PANDANGAN DAN NILAI MASYARAKAT
TERHADAP INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
A.
Pertumbuhan
Individu, Keluarga dan Masyarakat
1. Pengertian
Individu, Keluarga dan Masyarakat
a. Individu
Individu sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga
aspek yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dalam
perkembangannya menjadi ‘manusia’, sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko,
individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi inilah
yang membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya tersebut. Individu
berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu
menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan
seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan
berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan
sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang yang memiliki peranan khas
di dalam lingkungan sosialnya dan
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Ada
3 kemungkinan tingkah laku menurut pola pribadin individu yaitu: pertama menyimpang dari norma
kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan
ketiga memengaruhi masyarakat.
Individu tidak akan jelas
identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang
keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk
membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai
dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu
berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk
menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya
pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan
pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pengaruh lingkungan masyarakat
terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah
besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi
masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya
dengan manusia.
b. Keluarga
Menurut Departemen
Kesehatan RI ( 1988 )Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.Keluarga
adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang
tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang
yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
Keluarga berasal dari bahasa
Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok
kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari ayah, ibu,
dan anak-anak mereka.
Pengertian keluarga menurut para
ahli :
1. Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.(Menurut Departemen Kesehatan RI 1998).
2. Kumpulan
beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa
berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak
bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing
anggotanya. (Ki Hajar Dewantara).
3. Keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.(Menurut Salvicion dan Ara
Celis).
Dari
pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :
v Unit
terkecil dari masyarakat
v Terdiri
atas 2 orang atau lebih
v Adanya
ikatan perkawinan atau pertalian darah
v Hidup
dalam satu rumah tangga
v Di
bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
v Berinteraksi
diantara sesama anggota keluarga
v Setiap
anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
v Diciptakan,
mempertahankan suatu kebudayaan
c. Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan
kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar
kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok
manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Masyarakat
adalah suatu istilah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris
dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti
“kawan” istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu
Syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”.
Peter L Berger, seorang ahlisosiologi memberikan definisi masyarakat
sebagai beriktu : “ masyarakat merupakan suatu keseluruhan komplkes hubungan
manusia yang luas sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan
bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusiayang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam psikologi
sosial masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam suatu kebersamaan
hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif, yang menunjukkan keteraturan
tingkah laku warganya guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masing-masing.Menilikkenyataan dilapangan, suatu masyarakat bias berupa suatu
suku bangsa, bisa juga berlatar belakang dari berbagai suku.
Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan
dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola
interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.
Berikut dibawah ini adalah beberapa
pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi :
1. Menurut
Munandar Soelaeman masyarakat merupakan kesatuan sosial yang mempunyai
ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa
seperti adanya ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat,
dsb.
2. Menurut
Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut
Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi
yang merupakan anggotanya.
4. Menurut
Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat
adalah :
v Kumpulan
sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan
bersama
v Kesatuan
sosial yang mempunyai hubungan erat
v Kumpulan
individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup
lama.
I. Pertumbuhan
A. Pengertian
Pertumbuhan
Walaupun banyak perbedaan pendapat
diantara kalangan para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah
“Perubahan yang menunjukan suatu peningkatan disebabkan pengaruh dari dalam
maupun dari luar” (M. Arifin Hakim, 2001 : 30-31).
Pertumbuhan itu dilihat dari
berbagai aspek bisa bernilai positif dan bisa bernilai negatif, di Negara kita
bila dilihat dari segi aspek kemasyarakatn semakin tinggi tingkat pertumbuhan
penduduk maka tingkat kemiskinan akan semakin bertambah. Namun bila sumber daya
manusia dengan Skill individunya semakin meningkat, maka taraf ekonomi akan
semakin naik.
B. Faktor
yang mempengaruhi Pertumbuhan
Dalam membahas pertumbuhan ini,
banyak bermacam – macam aliran mengeluarkan pendapat namun pada garis besarnya
dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
a) Pendirian
Nativistik (Arthur Shopen Hamer)
Para ahli dari golongan ini
berpendapat bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu hanya dipengaruhi oleh
faktor – faktor yang dibawanya sejak lahir.
Mereka membuat persamaan antara
anak dengan orang tuanya, sebagai contoh bila orang tua memiliki keahlian
dibidang melukis maka kemungkinan besar anak tersebut akan mengikuti jejak
orang tuanya sebagai pelukis.
b) Pendirian
Empiristik dan Environmentalistik (Jhon Locke)
Pendirian ini sangat bertolak
belakang dengan pendapat nativistik, para ahlinya berpendapat bahwa pertumbuhan
individu semata – mata tergantung pada lingkungan sedang watak dasar tidak
berperan sama sekali.
c) Pendirian
konvergensi dan interaksionisme (W. Stern)
Kebanyakan para ahli mengikuti
paham ini yaitu paham yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan
lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Jika bakat dan dasar tidak
diserasikan dengan lingkungan maka pertumbuhan individu akan mengalami
pergeseran, sebagai contoh : anak yang lahir dan tumbuh dilingkungan masyarakat
akan berbeda dengan anak yang lahir dan tumbuh di hutan.
