VARIABEL PENELITIAN
1. PENGERTIAN VARIABEL
Istilah variabel dapat diartikan bermacam – macam. Dalam tulisan ini variable diartikan
Istilah variabel dapat diartikan bermacam – macam. Dalam tulisan ini variable diartikan
dengan
variabel penelitian. Jadi variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk sebagai segala
sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan
variabeL penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
akan diteliti.
Kalau ada pertanyaan tentang apa
yang akan di teliti, maka jawabannya berkenaan dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat didefiisikan sebagai
atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan
yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady,1981).
Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Menurut Y.W Best yang disebut
variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik
yang oleh peneliti dimanupulasikan, dikontrol atau dioservasi dalam suatu
penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan Tinggii Depdikbud menjelaskan bahwa
yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa
variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang kan diteliti.
Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian
ditentikan oleh landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian.
Karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel
penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek
pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin
sederhana sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang
makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya.
2. KLASIFIKASI VARIABEL
Variabel-variabel yang telah diidentifikasikan perlu
diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian.
Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambilan data apa yang
akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan.
Berkaitan dengan proses kuantifikasi data biasa digolongkan
menjadi 4 jenis yaitu (a). Data Nominal, (b). Data Ordinal, (c). Data Interval
dan, (d). Data ratio. Demikianlah pula variabel, kalau dilihat
dari segi ini biasa dibedakan dengan cara yang sama
1. Variabel Nominal, yaitu variabel
yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan; variabel ini bersifat
diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu
dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis
pekerjaan
2. Variabel Ordinal, yaitu variabel
yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi
biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya di
beri angka 3 dan seterusnya. (ranking)
3. Variabel Interval, yaitu variabel
yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasaumsikan
terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh: variabel interval
misalnya prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program dinyatakan dalam
skor, penghasilan dan sebagainya.
4. Variabel ratio, adalah
variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. (Drs. Sumadi
Suryabrata .Metologi Penelitian. hal. 26-27)
Menurut Fungsinya variabel dapat dibedakan :
a).
Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul
ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas.
Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel
lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel
terpengaruhi.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output,
Kriteria, Konsekuen. Atau dalam bahasa Indonesia sering disebut Variabel
terikat. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel dependen
disebut variabel Indogen.*
b).
Variabel Bebas ( Independent Variabel)
Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang
oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya
dengan fenomena yang diobservasi.
Karena fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab
berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap
variabel lain.
Variabel ini juga sering disebut sebgai variabel Stimulus,
Prediktor, antecendent. Dalam SEM(Structural Equation Modeling)
variabel independen disebut variabel eksogen.
c).
Variabel Intervening
Variabel intervenig adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen
menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel
independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi
menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat
menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.
d).
Variabel Moderator
Dalam mengidentifikasi variabel moderator dimaksud adalah
variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta
meperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.
e).
Variabel kendali
Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai
variabel mederator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel
lain terutama berkaitan dengan variabel moderator jadi juga seperti
variabel moderator dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel
tergantung
f).
Variabel Rambang
Berlainan dengan variabel bebas, yaitu fungsinya sangat
diperhatikan dalam penelitian. Variabel rambang yaitu variabel yang fungsinya
dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel
bebas maupun tergantung. (Drs.Colid Narbuko,Drs.H Abu Achmadi.2004.Metode
Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara Hal.119-120)
3. MERUMUSKAN DEFINISI OPERASIONAL
VARIABEL-VARIABEL
Setelah variabel – variabel diidetifikasikan dan
diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara
operasional. Penyusunan Definisi operasional ini perlu, karena definisi
operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok digunakan.
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas
sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapa diamati (diobservasi). Konsep
dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu
membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang
serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali
oleh orang lain.
Cara menyusun definisi operasional dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam, yaitu
1). Definisi Pola I, yaitu disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan
(operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi.
Contoh :
- Frustasi adalah keadaan yang timbul sebgai akibat
tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai.
- Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah
dia tidak makan selama 24 jam
- Garam Dapur adalah hasil kombinasi kimiawi antara natrium
dan Clorida.
Definisi Pola I ini, yang menekankan Operasi atau manipulasi
apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang
didefinisikan, terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas.
2). Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar
bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi. Contoh :
- Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam
memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan.
- Orang Lapar adalah orang yang mulai menyantap makanan
kurang dari satu menit setelah makanan dihidangkan, dan menghabiskannya
dalam waktu kurang dari 10 menit.
3). Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat
berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknnya. Contoh
:
- Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa yang
mempunyai ingatan baik, mempunyai perbendaharaan kata luas, mempunyai
kemampuan berpikir baik, mempunyai kemampuan berhitung baik.
- Ekstraversi adalah kecenderungan lebih
suka ada dalam kelompok daripada seorang diri.
Seringkali dalam membuat definisi operasional pola III ini
peneliti menunjuk kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya.
Setelah definisi operasional variabel-variabel peneliitian
selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah
dioperasionalkan. Jadi peneliti telah menyusun prediksi tentang kaitan
berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional, dan siap diuji melalui
data empiris. (Drs. Sumadi Suryabrata .Metologi Penelitian. hal. 30-31)
4. MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR
VARIABEL
Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian
ilmiah adalah mencari hubungan antara berbagai variabel. Hubungan
yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas dan variabel
terikat ( Independent variabel dengan dengan dependent variabel).
a.
Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris
apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel
lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris :
1). Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang
sama.
2). Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang
sama.
3). Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional,
dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
4). Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
b.
Hubungan Timbal Balik
Hubungan
timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan
akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik
bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi
sebab dan variabel yang menjadi akibat.
c.
Hubungan Asimetris (tidak simetri)
Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya.
Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :
1). Hubungan antara stimulus dan respons.
Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim
dipergunakan oleh para ahli.
2). Hubungan antara disposisi dan respons.
Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam
situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya,
sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
3). Hubungan antara diri indiviidu dan
disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di sini adalah sifat individu
yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
4). Hubungan antara prekondisi yang perlu
dengan akibat tertentu.
5). Hubungan Imanen antara dua variabel.
6). Hubungan antara tujuan (ends)
dan cara (means)
5. PENGUKURAN VARIABEL
Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian, karena
dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungkan konsep yang abstrak dengan
realitas.
Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti
harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran
yang tepat akan memberikan kepada penelii untuk merumuskan lebih tepat dan
lebih cermat konsep penelitiannya. Proses pengukuran mengandung 4 kegiatan
pokok sebagai berikut :
a). Menentukan indikator untuk dimensi – dimensi variabel
penelitian.
b). Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini
dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya.
c). Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran,
Apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau ratio dan
d). Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai
kriteria alat pengukuran yang baik.. Alat pengukur yang baik, apabila alat
pengukur itu dapat mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu
dalam pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan
indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur intelegensi harus
mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen tersebut.
6. VARIABEL ANTARA
Salah satu asumsi dasar di dalam ilmu pengetahuan adalah, bahwa
gejala sesuatu harus ada sebab-musahabnya dan tidak begitu saja terjadi dengan
sendirinya. Setiap fenomena dipengaruhi oleh serangkaian sebab-musahab. Oleh
karena itu setiap kali kita menentukan sebab dari suatu fenomena, selalu akan
timbul pertanyaan, apakah sebab yang lainnya? Apakah sebab yang pertama
berpengaruh langsung pada fenomena tersebut, ataukah tidak langsung dan melalui
sebab yang lainnya? Pertanyaan yang terakhir ini mengantar kita ke suatu faktor
penguji yang penting yaitu “Variabel antara”.
Untuk mengatur rangkaian sebab-musabab suatu fenomena, tentu
saja lewat pengamatan serta akan sehatlah disamping teori-teori yang menjadi
pedoman. Namun di dalam rangkaian sebab akibat itu, suatu variabel akan disebut
“Variabel antara” apabila, dengan masuknya variabel tersebut, hubungan
statistika yang mulai nampak antara dua variabel menjadi lemah atau bahkan
lenyap. Hal ini disebabkan karena hubungan semula nampak antara kedua variabel
pokok bukanlah suatu hubungan yang langsung tetapi melalui varibel yang lain.
Keterangan
: Garis putus berarti mungkin berhubungan langsung, mungkin tidak.
7. VARIABEL ANTESENDEN
Variabel Antesenden mempunyai kesamaan dengan variabel
antara, yakni merupakan hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan
kausan antara variabel.
Perbedaannya, “Variabel antara ” menyusup diantara variabel
pok, sedangkan variabel Antesenden mendahului variabel pengaruh
Sebenarnya realita antara dua variabel sebenarnya merupakan
penggalan dari sebuah jalinan sebab akibat yang cukup panjang. Oleh karena itu
setiap usaha untuk mencari jalinan yang lebih jauh, seperti halnya dengan
variabel antesenden – akan memperkaya pengertian kita tentang fenomena yang
sedang diteliti.
Untuk dapat diterima sebagai variabel antesenden
syarat-syaratnya sebagai berikut :
1. ketika variabel harus saling
berhubungan : variabel antesenden dan variabel pengaruh, variebel antesenden
dan variabel terpengaruh, variabel pengaruh dan variabel terpengaruh.
2. Apabila variabel antesenden
dikontrol, hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak
lengkap. Dengan kata lain : variabel antesenden tidak mempengaruhi hubungan
antara kedua variabel pokok.
3. Apabila pengaruh dikontrol, hubungan
antara variabel antesenden dan variabel terpengaruh harus lengkap. (Drs.Colid
Narbuko,Drs.H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Hal.131-134)
KESIMPULAN
variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan penelitian. Variabel penelitian ditentukan oleh Landasan
Teorinya dan ditegaskam oleh Hipotesis penelitiannya.
Menurut datanya, variabel penelitian dapat dibedakan : a.
variabel Nominal, b. Variabel Ordinal, c. Variabel Interval d. Variabel ratio.
Sedangkan menurut fungsinya variabel penenelitian dapat
dibedakan menjadi : Variabel tergantung, variabel bebas, variabel intervening,
variabel moderator , variabel kendali dan variabel rambang.
Macam-macam hubungan variabel : Simetri,
DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata, S. 2005. Metodologi Penelitian.
Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Narbuko,C., Achmadi, A,H. 2004 . Metodologi Penelitian.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan
kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: AlfaBeta
Anonim, 1981. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.