KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT
A. Sejarah
kesehatan masyarakat
Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh metologi
Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut
Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai
meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya
tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan
bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik.
Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai isterinya
juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia
dalam pendekatan / penanganan masalah kesehatan adalah, Asclepius melakukan
pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada
seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan
masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, menghindari makanan / minuman
beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan melakukan
olahraga.
Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan
upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain
lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik daripada dengan
pengobatan / pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya muncul 2
aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan. Kelompok atau
aliran pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang
selanjutnya disebut pendekatan kuratif (pengobatan). Kelompok ini pada umumnya
terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang
melakukan pengobatan penyakit baik fisik, psikis, mental maupun sosial.
Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung
melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi)
sebelum terjadinya penyakit. Kedalam kelompok ini termasuk para petugas
kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah atau institusi kesehatan
masyarakat dari berbagai jenjang. Dalam perkembangan selanjutnya maka
seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan
kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan atau
preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan
pendekatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara
individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja.
Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau
sasaran cenderung jauh.Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien
adalah masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada
umumnya juga masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan masalah
individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat (sasaran) lebih
bersifat kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien.
Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini
pada umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang
menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien
datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah
kesehatan adalah adanya penyakit.Sedangkan kelompok preventif lebih
mengutamakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah tetapi
mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu pasien
datang di kantor atau di tempat praktek mereka, tetapi harus turun ke
masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan
melakukan tindakan.
Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau
pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara
parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang
terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya.
Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh,
dengan pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena
terganggunya sistem biologi individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek
biologis, psikologis dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak
individual dan parsial tetapi harus secara menyeluruh atau holistik.
B. Periode-periode
perkembangan kesehatan
masyarakat di
Indonesia
Perkembangan
ilmu kesehatan masyarakat dikelompokkan dalam 2 periode:
I. Periode sebelum ilmu
pengetahuan
Pada
periode ini masyarakat belum terlalu memahami arti pentingnya kesehatan
dalamkehidupannya dalam sehari-hari, ini ditandai dengan adanya peraturan
tertulis yang mengatur pembuangan limbah kotoran yang tujuan awalnya
tidak untuk kesehatan tetapi karena limbahmenimbulkan bau tidak sedap. Namun
lama-lama mereka makin menyadari pentingnyakesehatan masyarakat setelah
timbulnya berbagai macam penyakit menular menyerang sebagian penduduk dan
menjadi epidemi bahkan telah menjadi endemi. Contohnya kolera namun
upaya pemecahan masalah secara menyeluruh belum dilakukan.
II. Periode ilmu pengetahuan
Periode
ini masalah penyakit merupakan masalah yang komplek, sehingga jika pada periode
sebelum ilmu pengetahuan belum ditemukan pemecahan masalah, pada periode ini
mulai ditemukanya penyebab-penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah, ini
dibuktikan LousPasteur menemukan vaksin pencegah cacar. Josep Lister menemukan
asam karbol untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton menemukan
ether sebagai anestesi pada waktuoperasi. Penyelidikan dan upaya-upaya
kesehatan masyarakat secara ilmiah pun mulaidigalakkan. Ini dibukatikan dengan
telah dikembangkannya pendidikan tenaga kesehatan profesional oleh seorang
pedagang wiski dari baltimor Amerika dengan berdirinya universitas.
1. Periode sebelum ilmu pengetahuan
·
Telah ditemukan dokumen-dokumen
tertulis tentang pembuangan air limbah, pengaturan air minum
·
Telah dibangun latrin umum –>
bukan alasan kesehatan.
·
Telah dibuat sumur, karena air
sungai sudah kotor dan terasa tidak enak
·
Abad ke-7 diindia terjadi endemi
kolera
·
Abad ke-14 terjadi wabah pes
diindia dan cina.
2. Periode ilmu pengetahuan
Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 mempunyai dampak yang
luas terhadap aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu kesehatan merupakan
masalah yang kompleks dan harus dilaksanakan secara komprehensif dan multi
sektoral.
Beberapa pelopor tentang kesehatan modern :
- Hipocrates (460-370 SM) dikenal
sebagai bapak kedokteran
- Anthony van Leeuwenhoek (1632
-1723), penemu mikroskop
- John snow (1813 – 1912), Bapak
epidemiologi dan menemukan penyakit kolera disebabkan oleh kuman kolera melalui
air
- Louis pasteur (1827 – 1912)
menemukan vaksin untuk mencegah cacar
- Joseph Lister penemu asam karbol
(carbolic acid) untuk sterilisasi ruangan operasi
- William marton –> ether
anastesi
- Robert koch (1843 – 1910), penemu
kuman TBC.
3. Perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia
Kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan Belanda pada
abad ke-16. Telah dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera
yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Memasuki zaman kemerdekaan,
salah satu tonggak penting perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yaitu
diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) tahun 1951 oleh Dr. Y. Leimena
& Dr. Patah selanjutnya dikenal dengan istilah Patah – Leimena. Isinya bahwa
pelayanan kesehatan masyarakat , aspek kuratif dan aspek preventif tidak boleh
dipisahkan baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas. Tahun 1956 oleh Dr. Y.