II. Tahap
– tahap Pertumbuhan Individu
Berdasarkan psikologi, pertumbuhan
individu sejak lahir sampai masa dewasa melalui beberapa fase :
a)
Masa Vital (± 0 – 2
tahun)
Pada masa
vital ini individu menggunakan fungsi biologis dalam menemukan berbagai hal
dalam dunianya, seorang anak yang masih berusia sekita satu setengah tahun akan
memasukan apa yang ditemuinya kedalam mulut, penyebabnya karena pada waktu itu
mulutlah sebagai alat ekplorasi dan belajar.
b)
Masa Estetik (± 2 – 7
tahun)
Pada masa ini pada umumnya anak-anak sering berbuat
kenakalan, penyebabnya karena pada waktu itu anak-anak baru menemukan dirinya.
Bahwa dia sebenarnya adalah seorang subjek yang memiliki hak untuk menginginkan
sesuatu serta menolaknya. Karena jarang menemukan kenyataan tersebut maka
anak-anak seakan ingin mendapatkan pengalaman sebagai subjek yang bebas
menentukan keinginannya.
c)
Masa Intelektual (± 7 –
14 tahun)
Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama,
maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif, sehingga
menjadi matang untuk dididik.
Ada beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini :
1. Adanya
korelasi Positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.
2. Sikap
tunduk kepada peraturan-peraturan.
3. Adanya
kecendrungan memuji diri sendiri.
4. Jika tidak bisa menyelesaikan sesuatu soal
maka soal tersebut dianggap tidak penting.
5. Senang
membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
6. Adanya
minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit.
7. Amat
realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
8. Gemar
membentuk kelompok sebaya.
d)
Masa Remaja (± 14 – 21
tahun)
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik
perhatian masyarakat, karena mempunyai sifat-sifat khas yang menentukan dalam
kehidupan masyarakatnya diwaktu dewasa. Manusia dewasa harus hidup dalam kultur
dan harus dapat menempatkan dirinya diantara nilai – nilai kultur tersebut.
e)
Masa Usia Mahasiswa/
dewasa
Pada masa mahasiswa banyak peristiwa-peristiwa yang
harus diperhatikan karena pada masa ini adalah masa pemantapan diri serta masa
untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan dan kemampuan-kemampuan yang
digunakan untuk merealisasikan dirinya.
2.1
Ciri
Masyarakat
Pengertian masyarakat
secara umum dapat diartikan sebagai salah satu kumpulan kelompopk manusia yang
hidup salingberorganisasi, berbincang, bekerja sama dalam mengatur
kerjasecara kolektif, mampu menyatukan pikiran dan tindakan sehingga
terjalinnya hubungan antara satu sama lain yang melahirkan sebuah
sistem yang dinamakan sebagai kebudayaan.
Menurut Roucek
dan Warren (1979). Masyarakat adalah sebagai suatu kumpulan manusia
yang berhubungan secara tetap dan tersusun dalam menjalankan aktifitas secara
kolektif dan merasakan bahwa mereka adalah hidup bersama.
Masyarakat memiliki 6
ciri utama, yaitu sebagai berikut:
1.
Berkelompok
2.
Berbudaya
3.
Mengalami perubahan
4.
Berinteraksi
5.
Mempunyai kepemimpinan
6.
Mempunyai aturan social
2.2
Unsur
– unsur Masyarakat
Menurut WJs. Poerwodarmato
masyarakat adalah pergaulan hidup manusia dalam suatu tempat dengan ikatan
ikatan dan aturan tertentu. Sedangkan menurut linton, masyarakat itu timbul
dari setiap kumpulan individu individu yang telah cukup lama hidup dan bekerja
sama. Dalam wakatu yang lama itu kelompok manusia yang belum terorganisasi
mengalami proses fundamental yaitu adaptasi dan organisasi dari tingkah laku dari anggota anggota.
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat
adalah kelompok manusia yang telah lama bertempat tinggal disuatau daerah
tertentu dan mempunyai aturan yang mengatur tata hidup mereka untuk menuju
kepeda tujuan yang sama.
Unsur Unsur Terbentuknya Masyarakat :
1. Harus
ada kelompok (perkumpulan) manusia dan harus bayak jumlahnya dan bukan
mengumpulkan binatang.
2. Telah berjalan dalam waktu yang lama dan
bertempat tinggal dalam daerah tertentu.
3. Adanya aturan (undang undang) yang mengatur
mereka bersama
2.3
Hubungan
Individu, Keluarga dan Masyarakat
Individu barulah dikatakan sebagai
individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada
suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Satuan-satuan lingkungan
sosial yang mengelilingi individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas dan
masyarakat.
1.
Hubungan individu
dengan keluarga
Individu memiliki hubungan yang erat dengan
keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik.
Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada
keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada
akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
2.
Hubungan individu
dengan lembaga
Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang
secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan
keuntungan bagi mereka. Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi
dengan lembaga yang ada disekelilingnya. Lingkungan pekerjaan dapat membentuk
individu dalam membentuk kepribadian. Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan
dapat berperan sebagai direktur, ketua dan sebagainya. Jika individu bekerja,
ia akan dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.
3.
Hubungan individu
dengan komunitas
Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan
hidup sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki
kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian tata kehidupan
bersama. Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling
berhubungan secara independen.
4.
Hubungan individu
dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terletak
dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan
manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak
masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak
individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan
keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih
mengutamakan hak masyarakat.