MENOPAUSE
Syafrudin, SKM, M.Kes.
1.
Pengertian Menopause
Kata menopause berasal dari dua bahasa Yunani yang
berarti “bulan” dan “penghentian sementara”. Sebenarnya secara linguistic,
istilah yang lebih tepat adalah menopause yang berarti berhentinya masa
menstruasi (Kuntjoro, 2002).
Menopause yaitu masa dimana jumlah estrogen tang
dihasilkan ovarium sedikit dan wanita tidak dapat hamil lagi.
Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid
terakhir, diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya
satu tahun (Sulaiman, 1999)
Menopause adalah satu tahun (dua belas bulan) tanpa
siklus menstruasi (Tagliaferri, 2006).
Menopause adalah suatu peralihan dalam kehidupan wanita
dimana ovarium (indung telur) berhenti menghasilkan sel telur, aktivitas
menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti serta pembentukan hormon wanita
(estrogen dan progesteron) berkurang (medicastore).
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa menopause merupakan suatu peristiwa yang fisiologis
pada wanita, yang ditandai dengan berhentinya menstruasi atau haid. Untuk dapat
lebih meyakinkan menopause tersebut dapat dicatat selama satu tahun setelah
menstruasi yang terakhir, menopause ini secara pasti akan terjadi pada setiap
wanita dan tidak dapat dihindari bila masa hidup wanita tersebut mencapai usia
menopause.
Menopause rata-rata terjadi pada usia lima puluh tahun,
tetapi bisa terjadi secara normal wanita yang beruisa empat puluh tahun. Biasanya
ketika mendekati masa menopause, lama dan banyaknya darah yang terjadi pada
siklus menstruasi cenderung bervariasi, tidak seperti biasanya.
Pada beberapa wanita, aktivitas menstruasi berhenti
secara tiba-tiba, tetapi biasanya terjadi secara bertahap baik jumlah maupun
lamanya dan jarak antara dua siklus menjadi lebih dekat atau lebih jarang. Ketidakteraturan
ini dapat berlangsung selama 2-3 tahun sebelum akhirnya siklus haid berhenti.
2.
Etiologi
Sistem
endokrin adalah sistem yang mengatur di dalam tubuh perempuan yang dikenal
sebagai hormon. Dua hormon yang dihasilkan perempuan adalah estrogen dan
progesteron. Salah satu bagian perempuan yang menghasilkan hormon estrogen
adalah indung telur. Keduanya berfungsi dan diperlukan untuk pelepasan jaringan
dinding rahim. Meskipun saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain,
hormon-hormon ini berbeda.
a.
Hormon Estrogen
Pada masa menopause, hormon di
produksi secara tidak teratur karena sedang terjadi penyesuaian keseimbangan
pada kelenjar endokrin. Dalam keadaan seimbang, hormon-hormon tersebut akan
bekerjasama secara teratur untuk membantu fungsi tubuh. Keadaan berkurangnya
salah satu hormon, hormon lain pada kelenjar ini akan ikut terpengaruh.
Ketidaktetapan produksi hormon bisa terjadi bukan saja pada indung telur tapi
juga pada payudara, pituitary, thyroid, dan hypothalamus. Hormon estrogen
kemudian mengatur persediaan dirinya hingga mencapai suatu tingkatan yang
tetap.
b.
Hormon Progesteron
Persediaan hormon progesteron akan
menciut pada saat hormon ini tidak lagi melakukan fungsinya. Fungsi tersebut
adalah untuk menyediakan tempat didalam rahim bagi ovarium yang telah dibuahi
atau untuk menghancurkan dinding uterus, sehingga menimbulkan perdarahan pada
waktu menstruasi. Jadi kita tidak menstruasi, tubuh kita tidak menstruasi,
tubuh kita tidak memproduksi hormon progesteron untuk menhancurkan jaringan di
dalam rahim (Reitz 2002).