Sulianti didirikan proyek Bekasi (tepatnya lemah abang) sebagai proyek
percontohan atau model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat
pedesaan di Indonesia dan sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan. Konsep ini
merupakan model atau konsep keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan
pelayanan medis, juga menekankan pada pendekatan tim dalam pengelolaan
program.
Pada tahun 1967, diadakan seminar yang merumuskan program kesehatan
masyarakat terpadu. Dibuat konsep Puskesmas oleh Dr Ahmad Dipodilogo
yang mengacu pada konsep Bandung dan Bekasi.
Pada tahun 1968, dilaksanakan Rakernas yang menetapkan Puskesmas merupakan
sistem pelayanan terpadu yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah menjadi
Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Tahun 1984, tanggung jawab puskesmas ditingkatkan dengan
berkembangnya program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana
(Posyandu).
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat, dimana masyarakat melaksanakan
sekaligus memperoleh pelayanan kesehatan secara terpadu yang meliputi :
·
KIA
·
Gizi
·
Imunisasi
·
Penanggulangan diare
·
KB
Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
1. Menurunkan angka kematian bayi, Anak balita dan kematian ibu
(BUMIL/BUHIR/BUFAS) serta pengaturan kelahiran.
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat menyelenggarakan kegiatan masyarakat
dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang, sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
C. Definisi
kesehatan masyarakat
1. Masyarakat
-
Kesehatan
hidup manusia yang berinteraksi menurut
adat yang berkesinambungan, terikat rasa identitas diri
-
Sekelompok
orang yang memiliki ikatan tertentu, saling berinteraksi dan mempunyai masalah
– masalah umum.
-
Kelompok
social yang ditentukan oleh batasan geografi, nilai dan interest umum, setiap
anggota saling mengenal dan berinteraksi satu sama lain ( WHO )
2. Kesehatan
Masyarakat.
Kesatuan
unit praktek kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pengembangan dan
peningkatan kemampuan hidup sehat bagi pendidikan ( individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ) menggunakan konsep dan ketrampilan dan praktek
kesehatan masyarakat ( Freeman )
Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan
masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang
mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan
sanitasi. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan adalah
merupakan kegiatan kesehatan masyarakat. Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan
diketemukan bakter-bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi,
kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam
masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit
melalui imunisasi.
Kesehatan Masyarakat :
Adalah : Suatu ilmu dan
seni yang bertujuan untuk.
1. Mencegah
timbulnya penyakit
2. Memperpanjang
umur
3. Meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental melalui
usaha – usaha, kesehatan masyarakat yang terorganisasi untuk :
a. Memperbaiki
kesehatan lingkungan
b. Pemberantasan penyakit – penyakit infeksi dan masyarakat
c. Mendidik masyarakat dalam prinsip – prinsip kesehatan
perorangan.
d. Mengkoordinasi tenaga – tenaga kesehatan agar mereka
dapat melakukan pengobatan dan perbuatan dengan sebaik-baiknya.
e. Mengembangkan usaha-usaha masyarakat agar dapat mencapai
tingkat hidup setinggi-tingginya sehingga dapat memperbaiki dan memelihara
kesehatan. ( Menurut WHO )
D.
TUJUAN.
1. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat
secara menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
secara mandiri.
2. Khusus
a. Meningkatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam pemahaman tentang pengertian
sehat dan sakit.
b. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.
c. Tertangani / terlayani kelompok keluarga rawan, kelompok
khusus dan kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan pelayanan
kesehatan.
Tujuan kesehatan masyarakat adalah baik dalam bidang
promotif, prenventif , kuratif dan rehabilitatif adalah agar setiap warga
masyarakat dapat memncapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
baik fisik mental, social, serta diharapkan berumur panjang.
E.
RUANG
LINGKUP KESEHATAN MASYARAKAT
Kesehatan
masyarakat adalah ilmu dan seni. sebagai ilmu kesehatan masyarakat mencakup
2disiplin pokok keilmuan yakni ilmu BIO-medis dan ilmu sosial, sejalan dan
perkembangan ilmukesehatan masyarakat mencakup: Ilmu Biologi, kedoteran, kimia,
fisika, lingkungan, sosial,antropologi, psikologi, pendidikan dsb. Sehingga
kesehatn masyarakat sebagai ilmu yang multidisiplin. Secara garis besar, pilar
utama ilmu kesehatan masyarakat sebagai berikut:
a.Epidemiologi
b.Biostatistik
/ Statistik kesehatan
c.Kesehatan
lingkungan
d.Pendidikan
kesehatan dan ilmu perilaku
e.Administrasi
kesehatan masyarakat
f.Gizi
masyarakat
g.Kesehatan
kerja
Dan
masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal pemecahannya secara multi
disiplin,sedangkan kesehatan masyarakat sebagai seni mempunyai bentangan semua
kegiatan yanglangsung atau tidak untuk mecegah penyakit (Preventif),
meningkatkan kesehatan (Promotif),terapi (terapi fisi, mental, sosial) adalah
upaya masyarakat, misal pembersihan lingkungan, penyediasan air bersih,
pengawasan makanan dll. Dan penerapannya sebagai berikut:
a.
