saluran pernafasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan
gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala
menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan
pernafasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit meskipun demikian
mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak terjadi
lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak
jatuh dalam kegagalan pernafasan.
Tanda-tanda
bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda
laboratoris.
a. Tanda-tanda
klinisnya :
1) Pada
system respiratorik adalah tachypnea, nafas tak teratur (apnea)
2) Retraksi
dinding Thorak, nafas caping hidung, cianosi,
suara nafas.
3) Lemah
atau hilang grunting expirator dan wheezing.
4) Pada
sistem kardial adalah tachycardia,
bradycardia, hipertensi.
5) Hypotensi
dan cardiac arrest.
6) Pada
sistem serebral : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala.
7) Bingung,
papil bending, kejang, koma.
8) Pada
hal umum adalah letihdan berkeringat banyak.
b. Tanda-tanda
laboratoris
1) Hypoxemia
2) Hypercapnia
3) Acidosis
( metabolik dan resoiratorik )
Table 2.1 pedoman
perhitungan frekuensi nafas ( WHO )
Umur
anak
|
Nafas
normal
|
Takipnea
(nafas cepat)
|
0-2
bulan
2-12
bulan
|
30-50
per menit
25-40
per menit
|
Sama
atau > 60x per menit
Sama
atau > 50x per menit
|
Tanda
dan gejala yang sering muncul pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan
akut dan mula-mula tampak adalah batuk, disertai demam, pusing, kemudian selera
makan, penderita terus menurun dan hampir samua sendi dan otot terasa sakit dan
lesu ( gouzali, 2011 ).
6.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi ISPA
Terjadinya
infeksi saluran pernafasan akut pada balita dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu :
a. Faktor
agent atau disebut pula faktor penyebab
penyakit dimana faktor ini yang menyebabkan adanya penyakit.
b. Faktor
host dalam hal ini manusia sebagai objek dari penyakit.
c. Faktor
lingkungan dimana lingkungan sebagai medianya ( Noor, 2008 )
7.
Penatalaksanaan
Pengobatan
infeksi saluran pernafasan akut yang rasional. Hal yang diperhatikan juga
adalah pengobatan ISPA yang rasional. Penderita ISPA memerlukan obat
antibiotik, demikian juga penderita pharyngitis yang disebabkan oleh streptococcus,haemolitikus. Tetapi tidak
semua penderita ISPA memerlukan antibiotik, misalnya yang disebabkan oleh virus
seperti batuk pilek biasa. Selanjutnya pemberian obat batuk pada balita juga
tidak dianjurkan. Pada balita yang batuk, lebih tepat diberikan pelega
tenggorokan seperti minuman hangat ( Maryunani, 2010 ).
Perawatan
dirumah yang dapat dilakukan pada bayi atau anak yang menderita ISPA antara
lain :
a. Mengatasi
demam
Anak
usia 2 bulan sampai 5 tahun, demam diatasi dengan memberikan paracetamol atau
dengan kompres, bayi dibawah 2 tahun dengan demam harus segera dirujuk.
Paracetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya,
tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan.
Memberikan kompres dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air ( tidak
perlu air es)
b. Mengatasi
batuk
Dianjurkan
memberikan obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis
setengah sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh diberikan 3x
sehari.
c. Pemberian
makanan
Berikan
makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tapi sering atau berulang-ulang.
Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
d. Pemberian
minuman
Usahakan
pemberian cairan ( air putih, air buah dan sebagainya ) lebih banyak dari
biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan caian akan menambah
parah sakit yang diderita.
8.
Pencegahan
ISPA
Dengan
banyaknya faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA maka dewasa ini terus
dilakukan penelitian cara pencegahan ISPA yang efektif dan spesifik. Cara yang
terbukti efektif sampai saat ini adalah dengan hidup sehat, cukup gizi,
menghindari polusi udara dan pemberian imunisasi lengkap ( Mariyunani, 2010 ).
Mengingat
infeksi saluran pernafasan akut adalah penyakit yang beresiko tinggi alangkah
baiknya jika para orang tua tetap wapada dengan memperhatikan tips tersebut :
a. Menghindarkan
bayi ( anak ) dari paparan asap rokok, polusi udara dan tempat keramaian yang
berpotensi penularan.
b. Menghindarkan
bayi ( anak ) dari kontak dengan penderita ISPA
c. Membiasakan
pemberian ASI
d. Segera
berobat jika mendapati anak kita mengalami panas, batuk, pilek, terlebih jika
disertai suara serak, sesak nafas, dan adanya tarikan pada otot diantara rusuk
( retraksi ).
e. Periksakan
kembali kerumah sakit atau puskesmas terdekat jika belum menampakan perbaikan
dan kondis anak memburuk.
f.
Imunisasi Hib ( untuk memberikan
kekebalan terhadap haemopilus influenza, vaksin pneumokokal heptavalent mencegah IPD = Invasive pneumococcal diseases ) dan vaksinasi
influenza pada anak resiko tinggi terutama usia 6-23 bulan. Saying vaksin ini
belum dapat dinikmati oleh semua anak karena harganya yang relative cukup
mahal.
Pencegahan
pneumonia pada balita
a.
Jauhkan dari zat-zat pemicu alergi
b.
Hindarkan anak dari asap rokok
c.
Jangan masukan benda ketetlinga, apalagi
cotton bud karena dapat mendorong kotoran kedalam telinga dan dapat melukai
telinga
d.
Biarkan rambut halus ditelinga secara
alami membantu membersihkan kotoran ditelinganya
e.
Segera dibawa kedokter begitu ada
gangguan pada pendengarnya.
9.
Balita
Balita atau dibawah lima
tahun merupakan masa kritis, karena pada masa ini tingkat kekebalan balita
masih sangat rentan sekali, pada masa ini 80% otak mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar