Jumat, 12 Desember 2014

VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL PENELITIAN

1. PENGERTIAN VARIABEL
Istilah variabel dapat diartikan bermacam – macam. Dalam tulisan ini variable diartikan
dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabeL penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang akan di teliti, maka jawabannya berkenaan dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat didefiisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady,1981). Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Menurut Y.W Best yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti  dimanupulasikan, dikontrol atau dioservasi dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan Tinggii Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang kan diteliti.
Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentikan oleh landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya.
2. KLASIFIKASI VARIABEL
Variabel-variabel yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambilan data apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan.
Berkaitan dengan proses kuantifikasi data biasa digolongkan menjadi 4 jenis yaitu (a). Data Nominal, (b). Data Ordinal, (c). Data Interval dan, (d). Data ratio.  Demikianlah pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan dengan cara yang sama
1.      Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan; variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan
2.      Variabel Ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3 dan seterusnya. (ranking)
3.      Variabel Interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasaumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang  sama. Contoh: variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan dan sebagainya.
4.      Variabel ratio,  adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. (Drs. Sumadi Suryabrata .Metologi Penelitian. hal. 26-27)
 Menurut Fungsinya variabel dapat dibedakan :
a).           Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas.
Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, Kriteria, Konsekuen. Atau dalam bahasa Indonesia sering disebut Variabel terikat. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel dependen disebut variabel Indogen.*
b).           Variabel Bebas ( Independent Variabel)
Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi  dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.
Karena fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.
Variabel ini juga sering disebut sebgai variabel  Stimulus, Prediktor, antecendent. Dalam SEM(Structural Equation Modeling) variabel independen disebut variabel eksogen.
c).            Variabel Intervening
Variabel intervenig adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.
d).           Variabel Moderator
Dalam mengidentifikasi variabel moderator dimaksud adalah variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta meperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.
e).            Variabel kendali
Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan variabel  moderator jadi juga  seperti variabel moderator dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung
f).              Variabel Rambang
Berlainan dengan variabel bebas, yaitu fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian. Variabel rambang yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung. (Drs.Colid Narbuko,Drs.H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara Hal.119-120)
3. MERUMUSKAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL-VARIABEL
Setelah variabel – variabel diidetifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan Definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok digunakan.
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapa diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Cara menyusun definisi operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
1). Definisi Pola I, yaitu disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi. Contoh :
- Frustasi adalah keadaan yang timbul sebgai akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai.
- Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah dia tidak makan selama 24  jam
- Garam Dapur adalah hasil kombinasi kimiawi antara natrium dan Clorida.
Definisi Pola I ini, yang menekankan Operasi atau manipulasi apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas.
2). Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi. Contoh :
- Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan.
- Orang Lapar adalah orang yang mulai menyantap makanan kurang dari satu menit setelah makanan  dihidangkan, dan menghabiskannya dalam  waktu kurang dari 10 menit.
3). Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknnya. Contoh :
- Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa  yang mempunyai ingatan baik, mempunyai perbendaharaan kata  luas, mempunyai kemampuan berpikir  baik, mempunyai kemampuan berhitung baik.
-   Ekstraversi adalah  kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok daripada seorang diri.
Seringkali dalam membuat definisi operasional pola III ini peneliti menunjuk kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya.
Setelah definisi operasional variabel-variabel peneliitian selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi peneliti  telah menyusun prediksi tentang kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional, dan siap diuji melalui data empiris. (Drs. Sumadi Suryabrata .Metologi Penelitian. hal. 30-31)
4. MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari  hubungan antara berbagai variabel.  Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas  dan variabel terikat ( Independent variabel dengan dengan dependent variabel).
a.      Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris :
1). Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
2). Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.
3). Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
4). Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
b.      Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan  variabel yang menjadi sebab dan variabel  yang menjadi akibat.

c.      Hubungan Asimetris (tidak simetri)
Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :
1).    Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
2).    Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
3).    Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di  sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
4).    Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
5).    Hubungan Imanen antara dua variabel.
6).    Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
5. PENGUKURAN VARIABEL
Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungkan konsep yang abstrak dengan realitas.
Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada penelii untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses pengukuran mengandung 4 kegiatan pokok sebagai berikut :
a). Menentukan indikator untuk dimensi – dimensi variabel penelitian.
b). Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya.
c). Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, Apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau ratio dan
d). Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran yang baik.. Alat pengukur yang baik, apabila alat pengukur itu dapat mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu dalam pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen tersebut.
 6. VARIABEL ANTARA
Salah satu asumsi dasar di dalam ilmu pengetahuan adalah, bahwa gejala sesuatu harus ada sebab-musahabnya dan tidak begitu saja terjadi dengan sendirinya. Setiap fenomena dipengaruhi oleh serangkaian sebab-musahab. Oleh karena itu setiap kali kita menentukan sebab dari suatu fenomena, selalu akan timbul pertanyaan, apakah sebab yang lainnya? Apakah sebab yang pertama berpengaruh langsung pada fenomena tersebut, ataukah tidak langsung dan melalui sebab yang lainnya? Pertanyaan yang terakhir ini mengantar kita ke suatu faktor penguji yang penting yaitu “Variabel antara”.
Untuk mengatur rangkaian sebab-musabab suatu fenomena, tentu saja lewat pengamatan serta akan sehatlah disamping teori-teori yang menjadi pedoman. Namun di dalam rangkaian sebab akibat itu, suatu variabel akan disebut “Variabel antara” apabila, dengan masuknya variabel tersebut, hubungan statistika yang mulai nampak antara dua variabel menjadi lemah atau bahkan lenyap. Hal ini disebabkan karena hubungan semula nampak antara kedua variabel pokok bukanlah suatu hubungan yang langsung tetapi melalui varibel yang lain.
Keterangan : Garis putus berarti mungkin berhubungan langsung, mungkin tidak.
7. VARIABEL ANTESENDEN
Variabel Antesenden mempunyai kesamaan dengan variabel antara, yakni merupakan hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan kausan antara variabel.
Perbedaannya, “Variabel antara ” menyusup diantara variabel pok, sedangkan variabel Antesenden mendahului variabel pengaruh
Sebenarnya realita antara dua variabel sebenarnya merupakan penggalan dari sebuah jalinan sebab akibat yang cukup panjang. Oleh karena itu setiap usaha untuk mencari jalinan yang lebih jauh, seperti halnya dengan variabel antesenden – akan memperkaya pengertian kita tentang fenomena yang sedang diteliti.
Untuk dapat diterima sebagai variabel antesenden syarat-syaratnya sebagai berikut :
1.      ketika variabel harus saling berhubungan : variabel antesenden dan variabel pengaruh, variebel antesenden dan variabel terpengaruh, variabel pengaruh dan variabel terpengaruh.
2.      Apabila variabel antesenden dikontrol, hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak lengkap. Dengan kata lain : variabel antesenden tidak mempengaruhi hubungan antara kedua variabel pokok.
3.     Apabila pengaruh dikontrol, hubungan antara variabel antesenden dan variabel terpengaruh harus lengkap. (Drs.Colid Narbuko,Drs.H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Hal.131-134)
KESIMPULAN
variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel penelitian ditentukan oleh Landasan Teorinya dan ditegaskam oleh Hipotesis penelitiannya.
Menurut datanya, variabel penelitian dapat dibedakan : a. variabel Nominal, b. Variabel Ordinal, c. Variabel Interval d. Variabel ratio.
Sedangkan menurut fungsinya variabel penenelitian dapat dibedakan menjadi : Variabel tergantung, variabel bebas, variabel intervening, variabel moderator , variabel kendali dan variabel rambang.
Macam-macam hubungan variabel : Simetri,

DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata, S. 2005.  Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Narbuko,C., Achmadi, A,H. 2004 . Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: AlfaBeta

Anonim, 1981. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A.    Kerangka  teori
            Teori dapat diartikan sebagai seperangkat konsep dan definisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai fenomena dengan menerangkan hubungan antar variable, dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan fenomena.
teori menjalin hasil pengamatan kedalam suatu pengertian utuh yang memungkinkan ilmuwan membuat pernyataan umum tentang variable – variable dan hubungannya..
PROF.DR.WINARNO
SURAKHMAD “Seseorang ahli ilmu pengetahuan tidak hanya bertujuan menemukan prinsip – prinsip yang terletak di balik fakta. Prinsip Utama yang dicari adalah dalil yaitu Generalisasi atau  kesimpulan yang berlaku umum.
Ada tiga hal pokok yang diungkap dalam definisi teori:
1.      Elemen terdiri atas konstruk, konsep, definisi dan proposisi.
2.      Elemen-elemen teori memberikan gambaran sistimatis mengenai fenomena melalui penentuan hubungan antar variabel.
3.      Tujuan teori adalah untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena alam 
            Dengan di kemukakan teori dalam kerangka teori suatu proposal penelitian, akan sangat membantu peneliti dan orang lain untuk lebih memperjelas sasaran dan tujuan penelitian yang dilakukan. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori –teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan. Menurut kamus bahasa Indonesia Poerwadarminta, teori  adalah pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai sesuatu peristiwa (kejadian), dan asas-asas, hukum-hukum umum yang menjadi dasar sesuatu kesenian atau ilmu pengetahuan; serta pendapat cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.
Peranan kerangka teori dalam penelitian :
·         Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian
·         Membantu peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian
·         Memberikan landasan yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data dan fakta
·         Mendudukan permasalahan penelitian secara logis dan runtut
·         Membantu dalam membangun ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian
·         Memberikan acuan dan menunjukan jalan dalam membangun kerangka pemikiran
·         Memberikan dasar-dasar  konseptual dalam merumuskan definisi operasional
·         Membantu mendudukan secara tepat dan rasional dalam mensitesis dan mengintegrasikan gagasannya
Prosedur penyusunankerangka teori :
·         Melakukan kajian pustaka
·         Melakukan sintesa atau modifikasi antara teori yang satu dengan yang lain
·         Menyusun sendiri kerangka  pemikiran secara  logis, runtut, dan  rasional
Setelah mengemukakan beberapa teori  tentang variable yang diteliti, kemungkinan ada beberapa konsep yang ada dalam teori tersebut. Untuk itu peneliti perlu menjelaskan arti dari konsep yang dipakai oleh peneliti, sebab tiap orang mungkin mempunyai pengertian yang berbeda dengan orang lain dalam mengartikan suatu konsep.
B.     Kerangka Konsep