Pemberantasan penyakit yang menular atau tidak
b.
Perbaikan sanitasi lingkungan
c.
Perbaikan lingkungan pemukiman
d.
Pemberantasan Vektor
e.
Penyuluhan
f.
Pelayanan kesehatan Ibu dan anak
g.
Pembinaan gizi
h.
Pengawasan sanitasi tempat umum
i.
Pengawasan obat dan mibuman
j.
Pembinaan peran serta masyarakat
Jadi
kesehatan masyarakat veteriner adalah semua yang berhubungan dengan hewan yang
secaralangsung atau tidak mempengaruhi kesehatan manusia yang berfungsi untuk
melindungikonsumen dari bahaya yang dapat menganggu kesehatan, menjamin
kententraman batin, pada penularan zoonosis, melindungi petani atau peternak
dari rendahnya mutu nilai bahan asal hewanyang diproduksi. Pemerintah juga
telah mengeluarkan peraturan dalam pelaksanaan
pembatasan penyakit-penyakit menular trlihat pada UU No6/1967 ttg
Anthropozoonosis, PP No22/ 1983 ttgZoonosa, PP No22/1983 bab4 pasal 24 ttg
Pemberantasan rabies dsb.
- Meningkatkan fungsi kehidupan; tercapai kehidupan kesehatan yang optimal dan mandiri.
- Sasaran meliputi; individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh.
- Pelayanan terutama ditujukan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehablitatif.
- Pendekatan bersifat menyeluruh menggunakan metode asuhan secara konsisten dan berkesinambungan.
- Pelaksanaan kegiatan melibatkan peran serta aktif masyarakat baik sebagai objek atau subyek.
- Kesmas membina prilaku hidup, sehat masyarakat.
- Pelaksanaan kesmas harus mengacu kepada perkembangan dalam pembangunan bidang kesehatan.
- Kesmas merupakan realisasi fungsi pelayanan dari yang bersifat umum sampai yang bersifat khusus.
- Pelaksanaan asuhan kesehatan masyarakat dilakukan institusi,pelayanan kesehatan dan institusi lainnya ( panti, sekolah dan lain-lain ) dan di rumah penduduk dimana keluarga sebagai unit pelayanan.
Ruang lingkup kegiatan kesehatan masyarakat meliputi
usaha – usaha :
a. PROMOTIF ( Peningkatan Kesehatan )
Adalah ; Usaha yang
ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan
gizi, pemeliharaan kesehatan perseorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan,
olah raga secara teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang
dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
b. PREVENTIF ( Pencegahan Penyakit )
Adalah : Usaha yang
ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian
imunisasi pada bayi dan anak, Ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala
untuk mendeteksi penyakit secara dini.
c. KURATIF ( Pengobatan )
Adalah : Usaha
yang ditujukan terhadap orang yang sakit
untuk dapat di obati secara tepat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulihkan
kesehatanya.
d. REHABILITATIF ( Pemeliharaan Kesehatan )
Adalah ; Usaha yang
ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya.
F.
PRINSIP
– PRINSIP KESEHATAN MASYARAKAT
1.
Keluarga sebagai unit pelayanan kesehatan.
2.
Sasaran
pelayanan meliputi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Privider bekerja dengan dan bukan untuk individu
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan cara mengikut sertakan dalam
penanggulangan masalah kesehatan mereka sendiri.
4. Dasar utama dalam pelaksanaan perawatan kesehatan
masyarakat adalah menggunakan metode pemecahan masalah yang dituangkan dalam
pelayanan kesehatan.
5.
Kegiatan
utama pelayanan kesehatan adalah di masyarakat dan bukan di rumah sakit. Tenaga
kesehatan masyarakat adalah tenaga yang generalis.
6.
Peran tenaga kesehatan terpenting adalah
sebagai pendidik ( health aducation ), Pembantu ( Change agent )
7. Praktek kesehatan masyarakat timbul dari kebutuhan
aspirasi, masalah dan sumber yang terdapat di masyarakat.
8. Praktek Kesmas di pengaruhi perubahan dalam masyarakat
pada umumnya dan perkembangan masyarakat pada khususnya.
9. Praktek Kesmas adalah, bagian dari system kesehatan
masyarakat.
10. Praktek
Kesmas mempunyai beberapa perbedaan ( untuk setiap negara ) Program ketenagaan
organisasi.
11. Praktek kesehatan masyarakat merupakan gambaran dari seluruh
program kesehatan di masyarakat.
- POKOK – POKOK KEGIATAN KESMAS.
1.
Asuhan
langsung kepada individu, kelompok, dan masyarakat.
2.
Promosi kesehatan
3.
Konseling dan pemecahan masalah
4.