Setiap bayi wanita yang baru lahir
dilengkapi dengan berjuta-juta telur yang belum matang di dalam rahim, dan telur
itu akan mulai masak beberapa saat setelah haid pertama, demikian seterusnya
sampai satu atau dua tahun sebelum menopause. Menjelang menopause persediaan
telur akan habis dan ini merupakan salah satu faktor pencetus menopause.
Matangnya telur-telur sejak masa pubertas sampai menopause diatur oleh suatu
jaringan pengendali hormon yang disebut hipotalamus dan hipofisis. Hipotalamus
sering dianggap sebagai otak emosional atau sebagai konduktor sistem endokrin.
Sedangkan hipofisis adalah sebuah kelenjar yang hanya memproduksi hormon
perantara kimiawi yang berkeliling dari suatu tempat ke tempat lainnya di
dalam tubuh indung telur yang menyimpan
telur-telur yang belum matang juga memproduksi hormon yaitu estrogen dan
progesteron. Bersamaan dengan bertambahnya usia seorang wanita, sisa-sisa
itupun tidak terjadi secara mendadak tetapi akan berlangsung secara bertahap
yaitu dari masa aktif menjadi tidak aktif lagi ketika wanita mulai memasuki
usia menopause.
Wanita lain dengan sejumlah sel-sel
germinal yang akan dipakai habis selama kehidupan reproduksinya. Ovulasi adalah
salah satu proses penting dalam siklus kehidupan manusia, walaupun demikian
wanita hanya menghabiskan kira-kira 400 dari 300.000 oosit yang ada didalam
ovarium wanita dewasa, kira-kira 400 folikel lain akan menjadi matang dan
permulaan setiap siklus haid untuk memberikan dukungan hormon kepada salah satu
ovum yang akan terus berkembang untuk kemudian bersama-sama mengalami
degenerasi. Akhirnya, sebagian besar sel-sel germinal itu akan habis melalui
atnesia, yang prosesnya dimulai sejak masa embrio sampai umur tua, akan tetapi
oosit-oosit yang masih terbebas dari proses maturasi dan degenerasi tidak
terhindar dari proses penuaan, sehingga kalau terjadi fertilisasi pada umur tua
akan menambah kemungkinan terjadinya perkembangan embrionik yang abnormal.
Proses penuaan pada ovarium manusia secara monfologik dipertunjukan dengan
penggunaan oosit dari hampir tujuh juta pada bulan ke-4 kehidupan intrauterine
sampai beberapa ratus ribu saja pada saat terjadinya menopause. Sewaktu
menopause folikel yang masih ada akan kehilangan kemampuannya untuk memberikan
respons terhadap stimulasi gondatporin.
3.
Gejala-gejala
Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan
kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium
menghasilkan lebih sedikit estrogen atau progesteron dan tubuh memberikan
reaksi. Sehubungan dengan terjadinya hal tersebut maka biasanya hal itu diikuti
dengan berbagai gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun
psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.
a.
Fisik
Ketika seseorang memasuki masa
menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang
dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher
dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa
panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan
berdebar-debar (Hurlock 1992) dalam Kuntjoro 2002. Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala
dari menopause yaitu:
1)
Ketidakteraturan Siklus
Haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi
dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada
siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah
yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Keadaan
ini sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti pembalut
yang dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari,
namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau lebih.
2)
Gejolak Rasa Panas (Hot
Flashes)
Arus panas biasanya timbul pada
saat darah haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar
berhenti. Sheldon H. C (dalam Rosetta Reitz, 1979) dalam Kuntjoro 2002
mengatakan “kira-kira 60% wanita mengalami arus panas”. Arus panas ini disertai
oleh rasa menggelitik di sekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta pada
kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya hot flashes ini
sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa
daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga menit yang
disertai pula oleh keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari,
keringat ini dapat mengganggu tidur dan bila hal ini sering terjadi akan
menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi depresi.
3)
Kekeringan Vagina
Kekeringan vagina terjadi karena
leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan
estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan
kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, liang senggama kering sehingga
menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat berkemih.
Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali
menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat
dan tidak dapat menahan berkemih terutama pada saat batuk,bersin, tertawa atau
orgasme.
