Senin, 21 September 2015

PANDANGAN DAN NILAI MASYARAKAT TERHADAP INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

PANDANGAN DAN NILAI MASYARAKAT
TERHADAP INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

A.           Pertumbuhan Individu, Keluarga dan Masyarakat
1.    Pengertian Individu, Keluarga dan Masyarakat
a.    Individu
Individu sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dalam perkembangannya menjadi ‘manusia’, sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko, individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi inilah yang membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya tersebut. Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang yang memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya dan mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.   Ada 3 kemungkinan tingkah laku menurut pola pribadin individu yaitu: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.

b.    Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI ( 1988 )Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.

Pengertian keluarga menurut para ahli :
1.      Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Menurut Departemen Kesehatan RI 1998).
2.      Kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya. (Ki Hajar Dewantara).
3.      Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.(Menurut Salvicion dan Ara Celis).

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :
v  Unit terkecil dari masyarakat
v  Terdiri atas 2 orang atau lebih
v  Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
v  Hidup dalam satu rumah tangga
v  Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
v  Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
v  Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
v  Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

c.    Masyarakat
  Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Masyarakat adalah suatu istilah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti “kawan” istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”.
Peter L Berger, seorang ahlisosiologi memberikan definisi masyarakat sebagai beriktu : “ masyarakat merupakan suatu keseluruhan komplkes hubungan manusia yang luas sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusiayang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam psikologi sosial masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif, yang menunjukkan keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing.Menilikkenyataan dilapangan, suatu masyarakat bias berupa suatu suku bangsa, bisa juga berlatar belakang dari berbagai suku.
Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.

Berikut dibawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi :
1.      Menurut Munandar Soelaeman masyarakat merupakan kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dsb.
2.      Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3.      Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4.      Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat adalah :
v  Kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan bersama
v  Kesatuan sosial yang mempunyai hubungan erat
v  Kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup lama.

                   I.     Pertumbuhan
A.  Pengertian Pertumbuhan
Walaupun banyak perbedaan pendapat diantara kalangan para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah “Perubahan yang menunjukan suatu peningkatan disebabkan pengaruh dari dalam maupun dari luar” (M. Arifin Hakim, 2001 : 30-31).
Pertumbuhan itu dilihat dari berbagai aspek bisa bernilai positif dan bisa bernilai negatif, di Negara kita bila dilihat dari segi aspek kemasyarakatn semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk maka tingkat kemiskinan akan semakin bertambah. Namun bila sumber daya manusia dengan Skill individunya semakin meningkat, maka taraf ekonomi akan semakin naik.

B.  Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan
Dalam membahas pertumbuhan ini, banyak bermacam – macam aliran mengeluarkan pendapat namun pada garis besarnya dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
a)    Pendirian Nativistik (Arthur Shopen Hamer)
Para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu hanya dipengaruhi oleh faktor – faktor yang dibawanya sejak lahir.
Mereka membuat persamaan antara anak dengan orang tuanya, sebagai contoh bila orang tua memiliki keahlian dibidang melukis maka kemungkinan besar anak tersebut akan mengikuti jejak orang tuanya sebagai pelukis.
b)   Pendirian Empiristik dan Environmentalistik (Jhon Locke)
Pendirian ini sangat bertolak belakang dengan pendapat nativistik, para ahlinya berpendapat bahwa pertumbuhan individu semata – mata tergantung pada lingkungan sedang watak dasar tidak berperan sama sekali.
c)    Pendirian konvergensi dan interaksionisme (W. Stern)
Kebanyakan para ahli mengikuti paham ini yaitu paham yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Jika bakat dan dasar tidak diserasikan dengan lingkungan maka pertumbuhan individu akan mengalami pergeseran, sebagai contoh : anak yang lahir dan tumbuh dilingkungan masyarakat akan berbeda dengan anak yang lahir dan tumbuh di hutan.