Rujukan
5.
Asuhan Komunity
6.
Penemuan Kasus
7.
Penghubung
8.
Koordinasi
9.
Kerjasama
10.
Advokasi
11.
Bimbingan dan pembinaan
12.
Pelimpahan wewenang / pengembangan peranan
13.
Rencana lepas asuhan
14.
Panutan / Role model
15. Penelitian; membantu mengidentifikasi mengembangkan
teori-teori yang merupakan dari diri praktek kesehatan masyarakat.
- TINGKAT – TINGKAT PENCEGAHAN
PENYAKIT.
1.
Peningkatan kesehatan
2.
Perlindungan umum dan khusus terhadap
penyakit-penyakit tertentu
3.
Menegakkan
diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat
4.
Pembatasan ke cacatan
5.
Penyembuhan kesehatan
I.
KONSEP
SEHAT SAKIT
Masalah sehat / sakit
adalah konsep yang sangat subyektif, maka perlu dibedakan antara konsep
penyakit ( disease ) dan konsep sakit ( illness )
a.
Penyakit ( disease )
Adalah : suatu bentuk
reaksi biologis, terhadap suatu organisme, benda asing atau luka.
b.
Sakit ( illness )
Penularan seseorang
terhadap penyakit tertentu sesuai dengan pengalaman yang dirasakannya.
Diagram
Konsep Sehat Sakit
Penyakit (
disease ) Sakit (
illness ) |
Tidak
ada ( Not
Present ) |
Ada (
Present ) |
Tidak
dirasakan ( Not
Preceived ) |
1 |
2 |
Dirasakan (
Berceived ) |
3 |
4 |
Daerah I |
ii.
adalah seorang yang
tidak menderita penyakit dan tidak merasakan sakit. Dengan demikian orang
tersebut dianggap sehat dilihat dari kacamata petugas |
|
Daerah II |
iii.
Adalah seseorang yang di Diagnosa menderita penyakit
tetapi orang tersebut tdak merasa sakit. Dengan demikian mereka masih masih
melakukan kegiatan sehari-hari secara normal. Konsep sehat inilah yang banyak
terdapat di masyarakat dianggap |
|
Daerah III |
Adalah
seseorang tidak menderita penyakit, namun, ia merasa bahwa dirinya sakit dan
tidak nyaman. Gejala ini sering dikaitkan dengan gejala Psikologis dimana
gejala tersebutdisebut sebagai Hipokondriak. |
|
Daerah IV |
Adalah
seseorang menderita penyakit dan ia merasa sakit atau terganggu karena
penyakit tertentu. |
Usaha – Usaha Kesehatan
Masyarakat :
Usaha Kesehatan Pokok (
Basic Health Service ) Yang diajukan WHO sebagai dasar pelayanan kesehatan
kepada masyarakat :
2.
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3.
Kesejahteraan Ibu dan Anak
4.
Hygine dan sanitasi lingkungan
5.
Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat
6.
Pengumpulan
data untuk perencanaan dan penilaian ( Statistik Kesehatan )
7.
Perawatan Kesehatan masyarakat.
8. Pemeriksaan, Pengobatan dan perawatan
KOMPOSISI DARI DELAPAN TINGKAT SEHAT :
Tingkat |
Dimensi
Sehat |
Keterangan |
||
Psikologis |
Medis |
Sosial |
||
1.
Sehat Walafiat 2.
Pesimistik 3.
Sakit Secara Sosial 4.
Hipokondriak 5.
Sakit Secara Medis 6.
Martir 7.
Optimistik 8.
Sakit Parah |
+ - + - + - + - |
+ + + + - - - - |
+ + - - + + - - |
Kesehatan baik dan berfungsi secara social dengan baik Selalu mencari pengobatan walaupun sehat dari segi
fisik dan social. Dianggap tidak dapat berfungsi secara social walaupun
sehat Secara medis sehat, tetapi selalu merasa sakit sehingga
tidak dapat berfungsi secara social Sakit secara medis namun dapat berfungsi secara social
dan secara psikologis baik Secara fisik dan psikis,sakit tetapi berfungsi secara
sosial Tidak merasa sakit walaupun secara medis dan social di
anggap dianggap sakit. Membutuhkan pertolongan baik medis, Psikologis maupun
sosial |
J. ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG DAPAT
MEMPENGARUHI KESEHATAN
Praktek
– praktek kesehatan banyak dipengaruhi oleh budaya serta kepercayaan yang ada.
Inti dari kebudayaan adalah : Suatu system nilai, kepercayaan, norma, dan adat
istiadat yang mengatur prilaku individu yang diturunkan dari generasi ke
generasi.
Prilaku kesehatan dan
pemilihan pertolongan tergantung dari keyakinan kita terhadap penyebab
terjadinya suatu penyakit.
Dua Pandangan
tradisional terhadap terjadinya penyakit :
- Pandangan
Personalistik.
Pandangan dimana
penyakit merupakan hukuman terhadap dosa dan kesalahan seseorang atau karena
rasa iri orang lain sehingga orang tersebut mendapatkan penyakit.