4)
Perubahan Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas
kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang
elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian
bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam di bagian
ini menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock,1992) dalam Kuntjoro 2002.
5)
Keringat di Malam Hari
Berkeringat malam hari, bangun
bersimbah peluh. Sehingga perlu waktu mengganti pakaian di malam hari.
Berkeringat malam hari tidak saja mengganggu tidur melainkan juga teman atau
pasangan tidur. Akibatnya di antara keduanya merasa lelah dan lebih mudah
tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak.
6)
Sulit Tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim
terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa
tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.
7)
Perubahan Pada Mulut
Pada saat ini kemampuan mengecap pada
wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi
dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.
8)
Kerapuhan Tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan
penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit
kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur,
paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita kehilangan 1
% tulang dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang menyebabkan
nyeri persendian), tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2 %
setahunnya. John Hutton (1984 : 35) dalam Kuntjoro 2002 memperkirakan sekitar
25 % wanita kehilangan tulang lebih cepat dari pada proses menua. Menurunnya
kadar estrogen akan diikuti dengan menurunnya penyerapan kalsium yang terdapat
dalam makanan. Kekurangan kalsium ini oleh tubuh di atasi dengan menyerap
kembali kalsium yang terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi
keropos dan rapuh.
9)
Badan Menjadi Gemuk
Banyak wanita yang menjadi gemuk
selama menopause. Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause,
diperburuk dengan perilaku makanan yang sembarangan. Banyak wanita yang
bertambah berat badannya pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor
makanan ditambah lagi karena kurang berolahraga.
10) Penyakit
Ada beberapa
penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause. Dari sudut pandang
medik ada dua perubahan paling penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu
meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta
hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis). Penyakit jantung
dan pembuluh darah dapat menimbulkan gangguan seperti stroke atau serangan
jantung. Selain itu penyakit kanker juga lebih
sering terjadi pada orang yang berusia lanjut. Semakin lama kehidupan maka
semakin besar kemungkinan penyakit itu menyerang. Misalnya kanker payudara,
kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker payudara lebih umum terjadi pada wanita
yang telah melampaui masa menopause.
Kanker rahim adalah istilah luas
untu kanker yang terjadi di rahim, ada dua bagian rahim yang dapat mejadi
tempat bermulanya kanker. Yang
pertama adalah serviks, kankere ini terutama berjangkit pada wanita berusia
diatas 30 tahun. Gejala yang harus diperhatikan adalah perdarahan vagina setelah
persetubuhan, pergetahan vagina yang tidak biasa dan noda diantara haid.
Sementara kanker tubuh rahim terutama menjangkiti wanita diatas usia 45 tahun,
yang paling menanggung resiko adalah yang pernah mendapat haid agak lambat dan
yang mempunyai kombinasi antara tekanan darah tinggi, diabetes dan berat tubuh
berlebih. Gejalanya adalah perdarahan tidak normal, perdarahan antara haid,
keluaran darah yang lebih lama atau lebih kental dibandingkan biasanya, dan
perdarahan haid terakhir dalam menopause.
a.
Psikologis
Aspek psikologis yang terjadi pada
wanita menopause amat penting peranannya dalam kehidupan social terutama dalam
menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan
atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan. Berbicara tantang
aspek psikologis dalam pendekatan eklektik holistic, sebenarnya tidak dapat
dipisahkan antara aspek organ-biologis, psikologis, sosial , budaya dan
spiritual dalam kehidupan lansia.
Beberapa gejala psikologis yang
menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan,
gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi. Ada juga
lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan
seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta
merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang. Beberapa
keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
1)
Ingatan menurun
Gejala ini terlihat bahwa sebelum
menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami
menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal
yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
2)
Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering
dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya
tak pernah di khawatirkan. Kecemasan tersebut umumnya bersifat relatif.
Adapun simtom-simtom psikologis
adanya kecemasan bila ditinjau dari berbagai aspek, menurut Blackburn and
Davidson (1990 :9) dalam Kuntjoro 2002 adalah sebagai berikut :
a).