Kerangka konsep mengekspresikan suatu abstraksi yang terbentuk melalui generalisasi dari pengamatan terhadap fenomena-fenomena.
Konsep merupakan abstraksi dari realitas yang tersusun dengan mengklasifikasikan fenomena (al. berupa obyek, kejadian, atribut atau proses) Misal: prestasi akademik merupakan konsep yang mengekspresikan abstraksi dari kemampuan belajar mahasiswa
Konsep penelitian merupakan hasil dasar pemikiran peneliti yang kemudian dikomunikasikan kepada orang lain “apakah kemampuan berkomunikasi mempunyai pengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa”
Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Dalam kenyataannya, konsep dapat mempunyai tingkat generalisasi yang berbeda. Semakin dekat suatu konsep pada realita, maka semakin mudah pula konsep tersebut diukur dan diartikan.
Misalnya
konsep ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera. Sebaliknya, banyak konsep ilmu – ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat dimengerti. Seperti konsep tentang Tingkah Laku, Kecemasan, Kenakalan Remaja dsb. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian.
Konsep ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera. Sebaliknya, banyak konsep ilmu – ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat dimengerti. Seperti konsep tentang Tingkah Laku, Kecemasan, Kenakalan Remaja dsb. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian.
Konsep adalah Suatu abstraksi yang dibentuk dengan me-generalisasikan suatu pengertian. Oleh karena itu,
konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan ke dalam variable – variable. Dari variable itulah konsep dapat diamati dan diukur.
Contoh: :
Ekonomi Keluarga adalah suatu konsep, untuk dapat mengukur konsep ekonomi keluarga dapat melalui variable Pendapatan atau Pengeluaran keluarga. Status Sosial misalnya, dapat diamati dari variable Pekerjaan dsb.
Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang sesuatu hal atas persoalan yang perlu dirumuskan. Dalam merumuskannya, peneliti harus dapat menjelaskan sesuai dengan maksud peneliti memakai konsep tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus “konsisten” dalam memakainya.
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2002). Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variable-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan.. Konsep – konsep atau variable – variable yang akan diamati berdasarkan contoh tersebut adalah : Pendidikan, Perilaku, Status Ekonomi, Status Sosial, Kualitas Fisik Sarana Air Bersih, Kualitas Air Bersih (VARIABEL BEBAS) dan Kejadian Diare (VARIABEL TERIKAT). Kerangka Konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa factor yang dianggap penting untuk masalah. Sehingga kerangka konsep akan membahas saling ketergantungan antar variable yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal – hal yang diteliti. Penyusunan kerangka konsep akan  membantu kita untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu dan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau diukur melalui variable. Oleh karena itu, dalam menyusun sebuah kerangka konsep , peneliti hendaknya memahami variable konsep yang hendak diukur.
Kerangka Konsep juga berperan untuk mengidentifikasi jaringan hubungan antar variable yang dianggap penting bagi masalah yang sedang diteliti. Dengan demikian, sangatlah penting untuk memahami apa arti variable dan apa saja jenis variable yang ada yang berkaitan dengan konsep dari masalah yang ditelit tersebut.
Contoh
:
Pada penelitian yang berjudul FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI…”.

FAKTOR PREDISPOSISI
·         Pendidikan
·         Pengetahuan

FAKTOR PENDUKUNG
·         Pendapatan Keluarga
·         Ketersediaan Waktu

FAKTOR PENDORONG
·         Sikap Ibu
·         Sikap Petugas Kesehatan
Variabel Dependent
Perilaku Pemberian ASI

Berdasarkan kerangka konsep tersebut, ada 4 (empat) konsep utama, yaitu : Konsep tentang Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung dan Faktor Pendorong terjadinya perilaku serta konsep tentang Perilaku Pemberian ASI. Setiap konsep mempunyai variable sebagai indikasi pengukuran dari konsep itu sendiri.

Pengukuran terhadap Factor Predisposisi dilakukan melalui variable tingkat pendidikan dan pengetahuan. Factor Pendukung diukur dengan vaiabel tingkat pendapatan keluarga dan dan ketersediaan waktu, dan Factor Pendorong diamati melalui variable sikap ibu dan sikap petugas kesehatan. Sedangkan Perilaku Pemberia ASI (sebagai Variabel Dependent) dapat diukur melalui variable Praktek Pemberian ASI/Menyusui. Parameter yang dapat diukur dari contoh judul penelitian tersebut adalah pertanyaan “Apakah para ibu memberikan ASI (menyusui)bayinya atau tidak..?”. Kemudian selanjutnya, apabila memberikan (menyusui) ; “Bagaimanakah Frekuensi dan Caranya..?”.