Misalnya : Pengobatan dikaitkan dengan hal- hal yang
magic
- Pandangan
Naturalistik
Menganggap bahwa
penyakit terjadi karena keseimbangan dalam tubuh yang terganggu, sehingga
keseimbangan ini harus diperbaiki.
Misalnya : Jika kita
dianggap panas dalam maka kita harus makan yang dingin – dingin.
Dalam Program Kesehatan
Nasional Tercantum 17
Macam Usaha / Kegiatan
Kesehatan Masyarakat yaitu :
- Pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular.
- Kesejahteraan Ibu
dan Anak
- Higine dan
sanitasi lingkungan
- Usaha kesehatan
sekolah
- Usaha kesehatan
mata
- Usaha kesehata
gigi
- Usaha kesehatan
jiwa
- Pendidikan
Kesehatan kepada masyarakat
- Usaha gizi
- Pemeriksaan
pengobatan dan perawatan
- Perawatan
kesehatan masyarakat
- Keluarga Berencana
- Rehabilitasi
- Usaha – usaha
Farmasi
- Laboratorium
- Statistik
kesehatan
- Administrasi Usaha
Kesehatan Masyarakat
K. Faktor-faktor
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
Hendrick L. Blumm menyatakan bahwa untuk bisa mengerti suatu proses perencanaan terhadap
kesehatan masyarakat, kita perlu mengerti tentang dua paradigm yaitu:
1. THE WELL BEING PARADIGM / PARADIGMA KEADAAN SEHAT :
Yaitu keadaan derajat kesehatan masyarakat yang menyatakan tingkat/derajat
baiknya status kesehatan masyarakat. Tinggi rendahnya derajat kesehatan ini
dapat di ukur dari 12 aspek /indicator yang dapat diukur
- Life span, lamanya umur harapan hidup dari masyarakat
- Disease or infirmity adalah keadaan sakit atau cacat secara fisiologis
dan anatomis darfi masyarakat.
- Discomfort or illness adalah keluhan sakit dari masyarakat tentang
keadaan somatik, kejiwaan maupun sosial dari dirinya.
- Disability or incapacity adalah ketidak mampuan seseorang dalam
masyarakat untuk melakukan pekerjaannya dan menjalankan peranan sosialnya
karena sakit.
- Participation in heath care adalah kemampuan dan kemauan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam manjaga dirinya untuk selalau dalam keadaan
sehat.
- Health behavior adalah perilaku nyata dari anggota masyarakat yang
secara langsung berkaitan dengan kesehatan.
- Ecologic behavior adalah perilaku masyarakat terhadap lingkungan
hidupnya, terhadap spesies lain, sumber daya alam dan ekosistem.
- Social behavior adalah perilaku anggota masyarakat terhadap sesamanya.
- Interpersonal relation ship adalah kualitas komunikasi anggota
masyarakat terhadap sesamanya.
- Reserve or positive health adalah daya tahan anggota masyarakat terhadap
penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi
tekanan-tekanan somatic, kejiwaan dan sosial.
- External satisfaction adalah rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap
lingkungan sosialnya, meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi, transportasi,
dan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
- Internal satisfaction adalah kepuasan anggota masyarakat terhadap
seluruh aspek kehidupan dirinya sendiri.
2. The force field paradigm / paradigm kekuatan lapangan :
Yaitu pengaruh faktor-faktor dilapangan terhadap derajat kesehatan
masyarakat. Dari paradigm diatas, BLUM menjelaskan bahwa terdapat empat faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya derajat kesehatan suatu masyarakat yaitu:
Faktor lingkungan/Environment
Contoh : Akses terhadap air bersih, Jamban/ tempat BAB, Sampah, Lantai
Rumah, Breeding places, Polusi, Sanitasi tempat umum, Bahan Beracun Berbahaya
(B3), Kebersihan TPU (Tempat Pelayanan Umum)
Faktor perilaku / Life styles
Contoh : alkohol, rokok, promiscuity: tempat-tempat berisiko, narkoba, olah
raga dan Health seeking behavior : Kalau tidak sakit parah tidak akan pergi ke
puskesmas
Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Contoh : ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan (balai pengobatan)
maupun rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga, peralatan kesehatan
bersumberdaya masyarakat; Kinerja/cakupan serta pembiayaan /anggaran.
Faktor Herediter atau Kependudukan / Heredity
Contoh : Penyakit-penyakit yang sifatnya turunan dan mempengaruhi
sumberdaya masyarakat, Jumlah penduduk dan Pertumbuhan penduduk serta jumlah
kelompok khusus/rentan: bumil, persalinan, bayi, dll.
Menurut Hendrick L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,
yaitu: faktor perilaku,
lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.
Dari ke 4 faktor di atas ternyata pengaruh
perilaku cukup besar diikuti oleh pengaruh faktor lingkungan, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Ke empat faktor di atas sangat berkaitan dan saling
mempengaruhi.