                II.     Tahap – tahap Pertumbuhan Individu
Berdasarkan psikologi, pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa melalui beberapa fase :
a)             Masa Vital (± 0 – 2 tahun)
Pada  masa vital ini individu menggunakan fungsi biologis dalam menemukan berbagai hal dalam dunianya, seorang anak yang masih berusia sekita satu setengah tahun akan memasukan apa yang ditemuinya kedalam mulut, penyebabnya karena pada waktu itu mulutlah sebagai alat ekplorasi dan belajar.
b)             Masa Estetik (± 2 – 7 tahun)
Pada masa ini pada umumnya anak-anak sering berbuat kenakalan, penyebabnya karena pada waktu itu anak-anak baru menemukan dirinya. Bahwa dia sebenarnya adalah seorang subjek yang memiliki hak untuk menginginkan sesuatu serta menolaknya. Karena jarang menemukan kenyataan tersebut maka anak-anak seakan ingin mendapatkan pengalaman sebagai subjek yang bebas menentukan keinginannya.
c)                  Masa Intelektual (± 7 – 14 tahun)
Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif, sehingga menjadi matang untuk dididik.
Ada beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini :
1.      Adanya korelasi Positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.
2.      Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan.
3.      Adanya kecendrungan memuji diri sendiri.
4.       Jika tidak bisa menyelesaikan sesuatu soal maka soal tersebut dianggap tidak penting.
5.      Senang membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
6.      Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit.
7.      Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
8.      Gemar membentuk kelompok sebaya.
d)                 Masa Remaja (± 14 – 21 tahun)
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian masyarakat, karena mempunyai sifat-sifat khas yang menentukan dalam kehidupan masyarakatnya diwaktu dewasa. Manusia dewasa harus hidup dalam kultur dan harus dapat menempatkan dirinya diantara nilai – nilai kultur tersebut.
e)                  Masa Usia Mahasiswa/ dewasa
Pada masa mahasiswa banyak peristiwa-peristiwa yang harus diperhatikan karena pada masa ini adalah masa pemantapan diri serta masa untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan dan kemampuan-kemampuan yang digunakan untuk merealisasikan dirinya.


2.1         Ciri Masyarakat
Pengertian masyarakat secara umum dapat diartikan sebagai salah satu kumpulan kelompopk manusia yang hidup salingberorganisasi, berbincang, bekerja sama dalam  mengatur kerjasecara kolektif, mampu menyatukan pikiran dan tindakan sehingga terjalinnya  hubungan antara satu sama lain yang melahirkan sebuah sistem yang dinamakan sebagai kebudayaan.
Menurut Roucek dan Warren (1979). Masyarakat adalah sebagai suatu kumpulan manusia yang berhubungan secara tetap dan tersusun dalam menjalankan aktifitas secara kolektif dan merasakan bahwa mereka adalah hidup bersama.
Masyarakat memiliki 6 ciri utama, yaitu sebagai berikut:
1.      Berkelompok
2.      Berbudaya
3.      Mengalami perubahan
4.      Berinteraksi
5.      Mempunyai kepemimpinan
6.      Mempunyai aturan social

2.2         Unsur – unsur Masyarakat
Menurut WJs. Poerwodarmato masyarakat adalah pergaulan hidup manusia dalam suatu tempat dengan ikatan ikatan dan aturan tertentu. Sedangkan menurut linton, masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu individu yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama. Dalam wakatu yang lama itu kelompok manusia yang belum terorganisasi mengalami proses fundamental yaitu adaptasi dan organisasi dari  tingkah laku dari anggota anggota.
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang telah lama bertempat tinggal disuatau daerah tertentu dan mempunyai aturan yang mengatur tata hidup mereka untuk menuju kepeda tujuan yang sama.

Unsur Unsur Terbentuknya Masyarakat :
1.      Harus ada kelompok (perkumpulan) manusia dan harus bayak jumlahnya dan bukan mengumpulkan binatang.
2.       Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam daerah tertentu.
3.       Adanya aturan (undang undang) yang mengatur mereka bersama

2.3         Hubungan Individu, Keluarga dan Masyarakat
Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.
1.        Hubungan individu dengan keluarga
Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
2.        Hubungan individu dengan lembaga
Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka. Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya. Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian. Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.
3.        Hubungan individu dengan komunitas
Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama. Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara independen.
4.        Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.