Suasana hati
Yaitu keadaan yang menunjukkan
ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat tegang.
b).
Pikiran
Yaitu keadaan pikiran yang tak
menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, memandang diri
sangat sensitif, merasa tak berdaya.
c).
Motivasi
Yaitu dorongan untuk mencapai
sesuatu, seperti menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin
melarikan diri, lari dari kenyataan.
d).
Perilaku gelisah
Yaitu keadaan diri yang tidak
terkendali, seperti: gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif.
e).
Reaksi-reaksi biologis
Yang tidak terkendali, seperti:
berkeringat, gemetar, pusing, baredebar-debar, mual dan mulut kering.
3)
Mudah Tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat
dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap
sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu. Perasaannya menjadi sangat
sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang disekitarnya.
4)
Stress
Ketegangan perasaan atau stress
selalu berada dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan
rumahtangga dan bahkan menyelusup kedalam tidur. Jika tidak ditanggulangi
stress dapat menyita energi, mengurangi produktifitas kerja dan menurunkan
kekebalan terhadap penyakit.
Stress adalah suatu keadaan atau
tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress
sangat individual sifatnya.
5)
Depresi
Dari penelitian-penelitian yang
dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9%-25% wanita dan 5%-12%
pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat didalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5%-9,3% wanita dan
2,3%-3,2% pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar
dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita
depresi daripada pria.
Wanita yang
mengalami depresi akan merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk
bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih
karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh
perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
4.
Perubahan tubuh
menjelang menopause
a.
Uterus (kandungan) :
mengecil.
b.
Tuba falopi : lipatan
tuba menjadi memendek, menipis dan mengerut.
c.
Ovarium (indung telur)
: ovarium menciut, terjadi prnurunan fungsi ovarium untuk menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron, berhenti
menghasilkan sel telur.
d.
Cervix (leher rahim) :
mengerut.
e.
Vagina : terjadi
penipisan dinding vagina, secret lendir vagina mulai mengering.
f.
Vulva (bibir rahim) :
jaringan vulva menipis, pembuluh darah berkurang.
g.
Rambut kemaluan pada
wanita mulai menipis, sebagian rontok dan mulai memutih (uban).
h.
Payudara : jaringan
lemak berkurang, putting susu mengecil.
i.
Hipertensi : turunnya
hormon estrogen dan progesterone menyebabkan HDL kolesterol menurun dan LDL
kolesterol meningkat.
j.
Osteoporosis
(pengeroposan tulang).
5.
Cara mengatasi keluhan
menopause
a.
Terapi Sulih Hormon
(Hormon Replacement Therapy )
Tujuan dari
terapi ini adalah agar estrogen yang semakin berkurang dapat terisi kembali.
Ada beberapa jenis HRT yaitu dengan estrogen saja serta dengan kombinasi
estrogen dan progesteron.
b.
Olahraga
Wanita yang telah menopause
disarankan untuk tetap aktif berolahraga, karena selain menyehatkan juga dapat
memperbaiki suasana hati.
c.
Vitamin tambahan
Vitamin yang diperlukan antara lain
B1, B6, B12, asam folat dan terutama bagi mereka yang menginjak usia menopause
memerlukan vitamin-vitamin anti oksidan, vitamin A dan vitamin E.
d.
Mengkonsumsi kalsium
Wanita terutama menjelang usia-usia
menopause sebaiknya mengkonsumsi sebanyak 1000-1500 gram kalsium/hari. Sebagian
besar dapat diperoleh dari makanan seperti susu, yoghurt dan beberapa jenis
sayuran.
e.
Berhenti merokok
Merokok sebenarnya dapat
mempercepat menopause. Berhenti
merokok dapat meringankan gejala-gejala menopause.
f.
Kedelai
Kedelai mengandung fitoestrogen
atau estrogen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kedelai dapat diperoleh dari
kecap, tempe, tahu, tauco serta susu kedelai.