Perilaku yang sehat akan menunjang
meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit
berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat
menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung,
darah tinggi, stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku atau
kebiasaan mencuci tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari
penyakit saluran cerna.
Lingkungan yang mendukung gaya hidup
bersih juga berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam
kehidupan disekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak
dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit sperti gatal-gatal,
infeksi saluran saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit
Demam Berdarah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan tidak
bersih, banyaknya tempat penampungan air yang tidak pernah dibersihkan
menyebabkan perkembangkan nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah
meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk di sekitar memiliki risiko tergigit
nyamuk dan tertular demam berdarah.
Banyak penyakit-penyakit yang dapat
dicegah, namun sebagian penyakit tidak dapat dihindari, seprti penyakit akibat
dari bawaan atau keturunan.
Semakin besar penduduk yang memiliki risiko penyakit bawaan akan semakin sulit
upaya meingkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan
yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah
munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju.
Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Ketersediaan fasilitas dengan mutu pelayanan yang baik akan
mempercepat perwujudan derajat kesehatan masyarakat. Dengan menyediakan
fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu secara merata dan terjangkau akan
meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan. Ketesediaan
fasilitas tentunya harus ditopang dengan tersedianya tenaga kesehatan yang
merata dan cukup jumlahnya serta memiliki kompetensi di bidangnya.
Saat ini pemerintah telah berusaha
memenuhi 3 aspek yang sangat terkait dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu
upaya memenuhi ketersediaan tasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun
Puskesmas, Polindes, Pustu dan jejaring lainnya.
Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit-rumah sakit
baru di setiap kabupaten/kota.
Upaya meningkatkan akses masyarakat ke
fasilitas pelayanan kesehatan secara langsung juga dipermudah dengan adanya
program jaminan kesehatan
(Jamkesmas) bagi masyarakat kurang mampu. Program ini berjalan secara sinergi
dengan program pemerintah laiinya seperti Program bantuan langsung tunai (BLT),
Wajib belajar dan ain-lain.
Untuk menjamin agar fasilitas pelayanan
kesehatan dapat memberi pelayanan yang efektif bagi masyarakat, maka pemerintah
melaksanakan program jaga
mutu. Untuk pelayanan di rumah sakit program jaga mutu
dilakukan dengan melaksanakan akreditasi rumah sakit.
Ke empat faktor yang mempengaruhi kesehatan di
atas tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berpengaruh. Oleh karena itu
upaya pembangunan harus dilaksanakn secara simultan dan saling mendukung. Upaya
kesehatan yang dilaksanakan harus bersifat komperhensif, hal ini berarti bahwa
upaya kesehatan harus mencakup upaya preventif/promotif,
kuratif dan rehabilitatif.
Dengan berbagi upaya di atas, diharapkan
peran pemerintah sebagai pembuat regulasi, dan
pelaksana pembangunan dapat dilaksanakan. Dengan menerapkan pelayanan kesehatan
24 Jam untuk masyarakat dengan penuh ikhlas dan tangggungjawab, diusahakan
jangan sampai menghilangkan culture atau budaya bangsa Indonesia dimana mahluk
hidup saling membutuhkan satu sama lain.
L. Sasaran
kesehatan masyarakat
Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan
menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan tindakan yang akan
dilakukan secara operasional. Oleh karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan
diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan
kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat
dicapai.
Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bagian dari
proses perencanaan strategis dengan focus utama berupa tindakan pengalokasian
sumberdaya organisasi kedalam strategi organisasi. Oleh karenanya penetapan
sasaran harus memenuhi criteria specific, measurable, agresive but attainable,
result oriented dan time bond. Guna memenuhi criteria tersebut maka penetapan
sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni keterangan,
gejala atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
upaya pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut sebagai tolok ukur
keberhasilan pencapaian sasaran.
Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka menetapkan sasaran yang digunakan dapat sebagai
berikut :
1) Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan
indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya kunjungan ibu hamil K4.
b. Meningkatnya pertolongan persalinan oleh bidan/tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan.
c. Meningkatnya ibu hamil resiko tinggi dirujuk.
d. Meningkatnya kunjungan neonatus / KN2.
e. Meningkatnya kunjungan bayi dan balita.
f. Meningkatnya bayi berat badan lahir rendah yang ditangani
2) Meningkatnya pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia
sekolah, dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah.
b. Meningkatnya pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga
kesehatan atau tenaga terlatih/guru UKS / dokter kecil.
c. Meningkatnya pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat kelas 1 oleh
tenaga kesehatan atau tenaga terlatih/guru UKS / dokter kecil.
d. Meningkatnya pelayanan kesehatan remaja.
3) Pelayanan keluarga berencana, dengan indikator sasaran
sbagai berikut :
a. Meningkatnya peserta KB aktif.
4) Meningkatnya pelayanan imunisasi, dengan indikator sasaran
sebagai berikut :
a. Meningkatnya desa atau kelurahan Universal Child Immunization hingga
100%.
5) Meningkatnya pelayanan pengobatan dan perawatan, dengan
indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya pelayanan kesehatan rawat jalan.
b. Meningkatnya pelayanan kesehatan rawat inap.
6) Meningkatnya pelayanan kesehatan jiwa, dengan indikator
sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya pelayanan kesehatan gangguan jiwa di sarana
pelayanan kesehatan umum.
7) Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja, dengan indikator
sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal.
8) Meningkatnya pelayanan kesehatan usia lanjut, dengan
indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia
lanjut.
9) Meningkatnya pemantauan pertumbuhan balita, dengan indikator
sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya balita yang naik berat badannya ( N/D ).
b. Menurunnya balita bawah garis merah ( BGM ).
10) Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat, dengan
indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya ibu hamil mendapat 90 tablet Fe.
b. Meningkatnya balita mendapat kapsul Vitamin A 2
(dua) kali per tahun.
c. Seluruh bayi BGM dari keluarga miskin diberi makanan
pendamping ASI.
d. Seluruh balita gizi buruk mendapat perawatan kesehatan.
e. Meningkatnya wanita usia subur yang mendapatkan kapsul
yodium.
11) Meningkatnya pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi
dasar dan komprehensif, dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya akses terhadap ketersediaan darah dan komponen
yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus.
b. Meningkatnya ibu hamil resiko tinggi / komplikasi yang ditangani.
c. Meningkatnya neonatal resiko tinggi / komplikasi yang
ditangani.
12) Meningkatnya pelayanan gawat darurat, dengan indikator
sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan
kegawatdaruratan yang dapat diakses masyarakat.
13) Meningkatnya penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan
penanggulangan KLB dan Gizi Buruk, dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya desa/kelurahan yang mengalami KLB ditangani
< dari 24 jam.
b. Meningkatnya kecamatan bebas rawan gizi.
14) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio,
dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Tercapainya penemuan seluruh penderita Acute Flacid
Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk usia < 15 tahun.
15) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit TB Paru,
dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya angka kesembuhan penderita TB Paru BTA positif.
16) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA,
dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Seluruh balita penderita pneumonia mendapat penanganan
pelayanan kesehatan.
17) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit
HIV/AIDS, dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Seluruh darah donor disekrening terhadap HIV/AIDS.
b. Seluruh penderita HIV/AIDS mendapat penanganan pelayanan
kesehatan.
c. Seluruh penderita Infeksi Menular Seksual ( IMS ) diobati.
d. Seluruh lokalisasi mewajibkan penggunaan kondom.
18) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD,
dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Seluruh penderita DBD mendapat penanganan pelayanan
kesehatan.
19) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Diare,
dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Seluruh balita penderita Diare mendapat penanganan pelayanan
kesehatan.
20) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Malaria
, dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Seluruh penderita Malaria mendapat penanganan pelayanan
kesehatan.
21) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Kusta ,
dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya penderita Kusta yang selesai berobat ( RFT Rate
).
22) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Filaria
, dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Seluruh penderita Filaria mendapat penanganan pelayanan
kesehatan.
23) Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Lingkungan, dengan
indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya institusi yang dibina kesehatan lingkungannya.
24) Meningkatnya pelayanan pengendalian vektor, dengan
indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk aedes.
25) Meningkatnya pelayanan hygiene sanitasi tempat- tempat umum
dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
kesehatan.
26) Meningkatnya penyuluhan perilaku sehat, dengan indikator
sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya rumah tangga sehat.
b. Meningkatnya bayi yang mendapat ASI Eksklusif.
c. Meningkatnya desa dengan garam beryodium baik.
d. Meningkatnya posyandu purnama
e. Meningkatnya desa dengan program PHBS
f. Meningkatnya peserta dana sehat / JPKM
sangat membantu saya untuk belajar tentang kesehatan masyarakat, terima kasih
BalasHapusterimakasih materinya pak
BalasHapusterimakasih pak atas materi yang dipaparkan, kita jadi lebih mengetahui awal terbentuknya puskemas dan perbedaan dari masing² tipe nya pada saat itu. kita juga mempelajari teori leavel and clarck. pengertian dan tugas seorang promotor kesehatan sebagai (1).promotor (2). preventif/pencegahan (3).kuratif/pengobatan (4). rehabilitatif/pemulihan.
BalasHapussemoga bermanfaat bagi kita semua, terimakasih Pak sekali lagi 🙏🏻
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDisini saya paham mengenai sejarah perkembangan kesmas
BalasHapusTerima kasih banyak pak saf atas materi yang sudah dijelaskan, saya sangat terbantu oleh materi-materi yang sudah diberikan
BalasHapusTerima kasih banyak pak Saf atas materi yang sudah dijelaskan, sangat membantu😁🙏
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih pak atas materi ya sangat membantu
BalasHapusTerimakasih bapak atas materinya 🙏 yang bisa saya simpulkan dari materi adalah definisi kesehatan masyarakat yaitu Kesatuan unit praktek kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pengembangan dan peningkatan kemampuan hidup sehat bagi pendidikan ( individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ) menggunakan konsep dan ketrampilan dan praktek kesehatan masyarakat ( Freeman ).
BalasHapusTerimakasih atas materinya yang telah diberikan oleh bapak syaf,
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama saya Fadhlurroman Nabil Terimakasih banyak pak atas materinya yang dapat saya pahami masyarakat adalah sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat
BalasHapusTerimakasih pak, materi yang dipaparkan sangat bermanfaat, dengan begitu saya jadi mengetahui mengenai konsep kesehatan masyarakat mulai dari sejarah kesehatan masyarakat, tujuan kesehatan masyarakat, ruang lingkup kesehatan masyarakat yang meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, faktor yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat dan lainnya.
BalasHapusTerimakasih pak, Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua🙏🏻
Terima kasih pak atas materi yang dijelaskan, saya sangat terbantu dengan materi yang sudah diberikan
BalasHapusterimakasi pak, saya dapat paham atas konsep kesehatan masyarakat,definisi, pelayanan,dll
BalasHapusterima kasih pak, sangat bermanfaat materinya. sukses selalu!
BalasHapusTerimakasih pak, materinya sangat membantu saya dalam menjalani perkuliahan. Sukses selalu!
BalasHapusTerimakasih pak atas perhatiannya untuk hari ini,🙏🏻 dari penjelasannya saya jadi mengetahui konsep kesehatan masyarakat, sejarah kesehatan masyarakat, periode kesehatan masyarakat, tujuan dari kegiatan kesehatan masyarakat, prinsip-prinsip kesehatan masyarakat, faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, dan lain sebagainya
BalasHapusterima kasih pak materinya sangat bagus dan mudah dimengerti🙏🏻
BalasHapusterimakasih pak atas materinya, bagus, mudah di pahami dan bermanfaat
BalasHapusTerimakasih banyak pak atas materi kesehatan masyarakat. materi yang dipaparkan sangat lengkap yaitu : sejarah kesehatan masyarakat, tujuan kesehatan masyarakat, ruang lingkup, faktor yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
BalasHapusterimakasih pak safrudin atas penjelasan materi yang telah diberikan, sangat lengkap dan terperinci. mulai dari penjelasan sejarah perkembangan kesma, periode - periode kesmas, tingkat pencegahan, konsep sehat sakit penyakit dan masih banyak lagi lainnya.
BalasHapusTerimakasih banyak pak atas materi yang telah diberikan, sangat menambah pengetahuan saya dan mudah dimengerti
BalasHapusTerima kasih pak atas materi Kesehatan Masyarakat. Materinya cukup jelas dan mudah dipahami.
BalasHapusterimakasih pak atas materinya,sangat bermanfaat,dari materi tersebut saya menjadi tau sejarah kesehatan masyarakat,periode-periode perkembangan kesmas,perkembangan kesmas di indonesia,tujuan peyelenggaraan posyandu,prinsip” kesmas,konsep sehat sakit dll.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusterimakasih banyak pak atas pemberian materinya, sangat membantu untuk saya mempelajari tentang konsep kesehatan masyarakat. yang dimana materi ini sangat lengkap berisi sejarah awal kesmas, periode-periode perkembangan kesmas, defisini, tujuan, ruang lingkup, prinsip, kegiatannya, tingkat pencegahannya, aspek sosial, faktor, sasaran.
BalasHapusterimakasih pak atas materinya,sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan saya mengenai sejarah kesehatan masyarakat,periode-periode perkembangan kesmas,perkembangan kesmas di indonesia,tujuan peyelenggaraan posyandu,prinsip” kesmas, serta konsep sehat sakit
BalasHapusTerimakasih pak materinya dari materi tersebut saya menjadi tau
BalasHapusSejarah kesehatan masyarakat,
Periode-periode perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat dikelompokkan dalam 2 periode:
I. Periode sebelum ilmu pengetahuan
II. Periode ilmu pengetahuan
lalu, definisi kesehatan masyarakat, tujuan kesmas, ruang lingkup, prinsip-prinsip kesmas, konsep sehat sakit
Terimakasih Pak atas materinya karena ini saya jadi mengetahui apa itu kesehatan masyarakat
BalasHapusTerimakasih banyak pak atas materi yang telah diberikan, saya sangat terbantu oleh materi-materi yang sudah diberikan dan mudah dimengerti
BalasHapusTerimakasih banyak pak,atas materi yang telah diberikan,saya sangat terbantu oleh materi-materi yang sudah diberikan dan mudah dimengerti
BalasHapusTerimakasih pak atas materinya sangat bagus dan menambah wawasan🙏🏻
BalasHapusterima kasih banyak pak atas materi konsep kesehatan masyarakat yang meliputi atas sejarah kesehatan masyarakat, periode-periode perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia, definisi mengenai kesehatan masyarakat, tujuan, prinsip-prinsip, pokok-pokok kegiatan, tingkat pencegahan penyakit serta masih banyak lagi materi yang membantu mahasiswa untuk mempelajari konsep kesehatan masyarakat.
BalasHapus